KOTOMONO.CO – Kobessah Kopi Jogja, Di mana lagi kita bisa dapati warung kopi dengan harga murah-fasilitas super premium?
Hari itu, kali pertamanya saya mengunjungi Kobessah Kopi, sebuah kedai kopi yang ada di jalan Anggajaya 2 No. 300, Sanggrahan, Condongcatur, Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta. Saya tak sendirian datang ke kafe. Sengaja saya ajak seorang teman biar ada teman ngobrol saat nongkrong di kafe. Sekalian ada teman di perjalanan juga saat berangkat dan pulang nanti. He heee….
Oh iya, menurut saya, lokasi kafe ini cukup unik. Bagi yang terbiasa pergi ke daerah Condongcatur, pasti sudah tidak asing dengan keberadaan pohon beringin yang biasa dijadikan penunjuk jalan, kan? Nah, dari pohon beringin tersebut, kita hanya perlu bergerak ke arah timur dan berbelok ke kanan saat menemukan pertigaan.
Seperti pengunjung lainnya, setibanya di lokasi, kami segera memilih meja kemudian menghampiri meja kasir. Lantas, seperti pada umumnya kafe, ritual pemesanan menu pun dilakukan di hadapan kasir yang ramah itu. Ah, senyumnya itu lho!
BACA JUGA: Duriand, Cafe Hits Surganya Pecinta Buah Durian yang Lagi Viral di Jogja
Tapi, belum sempat kami memesan, baru buka-buka buku daftar menu, mata kami mendadak terbelalak. Daftar harganya itu lho yang bikin mulut kami membulat tanpa menimbulkan suara. Sejak itulah, keheranan kami sebagai mahasiswa mulai bermunculan satu-satu.
Keheranan #1, Menunya Murah Meriah
“Wah, murah banget ini (kalo untuk nraktir temen 10 orang, beranilah wkwk).”
Menu favorit orang-orang jelas berbeda. Tapi katanya, untuk nastel—nasi telor dan intel—indomie telurnya enak, nggak ada lawan. Saat itu saya memesan nastel sambal bawang harga Rp. 8.000 dan es jeruk manis Rp. 4.000, total harga Rp. 12.000. Teman saya memesan nasi pecel telur harga Rp. 9.000 dan sukop (susu kopi) Rp. 6000, total harga Rp. 15.000. Harga yang nggak bakalan ditemukan di dunia perkafean untuk pesanan makanan dan minuman.
BACA JUGA: Obelix Hills Adalah Spot Sempurna Menikmati Sunset Kekinian dari Atas Bukit di Jogja
Eits, dari harga memang terbilang murah. Tapi nanti dulu… mari kita lihat seberapa porsi nastel yang dibilang enak itu. Ya namanya juga warga +62 yang harus kenyang makan nasi ya. Setelah memesan menu makanan, kami berdua duduk di meja tengah (seringnya disebut meja panggung).
Keheranan #2, Porsi Kenyang
“Pesanan nomor xx nasi telur-sambel bawang, nasi pecel telur, es jerman, dan sukop, ya?” tanya pramusaji saat mengantarkan pesanan ke meja kami.
“Yap, bener mas,” jawab saya.
Begitu makanan dan minuman dihidangkan, dalam hati auto bilang “worth it nih…” lumayan banget porsi nasi besar (untuk porsi cewek, kenyang pasti ya), telur, kubis goreng, sambel bawang, dan kerupuk. Setelah melihat ke-worth it-an harga dan porsinya, sambal bawangnya menjadi pelengkap rasa yang memuaskan lidah.
Keheranan #3, Jargon “Dengan Ngopi, Kita Jadi Saudara”
Setiap kali waiter berlalu lalang, saya melihat kaos bagian belakang yang bertuliskan “Dengan Ngopi, Kita Jadi Saudara”. Lalu, saya coba amati dan renungi. Ya, memang benar. Setiap pengunjung datang untuk menikmati murahnya kopi bonus nongkrong setengah hari. Betapa dengan adanya warkop ini, siapapun yang hendak menyambung silaturahmi begitu terfasilitasi?
Kesan baik tidak berhenti di hari pertama saja. Entah, kesekian kalinya saya dan teman saya kembali nugas di Kobessah Kopi. Lagi-lagi jargon “Dengan Ngopi, Kita Jadi Saudara” menjadi relevan. Suatu kali kami mendapati waiter yang dengan tidak sengaja menumpahkan pesanan makanan. Dari kejauhan, terlihat waiter lain keluar dari dapur dan auto turun tangan ngebantu membereskan tumpahan tanpa terdengar olok-olok saling menyalahkan.
BACA JUGA: Fransis Pizza: Tempat Nguliner Tersembunyi Jogja yang Hanya Buka Dua Hari
Dari banyak keheranan saya tentang murahnya menu, fasilitas, dan baiknya pelayanan, saya juga terheran-heran ketika tahu bahwa “parkirnya gratis mbak,” ucap mas-mas penjaga parkir sembari mengelap jok motor yang basah karena hujan. Uwaow, parkir gratis ini melengkapi keheranan saya yang ke-4! Parkir gratis dan jok motor yang dilap mengakhiri keheranan saya atas pelayanan dan fasilitas yang diberikan.
Jargon dan pelayanannya senada-seirama “Dengan Ngopi, Kita Jadi Saudara”, saudara sefrekuensi dalam harga, porsi, dan parkir gratisan. Biasanya kalau mau nugas di kafe, saya berpikir berkali-kali untuk berhemat di kemudian hari. Etapiii… sejak kenal Kobessah Kopi, saya leluasa nugas dan nongkrong tanpa berpikir berulang kali.
Komentarnya gan