• Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Term of Service
  • FAQ
Kotomono.co
  • Login
  • Register
  • ARTIKEL POPULER
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • K-Popers
  • PLESIRAN
  • PUSTAKA
  • NYASTRA
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • RELEASE
    • OTOMONO
    • FIGUR
    • OH JEBULE
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • UMKM
No Result
View All Result
  • ARTIKEL POPULER
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • K-Popers
  • PLESIRAN
  • PUSTAKA
  • NYASTRA
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • RELEASE
    • OTOMONO
    • FIGUR
    • OH JEBULE
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • UMKM
No Result
View All Result
Kotomono.co
No Result
View All Result
  • ARTIKEL POPULER
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • K-Popers
  • PLESIRAN
  • PUSTAKA
  • NYASTRA
  • LAINNYA
Budaya Orang Batang

ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra

Berkat Budaya Wong Batang Ini, Uang Receh Masih Dibutuhkan

Elif Hudayana by Elif Hudayana
Januari 26, 2023
in ESAI
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

KOTOMONO.CO – Saat senggang dan gabut nggak ketulungan, atau sengaja menyempatkan diri diam sejenak, saya akan menjadi pengamat dadakan. Duduk di teras rumah sembari plonga-plongo memegang HP. Tiba-tiba, saya mendengar keributan dari dalam rumah tetangga saya. Nggak usah mikir aneh-aneh, itu cuma perdebatan kecil ibu dan anak yang nganyang (menawar) saat diberi uang koin alias receh.

Sewaktu saya kecil, anak-anak menerima begitu saja ketika diberi uang receh. Mungkin karena saat itu nilainya besar juga, beda dengan sekarang ini. Uang Rp500 sama dengan satu jenis jajan. Di zaman saya SD, dengan nilai uang yang sama saya bisa makan satu porsi soto (versi kantin sekolah) beserta gorengan.

Tidak berbeda jauh dengan anak kecil saat ini, pengemis yang datang ke rumah-rumah juga kerap mengekspresikan ketidaksukaannya dengan uang receh. Meskipun tidak terus terang menolak, gesture tubuh dan mimik mukanya menyiratkan keberatan hati. Apalagi kalau recehnya pecahan Rp100 dan Rp200. Ada yang kecap (mengatakan ‘ck), dan menghela nafas.

Untungnya, keadaan bisa berbanding terbalik dalam beberapa momen. Uang receh masih menjadi primadona dan rebutan ketika diberikan secara cuma-cuma dalam beberapa tradisi wong Batang. Lebih khususnya, di daerah saya, Batang yang berbatasan Pekalongan. Bisa jadi wong Batang bagian lain nggak relate.

Dundunan

Dundunan, atau biasa juga disebut dengan bancakan dan tedak siten adalah rangkaian prosesi adat tradisional masyarakat Jawa ketika anak kali pertama melangkah. Secara bahasa, tedak artinya turun (mudun), siten (siti) berarti tanah. Biasanya tradisi ini dilakukan saat bayi berusia tujuh bulan.

Di daerah saya, tradisi ini identik dengan bubur cocoh dan bancakan (biasa juga disebut sawuran atau udik-udikan). Setelah bubur cocoh atau bubur cenil dibuat dan dibagikan ke tetangga, prosesi selanjutnya adalah memasukkan bayi ke dalam kurungan ayam yang diisi berbagai barang. Hal itu sebagai simbolisasi bayi bisa memilih apa yang dia inginkan untuk menjadi apa ketika dewasa kelak.

BACA JUGA: Dinding Batu Misterius di Curug Genting Batang

Secara umum, prosesi ini sebenarnya disertai dengan banyak hal. Namun, tampaknya sudah luntur dan hanya dilakukan beberapa pihak saja dengan bantuan event organizer. Nah, puncaknya adalah sawuran sejumlah uang dan beberapa barang lain untuk orang-orang yang datang. Biasanya sawuran orang kampung cenderung didominasi dengan uang koin.

Sunatan

Sunat atau khitan di daerah saya tidak dilakukan begitu saja. Tidak sesimpel pergi ke dokter kemudian pulang menunggu sembuh. Biasanya saat anak dikhitan, keluarga akan menyiapkan beberapa jajanan tradisional.

Orang tua kerap menyebut jajan sunatan ini sebagai arang-arang kambang. Isinya berupa ketan hitam dengan topping kelapa dan kinco, bubur abang putih, bubur sumsum, bubur sandung (bubur tepung beras dengan biji salak) dan jedah pasar yang diisi dengan jajanan pasar secara random seperti aneka snack.

