• Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Term of Service
  • FAQ
Kotomono.co
  • Login
  • Register
  • ARTIKEL POPULER
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • OTOMONO
  • K-Popers
  • PLESIRAN
  • PUSTAKA
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • RELEASE
    • NYASTRA
    • FIGUR
    • OH JEBULE
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • UMKM
No Result
View All Result
  • ARTIKEL POPULER
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • OTOMONO
  • K-Popers
  • PLESIRAN
  • PUSTAKA
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • RELEASE
    • NYASTRA
    • FIGUR
    • OH JEBULE
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • UMKM
No Result
View All Result
Kotomono.co
No Result
View All Result
  • ARTIKEL POPULER
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • OTOMONO
  • K-Popers
  • PLESIRAN
  • PUSTAKA
  • LAINNYA
Hidup Memang Nggak Ada Lembeknya

Ilustrasi Foto: Claudio_Scott/Pixabay

Apapun Itu, Hidup Memang Nggak Ada Lembeknya!

Cerita kecil tentang seorang kawan yang mau tobat

Ribut Achwandi by Ribut Achwandi
Desember 15, 2021
in ESAI
0
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

KOTOMONO.CO – Hidup ini keras. Adigium ini sudah sering kita dengar. Bahkan, saking seringnya kita dengar, adigium ini nyaris menjadi semacam aksioma.

Biar begitu, sekeras apapun hidup, sebenarnya selalu ada sisi lain yang membuat hidup terasa begitu lunak. Ini terjadi pada seorang kawan SD saya. Dulu, ketika masih duduk sebangku di SD, kami selalu bermain bersama. Tak pandang waktu, tak pandang cuaca.

Hari-hari itu terasa begitu menyenangkan. Apalagi, selalu saja ada yang kami bagi. Tak jarang kami makan bersama. Walau lauknya seadanya.

Dan, waktu lantas menumbuhkan kami. Perjalanan kami selanjutnya agak membuat hubungan kami merenggang. Lebih-lebih karena sekolah kami berbeda. Kesempatan untuk bermain bersama pun semakin berkurang. Masing-masing kami juga punya kawan-kawan baru.

Meski begitu, kesempatan untuk bertemu masih selalu ada. Maklum, kami tinggal di kampung yang tak terlalu berjauhan. Kami tinggal dalam satu desa.

Barulah ketika kami beranjak mendewasa, kami terpisah. Saya memutuskan untuk hengkang dari kota kelahiran. Sementara kawan saya, masih saja di kota ini. Perbedaan di antara kami pun kian meruncing. Ia memutuskan menjadi seorang pekerja serabutan. Saya, masih terlalu takut untuk menghadapi kerasnya kehidupan. Saya pura-pura bersekolah. Jadi mahasiswa ceritanya.

Singkat cerita, setelah masa perantauan saya habis, saya putuskan pulang kampung. Di masa-masa awal saya tinggal lagi di kampung halaman, saya mendapati pemandangan yang cukup membuat rasa prihatin saya terusik. Terutama, ketika menyaksikan perubahan yang terjadi pada kawan SD saya itu.

BACA JUGA: Pendidikan dan Strategi Mendorong Perempuan Berkemajuan

Ia benar-benar bukan seperti yang dulu. Polos dan menyenangkan. Sekarang, ia telah mengisi hari-harinya dengan hal-hal yang membuat saya merasa kasihan padanya. Hampir tiap malam, dari mulutnya menyebarkan aroma alkohol. Hampir tiap malam, ia habiskan waktu dan uangnya di atas meja judi.

Sebagai seorang teman, saya merasa prihatin. Tetapi, saya tak bisa berbuat banyak. Apalagi itu sudah menjadi pilihannya.

Cukup dilematis juga. Di satu sisi, perubahan itu membuat kami cukup berjarak. Di sisi lain, saya masih merasa hubungan pertemanan itu tak semestinya terputus begitu saja. Satu-satunya jalan, saya harus menerima kenyataan itu dengan terbuka.

Hingga pada suatu kesempatan, saya mendapati sebuah peristiwa yang ajaib. Malam itu, saya diajak seorang kawan yang kebetulan seorang ustaz ke rumah seseorang. Saya tidak tahu, siapa.

Sampai di halaman rumah itu, saya diminta sebentar menunggu. Tak lama kemudian, kawan saya yang ustaz itu menyilakan masuk. Segera saja saya ikuti saran kawan saya itu.

Begitu memasuki ruangan yang sederhana itu, saya dan beberapa teman yang duduk bersila di atas karpet menyaksikan orang-orang tengah duduk-duduk di dalam ruangan yang kami masuki itu. Wajah-wajah mereka tampak asing bagi saya. Tak satu pun yang saya kenal.

