• Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Term of Service
  • FAQ
Kotomono.co
No Result
View All Result
  • Login
  • Register
  • NYAS-NYIS
  • SENGGANG
  • PLESIRAN
  • DAEBAK
  • WIBU
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • NYASTRA
    • OTOMONO
    • FIGUR
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • RELEASE
  • NYAS-NYIS
  • SENGGANG
  • PLESIRAN
  • DAEBAK
  • WIBU
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • NYASTRA
    • OTOMONO
    • FIGUR
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • RELEASE
No Result
View All Result
Kotomono.co
No Result
View All Result
  • NYAS-NYIS
  • SENGGANG
  • PLESIRAN
  • DAEBAK
  • WIBU
  • LAINNYA
Home NYAS-NYIS
Ilusrasi hukuman mati

Ilusrasi hukuman mati. Foto: Freepik.com/Freepik

3 Alasan Ini Harusnya Buat Terpidana Mati Itu Bersyukur!

Moch. Alfa Alfiansyah by Moch. Alfa Alfiansyah
September 5, 2023
in NYAS-NYIS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

Kotomono.co – Bicara hukuman bagi terpidana mati, kedengarannya menakutkan ya. Jelas saja, hidup seorang manusia akan dipaksa berakhir dengan beragam cara yang tragis, mulai dari tembakan tepat di dada, cairan pembunuh yang masuk dalam raga, aliran listrik yang merasuk sekujur jiwa, hingga kepala yang harus terputus begitu saja. Wajar saja, hukuman mati banyak diprotes karena katanya tidak manusiawi.

Namun, hukuman mati nyatanya bukanlah akhir. Tiga kali ketukan palu yang mengiringi pembacaan vonis ternyata masih bisa berubah di kemudian hari. Ya, terpidana masih bisa mengajukan keringanan yang tajuknya banding, kasasi, atau grasi ke peradilan yang lebih tinggi atau bahkan yang tertinggi.

Hasilnya bisa saja buah dari panjangnya proses persidangan tidak berarti apa-apa. Selain karena pengajuan keringanan yang berhasil dikabulkan, lamanya jarak antara ketok palu hingga pelaksanaan eksekusi juga banyak berpengaruh terhadap melemahnya kekuatan pidana yang telah diberikan, seperti kasus yang kini ramai. Rasanya tak perlu menyebut nama atau inisial ya.

Tapi jika dipikir-pikir, mengapa para terpidana mati itu “ngebet” untuk mendapatkan keringanan ya? Bukankah jika misalnya dikabulkan, sisa hidup mereka tidak akan lagi menarik karena berselimut jeruji beji? Apa sih artinya hidup buat mereka? Mengapa mereka tidak bersyukur saja?

Pertanyaan terakhir terdengar aneh, bukan? Kok bisa hidup mau selesai kok disuruh bersyukur? Apanya yang mau disyukuri? Alih-alih memperjuangkan kehidupan, padahal setidaknya ada tiga alasan  yang membuat para terpidana mati itu harusnya bisa bersyukur.

Pertama, Mereka Tahu Kapan Mati

Disadari atau tidak, mereka yang tinggal menunggu waktu untuk hari penghukuman mendapatkan sebuah nikmat yang sangat besar. Tidak salah, para terpidana mati dapat mengetahui kapan waktunya bagi dia menghadap Sang Pencipta. Dengan kata lain, mereka bisa tahu kapan mereka akan meninggalkan dunia.

Hal tersebut pantasnya disyukuri, karena tidak semua orang mendapatkan kesempatan yang sama. Sebagai manusia biasa, kita tentunya tidak tahu kan kapan kita akan berpulang? Bisa saja kematian itu datang tiba-tiba dan tanpa apa-apa.

BACA JUGA: Memahami Kritik Romahurmuziy Soal Rutan KPK yang Katanya Tidak Manusiawi

Bandingkan saja dengan para terpidana mati yang notabene pasti akan mendapatkan informasi mengenai waktu bahkan lokasi eksekusinya. Lebih tepatnya, mereka bakal mendapatkan notifikasi pada tiga hari sebelum hari pelaksanaan eksekusi, sesuai pasal 6 ayat (1) UU No.2/PNPS/1964.

