• Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Term of Service
  • FAQ
Kotomono.co
No Result
View All Result
  • Login
  • Register
  • NYAS-NYIS
  • SENGGANG
  • PLESIRAN
  • DAEBAK
  • WIBU
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • NYASTRA
    • OTOMONO
    • FIGUR
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • RELEASE
  • NYAS-NYIS
  • SENGGANG
  • PLESIRAN
  • DAEBAK
  • WIBU
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • NYASTRA
    • OTOMONO
    • FIGUR
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • RELEASE
No Result
View All Result
Kotomono.co
No Result
View All Result
  • NYAS-NYIS
  • SENGGANG
  • PLESIRAN
  • DAEBAK
  • WIBU
  • LAINNYA
Home SENGGANG
Bung karno dan Ayahnya

Bung karno dan Ayahnya, Raden Soekemi Sostrodiharjo

Belajar Mendidik Anak dari Ayah Bung Karno

Syaiful Bato by Syaiful Bato
Oktober 6, 2022
in SENGGANG
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

KOTOMONO.CO – Mendengar nama Soekarno, segala hal bisa dideskripsikan. Bapak proklamator, Pemimpin bangsa, orator ulung, singa podium dan masih banyak lagi. Baginya sendiri, ia dipuja bagai dewa juga dikutuk bagai bandit. Seperangkat hal ini didapatkan nya akibat dari perjuangan memerdekakan Indonesia.

Tak jarang ia dicecar wartawan asing akibat perilaku politik yang dianggap menyimpang. Namun, bagi mereka yang merasa nasibnya diperjuangkan, tetap menaruh cinta pada sang proklamator.

Kisah – kisah bung karno memang selalu menarik untuk dikenang, walau diceritakan sesering mungkin. Seperti menimbang air di sumur yang tak pernah kering, meskipun ditimba sesering mungkin. Sosoknya yang terkenal begitu dinamis juga telah meninggalkan berbagai kesan bagi siapapun yang mengenalnya.

Salah satu yang paling disorot orang adalah kepribadian bung karno yang punya banyak wanita. Tercatat, jumlah istri beliau mencapai 9 orang.

Dari sekian banyak kisah cintanya, bung karno mengaku bahwa ia sudah mengenal cinta sejak usianya menginjak 14 tahun.  Tepatnya saat bersekolah di Inlandsche School (Sekolah Rendah Belanda ), untuk pertama kalinya soekarno kecil mulai menabung asmara.

Masa sekolah bung karno memang  tidak seceria karir politiknya. Saat itu, tidak semua anak pribumi bisa mengenyam pendidikan belanda. Profesi ayah soekarno sebagai seorang pegawai gubermen Hindia Belanda, menyebabkan ia bisa mendapatkan satu tiket masuk Inlandsche School.

Dikarenakan tidak banyak anak – anak pribumi yang mengenyam pendidikan belanda, dan juga seorang inlander, dia sering mendapatkan perlakuan diskriminatif dari anak – anak belanda. Bung karno membalas mereka dengan memacari gadis – gadis belanda. Lagi pula apa yang membuat ia tidak percaya diri. Wajahnya tampan, ia juga pintar dan sejak dini punya jiwa kepemimpinan.

Siapa sangka sosok yang kemudian dikenal sebagai seorang yang pemberani, di masanya beranjak remaja pernah menggigil ketakutan saat ketahuan ayahnya jika sedang mendekati seorang gadis belanda bernama Rika Meelhusuysen.

Rika adalah teman sekolahnya sendiri. Walau dalam keadaan mabuk asmara, Kusno (nama kecil soekarno) tidak berani terang – terangan, karena takut ketahuan ayahnya. Namun sial mendapati soekarno di suatu sore. Soekarno kepergok ayahnya saat sedang berjalan – jalan dengan Rika.

