• Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Term of Service
  • FAQ
Kotomono.co
No Result
View All Result
  • Login
  • Register
  • NYAS-NYIS
  • SENGGANG
  • DAEBAK
  • PLESIRAN
  • KILASAN
  • LAINNYA
    • NYASTRA
    • OTOMONO
    • FIGUR
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • RELEASE
  • NYAS-NYIS
  • SENGGANG
  • DAEBAK
  • PLESIRAN
  • KILASAN
  • LAINNYA
    • NYASTRA
    • OTOMONO
    • FIGUR
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • RELEASE
No Result
View All Result
Kotomono.co
No Result
View All Result
  • NYAS-NYIS
  • SENGGANG
  • DAEBAK
  • PLESIRAN
  • KILASAN
  • LAINNYA
Nasib Buruh karyawan pekerja hotel di Indonesia

via roarforgood

Buruh Hotel, Mereka yang Tak Diceritakan Konten Romantisasi Pariwisata

Anggalih Bayu Muh Kamim by Anggalih Bayu Muh Kamim
Februari 22, 2023
in NYAS-NYIS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

KOTOMONO.CO – Sengkarut kesejahteraan buruh hotel yang tak berdaya dalam menghadapi fleksibilitas kerja dan kerentanan ekonomi turisme ini sudah semestinya kita cermati bersama. 

Berbagai destinasi wisata “unggulan” seperti di Bali, Yogyakarta dan daerah lainnya melalui konten media sosial digambarkan memiliki “kearifan lokal, kekayaan budaya,” serta diklaim memberikan dampak kesejahteraan bagi masyarakat sekitar.

Salah satu indikator yang digunakan untuk menunjukkan sumbangsih pariwisata terhadap kesejahteraan di daerah-daerah turisme adalah tingkat hunian kamar. Hal tersebut terkait dengan kapasitas suatu daerah turisme untuk menerima kedatangan wisatawan baik domestik maupun asing. Kunjungan wisatawan yang dilihat melalui keterisian kamar diklaim menunjukkan geliat perekonomian di daerah turisme.

Misalnya dapat dilihat dari kondisi terbaru pasca pencabutan kebijakan PPKM diklaim oleh pemerintah pusat bahwa ekonomi turisme di beberapa daerah sudah meningkat ditunjukkan dengan tingkat keterisian kamar mencapai 80-90% (setkab.go.id, 2023).

Kenyataannya di balik klaim janji kesejahteraan yang dilihat dari tingkat keterisian kamar, nasib buruh hotel yang menjadi bagian dari ekonomi turisme di destinasi wisata tak pernah disampaikan ke publik. Temuan Sanjaya, Sandang dan Satiani (2014) di salah satu hotel di satu daerah misalnya menemukan bahwa tidak semua buruh hotel mendapatkan ijin libur berbayar kala sedang melaksanakan tugasnya sebagai orang tua.

Pihak hotel tersebut mengklaim bahwa tidak menghalangi tugas buruhnya dalam pengasuhan anak asalkan tidak “melupakan tanggungjawab kerjanya.” Hotel tersebut juga belum memberikan pengaturan jam istirahat bagi buruhnya dengan baik dengan alasan pekerjaan mereka cenderung fleksibel sesuai dengan permintaan pelayanan dari tamu.

Konteks kerja fleksibel sesuai pesanan tamu itu pulalah yang menyebabkan buruh hotel seringkali harus bekerja melebihi jam kerja maksimum yang telah ditentukan oleh pemerintah. Hal tersebut misalnya ditemukan di salah satu hotel yang dikaji Jayanti, Udiana, Pujawan (2017), di mana buruh hotel harus mengerjakan banyak pekerjaan di tengah jumlah pekerja yang sedikit.

BACA JUGA: Nestapa Ekonomi Tengkawang, Rakyat Ingin Sejahtera Kok Dihambat?

