KOTOMONO.CO – Siapa yang tak kenal sebuah wilayah di selatan Kota Pekalongan yang terkenal keindahan curug-curug (air terjun) maupun kedung (kolam air) yang indah. Wilayah yang dinamai Petungkriyono ini menyimpan banyak sekali kekayaan alam sekaligus menyiman banyak misteri sejarah yang ada disitu

Setiap daerah pasti mempunyai cerita-cerita sejarah asal-asul atau asa muasalnya masing-masing. Seperti Kecamatan Lebakbarang, wilayah Kecamatan Petungkriyono juga mempunyai asal-usulnya sendiri.
Baca : Asal Usul Nama Desa Lebakbarang
Bagaimana asal-usul nama Petungkriyono ? Mari kita simak penjelasan dibawah ini.
Saya kutip dari buku digital (diglib.pekalongankota.go.id) yang berjudul ” Penulusuran Hari Jadi Kota Pekalongan” disebutkan bahwa Petungkriyono (Menurut Kusnin Asa, Petungkriyono berasal dari bahasa melayu yang berarti Bambu, Kriyono dari asal kata “Karayan” yang berubah menjadi rakyan. Rakyan Betung (Petung) memberikan indikasi bahwa kepala desa Sima Petung Kriyono adalah Rakyan Betung).
Di kecamatan ini selain terdapat keindahan alam yang mempesona juga terdapat peninggalan kuno di Dukuh Kembangan, Desa Tlagapakis, dimana terdapat ” Candi Gedong” yakni bangunan berupa setinggil terdiri dari lempengan-lempengan batu hitam tersusun bagaikan kotak dengan tutup diatasnya.
Masyarakat setempat menyebutnya ” Pesalatan Sunan Bagus dari Cirebon “, sebutan ini cukup menarik perhatian para sejarahwan karena menurut keterangan Team Survey Proyek Pembinaan Kepurbakalaan dan Peninggalan, di Cirebon memang ada susunan batu semacam itu dan disebut setinggil.

Kemudian kurang lebih jarak 30 meter dari Candi Gedong terdapat sebuah arca Ganesa. Penduduk setempat menamakan ” Batara Guru” dan memandangnya sebagai pengawal Sunan Bagus.
Disebelah arca ini masih terdapat sebuah arca lain dengan perwujudan nenek moyang penduduk setempat yang disebut “Mbok Ayu Mas” dan menganggapnya sebagai istri dari Batara Guru.
Selain penginggalan diatas, masih banyak lagi benda purbakala yang terdapat di Petungkriyono yang belum bisa saya sebutkan satu per satu. Mungkin dalam kesempatan yang lain akan saya publish lagi.
Demikian sedikit asal – usul nama petungkriyono. Wilayah ini saya sebut dengan ” Dieng yang alami” karena vegetasi hutan yang masih terjaga asri.
Baca : Asal Mula Kampung Pecinan
Salam Cinta Pekalongan dan Salam dari Alam Petungkriyono . Mari Kelestarian Alam Pekalongan untuk keseimbangan alam dunia.
Penulis : Angga
Sumber : digilib.pekalongankota.go.id (Penelusuran Hari Jadi Kota Pekalongan)