Saat prosesi khitan selesai, arang-arang kambang tadi akan dibagikan bebarengan dengan sawuran. Lagi-lagi, uang koin mendominasi dan diperebutkan banyak orang.

Mantenan

Seperti yang sudah kita ketahui, prosesi adat tradisional pernikahan masyarakat Jawa cenderung panjang dan mengandung makna. Mulai dari proses pasang tarub atau tratag, srah-srahan, siraman, midodareni, ijab kabul, temu manten, sungkeman, hingga ngunduh mantu atau balik kloso.

Masyarakat Batang saat ini cenderung mengambil beberapa prosesi inti saja. Selain karena meringkas biaya, estimasi waktu juga diperhitungkan karena proses adat yang lengkap membutuhkan waktu yang cukup panjang. Lah gimana ya wong cuti dari perusahaan aja nggak bisa lama-lama.

BACA JUGA: Panduan Menggunakan Partikel Kata We, Si, dan Pog Asli dari Kabupaten Batang

Tapi sekalipun proses adatnya dipersingkat, wong Batang daerah saya tidak meninggalkan tradisi bancakan mantenan. Biasanya bancakan dilakukan setelah prosesi ijab kabul selesai. Pasca akad, kedua mempelai akan melakukan sesi foto dan ketika orang berkumpul, mempelai laki-laki dan perempuan secara bersama membagikan atau nyawurke uang koin.

Rabu Pungkasan

Disebut juga Rebo Wekasan adalah hari Rabu terakhir di Bulan Safar kalender Jawa atau Hijriah. Mitosnya, dalam bulan itulah orang-orang perlu mengadakan ritual untuk menolak kesusahan atau kesialan pada bulan-bulan selanjutnya.

Di beberapa daerah, tradisi Rabu Pungkasan dilakukan dengan cara yang berbeda. Di Banten dan Tasikmalaya, tradisi ini dilakukan dengan melaksanakan shalat khusus bersama. Di Banyuwangi, Rabu Pungkasan diperingati dengan mengadakan tradisi petik laut di Pantai Waru, Doyong. Ada juga dengan cara makan nasi yang dibuat secara khusus di tepi jalan.

BACA JUGA: Tentang Angkernya Jalur Tengkorak Alas Roban Batang

Berbeda dengan dua daerah tadi, Rabu Pungkasan di daerah saya diperingati dengan menggelar doa bersama di musholla pada malam Rabunya. Selain itu, orang-orang tiap rumah juga secara bergantian sawuran. Bayangkan , satu gang saja berisi puluhan rumah dan sawuran dilakukan bergiliran. Anak-anak akan lari dari timur ke barat dan sebaliknya untuk mendapatkan uang koin.

Selain empat tradisi tadi, masyarakat di daerah saya kadang juga melakukan sawuran uang koin ketika ada kematian. Sawuran dilakukan saat mengantar jenazah ke makam dan tepat di perempatan jalan.

Namun, dalam masyarakat kami, sawuran biasanya dimaknai sebagai tanda syukur atas sesuatu yang terjadi. Meskipun hanya berupa sejumlah uang kecil (uang koin receh). Maka saya tidak heran ketika putusan pengadilan perihal sidang cerai tetangga saya dikabulkan, dia lantas mengadakan sawuran.

BACA Tulisan-tulisan menarik dari Elif Hudayana lainnya.

Artikel Terkait

Jajanan Khas Bulan Puasa Wong Batang #2

Yang Diperjuangkan Feminis: Merangkul Korban Kekerasan Seksual hingga Membuka Pintu Laki-laki Menjadi Bapak Rumah Tangga

Sadfishing Bukan Budaya Kita, Budaya Kita Membagikan Meme Kocak

Tags: BatangBatang InfoBatang updateBerita BatangBudaya BatangBudaya JawaEsaiInfo Batang
Dapatkan berita terupdate dari Kotomono di:
Elif Hudayana

Elif Hudayana

PENULIS KOTOMONO
Punya satu mulut dua telinga

Sapa Tahu, Tulisan ini menarik

Jajanan Khas Ramadhan - Es Barteh

Jajanan Khas Bulan Puasa Wong Batang #2

Maret 17, 2023
141
Yang Diperjuangkan Feminis

Yang Diperjuangkan Feminis: Merangkul Korban Kekerasan Seksual hingga Membuka Pintu Laki-laki Menjadi Bapak Rumah Tangga