Pihak hotel tersebut hanya memberikan kompensasi berupa waktu istirahat makan lebih lama. Pihak hotel tersebut juga tak menyediakan pangan bergizi bagi buruh perempuan yang bekerja di malam hari, melainkan mengantinya dengan “uang makan” sesuai kontrak kerja.

Insentif yang diberikan oleh pengusaha hotel kepada buruhnya seringkali fluktuatif tergantung pada tingkat kunjungan tamu. Akibatnya kemampuan buruh untuk memenuhi kebutuhan untuk bertahan hidup juga sangat bergantung dengan tingkat kunjungan tamu.

Buruh hotel yang berasal lingkungan sekitar juga seringkali belum mendapatkan pembekalan yang memadai, sehingga berdampak pada kemampuan mereka dalam bekerja misalnya dalam temuan Herlambang, dkk (2021) di salah satu hotel.

Buruh di hotel tersebut terkadang kurang teliti dalam menyiapkan kamar. Misalnya dalam memastikan ketersediaan sabun, pasta gigi, dan lain-lain. Bahkan pernah juga terdapat keteledoran berupa kebersihan kamar.

Masalah seperti salah satunya dapat muncul dari kurang baiknya kerjasama antara buruh dari berbagai divisi. Buruh hotel tersebut kurang dapat bekerja dengan baik juga tak dapat dilepaskan dari jaminan kesejahteraan yang minim.

BACA JUGA: Menag Betul, Biaya Haji 2023 Memang Perlu Naik

Persaingan untuk menjadi calon buruh hotel sebenarnya tidak mudah. Setidaknya ada tiga faktor yang pengaruhi kemungkinan calon buruh diterima bekerja di hotel (Sasongko dan Wijayati, 2014). Pertama, kelompok usia muda lebih disenangi daripada mereka yang berasal dari kelompok usia lainnya. Calon buruh berusia muda  dianggap lebih kuat secara fisik dan dianggap telah memiliki tingkat pendidikan.

Kedua, kelompok perempuan dianggap lebih memiliki “keunggulan kompetitif” dalam perhotelan. Hal tersebut muncul stigma bahwa buruh perempuan lebih rajin, teliti dan tunduk pada peraturan serta atasan. Ketiga, tingkat pendidikan. Banyak mekanisme alih daya berkembang saat ini terutama disebabkan oleh kesempatan kerja yang terbatas dan pelamar kerja memiliki latar belakang pendidikan yang semakin tinggi.

Waktu kerja di hotel pada dasarnya berbentuk shift, bukan office hour (hanya berlaku bagi divisi keuangan dan pemasaran). Jadwal kerja di hotel tidak menentu, akibatnya buruh perempuan yang sudah menikah apalagi yang telah memiliki anak harus membagi waktunya dalam urusan rumah tangga, pengasuhan anak dan bekerja (Adiati, 2013).

BACA JUGA: Perihal Larangan Jual Rokok Ketengan, ini Cara Mengakalinya

Buruh perempuan yang masuk shift siang seringkali pulang malam saat anak dan suami sudah tidur. Buruh perempuan yang mendapat jadwal kerja pagi harus mengatur waktu sebelum berangkat menyiapkan sarapan dan keperluan lainnya bagi keluarga.

Kajian Adiati (2013) menunjukkan bahwa buruh perempuan yang mendapat shift siang seringkali mendapatkan kesulitan akses transportasi untuk pulang. Memang terdapat hotel yang menyediakan kendaraan dinas untuk mengantar pulang dengan mendaftar saat mereka mulai bekerja dengan lapor pada bagian keamanan. Hotel juga ada yang menyediakan kupon taksi bagi buruh perempuan yang pulang malam, apabila tak tersedia kendaraan dinas.

