• Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Term of Service
  • FAQ
Kotomono.co
No Result
View All Result
  • Login
  • Register
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • UMKM
  • OH JEBULE
  • FIGUR
  • PLESIR
  • NGULINER
  • WISDOM
  • PUSTAKA
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • NYASTRA
    • NGABUBURIT
    • RELEASE
    • EDUKASI
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • UMKM
  • OH JEBULE
  • FIGUR
  • PLESIR
  • NGULINER
  • WISDOM
  • PUSTAKA
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • NYASTRA
    • NGABUBURIT
    • RELEASE
    • EDUKASI
No Result
View All Result
Kotomono.co
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • UMKM
  • OH JEBULE
  • FIGUR
  • PLESIR
  • NGULINER
  • WISDOM
  • PUSTAKA
  • LAINNYA
Banjir Pekalongan 2021

Banjir Pekalongan Feb 2021

Cerita Dua Penelepon tentang Dampak Banjir di Pekalongan

Ribut Achwandi by Ribut Achwandi
Februari 23, 2021
in ESAI
0
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

KOTOMONO.CO – Senin malam (22 Februari 2021), seperti yang sudah terjadwalkan, mulai pukul 22.00 sampai 00.00, saya kudu bersiaran. Memandu acara Wedangan di Radio Kota Batik, radio yang didanai oleh APBD Kota Pekalongan. Malam itu cerah. Tidak ada hujan, juga tidak ada petir. Kami, saya dan partner saya, Opik, bersiaran cukup lega. Tanpa ada rasa cemas dan was-was.

Telepon bergantian. Para pendengar setia Wedangan pun berbagi kabar. Pak Agus, salah seorang warga desa Karangjompo, Kabupaten Pekalongan, adalah orang pertama yang berhasil masuk. Seperti biasa, kami saling menyapa dan menanyakan kabar. Lumrah.

Dilanjut dengan guyon ala Wedangan sekadarnya. Ya, sebagai pelepas penat dan pelipur lara. Apalagi, Pak Agus ini salah seorang warga terdampak banjir. Kata Pak Agus, banjir di desanya memang parah. Sekitar dua minggu air tak surut. Ketinggiannya bisa mencapai paha bahkan pusar orang dewasa.

Seluruh warga desa tempatnya tinggal terpaksa diungsikan. Mereka juga mendirikan pos-pos pengungsian mandiri di sejumlah titik. Bahkan, mereka punya sistem yang bagus dalam urusan pendirian pos. Ada pos induk yang difungsikan sebagai pusat informasi warga. Ada juga pos-pos pengungsian warga yang keberadaannya dibagi berdasarkan daya tampung dan kemudahan aksesnya.

Jadi, kalau misal ada bantuan akan ditampung dulu di pos induk. Baru setelah itu akan dibagikan ke pos-pos pengungsian yang ada di dekat rumah warga. Sistem distribusinya pun tidak asal. Tetapi, berdasarkan kebutuhan warga di pos pengungsian masing-masing.

BACA JUGA: Dinsos P2KB Kota Pekalongan Tanggapi Postingan “Kapok ke Dinsos”

Cara ini, kata Pak Agus, dirasa sangat efektif. Sebab, semua yang berkaitan dengan masalah warga dan kebutuhannya pun dapat diinventarisir dengan baik. Distribusinya pun tidak acak. Tetapi, benar-benar berdasarkan data informasi yang dihimpun dari tiap-tiap pos pengungsian warga.

Menariknya lagi, sistem itu dibangun oleh warga sendiri. Dikoordinir oleh warga dan dijalankan oleh warga. Semua dilakukan secara gotong royong. Kalaupun ada tenaga dari instansi pemerintah atau lembaga-lembaga non pemerintah, mereka pun tidak keberatan bahkan merasa senang karena ada tenaga tambahan.

Nah, malam itu, Pak Agus mengabarkan, jika kondisinya sudah agak membaik. Ketinggian air sudah mulai surut. Meski demikian, masih banyak yang memilih mengungsi. Beberapa warga juga dikabarkan masih mengungsi di beberapa rumah sanak familinya yang bebas dari banjir. Termasuk, Pak Agus sendiri. Meski begitu, ia juga masih sering ngurusi pengungsian kalau memang jatahnya bertugas.