Maret 9, 2023
158
Sadfishing Bukan Budaya Kita, Budaya Kita Membagikan Meme Kocak

Sadfishing Bukan Budaya Kita, Budaya Kita Membagikan Meme Kocak

Maret 8, 2023
226
Megono Khas Pekalongan

Megono Khas Pekalongan Bukan Cuma Cecek, Berikut Jenis Lainnya

Maret 7, 2023
160
Kelebihan TikTok Shop

Kelebihan TikTok Shop yang Tidak Dimiliki Marketplace Lain

Maret 3, 2023
157
Lagu JKT48 Tema Kehidupan Sampai Percintaan

6 Lagu JKT48 yang Mungkin Relate Denganmu, Tema Kehidupan Sampai Percintaan

Februari 24, 2023
263
Load More
Next Post
TPA Degayu Kota Pekalongan

Solusi Jitu Ketika TPA Kota Pekalongan Over Kapasitas

Sate Kere Solo

Menikmati Tanggal Tua Dengan Sate Kere Khas Solo

Kripala Dekso Coffee and Resto Jogja

Kripala Dekso Coffee and Resto, Spot Kuliner Ciamik di Jogja Bagian Barat

komentarnya gan

Ada Informasi yang Salah ?

Silakan informasikan kepada kami untuk segera diperbaiki. Pliss "Beritahu kami" Terima kasih!

TERBARU

Banda Neira: Serpihan Surga Bagian Timur Indonesia

Cerpen: Burung Kakaut

Penyebab Terdakwa Tragedi Kanjuruhan Bebas, Begini Tanggapan Angin

Rekomendasi Hotel Staycation Jogja, Under 500 Ribu!

AESPA Comeback Bulan Mei: Sang Leader K-Pop Gen 4 Telah Kembali

Jajanan Khas Bulan Puasa Wong Batang #2

Ikan Kembung: Khasiat, Nutrisi, dan Resep Olahannya yang Lezat

LAGI RAME HARI INI

Resensi Buku Loneliness is My Best Friend karya Alvi Syahrin

Kamu Tidak Sendirian, Karena Kamu Punya Kamu

November 1, 2022
1.2k
Penyebab Terdakwa Tragedi Kanjuruhan Bebas, Begini Tanggapan Angin

Penyebab Terdakwa Tragedi Kanjuruhan Bebas, Begini Tanggapan Angin

Maret 18, 2023
179
Review Film Unlocked (2023) Netflix Korea

Review Film Unlocked (2023): Bikin Parno!

Februari 26, 2023
264
Wisata hits Purwokerto - Menggala Ranch

Menggala Ranch Banyumas, Wisata Ala View New Zealand di Jawa Tengah

Mei 25, 2022
5.6k
Review Buku Novel Ezaquel

Resensi Novel Ezaquel Karya Siti Habibah

April 12, 2022
2.3k
Wisata Hits Bandung - Talaga Pineus Riverside Camp Pangelangan

Talaga Pineus Riverside Camp Itu Tempat Camping Asyik Tanpa Ribet

Agustus 13, 2022
2.7k
Resensi Novel Janji karya Tere Liye

Janji Bukan Sekedar Janji dari Novel Terbaru Tere Liye

September 15, 2022
1.6k
Hotel Staycation Jogja - Agarra Villa

Rekomendasi Hotel Staycation Jogja, Under 500 Ribu!

Maret 17, 2023
165
Senopati dan ratu kidul

Kisah Misteri Bahurekso, Rantamsari Dan Serabi Kalibeluk Batang

Maret 14, 2018
10k
Sate Winong Mustofa Purworejo

10 Rekomendasi Kuliner Enak di Purworejo Tahun 2023

November 9, 2021
5.8k
header-kotomono

RINGAN-RINGAN SEDAP

 

TENTANG  /  DISCLAIMER  /  KERJA SAMA  /  KRU  /  PEDOMAN MEDIA SIBER  /  KIRIM ARTIKEL

© 2023 KOTOMONO.CO - ALL RIGHTS RESERVED.
DMCA.com Protection Status
No Result
View All Result
  • ARTIKEL POPULER
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • K-POPers
  • PLESIRAN
  • PUSTAKA
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • RELEASE
    • NYASTRA
    • OH JEBULE
    • OTOMONO
    • FIGUR
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • UMKM
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Login
  • Sign Up

Kerjasama, Iklan & Promosi, Contact : 085326607696 | Email : advertise@kotomono.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In