Seperti yang dikutip dari buku Otobiografi Bung Karno, Penyambung Lidah Rakyat Indonesia karya Cindy Adams, bung karno menceritakan hal ini

“Aku berumur empat belas tahun dan tidak ragu lagi hatiku yang muda ini tertambat pada Rika Meelhuysen, seorang gadis belanda. Pada suatu sore aku berjalan – jalan naik sepeda dengan Rika Meelhuysen dan ketika membelok di ujung jalan – bang – kami tepat menubruk bapak. Aku menggigil karena takut“

BACA JUGA: Pentingnya Kerja Sama Orang Tua dalam Mendampingi Pertumbuhan Anak

Sepandai – pandai tupai melompat, pasti jatuh juga. Bung karno yang kala itu memendam perasaan serta banyak modus misal dengan sengaja membawa buku – bukunya rika, sengaja lewat depan rumahnya pada akhirnya terpojok.

Bukan berarti bung karno tidak beralasan mengapa ia tidak berani jujur. Tapi menurutnya,  posisi rika sebagai seorang gadis belanda, berkulit putih yang tentu sangat dibenci pribumi.

Hal ini juga diceritakan pada buku yang sama.

“Aku membawakan buku – bukunya, aku dengan sengaja berjalan melalui rumahnya, karena mengharapkan sekilas pandang dari dia. Dan nampaknya aku secara kebetulan berada dimana dia ada. Cintaku ini kusimpan dalam kalbuku sendiri. Aku takut mengucapkan sepatah kata, karena takut ketahuan oleh orang tuaku. Aku yakin, bahwa bapak akan sangat marah kepadaku kalau sekiranya aku bergaul dengan anak gadis kulit putih “

Ayah soekarno, Raden Soekemi Sostrodiharjo, memang mendidik soekarno dengan disiplin tinggi. Wajar jika bung karno sangat takut sama ayahnya. Bung karno pernah dirotani sang ayah karena pulang terlalu larut.

BACA JUGA: Jika Kita Bisa Memilih, Pengennya Jadi Anak Pertama, Tengah, atau yang Bontot?

Takut hal serupa akan terjadi lagi padanya membuat soekarno sempat berpikiran untuk tidak pulang ke rumah dahulu. Pada akhirnya soekarno menyerah dan memutuskan diam – diam menyusup ke rumah dalam keadaan masih gemetar ketakutan.

Raden Soekemi, yang mengetahui anaknya sudah berada di rumah segera menghampi lalu berkata “ Nak, jangan kau takut tentang perasaan ku terhadap teman perempuanmu itu. Itu baik sekali. Pendeknya hanya dengan jalan itu engkau dapat memperbaiki bahasa Belandamu“.

Benarlah kata pepatah Sekejam – kejamnya harimau tidak mungkin memakan anaknya sendiri . Begitu juga sikap raden Soekemi terhadap anak semata wayangnya itu. Kedisiplinan yang ditanamkan ayahnya tidaklah lain untuk kebaikan bung karno itu sendiri. Perlakuan semacam itulah yang menemani proses bung karno hingga kemudian menjadi proklamator kemerdekaan.

Ayahnya  sangat ingin mengirim anaknya ke sekolah tinggi belanda walaupun kondisi ekonomi keluarga kecil mereka sangat berkecukupan. Atas dasar itu jugalah ia tidak memarahi bung karno yang sedang mendekati Rika. Ayahnya sadar jika kemampuan bahasa belanda bung karno membaik jika terus mengobrol dengan Rika

Artikel Terkait

Mengenal Arti Kata ‘Red Flag’, Bahasa Gaul Ala Gen Z di Medsos

The Weekend Away (2022): Liburan yang Berujung Pilu

Peran Masyarakat Dalam Melestarikan Budaya Dan Tradisi

BACA JUGA: Wahai Orangtua, Rapor itu Cuma Sepotong Puzzle

Kemampuan bahasa belanda memang menjadi syarat utama jika ingin melanjutkan jenjang pendidikan. Dengan kemampuan bahasa belanda yang baik, soekarno bisa melanjutkan pendidikan belanda ke jenjang berikutnya yakni Europeesche Lagere School.