Penelepon lain, Bu Khotijah, warga desa Curug, Kabupaten Pekalongan, mengisahkan pengalaman yang tak jauh beda. Hanya saja, di desanya tak ada banjir. Maka, ia tak perlu mengungsi. Tetapi, hari-harinya selama masa banjir hingga Senin sore, digunakan untuk mengunjungi tempat-tempat pengungsian di beberapa desa yang tergenang banjir.

BACA JUGA: Keluh Kesah Seorang Warga Terdampak Banjir tentang Foto-foto di Medsos

Ibu yang suka bergiat dalam kegiatan-kegiatan sosial ini berkisah pula tentang bagaimana rasanya mengunjungi tempat-tempat pengungsian itu. “Ya, dengan mendatangi mereka, saya dan teman-teman berusaha ikut merasakan apa yang warga terdampak ini rasakan. Bisa dibayangkan, sehari saja di sana, kita kena gatal-gatal. Apalagi mereka yang berminggu-minggu. Pasti sangat kerepotan,” katanya.

Selama ikut membantu warga, kata Bu Khotijah, ia menyaksikan betapa orang-orang Pekalongan itu punya rasa kepedulian tinggi terhadap sesama. Tidak lagi diributkan soal atribut organisasi dan segala macamnya. Tetapi, mereka kompak. Bersatu padu mengulurkan tangan dan memberikan bantuan. “Semua lebur jadi satu, Mas,” ujarnya.

Ibu rumah tangga ini juga mengabarkan, selama ikut krubyak-krubyuk di daerah banjir, kebutuhan yang paling dibutuhkan adalah obat-obatan dan bantuan tenaga medis. Sebab, untuk logistik bahan makanan rata-rata di tempat pengungsian sudah cukup. Bahkan ada yang berlebih-lebih.

Dari dua penelepon itu, saya lantas berpikir, ternyata masih banyak kok orang-orang yang tulus berbuat. Bahkan, satu hal yang saya tangkap, terutama dari kisahnya Bu Khotijah. Ia malah nggak mau menyebut dirinya sebagai relawan. Malah, dia menyebut aktivitasnya itu sekadar “dolanan”. Ya, Bu Khotijah malah menyebut, “Saya cuma dolan kecèhan (berendam).” Sesimpel itu.

BACA JUGA: Angkat Topi untuk Para Dermawan dan Relawan

Sebagai pemandu acara saya cukup senang pula, karena akhirnya ada penelepon yang berkenan berbagi informasi terkini tentang keadaan warga terdampak banjir. Tanpa polesan apapun. Hanya menyampaikan apa yang perlu disampaikan. Dan, itu sangat berharga bagi saya, juga bagi pendengar malam itu. Ya, siapa tahu masih ada orang-orang yang juga berkenan membantu sesama.

 

Baca Tulisan-tulisan Menarik Ribut Achwandi Lainnya

Tags: banjirBanjir PekalonganCatatan WedanganEsaiKisahkorbanpekalonganpeneleponRadio Kota Batikrelawanrkbwedangan

Mau Ikutan Menulis?

Kamu bisa bagikan esai, opini, pengalaman, uneg-uneg atau mengkritisi peristiwa apa saja yang bikin kamu mangkel. Karya Sastra juga boleh kok. Sapa tahu kirimanmu itu sangat bermanfaat dan bisa dibaca oleh jutaan orang. Klik Begini caranya


Ribut Achwandi

Ribut Achwandi

Kepala Redaksi
Ngedanlah asal nggak bikin orang lain jadi edan.

