• Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Term of Service
  • FAQ
Kotomono.co
No Result
View All Result
  • Login
  • Register
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • OTOMONO
  • DUNIA GAME
  • K-Popers
  • OH JEBULE
  • FIGUR
  • PLESIR
  • NGULINER
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • PUSTAKA
    • KEARIFAN LOKAL
    • UMKM
    • NGABUBURIT
    • NYASTRA
    • EDUKASI
    • RELEASE
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • OTOMONO
  • DUNIA GAME
  • K-Popers
  • OH JEBULE
  • FIGUR
  • PLESIR
  • NGULINER
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • PUSTAKA
    • KEARIFAN LOKAL
    • UMKM
    • NGABUBURIT
    • NYASTRA
    • EDUKASI
    • RELEASE
No Result
View All Result
Kotomono.co
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • OTOMONO
  • DUNIA GAME
  • K-Popers
  • OH JEBULE
  • FIGUR
  • PLESIR
  • NGULINER
  • LAINNYA
Gapura Pecinan Pekalongan

Gapura Pecinan Pekalongan

Awal Mula Kampung Pecinan di Pekalongan

Angga Panji W by Angga Panji W
September 11, 2015
in LOCAL WISDOM
0
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

KOTOMONO.CO – Kampung Pecinan di Pekalongan sudah ada jauh sebelum negeri Indonesia ini merdeka. Pada umumnya sebuah kampung pecinan yang ada di Nusantara terbentuk karena banyaknya para pedagang dari Tiongkok yang menetap dan berkelompok di suatu wilayah.

Jadi setiap wilayah di Nusantara umumnya pesisir pasti ada Pecinan. Nah untuk Pekalongan juga ada. Dan berikut ini penjelasan mengenai Sejarah Awal Mula Kampung Pecinan di Kota Pekalongan.

1. Awal Masuk Orang Cina ke Jawa Menurut Catatan dari Negeri Cina

Hubungan antara negeri Cina dengan Jawa sudah terjalin lama dan berumur sangat tua. Berdasarkan catatan sejarah, tercatat seorang peziarah Cina bernama Fa-Hien sempat singgah di Jawa setelah mengunjungi tempat-tempat suci di India dan Ceylon. Fa-Hien menyebut Ya-va (Jawa) dalam laporan pertama tentang keberadaan umat hindu di jawa. Sejak saat itu pemerintah Cina mengadakan hubungan diplomatik dengan Ya-va (Jawa).

Semenjak itu banyak orang-orang Cina khususnya pedagang Cina yang singgah ke Jawa termasuk ke Pekalongan,jauh sebelum orang-orang Eropa datang kemari. Namun, kapan tepatnya mereka pertama kali mendaratkan kapal di wilayah Pekalongan tidak diketahui pasti.

Hanya diperkirakan sekitar abad 17 Masehi. Hal ini bedasarkan naskah kuno Tiongkok ” Yitoung Techi” (Geografi Akbar) yang dibuat pada masa Dinasti Ming. Naskah tersebut menyebutkan lokasi “Pou-Kia-Lung” di perbatasan negeri Jawa,sebelah timur berbatasan dengan “negeri yang dipimpin seorang wanita”,sebelah barat dengan kerajaan “Shi-Li-Fout-Shi” (Sriwijaya),sebelah selatan dengan kerajaan Ta-Chi dan sebelah utara dengan kerajaan “Tsiem-Pa (Campa).

Baca : Asal – Usul Nama Desa Noyontaan Kota Pekalongan

Dengan demikian, nama Pekalongan sudah dulu ada,tetapi bukan berasal dari kata Pau-Kia-Loung melainkan sebaliknya,istilah Pau-Kia-Loung diambil dari nama Pekalongan.

Selain itu, Dinasti Sung yang berkuasa di Cina anata tahun 960 sampai 1279 M juga mempunyai catatan tersendiri tentang Pekalongan yang biasa disebut oleh para pedagang Cina dengan nama “Pu-Kau-Lung” dengan Rajanya yang memiliki rajutan rambut di bagian belakang Kepalanya. Sedangkan rakyatnya bertubuh pendek dan memakai kain tenun berwarna-warni (diduga Batik). Kapal dagang Cina berlayar dari kanton pada bulan November menggunakan bantuan angin,sampai di “Pu-Ka-Long” (Pekalongan) sekitar satu bulan kemudian.

Sedangkan menurut M Huan (Sekretaris Laksamana Ceng Ho) pada abad 19 ketika ia singgah di Pekalongan. Disebutkan pada waktu itu orang-orang Cina sudah tinggal di kampung Sampangan yang letaknya dekat dengan sungai Kupang (Sekarang Sungai Loji). Pekalongan pada saat itu disebut dengan istilah Wu-Chueh (Pulau dengan Pemandangan Indah),dan sudah dihuni oleh orang pribumi,Cina dan beberapa orang Arab. Dahulunya para pedagang Cina ini mengangkut dagangan mereka menggunakan Perahu yang melintasi sungai Kupang dari Pelabuhan.