Dari Soekemi Sostrodiharjo, kita bisa belajar pola pendidikan seperti apa yang seharusnya dibangun dalam lingkungan keluarga. Selain seorang anak diberi cinta kasih yang didapatkan dari seorang ibu, dia juga harus diajari tentang kedisiplinan, ketegasan, dan rasa bertanggung jawab dari sosok ayah.

Seorang anak juga tidaklah mesti dikekang kebebasan nya. Walau garang, ayahnya sadar bahwa usia bung karno saat itu memasuki remaja, tentu sudah memiliki rasa ketertarikan ke lawan jenis. Selama masih pada jalurnya dan malah membuat si anak berkembang kenapa tidak dibiarkan saja sambil diawasi dengan cara – cara lain yang lebih edukatif.

Selain itu, peran seorang ayah dalam kebudayaan timur yang bertanggung jawab atas kesejahteraan dan masa depan keluarganya sangat patut dicontohi juga. Misalnya Sosok Soekemi sostrodiharjo yang sangat memprioritaskan pendidikan bagi anak – anak nya, walaupun taruhan nya adalah kenikmatan dan kemewahan hidup sebagai seorang pegawai gubermen sekaligus keturunan bangsawan.

BACA JUGA: Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Itu Perlu Diperhatikan lho!

Jikalau ia egois dan tidak visioner saja, maka ia bisa mengalihkan penghasilan yang diperoleh ke kebutuhan rumah tangga dan kesenangan – kesenangan sesaat seperti lelaki pada umumnya, maka sangat kecil kemungkinan indonesia memiliki sosok bung karno yang seperti kita kenal.

Ibarat, buah jatuh tidaklah jauh dari pohon nya. Apa yang bung karno miliki juga warisan ayahnya. Bisa jadi sikap, idealisme, pola dan model mendidik anak yang dibangun soekemi sostrodiharjo menjadi prototype bapak – bapak indonesia dalam membangun keluarga kecilnya, agar kedepan kita bisa kembali melahirkan putera – putera sang fajar yang baru.

BACA JUGA Tulisan-tulisan menarik dari Syaiful Bato lainnya.

Tags: EdukasiEsaiOpiniPendidikanRaden Soekemi SostrodiharjoRika MeelhuysenSoekarno
❯ Ikuti kami ❮

Selalu dapatkan berita dan informasi terupdate dari Kotomono di:

Syaiful Bato

Syaiful Bato

Penulis adalah mahasiswa semester 9 jurusan pendidikan agama islam Universitas Islam Indonesia  

Sapa Tahu, Tulisan ini menarik

Mengenal Arti Kata Red Flag bahasa gaul gen z

Mengenal Arti Kata ‘Red Flag’, Bahasa Gaul Ala Gen Z di Medsos

September 25, 2023
139
Review Film The Weekend Away 2022

The Weekend Away (2022): Liburan yang Berujung Pilu

September 18, 2023
169
Peran Masyarakat Dalam Melestarikan Budaya Dan Tradisi

Peran Masyarakat Dalam Melestarikan Budaya Dan Tradisi

September 13, 2023
151
Menyoal Perempuan yang Tidak Tertarik pada Penggemar Anime

Menyoal Perempuan yang Tidak Tertarik pada Penggemar Anime

September 10, 2023
174
Becak Pekalongan

Ternyata, Becak Pernah Jaya di Kota Pekalongan!

Agustus 23, 2023
168
5 Kelebihan Tidak Punya Circle Kuliah yang Wajib Kamu Tahu!