Pemodal ada yang “menyalahartikan” pemberian jaminan kesejahteraan kepada buruhnya sebagai corporate social responsibility (CSR) internal. Pemodal di hotel yang dikaji oleh Darmawan, Sanjaya, dan Rini (2020) memandang bahwa pemberian akses BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial), membesuk buruh yang sakit, memberikan sumbangan kepada buruh yang sedang berduka cita, cuti hamil selama 3 bulan, pemberian dana khusus dan bingkisan kepada buruh yang menikah, berbagai pelatihan tiap 3 bulan sekali, dana khusus bagi minat olahraga buruh, serta beasiswa bagi anak kandung buruh hotel yang ingin melanjutkan pendidikan di bidang pariwisata sebagai “CSR Internal.”

CSR semestinya berbeda dengan insentif bagi buruh hotel disebabkan tanggungjawab sosial dan lingkungan yang dimaksud adalah “tetesan manfaat ekonomi” bagi masyarakat sekitar unit hotel.

BACA JUGA: Sebagai Warga Negara, Apa Salahnya Berkeluh Kesah?

Buruh hotel rentan pula dari pemutusan hubungan kerja secara sepihak disebabkan pemodal ingin meningkatkan ekspansi modalnya. Misalnya temuan Mahbubi dan Suyatna (2013) terdapat pemodal salah satu hotel yang melakukan PHK sepihak kepada buruhnya dengan alasan “yang dibuat-buat,” padahal sebenarnya pemodal sedang berupaya melakukan pengembangan bisnis resort.

Artikel Terkait

Dear LKKNU Kota Pekalongan, Adakah Program Menarik Selain Ruang Ta’aruf?

Sepakbola Kita Memang Cuma Butuh Prestasi Kayak Emas Sea Games

Privasi Selebritas dan Konsumsi Publik yang Menggila

Buruh hotel tersebut tidak mendapatkan kejelasan alasan pemecatan, padahal regulasi ketenagakerjaan telah mengatur kondisi-kondisi yang memperbolehkan pemodal melakukan PHK.

Beberapa hotel di salah satu daerah destinasi wisata utama bahkan masih memiliki beberapa “buruh kontrak” yang bekerja selama lebih dari lima tahun, tetapi belum diangkat menjadi buruh tetap. Buruh kontrak hotel tersebut di daerah tersebut mendapatkan insentif berupa upah sesuai upah minimum kabupaten, uang makan dan uang transportasi per harinya, BPJS dan pelatihan terkait kebencanaan, dan waktu penyesuaian kerja dengan alat-alat yang digunakan saat bekerja (Putra, Udiana, Priyanto, 2018).

Buruh kontrak di hotel tersebut mengeluhkan belum adanya pengangkatan, namun pihak manajemen beralasan bahwa ketiadaan pengangkatan buruh tetap disebabkan “kuota telah penuh.” Buruh tetap memiliki insentif yang berbeda berupa gaji pokok, service charge, bonus, THR, dan tunjungan lainnya; sedangkan buruh kontrak hanya mendapat gaji pokok, tunjangan makan serta transportasi. Buruh kontrak pada hotel tersebut tak mendapatkan cuti berbayar.

BACA JUGA: Poin Penting Pola Asuh Anak Untuk Para Orang Tua Zaman Now

Pemodal hotel lainnya di daerah destinasi wisata yang sama justru menyalahkan faktor kelalaian buruh yang dianggap tak mengerti tata cara mengakses program jaminan hari tua, kala buruh hotel tersebut tak memiliki akses BPJS.

Di sisi lain, buruh hotel tak mengakses BPJS disebabkan mendapatkan mutasi ke unit hotel lainnya yang masih dikelola grup pemodal yang sama saat memerlukan tambahan pekerja. Akibatnya buruh tidak terdaftar dalam program jaminan hari tua (Wiyarta, Markeling dan Darmadha, 2018).

Buruh hotel berada dalam kerentanan pula sebagai akibat dari ekonomi turisme yang mudah tergoyahkan situasi eksternal seperti pandemi Covid-19. Hotel yang dikaji Ferdian dan Dinitri (2020) misalnya melakukan penyesuaian insentif kesejahteraan kepada buruh berupa gaji pokok bahkan setengah dari gaji pokok sebagai akibat dari berkurangnya pengunjung saat pandemi.