BACA JUGA: Jika Kita Bisa Memilih, Pengennya Jadi Anak Pertama, Tengah, atau yang Bontot?

Namun, ketika pandangan mata saya tertuju pada sudut belakang ruangan itu, saya mendapati sosok yang bagi saya sudah tak asing lagi. Ia begitu sibuk menyiapkan segala keperluan untuk menjamu tamu-tamu yang duduk-duduk di ruangan itu. Termasuk saya dan teman-teman.

Sambil membawa cangkir-cangkir berbahan alumunium dengan baki, sosok itu kemudian mengangsurkan cangkir-cangkir itu kepada semua tamu. Dan rupanya, sosok itu adalah kawan SD saya dulu. Sebentar dia tersenyum dan saling sapa. Kami bertukar kabar dan sedikit cerita.

Ia katakan, sudah beberapa tahun terakhir ini ia ikut ngenger di sini. Di rumah Pak Kiai. Sontak, saya kaget plus senang. Kaget, karena dulu ia tidak begini. Senang, karena ia telah berubah.

Tetapi, ada yang lebih membuat saya kaget lagi. Ternyata, kawan saya yang ustaz itu membawa saya ke kediaman seorang Kiai. Ini sungguh di luar dugaan. Saya tak pernah membayangkan akan sampai di sini.

Maklum, dulu, saya punya anggapan kurang baik tentang sosok Kiai. Waktu itu, saya memandang sosok Kiai sebagai sosok yang horor. Saya takut, kalau-kalau semua dosa saya dibaca beliau dan saya akan dicampakkan sebagai seorang pendosa.

Tapi apa boleh buat, saya sudah ada di dalam ruangan itu. Mana mungkin saya keluar begitu saja dan pulang tanpa pamit. Ya sudah, saya hanya bisa manut.

BACA JUGA: Tiga Kata yang Sering Digunakan Sebagai Dalih untuk Bersikap Kurang Baik

Tak lama, Pak Kiai muncul. Beliau hanya berkaos oblong dan sarungan. Sampai-sampai saat itu saya tak tahu kalau beliau itu Pak Kiai. Makanya, sikap saya saat itu biasa saja. Nyaris bisa dibilang ‘kurang ajar’.

Baru saya tahu, ketika obrolan sudah berlangsung agak lama. Dan cilakanya, saya masih saja bersikap biasa saja. Hampir-hampir tak memperlihatkan sikap hormat kepada beliau. Maklumlah, saya memang bukan orang yang cukup tahu bagaimana tradisi orang-orang saat berhadapan dengan seorang Kiai.

Tapi, sungguh di luar ekspektasi, sosok Pak Kiai yang saya temui malam itu membuat cara pandangku seketika rontok. Beliau, Pak Kiai, memberikan sebuah pandangan baru pada saya tentang siapa dan bagaimana seorang Kiai. Sangat berbeda. Beliau begitu humble. Low profil dan sangat mau diajak ngobrol tentang apa saja.

Dan, dari kisah beliau pula saya akhirnya mengetahui, bagaimana kawan SD saya itu berubah. Bahkan, kini, kawan saya itu menjadi salah seorang santri andalan Pak Kiai. Terutama, ketika Majelis Taklim Al Maliki yang diasuh Pak Kiai itu sedang punya gawe. Kata Pak Kiai, kawan saya yang semula pemabuk dan penjudi itu kini lebih memilih tinggal di Majelis Taklim. Dan, itu didukung penuh oleh istrinya. Malah, anak-istrinya kerap diajak mengikuti kegiatan rutin di Majelis Taklim Al Maliki.

BACA JUGA: Review Film Losmen Bu Broto

Mendengar kisah itu, rasanya saya malu. Sebab, saya sampai saat ini belum bisa seperti kawan SD saya itu. Saya masih belum sepenuhnya berubah, sebagaimana yang dialami kawan saya itu. Tetapi, setidaknya saya ikut senang dan berbahagia menyaksikan perubahan besar dalam diri kawan saya itu. Saya sangat menghormati kegigihannya dalam mengubah dirinya itu.

Ya, hidup memang keras. Ketika dalam keadaan terperosok, kita akan menganggap hidup tak memihak pada keinginan kita. Pun ketika kita hendak melakukan sebuah perubahan besar dalam hidup, kita mesti berusaha keras untuk menempuh jalan terjal. Sesusah apapun itu, mesti kita lalui.

 

Baca Tulisan-tulisan Menarik dari Ribut Achwandi Lainnya

Tags: EsaiKehidupanMajelis Taklim Al Maliki

Mau Ikutan Menulis?

