KOTOMONO.CO – Jauh-jauh datang dari kota Pekalongan ke Paninggaran sungguh tidak dikecewakan sama Bu Lurah. Apalagi servisnya yang penuh cinta, membuat semakin jatuh hati dan betah berlama-lama. Bu Lurah disana benar-benar rupawan, berpenampilan elok, berparas cantik, aromanya mewangi, Ah pokoknya bisa bikin siapa saja jatuh hati dan jadi ketagihan untuk menginginkannya lagi dan lagi.
Bu Lurah disana bisa di-BO beberengan dengan menu-menu nyentrik lainnya, seperti; Pak Lurah, Kembang Desa, Rah Naga dan juga teh. Dan sudah barang tentu bisa dikombinasikan dengan menu berat maupun yang ringan sebagai pendampingnya. Batas Desa Coffee and Eatery menyuguhkan sajian kekinian yang sepertinya rugi banget kalo nggak kesana.
Sabtu, 30/07/2022 lalu, saya berkesempatan datang kesana. Berpacu mengendarai sepeda motor melalui jalur yang tiada membosankan. Terutama ketika sudah memasuki kawasan Linggo Asri, yang kiri dan kanan berupa perkebunan. Sesekali di kejauhan terlihat rumah-rumah penduduk Kajen yang cukup padat. Kemudian pemandangan itu berubah menjadi pepohonan damar yang menjulang tinggi. Asri dan bikin betah mata.
Sesekali kamu harus disempetin buat healing tipis-tipis kesana, paninggaran. Sebab kini sudah ada pusat keramaian baru yang tentu saja dengan sentuhan masa kini, apalagi kalau bukan kedai kopi atau kofiesop kekinian.
Berada di ketinggian 850 diatas permukaan laut, sudah barang tentu Paninggaran berhawa sejuk dan cenderung dingin. Nah, hadirnya Batas Desa Coffee and Eatery ini bisa jadi akan menghangatkan hari-harimu.
Bukan tanpa asalan kedai ini hadir disini, sebab selain mudah dijangkau dengan beragam jenis kendaraan pribadi maupun umum, rupanya Batas Desa ini cukup dekat dengan kawasan Dataran Tinggi Dieng, Banjarnegara. Mau jadi tujuan maupun transit, sepertinya oke punya.
BACA JUGA: Mau Nongkrong Asyik di Pantai Batang? Kuy Kapeo On The Beach Aja!
Buka mulai pukul 3 sore hingga close order pukul 10 malam, Batas Desa menyajikan menu-menu kopi dan non-kopi serta makanan berat yang terbilang istimewa.
Untuk menu kopi ada manual brew, kopi susu, kopi mocktail. Untuk non-kopi ada milk based, mocktail, teh, hingga wedang rempah pun tersedia.
Sedangkan menu berat yang bisa dipilih ada ayam goreng, ayam geprek, puyuh goreng, chicken katsu, rice bowl, hingga bakso malang super seger pun ada.
Tidak mau menu-menu yang berat? bisa kok kamu pilih menu ringin seperti kebab, kentang goreng, pisang crispy, mendoan, tahu bakso, dimsum, pancake, roti maryam dan masih banyak lagi.
Seperti yang saya ungkapkan pada awal tulisan ini, saya berkesempatan untuk mencicipi salah satu signature menu cafe Batas Desa ini, yakni Bu Lurah. Ya, Bu Lurah inilah yang sukses membikin saya ketagihan hingga 2 ronde, eh maksudnya tanduk 2 kali.
Sekilas jika dilihat kasat mata akan nampak seperti espresso based pada kofieshop pada umumnya. Namun Bu Lurah disini ada sentuhan modifikasi sedemikian rupa sehingga cita rasa yang diberikan tidak mencolok pahit kopi espresso, malahan lebih terasa seperti taste cola.
BACA JUGA: Koenokoeni Cafe Gallery, Kafe Resto dengan Kearifan Lokal di Semarang
Singkatnya Bu lurah itu mocktail kopi based espresso yang kasih taste strawberry. Jadi memang dikonsep taste ala-ala cewek. Nah kebalikannya, kalau Pak Lurah itu mocktail kopi dengan ada taste mango-nya, tapi lebih kenceng espressonya sehingga dicap sebagai taste ala-ala cowok gitu loh.

Pilih Pak Lurah atau Bu Lurah, jelas saya masih waras dan normal akan memilih Bu Lurah dong. Bukan apa-apa, lebih ke lain daripada yang lains aja. Sebab Kopi mocktail ala Pak Lurah sepertinya sudah umum di kedai-kedai yang lain. Dan menurut saya taste-nya Bu Lurah emang lebih lembut dan cocok sekali bagi yang ingin pesan kopi namun ingin rasa yang lain, bukan cinta yang lain lho ya!
