KOTOMONO.CO – Sebuah video berdurasi 3 menit yang diunggah oleh akun @pekalonganinfo itu memantik perhatian segenap warga Kabupaten Pekalongan. Dalam caption video tersebut tertulis warga Petungkriyono, mereka membentangkan beberapa spanduk dukungan dan ucapan terima kasih kepada Bupati Banjarnegara, Budhi Sarwono.
Bukan tanpa sebab warga menggelar aksi tersebut, hal itu dipicu atas jasa Pak Budhi Sarwono yang sukses mengaspal jalan jalan perbatasan Banjarnegara-Pekalongan yang selama ini luput dari perhatian pemkab kedua wilayah.
Barangkali warga menganggap Pak Budhi Sarwono ini sebagai pahlawan yang bener-bener memperhatikan kebutuhan wong cilik. Bagaimana tidak, wong sudah lebih dari lima tahun akses jalan di desa terpencil ini rusak parah dan tak kunjung diperbaiki Pemkab setempat, kini tiba-tiba menjadi mulus dan sangat memudahkan mobilitas warga kedua wilayah ini, siapa juga yang nggak bergembira?
Seakan tidak mau hanya membisu atas kabar yang beredar di masyarakat, Fadia Arafiq selaku Bupati Pekalongan pun bereaksi dan langsung menepis lewat laman facebooknya dengan mengeluarkan statement terkait informasi yang menyatakan adanya jalan Kabupaten Pekalongan yang dibangun oleh Bupati Banjarnegara adalah informasi yang tidak benar. Blio menggaris bawahi bahwa kepada daerah tidak diperkenankan bekerja melebihi batas wilayahnya. Ada aturan ketat dan hukum yang tidak main-main bagi pelanggarnya.
BACA JUGA: Masalah di Pekalongan Bakal Selesai Kalau Avengers Jadi Warganya
Ibu Bupati meminta masyarakat disana untuk sedikit bersabar lagi, karena saat ini dirinya masih meneruskan program dari Bupati sebelumnya. Dan baru di tahun 2022 nanti, semua kebijakan dan pembangunan akan berada di genggaman tanggannya.
Soal janji dari pemerintah sebelumnya, Pemkab Pekalongan sudah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 11,8 miliar untuk membangun 3 ruas jalan. Yakni ruas jalan Yosorejo-Curugmuncar, Sikucing-Gumelem-Igir Gede, dan ruas Igir Gede-Simego. Tetapi hingga saat ini, perbaikan jalan sepanjang 13 km yang diimpi-impikan banyak warga tak kunjung direalisasikan oleh Pemkab.
Sudah lebih dari lima tahun akses jalan dari dan menuju ke desa ini rusaknya kebangetan sehingga sangat sulit dilewati semua jenis kendaraan. Siapa saja yang lewat akan misuh sejadi-jadinya. Warga pun hampir habis kesabarannya dan bosan untuk terus-terusan menunggu realisasi pengaspalan jalan yang entah mau sampai berapa ganti bupati lagi.
Dengan kondisi jalan yang rusak dan medan yang sulit itu, akses pendidikan, kesehatan, dan ekonomi warga pun jadi terkendala. Harga-harga kebutuhan pokok di desa itu pun menjadi lebih tinggi dibanding dengan wilayah sekitarnya. Hal ini justru berbanding terbalik dengan harga jual hasil panen kebun dari petani desa tersebut.
BACA JUGA: Gerakan “Njajan Njo” Dari Pemkab Pekalongan Mung Sebatas Labelisasi Saja, Nggak ada yang Istimewa
Para tengkulak selalu menjadikan akses jalan yang sulit ini sebagai alasan untuk membeli hasil panen yang lebih murah. Belum lagi akses buat ke fasilitas kesehatan, bayangkan jika ada ibu hamil yang akan melahirkan, jika nekat dibawa ke puskesmas kecamatan, resiko brojol dijalan bisa saja terjadi karena dalane koyo kali garing gaes.