Baca : Obyek Wisata Bahari Pekalongan

 2. Kondisi Kampung Cina

Munculnya pemukiman di kampung Sampangan merupakan awal perkembangan Pekalongan selanjutnya. Dahulu sungai Kupang sebagai pangkalan pelabuhan dagang antar pulau. Kawasan ini dikenal dengan istilah “Pintu Dalam”. Oleh pemerintah Kolonial Belanda,akhirnya wilayah ini dijadikan pemukiman khusus warga Tionghoa.

Penguasa Kolonial Belanda, membagi-bagi pemukiman sesuai etnis mereka masing-masing bukan masing-masing etnis ini saling menutup diri dan tidak saling berbaur. Pembagian ini bertujuan agar pemerintah Kolonial Belanda bisa mengontrol populasi dan kriminalitas di Pekalongan.

Kawasan untuk Warga Tionghoa ini diberi nama “Chinese-Wijk” yang terdiri dari wilayah Keplekan Lor (Jalan Sultan Agung) dan Keplekan Kidul (Jalan Hasanudin).

Baca : Legenda (Mengenal Sosok) Dewi Lanjar

Wilayah Pintu Dalem ini merupakan akses masuk ke Pecinan di Pekalongan. Pada masa Kolonial Belanda,pintu dalem terletak di pertigaan sebelum Gereja Santo Petrus dan disana terdapat sebuah bangunan tua (Gapura) milik Kapiten Tionghoa yang sampai sekarang masih berdiri.

Gapura Pecinan Pekalongan
Gapura Pecinan Pekalongan

Selain di wilayah Keplekan, pemukiman Tionghoa juga ada di sekitar kawasan Kerimunan (Jalan Salak dan Jalan Manggis). Ada sebuah peninggalan sejarah kejayaan Kampung Pecinan ini di Kota Pekalongan yang masih bisa kita lihat sampai sekarang. Di kawasan Jalan Belimbing,disana terdapat rumah-rumah khas Cina yang dibangun pada masa Kolonial dan sebuah Kelenteng yang berdiri di bantaran Kali dekat Jembatan Loji (Belakang Gereja).

Baca : Mengenal Habib Ahmad – Makam Sapuro

Selain itu, dalam catatan Liem Bwan Tjie (tokoh pelopor arsitektur modern generasi pertama di Indonesia) menyebutkan bahwa pada tahun 1934 di Jalan Juliana Weeg (Jalan Belimbing),terdapat sebuah rumah megah milik seorang pengusaha Cina kolam renang didalamnya. Rumah tersebut bisa kita lihat jika kita pergi ke kawasan Jalan Belimbing atau belakang pasar Banjarsari.

Sementara di Jalan Kerimunan (Jalan Salak) terdapat sebuah bangunan yang orang sekitar menyebutnya Gedoeng Gajah. Bangunan unik ini adalah rumah milik warga Tionghoa dengan taman yang luas dan ternyata didalam bangunan Gedung Gajah tersebut terdapat Sinagog atau tempat ibadah orang Yahudi.

Menurut Baliem Subarjo, salah seorang tokoh Tionghoa Pekalongan mengatakan, dahulu sekitar tahun 1960-an,kawasan Jalan Kerimunan merupakan kawasan Permukiman,bukan kawasan Perekonomian seperti sekarang ini.Dahulu kawasan ini dihiasi dengan rumah-rumah khas Cina dan memang untuk tempat tinggal bukan bergadang.

Meskipun demikian, suasana Jalan Belimbing masih lenggang (Sepi) seperti dahulu. Dan Kini citra kawasan Pecinan di Pekalongan sudah memudar karena banyak bangunan-banguna baru. Tetapi masih ada beberapa rumah yang hingga kini masih bertahan yang menjadikan kawasan ini masih tetap menarik untuk dikunjungi.

Baca : Wisata Taman Mangrove Pekalongan

Semoga kedepannya kawasan Pecinan ini bisa menjadi Wisata Dalam Kota (Kota Tua Pekalongan) yang menarik,sehingga mejadikan Kawasan ini menjadi Warisan Budaya Kota Pekalongan yang harus dilindungi dan dirawat agar eksistensi Warga Tionghoa dari dahulu kala masih bisa dinikmati.

 

(Dirhamsyah, M. (2015). Pekalongan Yang (Tak) Terlupakan. Pekalongan: KPAD Kota Pekalongan.)

Tags: cagar budaya pekalonganCerita Sejarah PekalonganKawasan PecinanPekalonganPekalongan InfoSejarahTionghoa Pekalongan

Mau Ikutan Menulis?