Buruh hotel tersebut sebenarnya tidak puas dengan insentif saat pandemi dan memiliki kekhawatiran mengenai masa depan penghidupan. Mereka memiliki kecemburuan sosial dengan PNS dan buruh BUMN yang relatif memiliki keamanan karir di tengah pandemi.

BACA JUGA: Masalah Stunting dan Hal-hal yang Perlu dipahami Masyarakat

Buruh hotel yang berada di salah satu daerah destinasi wisata yang banyak menggunakan mekanisme alih daya bahkan menghadapi kondisi yang lebih sulit. Buruh hotel tak hanya menghadapi pengurangan gaji bahkan ada sebagian dari mereka yang menghadapi PHK. Buruh yang biasanya mendapatkan service charge, kala pandemi tidak mendapatkannya.

Saat pandemi merebak bahkan mereka menghadapi pengurangan gaji mencapai 70% dari total gaji, baru setelah ada pelonggaran PPKM buruh hotel mendapatkan 50% dari total gaji.

Buruh kontrak mau tidak mau menerima kontrak kerja disebabkan mereka tak diangkat menjadi buruh tetap, apabila  tak ada buruh tetap yang pensiun ataupun mengundurkan diri. Lama bekerja tak menjadi penentu dalam kontrak kerja, artinya saat kontrak kerja diperbaharui buruh harus memulai lagi kesepakatan yang baru (Sari, Dewi, dan Arthanaya, 2021).

Jangan sampai kita sebagai sesama rakyat terbuai dengan konten-konten yang terlalu melebih-lebihkan ekonomi turisme tanpa jujur dengan masalah penghidupan yang dihadapi oleh buruh-buruh di dalamnya. Jangan sampai kita merasa ingin dilayani untuk mendapatkan “refreshing,” tetapi di balik “rasa santai” kita sebenarnya ada buruh hotel yang belum tentu dapat menikmati kenikmatan yang anda nikmati.

BACA Tulisan-tulisan menarik dari Anggalih Bayu Muh Kamim lainnya.

Tags: BuruhEsaiHotelKeadilanKebijakanKebijakan PemerintahKesejahteraanOpiniPariwisataPekerjaPublikTurisme
PENTING!!

Selalu dapatkan berita terupdate dari Kotomono di:

Anggalih Bayu Muh Kamim

Anggalih Bayu Muh Kamim

Perangkai Kata yang Bercerita tentang Penghidupan

Sapa Tahu, Tulisan ini menarik

Dear LKKNU Kota Pekalongan, Adakah Program Menarik Selain Ruang Ta’aruf

Dear LKKNU Kota Pekalongan, Adakah Program Menarik Selain Ruang Ta’aruf?

Mei 22, 2023
179
pawai timnas sepakbola U22 Sea Games 2023

Sepakbola Kita Memang Cuma Butuh Prestasi Kayak Emas Sea Games

Mei 21, 2023
163
Desta gugat cerai Natasha Rizki

Privasi Selebritas dan Konsumsi Publik yang Menggila

Mei 19, 2023
166
Nasib Buruh Batik di Kota Pekalongan

Jangan Mau Jadi Buruh Batik!

Mei 1, 2023
231
Soal Penolakan Izin Salat Id di Lapangan Mataram oleh Walikota Pekalongan

Soal Penolakan Izin Salat Id di Lapangan Mataram, Walikota Pekalongan Maksudnya Baik, Kok

April 19, 2023
182
Apa yang Bisa Diharapkan dari Pesantren dengan Pengajar Cabul

Apa yang Bisa Diharapkan dari Pesantren dengan Pengajar Cabul?

