• Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Term of Service
  • FAQ
Kotomono.co
No Result
View All Result
  • Login
  • Register
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • OTOMONO
  • DUNIA GAME
  • K-Popers
  • OH JEBULE
  • FIGUR
  • PLESIR
  • NGULINER
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • PUSTAKA
    • KEARIFAN LOKAL
    • UMKM
    • NGABUBURIT
    • NYASTRA
    • EDUKASI
    • RELEASE
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • OTOMONO
  • DUNIA GAME
  • K-Popers
  • OH JEBULE
  • FIGUR
  • PLESIR
  • NGULINER
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • PUSTAKA
    • KEARIFAN LOKAL
    • UMKM
    • NGABUBURIT
    • NYASTRA
    • EDUKASI
    • RELEASE
No Result
View All Result
Kotomono.co
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • OTOMONO
  • DUNIA GAME
  • K-Popers
  • OH JEBULE
  • FIGUR
  • PLESIR
  • NGULINER
  • LAINNYA
Banjir Rob Pekalongan

(KOMPAS.com/ARI HIMAWAN)

Banjir Pekalongan Tak Pernah Tuntas Kalau yang Diajak Ngobrol Cuma Elite

Muhammad Arsyad by Muhammad Arsyad
Maret 31, 2022
in NYAS-NYIS
0
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

KOTOMONO.CO – Sungguh sial jadi warga kecil di Pekalongan. Sudahlah jadi korban krisis iklim, eh tetap saja sering disalahkan. Sering-sering diberi imbauan. Sudahlah banjir nggak surut-surut.

Tiap hari menjadi momok yang menakutkan. Momok yang tidak bisa diprediksi kapan datangnya. Belum lagi wisata air yang baru dibangun membawa dampak lain lagi.

Jalanan jadi makin macet. Jumlah mobil jadi semakin banyak karena memang wisata itu cuma menarik buat warga non-lokal. Buat warga lokal? Tentu hanya bagi mereka yang hobi cekrak-cekrek. Pamer ke sana kemari biar kelihatan edgy.

Permasalahan-permasalahan itu sudah makin menumpuk. Tapi tak pernah satu pun saya membaca berita penanganan masalah yang konkret. Apakah memang saya kurang update? Atau jangan-jangan sengaja tak diberi tahu, supaya warga kecil macam saya ini jadi terkejut, tiba-tiba sudah nggak banjir lagi, begitu?

Entahlah. Namun, di Istana sana, saya dengar sedang ada ontran-ontran. Minyak goreng sedang mahal. IKN sedang buntu karena uang untuk membangunnya masih mencari siapa yang mau urunan.

Saya dengar Megawati, yang Ketua PDI mau ngadain demo masak tanpa minyak goreng. Wah! Sungguh brilian sekali. Ya brilian, brilian buat dirinya sendiri.

Kita memang kesulitan untuk melihat cara konkret pemerintah dan elite mengatasi masalah. Minyak goreng harganya mahal, kok malah ngadain demo masak tanpa minyak goreng?

Okelah. Baiknya kita nggak usah bahas yang kejauhan. Di Istana sana biar diurus orang-orang istana saja. Kita warga kecil mah manut saja, bukan begitu saudara sepermiskinan?

Kita sering melihat bagaimana cara pemerintah mengatasi masalah, termasuk tentu saja rob atau banjir atau apalah itu namanya terserah. Saya nyebutnya banjir saja. Lho, kenapa kok banjir bukan rob? Ya suka-suka saya dong, wong saya yang nulis.

BACA JUGA: Mari Kita Dukung Semua Orang Untuk Mendirikan Minimarket Dekat Dengan Pasar, itu Tidak Melanggar Perda Kok!

Oke lanjut. Pemerintah, terutama pemerintah kota sih, sering banget bilang mau menangani banjir. Demi kerang ajaib, saya sering mendengar pernyataan itu. Bahkan bukan hanya sekali, setidaknya tiga periode walikota saya sudah pernah mendengarnya.