Oh iya, “Kembang Desa” jangan sampe terlewat ya. Sebab signature menu yang satu ini based-nya hydrococo yang dikombinasikan sama blue sitrus buah-buahan plus sedikit soda. Tentu akan menyegarkan banget.
Menurut penjabaran dari sang owner, penamaan signature menu disini bukan ngasal semata. Namun terinspirasi dari yang ada Desa itu sendiri, diliriklah aparatur sipil desa yakni Pak Lurah atau Bu Lurahnya. Itu yang terngiang-ngiang di kepala sang kreator menu ini.
BACA JUGA: Mie Ayam Jogja Istimewa “Pak Jono” Udah Ngeksis di Pekalongan Sejak 2009
Oh iya hampir saja lupa ngomongin soal menu berat, Rice bowl tongkol balado akan membuat lidahmu terus bergoyang. Cita rasa dan daging tongkolnya berasa banget, bumbu baladonya sedap, ditambah rice bowl disini ada telur ceplok, jadi makin mantap.

Menu-menu yang lain juga nggak kalah enak dengan tongkol balado, semua tergantung selera. Namun yang pasti cafe hits Batas Desa ini tidak akan mengecewakan.
Kamu nggak usah bingung dan keki. Santuy saja, semua menu sudah diset agar pas dengan kantong mu. Harga yang diberikan cukup terjangkau sehingga semua kalangan bisa menikmatinya. Tak ayal jika semua kalangan yang mayoritas warga Paninggaran ini berjubel datang kemari saat senja mulai tiba.
Maka jangan heran jika kedapatan pengunjung yang berpakaian sarung dan berkopiah putih ala Pak Haji, mereka-mereka ini hype-nya Paninggaran. Dan informasinya kecamatan ini dikenal dengan “Bumi Para Kaji”.
Berada di pinggir jalan raya Paninggaran – Kalibening, Batas Desa mengusung konsep Skandanavian. Ini bisa terlihat dari warna yang dipadupadankan, yakni warna netral dominasi putih dan aksen hitam serta warna-warna lampu kuning yang menentramkan. Memang konsep ini nggak unik-unik amat dan justru berkesan kontra kultur, namun ini sengaja dipilih karna paling bagus diterapkan di daerah pegunungan.
BACA JUGA: Menikmati Nuansa dan Hidangan ‘Ndeso’ di Pawone Simbah
Terdapat tiga buah lokasi yang bisa dipilih pengunjung di lahan seluas 500 meter persegi ini. Yang pertama, main building yang mencolok dari dari cafe Batas Desa ini. Sebab disinilah tempat barista beraksi untuk meracik kopi dan pengunjung memesan menu makanan sebelum memilih tempat duduk.
Ruangan indoor ini tak perlu alat pendingin, sebab udara disekitar sudah sangat sejuk. Jika siang hari antara 20-16 derajat celcius, sedangkan memasuki sore hingga malam hari bisa mencapai 18 derajat. Namun dengan demikian pengunjung yang gemar merokok disarankan agar memilih tempat di outdoor saja. Sebab disanalah kalian bisa bebas leluasa menghembuskan asap-asap tembakau tanpa khawatir seisi ruangan kemebul penuh asap.
Kemudian lokasi yang kedua berada samping kanan-kiri bangunan utama, pengunjung bisa menjangkaunya dengan menaiki anak tangga berpagar besi. Bisa dibilang ini merupakan lantai 2 nya café ini.
Disini terdapat beberapa meja dan kursi yang bisa dipilih, dengan tema semi outdoor, kamu bisa leluasa menikmati hamparan pemandangan yang menakjubkan, syukur-syukur bisa dapet view matahari terbenamnya. Uhh sungguh romantisme yang cukup sempurna, senja dibawah lampu-lampu kuning berhawa dingin dan tentu ditemani menu-menu spesial bareng doi.
BACA JUGA: Cafe Hits Batang yang Keren Abis Buat Nongki-Nongki
Atau mau yang lebih puas dan leluasa memandangi landscape indah alam Paninggaran? Coba saja naik anak tangga lagi menuju lantai yang ke-3. Disana buat spot foto-foto juga seru tentunya bisa jadiib feed instagram mu makin kece.
Masih belum tertarik?
FYI, Paninggaran itu merupakan satu di antara 19 kecamatan yang ada di Kabupaten Pekalongan dengan topografi pegunungan, serta memiliki berbagai wisata alam yang menarik untuk dikunjungi.
Sebut saja ada Kali Paingan, Curug Siwatang, Curug Silangsih Sawangan, Pendakian Puncak Anjir, Candi Trenggolek Botosari, Kebun Teh Kaliboja, Wisata geologi Watu Sigeong dusun Bandingan dan makam Mbah Wali Tanduran sebagai spot wisata religinya. Cocok bingit kan buat tempat healing?
Nah puas main dengan alam, bisa rehat sejenak dan nongki-nongki kekinian di Batas Desa Coffee and Eatery ini.
Berikan komentarmu