Ah, 212 sudah meruntuhkan harapan saya pada minimarket dan koperasinya. Padahal, keduanya dibangun dengan solidaritas umat Islam sebagai modal utamanya, bukan dengan pinjaman bank sebagaimana para kapitalis.
Kesalahan yang mestinya tak perlu dilakukan, meski oleh akar rumput yang kontra pemerintahan sekalipun, adalah terus-menerus berhadap-hadapan dengan pemerintahan. Baiklah bila pemerintahan saat ini terus memproduksi sejumlah kebijakan yang merugikan segala sektor kehidupan umat Islam di Indonesia. Namun, apakah hanya sebatas beropini liar dalam melawan zalimnya pemerintahan?