Pantas saja jika pengaspalan jalan perbatasan Plorengan-Simego yang dilakukan Bupati Banjarnegara ini mendapat sambutan yang menggembirakan bagi warga wabil khusus warga Simego, bak munculnya pelangi setelah badai topan menerpa. Tentu dengan mulusnya jalan Plorengan ini akan memuluskan rejeki orang-orang Simego juga kedepannya, memudahkan mereka mengakses fasilitas kesehatan, pendidikan, memperlancar perekonomian, dan lain sebagainya, sebab mereka lebih mudah ke Kalibening – Banjarnegara ketimbang ke kecamatan Petungkriyono – Pekalongan.
Tapi nih, bagi saya aksi kepahlawanan pak Budhi Sarwono ini amat terlalu kelewatan. Sebab pak Bupati ini berani-beraninya memikirkan warga daerah lain yang oleh kepala daerah setempat saja belum tentu mau pusing-pusing memikirkannya. Jangankan jalan di perbatasan antar kabupaten yang jauh disana, jalan di dalam kabupaten yang kelihatan mata saja kalau rusak lama bener dibetulinnya.
BACA JUGA: Pemkab Pekalongan Wajibkan PNS Pakai Jins: Ide Brilian yang Mengundang Bahaya
Nah, kepada yang terhormat Bapak Bupati Banjarnegara. Terlepas dengan kasus yang sampeyan hadapi saat ini, seharusnya sampeyan itu nggak perlu kelewatan membangun jalan sampai bisa dinikmati warga Simego-Petungkriyono segala. Apa kepentingan sampeyan disitu? Justru yang mendapat untung adalah warganya Bupati Pekalongan. Jika sampeyan nekat melakukan tersebut, kok ya sampeyan baik banget mau melakukan pekerjaan yang harusnya kewajiban Bupati Pekalongan.
Sekali lagi Simego ini milik Kabupaten Pekalongan, dan sudah seharusnya jangan dikasih fasilitas berlebih oleh Pemkab Banjarnegara apalagi sampai dibangunkan jalan aspal yang mulus. Sebab itu bisa melanggar aturan, haram hukumnya. Hla mosok Bupati Banjarnegara nggarap proyek daerah Kabupaten Pekalongan? Hla mengko Bupati Pekalongan olehe opo?
Toh kalau memang akses jalan desa Simego tetap rusak nggak kunjung diperbaiki, ya kami sebagai warga tetap akan menunggu kerjanya Bupati Pekalongan kok. Lagi pula kan baru kemarin mulai bekerja. Belum juga tujuh bulan resmi menjabat, kalau ibarat anak kecil itu belum nglakoni dun-dunan, jadi belum berani ngosek mrono-mrene. Kami akan sabar menunggu, kami juga nggak bisa nuntut ini itu sebab kami paham betul kalimat “Ora Njanjeni – Ora Ngapusi” dari Bupati yang baru ini.
BACA JUGA: Kok Bisa Informasi Kebijakan Pemkot Pekalongan Nggak Sampai ke Warga?
Pokoknya jangan lagi-lagi deh melakukan pembangunan yang menguntungkan warga tempat lain. Biarkan warga itu diurusi dan dipikirkan oleh kepada daerahnya sendiri. Seandainya tetap begitu terus, lama-lama saya menjadi khawatir kalau aksi Bupati Banjarnegara yang memanjakan warga Simego ini bisa memupuk benih-benih pemberontakan warga setempat.
Dari yang awalnya cuma nyaman dan ikut senang dengan pembangunan yang dilakukan Pemkab Banjarnegara, lama kelamaan akan keterusan bergantung kepada pemda disana. Sehingga jika diberi pilihan, saya takut kalau mayoritas warga Simego akan langsung memilih ikut Kabupaten Banjarnegara saja daripada disengsarain Kabupatennya sendiri.
Komentarnya gan