Kedua, Paham Bagaimana Ajalnya

Tak hanya waktu kematian, terpidana mati juga mendapatkan keistimewaan lainnya, yakni mengetahui bagaimana cara dirinya akan meninggal dunia. Mereka yang mendapatkan vonis terberat itu pastinya sudah memiliki bayangan mengenai situasi dan kondisi dirinya menjelang hingga saat ajalnya tiba.

Misalnya, mereka telah mengetahui bahwa sisa hidupnya hanya akan dihabiskan dalam sel tahanan. Sembari itu mereka juga pastinya akan merenungi hayatnya yang kelak akan berakhir dengan hukuman tembak, suntik, setrum listrik, pancung, dan lain-lain dengan segala ketentuan dan mekanisme pelaksanaanya.

BACA JUGA: Wacana Reformasi Total Institusi Polri

Refleksi diri bahwa kematian bukan hanya karena sakit. Tentu, tak asing bagi kita melihat orang yang meninggal secara mendadak, seperti karena kecelakaan, bencana alam, tindak kriminal, dan sebagainya. Mereka yang telah pergi pastinya tak menyangka bahwa saat itu adalah detik-detik terakhirnya. Bagi terpidana mati, hal ini tentu berbeda karena mereka telah memiliki “jaminan”.

Ketiga, Last Calling

Kematian merupakan hal yang pasti, namun banyak yang tidak memiliki waktu maupun kesempatan untuk mempersiapkannya. Di sinilah para terpidana mati harusnya lebih banyak bersyukur karena adanya “jaminan” membuat mereka dapat secara totalitas mempersiapkan untuk berpulang.

Sebelum di-“dor”, terpidana mati memiliki beberapa hak istimewa. Pertama, selama waktu isolasi, mereka berhak didampingi oleh rohaniawan yang menyiapkan mental menjelang ajalnya tiba sehingga yang bersangkutan menjadi lebih “siap mati”.

BACA JUGA: Tok! MA Ringankan Hukuman Ferdy Sambo Jadi Penjara Seumur Hidup

Disamping itu, setiap terpidana mati juga diberikan hak untuk mengemukakan sesuatu atau permintaan terakhir. Sesuai dengan Pasal 6 ayat (2) UU No.2/PNPS/1964, permintaan itu diterima oleh jaksa agung/jaksa dan wajib untuk dipenuhi jika memungkinkan.

Di saat tersebut, para terpidana mati lagi-lagi harus banyak bersyukur. Mereka dapat memohon untuk bertemu dengan keluarga, menulis surat atau wasiat, meminta menu makanan terakhir, hingga dikuburkan di lokasi tertentu. Bagi kita, belum tentu mendapatkan kesempatan serupa di saat-saat terakhir kita.

Demikianlah, hari-hari terakhir para terpidana mati yang menyayat hati. Walaupun demikian, selayaknya mereka masih harus bersyukur karena penebusan dosanya itu justru memberikan peluang untuk mengungkap rahasia akhir hayat kehidupan seorang manusia.

BACA JUGA Tulisan-tulisan menarik dari Moch. Alfa Alfiansyah lainnya.

Artikel Terkait

Semakin Kehilangan Arah, Chelsea Merindukan Sosok Big Rom?

Juru Parkir Liar Merugikan Pengendara?

Tampang Santri Belum Tentu Suci

Tags: Ferdy SamboHukuman MatiNyas-NyisOpini
❯ Ikuti kami ❮

Selalu dapatkan berita dan informasi terupdate dari Kotomono di:

Moch. Alfa Alfiansyah

Moch. Alfa Alfiansyah

Pemuda sederhana, mahasiswa biasa saja. Menulis random sesukanya.

Sapa Tahu, Tulisan ini menarik

Semakin Kehilangan Arah, Chelsea Merindukan Sosok Big Rom Roman Abramovich

Semakin Kehilangan Arah, Chelsea Merindukan Sosok Big Rom?

September 19, 2023
142
Juru Parkir Liar Merugikan Pengendara

Juru Parkir Liar Merugikan Pengendara?

September 11, 2023
153
Tampang Santri Belum Tentu Suci

Tampang Santri Belum Tentu Suci

September 11, 2023
162
Serba Serbi Rangka eSAF Honda

Rangka eSAF: Awal Kehancuran Honda?