Baiklah, saya yakin kalian sedang sibuk dengan Pak Ribut. Wajar kalau lupa bahwa Pemkot kesayangan kita ini sudah maju empat ratus langkah ke depan menangani rob. Coba saja baca berita ini, ini, ini, ini, ini, dan ini.

Lalu apa hasilnya? Pasti kalian penasaran, kan? Yaqin puo nyong juga penasaran. Tapi ngapuntene niki, saya sudah merasakan langkah-langkah penanganan itu solutif tapi tidak cukup cespleng.

Ibarat nguntal obat tapi nggak manjur. Yang sakit perut tetap sakit perut. Punggungnya sakit tetap sakit. Sakit kepala tetap mumet. Sakit hati tetap nggak punya pacar.

Terus kita misuh-misuh. Bajingan obate ora manjur. Muspro! Sek.. sek.. ojo tiru-tiru misuh, nyong tak wisuh sek.

Menurut saya, obat tetap manjur sebagaimana fungsi obat di dunia medis. Ini saya ngomongin soal medis lho, ojo terus ono sing protes “Kan, kuwi sing nyembuhke Gusti Allah”, yaqin puo tak ketak sirahmu!

BACA JUGA: Kerja Baik Satpol PP Kota Pekalongan Perlu Kita Apresiasi Setinggi-tingginya

Dalam hal ini, pasti ada yang nggak pas. Bisa jadi dan kemungkinan besarnya adalah resepnya yang ngawur. Namun resep nggak bisa menulis sendiri. Jadi ini yang nggak beres si penulis resepnya.

Artinya, soal banjir, resep adalah daftar cara-cara mengatasinya. Obat adalah wujudnya. Maka yang menulis resepnya adalah pemerintah, ya apa tidak?

Dengan kata lain resep adalah daftar kebijakan untuk menangani rob. Sementara obatnya drainase, tanggul, penataan sungai, dan sebagainya. Yang menulis kebijakan tentu pemerintah berdasarkan kajian yang tepat.

Semestinya begitu. Tapi mari kita baca kembali, apa yang dilakukan pemerintah dalam merumuskan kebijakan menangani banjir sudah tepat? Warga Pekalongan pasti tahu jawabannya.

Seorang dokter mustahil menulis resep kalau ia tak menganalisis pasiennya, sebelum akhirnya mengeluarkan diagnosa. Lha, terus apa dalam menangani banjir Pemkot Pekalongan melakukan hal yang sama? Menganalisis korbannya baru memutuskan langkah kebijakan penanganan yang tepat?

BACA JUGA: Merayakan Kemesraan Pemkot Pekalongan dengan Wartawan Lokal

Jika iya, daerah-daerah rawan banjir sudah aman sentosa. Saya sudah nggak lagi ngedumel karena motor yang saya tunggangi melewati banjir dan mogok. Jika iya, saya nggak mungkin menulis esai ini. Jika tepat, mustahil ketika saya ketik “rob” di mesin pencari di website resmi Pemkot Pekalongan muncul beritanya sampai 12 halaman.

Fyi aja, satu halaman itu bisa ada 10 berita yang berkaitan dengan kata kunci “rob”. Jika ditotal berarti ada 120 berita soal rob. Lha kalau sudah tertangani, mengapa beritanya terus ada? Ini belum saya cari di website nonpemerintah, lho. Ha bisa sampai ribuan nanti.

Jadi, mengapa banjir masih menggenangi ruas jalan dan rumah-rumah penduduk? Apa ini karena azab? Azab itu pasti, tapi saya nggak bisa menilai apa yang terjadi adalah azab. Wong saya itu bukan stafnya Gusti Allah.

Dugaan saya, pemerintah kota ini tidak melakukan analisis pada korban. Oke, saya nggak bisa menutup mata bahwa Pemkot memang menggelar acara semacam dengar pendapat. Namun, apa mereka bisa jamin itu bukan sekadar acara seremonial?

