KOTOMONO.CO – Melihat Sepak Bola Dari Kacamata Fans Yang Haus Akan Ekspektasi.
Berbicara harus menerima ekspektasi tidak selalu berjalan sesuai dengan realitas pastinya fans sepakbola paling mengerti dan sudah menjadi makanan rutin. Bayangkan saja sebagai seorang yang menggemari dunia sepakbola tentunya harus siap dengan segala kemungkinan yang terjadi di lapangan ketika sedang menonton tim kesayangan berlaga hingga sang pengadil lapangan meniup peluit panjang tanda pertandingan usai. Belum lagi juga harus siap merasakan detak jantung dan adrenalin tinggi ketika tim kesayangan sedang tertinggal maupun digempur oleh tim lawan.
Mungkin itu satu dari sekian banyak ‘warna’ ketika mendukung tim kebanggaan yang sedang berlaga. Belum lagi ketika merasakan emosi yang cukup tinggi saat sang tim kebanggan belum juga menciptakan gol yang tertulis di papan skor. Pastinya menjadi fans sepakbola harus siap dengan emosi yang bisa saja naik turun sepanjang laga berlangsung.
Menyikapi Ekspektasi Yang Berlawanan Dengan Realita
Setiap fans sepakbola pastinya ingin selalu tim kesayangannya yang didukung selalu memperoleh kemenangan di setiap laganya. Namun tentunya tidak selalu tim yang kita dukung akan meraih kemenangan di setiap laganya. Bisa saja ada momen yang membuat tim yang kita dukung ini ‘tergelincir’ hingga gagal dalam meraih kemenangan atau bahkan harus menelan pil pahit yakni sebuah kekalahan.
BACA JUGA: Tragedi Stadion Accra Sport yang Terulang Kembali di Kanjuruhan
Tentunya rasa kekecewaan merupakan hal yang paling dirasakan bagi setiap fans sepakbola jika tim kebanggaannya itu menelan pil pahit kekalahan. Tidak jarang pula ketika berangkat ke stadion atau tempat nobar dengan wajah sumringah dan bangga namun ketika pulang akan tampak wajah-wajah lesu dengan penuh kekecewaan.
Ragam pelampiasan kekecewaan juga seringkali mewarnai dalam memberikan introspeksi bagi tim kesayangan tersebut jika mengalami kekalahan. Mulai dari cara yang cukup halus namun sedikit pasrah seperti memberikan semangat membangun hingga cara-cara luapan kekecewaan yang bisa saja berujung ke tindak anarkis yang tentunya sangat bisa merugikan banyak pihak.
Tentunya luapan kekecewaan yang sangat beragam tersebut bukti bahwa tidak semua ekspektasi yang kita harapkan tidak selalu berujung sesuai yang diinginkan atau bahkan berbanding terbalik dengan realita di lapangan. Bagi fans sepakbola mungkin hasil imbang masih bisa ditoleransi namun dengan catatan harus menyajikan permainan yang baik atau memuaskan, lain hal jika mendapatkan hasil imbang namun dikarenakan kecerobohan sendiri atau dikarenakan permainan yang sangat buruk.
BACA JUGA: Sepertinya Takhayul Karim Benzema-lah yang Bikin Madrid Juara UCL ke-14
Jika berbicara dengan hasil kekalahan tentunya itu merupakan hasil terburuk dalam sebuah laga, belum lagi jika itu merupakan laga puncak sebelum memperoleh gelar. Ibaratnya “tinggal selangkah lagi namun harus menelan pil pahit di akhir-akhir”, tentunya kekecewaan yang diterima akan berlipat ganda. Rasanya tentu ingin menghujat keadaan namun tidak akan dapat merubah hasil pertandingan.
Menjadi Fans Sepakbola Juga Menjadi Sarana Latihan Mental
Mungkin tidak berlebihan jika mengatakan bahwa menjadi fans sepakbola selain harus siap menerima kenyataan apapun itu juga harus siap mental ketika menjadi bahan cemooh atau hujatan saat tim kebanggaannya gagal menang atau bahkan kalah. Bayangkan saja atmosfir fans sepakbola di Indonesia yang kadang-kadang masih jauh dari kedewasaan.
Apabila salah satu tim menelan kekalahan pastilah oknum-oknum fans tim rival akan mencemooh baik secara halus, satire atau bahkan secara terang-terangan. Tidak jarang pula hal-hal tersebut yang dapat menjadi pemantik adanya bentrokan dari kedua kubu fans klub yang menjadi rival.
BACA JUGA: Masa-masa Indah Tabloid BOLA yang Hancur Digempur Media Digital
Hal inilah yang mungkin bisa menjadi latihan mental bagi fans tim yang sedang mengalami kekalahan. Sebagai fans yang timnya mengalami kekalahan tentunya harus dapat menyikapi secara bijak dari setiap “serangan” yang dilancarkan oknum-oknum fans rival. Jangan sampai mudah tersulut emosi sehingga dapat merugikan banyak orang bahkan hingga ke tim yang didukung.
Begitupun sebaliknya, ketika tim kebanggaan kita memperoleh kemenangan terutama jika menang melawan tim rival tentunya kita harus menyikapinya secara bijak dan tidak berlebih-lebihan. Karena, tentu semua hal yang berlebihan tersebut baik sesuatu yang positif maupun negatif bukanlah hal yang sangat dianjurkan.
Sepak bola sejatinya adalah olahraga yang bisa menjadi pemersatu beragam golongan dan kasta di dunia. Selain itu, sepak bola juga dapat menjadi sarana politik dan budaya yang dapat dimaknai beragam tergantung dengan kepentingan dari masing-masing pihak yang menggunakan wadah sepak bola tersebut.
Namun, seperti sejatinya olahraga lainnya di muka bumi ini yang selalu memiliki penggemar, sepak bola tentunya bisa menjadi pemicu sesuatu tindakan yang kurang diinginkan apabila sudah melewati koridor-koridor norma yang berlaku di masyarakat. Tentunya kita sebagai manusia harus arif dan bijak dalam menyikapi segala hal tersebut.
Komentarnya gan