Kamu bisa bagikan esai, opini, pengalaman, uneg-uneg atau mengkritisi peristiwa apa saja yang bikin kamu mangkel. Karya Sastra juga boleh kok. Sapa tahu kirimanmu itu sangat bermanfaat dan bisa dibaca oleh jutaan orang. Caranya? Klik disini


Ribut Achwandi

Ribut Achwandi

Kepala Redaksi
Ngedanlah asal nggak bikin orang lain jadi edan.

Sapa Tahu, Tulisan ini menarik

Budaya Orang Batang

Berkat Budaya Wong Batang Ini, Uang Receh Masih Dibutuhkan

Januari 26, 2023
144
Tipe dan Macam love language

5 Macam Love Language Menurut Dr. Grey Chapman, Yuk Kenali!

Januari 26, 2023
146
Lisa Blackpink dan kabar pindah agensi lain

Seandainya Saya Jadi Lisa Blackpink dan Dapat Tawaran Pindah Agensi

Januari 25, 2023
156
Alasan Kenapa Orang Tidak Memasang Foto Profil WhatsApp

Alasan Kenapa Orang Tidak Memasang Foto Profil WhatsApp

Januari 25, 2023
171
Pernikahan Dini Pelajar Hamil Di Luar Nikah

Saran Kepada Bupati Daerah dan Gubernur untuk Mengatasi Banyaknya Pelajar yang Hamil di Luar Nikah

Januari 24, 2023
206
Lagu Korea yang Mengusung Kesehatan Mental Selain BTS

Lagu Korea yang Mengusung Kesehatan Mental Selain BTS

Januari 20, 2023
157
Load More

Komentarnya gan


Ada Informasi yang Salah ?

Silakan informasikan kepada kami untuk segera diperbaiki. Pliss "Beritahu kami" Terima kasih!


TERBARU

Surat Cinta Untuk Starla The Series: Yakin Bikin Penasaran

Kripala Dekso Coffee and Resto, Spot Kuliner Ciamik di Jogja Bagian Barat

Menikmati Tanggal Tua Dengan Sate Kere Khas Solo

Solusi Jitu Ketika TPA Kota Pekalongan Over Kapasitas

Berkat Budaya Wong Batang Ini, Uang Receh Masih Dibutuhkan

5 Macam Love Language Menurut Dr. Grey Chapman, Yuk Kenali!

Seandainya Saya Jadi Lisa Blackpink dan Dapat Tawaran Pindah Agensi

LAGI RAME HARI INI

Sinopsis Dorama Silent (2020)

Dorama Silent (2022): Drama Bagus dengan Premis Menarik, Tapi Nanggung

November 17, 2022
1.5k
Wisata hits Purwokerto - Menggala Ranch

Menggala Ranch Banyumas, Wisata Ala View New Zealand di Jawa Tengah

Mei 25, 2022
5k
Resensi Buku Loneliness is My Best Friend karya Alvi Syahrin

Kamu Tidak Sendirian, Karena Kamu Punya Kamu

November 1, 2022
758
TPA Degayu Kota Pekalongan

Solusi Jitu Ketika TPA Kota Pekalongan Over Kapasitas

Januari 27, 2023
167
Shuntaro Chishiya dalam serial Alice in Borderland

Membedah Karakter Shuntaro Chishiya di Serial Alice in Borderland

Januari 11, 2023
435
Apem Kesesi Pekalongan

Apem Kesesi Jajanan Tradisional Khas Pekalongan

Maret 25, 2016
2.8k
Sate Winong Mustofa Purworejo

10 Rekomendasi Kuliner Enak di Purworejo Tahun 2023

November 9, 2021
5.1k
Landmark Dieng

Wisata ke Dieng Lewat Jalur Pekalongan

September 7, 2018
15.4k
Sinopsis dan Review Novel Laut Bercerita

Tentang Sosok Kinan, Si Wanita Tangguh dari Novel Laut Bercerita

September 6, 2022
785
Florawisata D’Castello Ciater, Wisata Hits Subang Bak di Negeri Dongeng

Florawisata D’Castello Ciater, Wisata Hits Subang Bak di Negeri Dongeng

Juni 11, 2022
2.6k
header-kotomono

RINGAN-RINGAN SEDAP

 

TENTANG  /  DISCLAIMER  /  KERJA SAMA  /  KRU  /  PEDOMAN MEDIA SIBER  /  KIRIM ARTIKEL

© 2023 KOTOMONO.CO - ALL RIGHTS RESERVED.
DMCA.com Protection Status
No Result
View All Result
  • ARTIKEL POPULER
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • OTOMONO
  • K-POPers
  • PLESIRAN
  • PUSTAKA
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • RELEASE
    • NYASTRA
    • OH JEBULE
    • FIGUR
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • UMKM
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Login
  • Sign Up

Kerjasama, Iklan & Promosi, Contact : 085326607696 | Email : advertise@kotomono.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In