September 9, 2023
220
Ketika Keberpihakan PKS Terhadap Seni Budaya Dipertanyakan Pelaku Seni

Jagongan Budaya: Ketika Keberpihakan PKS Terhadap Seni Budaya Dipertanyakan Pelaku Seni

Agustus 31, 2023
231
Polusi Jakarta dan Harapan Segar yang Mulai Menumpul

Polusi Jakarta dan Harapan Segar yang Mulai Menumpul

Agustus 22, 2023
184
Load More
Next Post
Makna lagu Better Things Aespa

Lagu Better Things: Cara Aespa Keluar Dari Toxic Relationship Dan Jadi Cewek Mandiri

Variety show New Journey to The West

15 Variety Show Korea Lucu dan Terpopuler, Ada Run BTS

Benang Kusut Pencemaran Sungai Bumirejo

Benang Kusut Pencemaran Sungai Bumirejo

Komentarnya gan

Ada Informasi yang Salah ?

Silakan informasikan kepada kami untuk segera diperbaiki. Pliss "Beritahu kami" Terima kasih!

TERBARU

Semakin Kehilangan Arah, Chelsea Merindukan Sosok Big Rom?

11 Tempat Promosi Album Solo Layover V BTS, Yeontan Debut on Stage!

The Weekend Away (2022): Liburan yang Berujung Pilu

Upacara Metatah: Mengupas Kekayaan Tradisi dan Makna Mendalam

Peran Masyarakat Dalam Melestarikan Budaya Dan Tradisi

Juru Parkir Liar Merugikan Pengendara?

Tampang Santri Belum Tentu Suci

LAGI RAME HARI INI

Homestay Cahaya Sikunir

14 Homestay dan Villa di Dieng, Cocok Buat Rombongan juga Keluarga

Juli 11, 2023
1.4k
Bapak Psikologi Modern - Wilhelm Wundt

Wilhelm Wundt dan Kontribusinya dalam Psikologi Modern

Oktober 26, 2022
581
Filosofi Sapu Lidi

Sapu Lidi: Dari Falsafah, Penolak Bala, Penolak Hujan, Hingga Cerita Rakyatnya

Maret 31, 2022
2.1k
Wisata Tawangmangu Terbaru - Sakura Hills

18 Wisata Tawangmangu Hits 2023, Pas Buat Liburan Seru!

Februari 18, 2023
3.7k
Alasan Kenapa Orang Tidak Memasang Foto Profil WhatsApp

Alasan Kenapa Orang Tidak Memasang Foto Profil WhatsApp

Januari 25, 2023
1.6k
Batik Motif Jlamprang Pekalongan

Sejarah Batik Jlamprang Motif Khas Kota Pekalongan

Agustus 25, 2017
12.4k
Rekomendasi iPhone Harga Rp 5 Jutaan - iPhone XR

7 Rekomendasi iPhone Harga Rp 5 Jutaan, Cocok Buat Kamu

Agustus 12, 2023
441
Jenis Ketawa yang Sering Dipakai Orang Saat Chat

Arti Jenis Ketawa yang Sering Dipakai Orang Saat Chattingan

Januari 3, 2023
3.2k
Kisah asal usul Dukuh Loboyo

Cerita Asal Usul Dukuh Loboyo Losari Pemalang

Oktober 29, 2020
1.6k
Rekomendasi Tempat Kuliner Khas Semarang

12 Rekomendasi Tempat Kuliner Khas Semarang yang Enak dan Legend

April 24, 2023
876
header-kotomono

RINGAN-RINGAN SEDAP

 

TENTANG  /  DISCLAIMER  /  KERJA SAMA  /  KRU  /  PEDOMAN MEDIA SIBER  / INDEKS /  KIRIM ARTIKEL

© 2023 KOTOMONO.CO - ALL RIGHTS RESERVED.
DMCA.com Protection Status
No Result
View All Result
  • NYAS-NYIS
  • SENGGANG
  • DAEBAK
  • PLESIRAN
  • KILASAN
  • LAINNYA
    • NYASTRA
    • OTOMONO
    • FIGUR
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • RELEASE
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Login
  • Sign Up

Kerjasama, Iklan & Promosi, Contact : 085326607696 | Email : advertise@kotomono.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In