Lagi pula kalaupun betul adanya, yang hadir paling hanya para elite. Lho! Jangan sembarangan! Ada warganya, kok!!!

BACA JUGA: Pemkot Pekalongan Mau Meningkatkan Ekonomi, tapi Kok Malah Kebanyakan Pelatihan?

Oke, oke. Siap. Saya revisi. Yang hadir memang ada warganya, tapi perwakilan. Betul begitu kan? Perwakilan yang sangat tidak representatif dan tetap saja elitis.

Misalnya Ketua RT, Ketua RW, atau Lurah. Mereka itu kan kaum elite semua. Benar bahwa ketua RT, RW, dan Lurah asalnya dari warga. Namun ketiganya adalah jabatan struktural dan mau nggak mau menuruti aturan para sinuhun mereka masing-masing.

Ketiganya juga tidak bisa disebut perwakilan dari warga. Apalagi perwakilan dari warga yang kena imbas banjir. Sebab boleh jadi ada warga di satu RW rumahnya setengah kelelep, sulit beraktivitas, nggak bisa kerja, dan selalu bertemu air. Namun yang diajak ngobrol Ketua RW-nya, yang rumahnya aman sentosa dan tiap hari tinggal udad-udud di teras rumah sambil ngelapi PCX-nya.

Sementara sisanya yang diajak ngobrol para dinas terkait, badan persungaian, aktivis, orang-orang dalam kubangan Pemkot, mantan timses, dan pengusaha yang semua itu biar lebih ringkas disingkat stakeholder.

Seumpama dokter, Pemkot memang melakukan analisis untuk memecahkan masalah. Tapi yang dianalisis, didiagnosa, dicermati, dan ditanya-tanya bukan korban, bukan pasien, bukan terdampak, namun malah kaum elite. Alhasil seperti ngomong di depan cermin!

BACA JUGA: Warga Pekalongan Nggak Usah Ngamuk Kalau Tiket Wisata Air Terbesar “Mahal”

Mustinya kalau mau masalah banjir tuntas, yang diajak ngobrol itu ya warga terdampak. Tapi, itu sulit sih (atau memang males saja?). Meskipun ya tetap diupayakan.

Jangan njug warga kecil macam saya cuma kebagian nasehatnya saja. Jangan sekadar datang ke pengungsian kemudian mendengar keluhan dan diakhiri menyerahkan paket sembako. Ingat! Posisi pemerintah seperti Pemkot adalah yang bikin resep, bukan obatnya!

Oh iya sampai lupa. Jangan buang sampah sembarangan ya saudaraku~

BACA JUGA Tulisan-tulisan menarik dari Muhammad Arsyad lainnya.

Tags: Banjir Rob PekalonganBerita PekalonganEsaiKota PekalonganNyas-NyisOpiniPekalongan BeritaPekalongan InfoPemkot Pekalongan

Mau Ikutan Menulis?

Kamu bisa bagikan esai, opini, pengalaman, uneg-uneg atau mengkritisi peristiwa apa saja yang bikin kamu mangkel. Karya Sastra juga boleh kok. Sapa tahu kirimanmu itu sangat bermanfaat dan bisa dibaca oleh jutaan orang. Klik Begini caranya


Muhammad Arsyad

Muhammad Arsyad

Redaktur
Tukang nulis dan penggemar Super Sentai. Santri Youtube. Bermukim di Kota Pekalongan bagian utara.