Sapa Tahu, Tulisan ini menarik

Tips Menjadi Pemain Catur Online Profesional

Sebuah Tips Menjadi Pemain Catur Online Profesional Biar Nggak Kayak Dewa Kipas

Mei 26, 2022
147
Honda Astrea Motor Sejuta Umat yang Hits Pada Era-nya

Honda Astrea, Motor Sejuta Umat yang Hits Pada Era-nya

Mei 24, 2022
170
Drama Ojol - Driver Selalu Berwajah Lusuh

Belajar Bijak dari Driver Ojol Selalu Berwajah Lusuh Ketika Mengambil Orderan

Mei 23, 2022
178
Sosok Penting Pelopor Penerbangan Dunia

4 Sosok Penting Pelopor Penerbangan Dunia

Mei 19, 2022
141
mata uang kripto

Mengenal Lebih Jauh Apa Itu Mata Uang Kripto

Mei 16, 2022
142
Mengulik Asal Muasal Sejarah Wingko Babat

Mengulik Fakta Wingko Babat; Berasal dari Lamongan yang Kadung Terkenal di Semarang

Mei 13, 2022
164
Load More


Ada Informasi yang Salah ?

Silakan informasikan kepada kami untuk segera diperbaiki. Pliss "Beritahu kami" Terima kasih!


TERBARU

Sebuah Tips Menjadi Pemain Catur Online Profesional Biar Nggak Kayak Dewa Kipas

Banjir Rob Landa Pekalongan, ACT-MRI Sigap Distribusikan Bantuan

Menggala Ranch Banyumas, Wisata Ala View New Zealand di Jawa Tengah

Honda Astrea, Motor Sejuta Umat yang Hits Pada Era-nya

Belajar Bijak dari Driver Ojol Selalu Berwajah Lusuh Ketika Mengambil Orderan

Koenokoeni Cafe Gallery, Kafe Resto dengan Kearifan Lokal di Semarang

4 Sosok Penting Pelopor Penerbangan Dunia

LAGI RAME

Cafe Hits Batang Hello Beach

20 Cafe Hits Kekinian di Kabupaten Batang yang Keren Abis Buat Nongki-Nongki

Februari 13, 2022
3.1k
Wisata Tegal - Villa Guci Forest

Wisata Hits Terbaru Tegal di Villa Guci Forest

Mei 17, 2022
442
Wisata Hits Terbaru Jogja di HeHa Ocean View

Wisata Hits Terbaru Jogja di HeHa Ocean View

Maret 3, 2022
2k
Legenda Dewi Lanjar Pantai Utara

Kisah Legenda Asal-usul Dewi Lanjar

Agustus 12, 2016
34.2k
Wisata Pekalongan Pantai Pasir Kencana

New Taman Wisata Pantai Pasir Kencana Kota Pekalongan

Maret 10, 2022
6.5k
Review Buku Novel Ezaquel

Resensi Novel Ezaquel Karya Siti Habibah

April 12, 2022
357
Tradisi Syawalan Balon Udara Pekalongan

5 Tradisi Syawalan di Pekalongan yang Sayang Untuk Dilewatkan

Mei 7, 2022
7.8k
Dewi-Rantamsari-Dewi-Lanjar

Kisah Misteri Dewi Rantamsari Yang Melegenda

Oktober 16, 2018
15.7k
Forest Kopi Batang

Inilah 10 Tempat Kuliner di Batang Paling Direkomendasikan untuk Wisatawan

April 9, 2020
29.6k
Balon Udara di Pekalongan Zaman Dahulu

Sejarah Tradisi Balon Udara Di Pekalongan

Juli 25, 2016
1.4k

TENTANG  /  DISCLAIMER  /  KERJA SAMA  /  KRU  /  PEDOMAN MEDIA SIBER  /  KIRIM ARTIKEL

© 2021 KOTOMONO.CO - ALL RIGHTS RESERVED.
DMCA.com Protection Status
No Result
View All Result
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • UMKM
  • OH JEBULE
  • FIGUR
  • NGULINER
  • PLESIR
  • LOCAL WISDOM
  • PUSTAKA
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • NGABUBURIT
    • RELEASE
    • EDUKASI
    • NYASTRA
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Login
  • Sign Up

Kerjasama, Iklan & Promosi, Contact : 085326607696 | Email : advertise@kotomono.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In