April 15, 2023
221
Load More
Next Post
Profil 7 member Baby Monster

Profil Member Baby Monster 'Baemon', Girlband Baru milik YG Entertainment

Sederet Manfaat Pengajian Ibu-Ibu, Bu Mega Harus Tahu

Sederet Manfaat Pengajian Ibu-Ibu, Bu Mega Harus Tahu!

Rekomendasi STB Terbaik harga murah dan berkualitas

10 Set Top Box Terbaik Harga Murah (Terbaru Tahun 2023)

Berikan komentarmu

Ada Informasi yang Salah ?

Silakan informasikan kepada kami untuk segera diperbaiki. Pliss "Beritahu kami" Terima kasih!

TERBARU

New Rivermoon, Wisata Alam Dengan Beragam Aktivitas Seru di Tepi Sungai Klaten

Jimin BTS Pecahkan Guinness World Record Solois K-Pop Tercepat 1 Miliar Stream Spotify

Daya Tarik dan Spot Wisata Tebing Keraton Bandung

5 Penyakit Kucing yang Perlu Pemilik Waspadai, Bisa Mematikan!

Apa Itu Crush? Makna Sebenarnya Dalam Bahasa Gaul

Bansos Beras Orang Miskin Dikorupsi, Begini Duduk Perkaranya!

Game Terbaru Aether Gazer Resmi Diluncurkan, Kabar Gembira Bagi Wibu se-Bumi

LAGI RAME HARI INI

Wisata hits Purwokerto - Menggala Ranch

Menggala Ranch Banyumas, Wisata Ala View New Zealand di Jawa Tengah

Mei 25, 2022
6.6k
Sate Winong Mustofa Purworejo

10 Rekomendasi Kuliner Enak di Purworejo Tahun 2023

November 9, 2021
7.4k
Jenis Ketawa yang Sering Dipakai Orang Saat Chat

Arti Jenis Ketawa yang Sering Dipakai Orang Saat Chattingan

Januari 3, 2023
1.5k
Wisata Tawangmangu Terbaru - Sakura Hills

18 Wisata Tawangmangu Hits 2023, Pas Buat Liburan Seru!

Februari 18, 2023
923
Landmark Dieng

Wisata ke Dieng Lewat Jalur Pekalongan

September 7, 2018
16.7k
Wisata Hits Bandung - Talaga Pineus Riverside Camp Pangelangan

Talaga Pineus Riverside Camp Itu Tempat Camping Asyik Tanpa Ribet

Agustus 13, 2022
3.6k
wowpacalan paninggaran

Yang Baru di Pekalongan Nih, Obyek Wisata Wow Pacalan Paninggaran

Desember 27, 2022
1.9k
Hidden Gem Batang - The Gege Fun

Cafe Hits Batang Terbaru Nih, The Gege Fun yang Worth It Banget!

Maret 22, 2023
656
Film Semi Terbaik - Beiimaan Love (2016)

18 Pilihan Film Semi Terbaik Mancanegara, Erotis Dengan Cerita Bagus!

Mei 9, 2023
340
Glamping Tawangmangu Wonder Park

5 Rekomendasi Terbaik Glamping Tawangmangu, Cocok Buat Staycations!

Mei 6, 2023
216
header-kotomono

RINGAN-RINGAN SEDAP

 

TENTANG  /  DISCLAIMER  /  KERJA SAMA  /  KRU  /  PEDOMAN MEDIA SIBER  / INDEKS /  KIRIM ARTIKEL

© 2023 KOTOMONO.CO - ALL RIGHTS RESERVED.
DMCA.com Protection Status
No Result
View All Result
  • NYAS-NYIS
  • SENGGANG
  • DAEBAK
  • PLESIRAN
  • KILASAN
  • LAINNYA
    • NYASTRA
    • OTOMONO
    • FIGUR
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • RELEASE
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Login
  • Sign Up

Kerjasama, Iklan & Promosi, Contact : 085326607696 | Email : advertise@kotomono.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In