Sapa Tahu, Tulisan ini menarik

Tiga tujuan pendidikan yang dirumuskan Ibnu Khaldun

Mengkaji Makna dan Tujuan Pendidikan Lewat Pemikiran Ibnu Khaldun

Juni 24, 2022
146
Batik TV Kota Pekalongan

Yakin Deh, Cuma Program Batik TV Ini yang Nggak Mengecewakan

Juni 21, 2022
171
Kisah Pemuda Miskin yang Memeluk Raja

Kisah Pemuda Miskin yang Memeluk Raja

Juni 17, 2022
180
Burung Kicau Terbaik 2022

Ini Lho 7 Burung Kicau yang Menjadi Primadona di Tahun 2022

Juni 16, 2022
844
Mie Ayam Jogja Istimewa Pak Jono

Mie Ayam Jogja Istimewa “Pak Jono” Udah Ngeksis di Pekalongan Sejak 2009

Juni 14, 2022
219
Memulai Bisnis Fotografi unutk Pemula

Mau Bikin Usaha Fotografi? Begini Caranya!

Juni 12, 2022
148
Load More


Ada Informasi yang Salah ?

Silakan informasikan kepada kami untuk segera diperbaiki. Pliss "Beritahu kami" Terima kasih!


TERBARU

Mengkaji Makna dan Tujuan Pendidikan Lewat Pemikiran Ibnu Khaldun

Fransis Pizza: Tempat Nguliner Tersembunyi Jogja yang Hanya Buka Dua Hari

Lewat Drama Shooting Stars Kita Jadi Tahu Huru-hara Dibalik Industri Hiburan Korea Selatan

Yakin Deh, Cuma Program Batik TV Ini yang Nggak Mengecewakan

Kehebatan Mobil Listrik Hyundai Ioniq 5 yang Perlu Kamu Tahu

Doa untuk Semesta

BTS Putuskan Hiatus, Rasa-rasanya Seakan Bubar Alon-alon

LAGI RAME

Wisata Tegal - Villa Guci Forest

Wisata Hits Terbaru Tegal di Villa Guci Forest

Mei 17, 2022
2.7k
Burung Kicau Terbaik 2022

Ini Lho 7 Burung Kicau yang Menjadi Primadona di Tahun 2022

Juni 16, 2022
844
Cafe Hits Batang Hello Beach

20 Cafe Hits Kekinian di Kabupaten Batang yang Keren Abis Buat Nongki-Nongki

Februari 13, 2022
4.1k
Wisata hits Purwokerto - Menggala Ranch

Menggala Ranch Banyumas, Wisata Ala View New Zealand di Jawa Tengah

Mei 25, 2022
739
Wisata Pekalongan Pantai Pasir Kencana

New Taman Wisata Pantai Pasir Kencana Kota Pekalongan

Maret 10, 2022
7.1k
Wisata Hits Terbaru Jogja di HeHa Ocean View

Wisata Hits Terbaru Jogja di HeHa Ocean View

Maret 3, 2022
2.5k
Forest Kopi Batang

Inilah 10 Tempat Kuliner di Batang Paling Direkomendasikan untuk Wisatawan

April 9, 2020
30k
Landmark Dieng

Wisata ke Dieng Lewat Jalur Pekalongan

September 7, 2018
13.1k
Legenda Dewi Lanjar Pantai Utara

Kisah Legenda Asal-usul Dewi Lanjar

Agustus 12, 2016
34.8k
Sate Winong Mustofa Purworejo

10 Rekomendasi Kuliner Enak di Purworejo Tahun 2022

November 9, 2021
1.5k

TENTANG  /  DISCLAIMER  /  KERJA SAMA  /  KRU  /  PEDOMAN MEDIA SIBER  /  KIRIM ARTIKEL

© 2021 KOTOMONO.CO - ALL RIGHTS RESERVED.
DMCA.com Protection Status
No Result
View All Result
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • OTOMONO
  • DUNIA GAME
  • K-POPers
  • OH JEBULE
  • FIGUR
  • NGULINER
  • PLESIR
  • PUSTAKA
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • KEARIFAN LOKAL
    • UMKM
    • NGABUBURIT
    • NYASTRA
    • EDUKASI
    • RELEASE
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Login
  • Sign Up

Kerjasama, Iklan & Promosi, Contact : 085326607696 | Email : advertise@kotomono.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In