Kamu bisa bagikan esai, opini, pengalaman, uneg-uneg atau mengkritisi peristiwa apa saja yang bikin kamu mangkel. Karya Sastra juga boleh kok. Sapa tahu kirimanmu itu sangat bermanfaat dan bisa dibaca oleh jutaan orang. Klik Begini caranya


Angga Panji W

Angga Panji W

FOUNDER
Seseorang yang ingin berkarya lewat konten digital.

Sapa Tahu, Tulisan ini menarik

Batik TV Kota Pekalongan

Yakin Deh, Cuma Program Batik TV Ini yang Nggak Mengecewakan

Juni 21, 2022
175
Mie Ayam Jogja Istimewa Pak Jono

Mie Ayam Jogja Istimewa “Pak Jono” Udah Ngeksis di Pekalongan Sejak 2009

Juni 14, 2022
230
Berita Walikota Pekalongan

Saya yang Walikota Menjawab Kritik Saya yang Tukang Kritik

Juni 8, 2022
228
Garang Asem Pekalongan

Garang Asem Kuliner Khas Kota Batik Pekalongan

Mei 29, 2022
1.1k
ACT-MRI Pekalongan distribusikan bantuan banjir rob pekalongan

Banjir Rob Landa Pekalongan, ACT-MRI Sigap Distribusikan Bantuan

Mei 26, 2022
149
Tradisi Syawalan Balon Udara Pekalongan

5 Tradisi Syawalan di Pekalongan yang Sayang Untuk Dilewatkan

Mei 7, 2022
8k
Load More


Ada Informasi yang Salah ?

Silakan informasikan kepada kami untuk segera diperbaiki. Pliss "Beritahu kami" Terima kasih!


TERBARU

Perjalanan aespa menemukan Black Mamba di Kwangya

Mengkaji Makna dan Tujuan Pendidikan Lewat Pemikiran Ibnu Khaldun

Fransis Pizza: Tempat Nguliner Tersembunyi Jogja yang Hanya Buka Dua Hari

Lewat Drama Shooting Stars Kita Jadi Tahu Huru-hara Dibalik Industri Hiburan Korea Selatan

Yakin Deh, Cuma Program Batik TV Ini yang Nggak Mengecewakan

Kehebatan Mobil Listrik Hyundai Ioniq 5 yang Perlu Kamu Tahu

Doa untuk Semesta

LAGI RAME

Wisata Tegal - Villa Guci Forest

Wisata Hits Terbaru Tegal di Villa Guci Forest

Mei 17, 2022
3.1k
Cafe Hits Batang Hello Beach

20 Cafe Hits Kekinian di Kabupaten Batang yang Keren Abis Buat Nongki-Nongki

Februari 13, 2022
4.2k
Wisata hits Purwokerto - Menggala Ranch

Menggala Ranch Banyumas, Wisata Ala View New Zealand di Jawa Tengah

Mei 25, 2022
849
Burung Kicau Terbaik 2022

Ini Lho 7 Burung Kicau yang Menjadi Primadona di Tahun 2022

Juni 16, 2022
877
Wisata Pekalongan Pantai Pasir Kencana

New Taman Wisata Pantai Pasir Kencana Kota Pekalongan

Maret 10, 2022
7.2k
Sate Winong Mustofa Purworejo

10 Rekomendasi Kuliner Enak di Purworejo Tahun 2022

November 9, 2021
1.6k
Wisata Hits Terbaru Jogja di HeHa Ocean View

Wisata Hits Terbaru Jogja di HeHa Ocean View

Maret 3, 2022
2.5k
Forest Kopi Batang

Inilah 10 Tempat Kuliner di Batang Paling Direkomendasikan untuk Wisatawan

April 9, 2020
30k
Landmark Dieng

Wisata ke Dieng Lewat Jalur Pekalongan

September 7, 2018
13.1k
Legenda Dewi Lanjar Pantai Utara

Kisah Legenda Asal-usul Dewi Lanjar

Agustus 12, 2016
34.8k

TENTANG  /  DISCLAIMER  /  KERJA SAMA  /  KRU  /  PEDOMAN MEDIA SIBER  /  KIRIM ARTIKEL

© 2021 KOTOMONO.CO - ALL RIGHTS RESERVED.
DMCA.com Protection Status
No Result
View All Result
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • OTOMONO
  • DUNIA GAME
  • K-POPers
  • OH JEBULE
  • FIGUR
  • NGULINER
  • PLESIR
  • PUSTAKA
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • KEARIFAN LOKAL
    • UMKM
    • NGABUBURIT
    • NYASTRA
    • EDUKASI
    • RELEASE
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Login
  • Sign Up

Kerjasama, Iklan & Promosi, Contact : 085326607696 | Email : advertise@kotomono.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In