5 Kelebihan Tidak Punya Circle Kuliah yang Wajib Kamu Tahu!

Agustus 22, 2023
180
Load More
Next Post
Olahraga Tradisional Gulat Okol

Mari Mengenal Gulat Okol, Olahraga Tradisional ala Sumo versi Indonesia

sinopsis dan resensi film 21 Bridges

Film 21 Bridges (2019) ini Semacam Gambaran Ironi di Balik Penegakan Hukum

Tradisi Marhabanan 12 hari Maulid Nabi

Soal Tradisi Marhabanan 12 Hari, Ikhtiar Kecintaan Kepada Sang Nabi

Komentarnya gan

Ada Informasi yang Salah ?

Silakan informasikan kepada kami untuk segera diperbaiki. Pliss "Beritahu kami" Terima kasih!

TERBARU

Mengenal Arti Kata ‘Red Flag’, Bahasa Gaul Ala Gen Z di Medsos

5 Rekomendasi Kuliner Khas Tegal yang legendaris

4 Sosok Idol K-Pop yang Sukses Jadi Aktor Dalam Drama Korea

3 Rekomendasi Terbaik Anime Mirip Naruto, Plek Ketiplek!

Semakin Kehilangan Arah, Chelsea Merindukan Sosok Big Rom?

11 Tempat Promosi Album Solo Layover V BTS, Yeontan Debut on Stage!

The Weekend Away (2022): Liburan yang Berujung Pilu

LAGI RAME HARI INI

Homestay Cahaya Sikunir

14 Homestay dan Villa di Dieng, Cocok Buat Rombongan juga Keluarga

Juli 11, 2023
1.7k
Rekomendasi iPhone Harga Rp 5 Jutaan - iPhone XR

7 Rekomendasi iPhone Harga Rp 5 Jutaan, Cocok Buat Kamu

Agustus 12, 2023
617
Batik Motif Jlamprang Pekalongan

Sejarah Batik Jlamprang Motif Khas Kota Pekalongan

Agustus 25, 2017
12.5k
Alasan Kenapa Orang Tidak Memasang Foto Profil WhatsApp

Alasan Kenapa Orang Tidak Memasang Foto Profil WhatsApp

Januari 25, 2023
1.7k
Wisata Tawangmangu Terbaru - Sakura Hills

18 Wisata Tawangmangu Hits 2023, Pas Buat Liburan Seru!

Februari 18, 2023
3.9k
Museum Batik Pekalongan

Sejarah Gedung Museum Batik Pekalongan

November 2, 2019
3.9k
Film Semi Terbaik - Beiimaan Love (2016)

18 Pilihan Film Semi Terbaik Mancanegara, Erotis Dengan Cerita Bagus!

Mei 9, 2023
1.9k
Filosofi Sapu Lidi

Sapu Lidi: Dari Falsafah, Penolak Bala, Penolak Hujan, Hingga Cerita Rakyatnya

Maret 31, 2022
2.2k
Jenis Ketawa yang Sering Dipakai Orang Saat Chat

Arti Jenis Ketawa yang Sering Dipakai Orang Saat Chattingan

Januari 3, 2023
3.3k
Landmark Dieng

Wisata ke Dieng Lewat Jalur Pekalongan

September 7, 2018
18.7k
header-kotomono

RINGAN-RINGAN SEDAP

 

TENTANG  /  DISCLAIMER  /  KERJA SAMA  /  KRU  /  PEDOMAN MEDIA SIBER  / INDEKS /  KIRIM ARTIKEL

© 2023 KOTOMONO.CO - ALL RIGHTS RESERVED.
DMCA.com Protection Status
No Result
View All Result
  • NYAS-NYIS
  • SENGGANG
  • DAEBAK
  • PLESIRAN
  • KILASAN
  • LAINNYA
    • NYASTRA
    • OTOMONO
    • FIGUR
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • RELEASE
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Login
  • Sign Up

Kerjasama, Iklan & Promosi, Contact : 085326607696 | Email : advertise@kotomono.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In