• Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Term of Service
  • FAQ
Kotomono.co
No Result
View All Result
  • Login
  • Register
  • NYAS-NYIS
  • SENGGANG
  • PLESIRAN
  • DAEBAK
  • WIBU
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • NYASTRA
    • OTOMONO
    • FIGUR
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • RELEASE
  • NYAS-NYIS
  • SENGGANG
  • PLESIRAN
  • DAEBAK
  • WIBU
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • NYASTRA
    • OTOMONO
    • FIGUR
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • RELEASE
No Result
View All Result
Kotomono.co
No Result
View All Result
  • NYAS-NYIS
  • SENGGANG
  • PLESIRAN
  • DAEBAK
  • WIBU
  • LAINNYA
Home SENGGANG
Pelaku Catcalling

Ilustrasi belaka

Dear Pelaku Catcalling, Kalian Itu Nggak Punya Harga Diri!

Widiyawati by Widiyawati
Desember 1, 2022
in SENGGANG
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

KOTOMONO.CO – Dear ciwi-ciwi, pernahkah kalian mengalami catcalling? Pastinya menyebalkan dan bikin ilfil kan ya. Dan dear cowo-cowo, pernahkah kalian melakukan catcalling kepada perempuan yang lewat didepanmu? Merasa banggakah dirimu?

Perlu saya tekankan dahulu, pertama, Catcalling adalah bentuk pelecehan seksual. biasanya dilakukan dengan cara melakukan hal-hal yang memiliki tendensi seksual yaitu dengan volume yang keras meskipun tidak secara eksplisit. Seperti, dengan cara bersiul menggunakan nada menggoda, berkomentar dengan kalimat pujian yang berlebihan, berseru, dan memberikan gesture, yang ditujukan kepada seseorang yang dilewatinya.

Catcalling bisa menerpa siapa saja tidak terkecuali perempuan dewasa sekalipun. Selain itu menyuarakan bebunyian ataupun keributan kepada seseorang didepan publik yang dapat menimbulkan seseorang tersebut menjadi tidak nyaman bahkan merasa terlecehkan disebut juga dengan catcalling.

Pelecehan tersebut biasanya terjadi di gang-gang kecil bahkan dijalan, ketika jumlah pelaku lebih banyak dripada korbannya. Sasaran yang sering dijadikan korban oleh pelaku catcalling ialah perempuan yang dianggap menarik bagi si pelaku. Hal tersebut dapat terjadi pada siapa saja dan dimana pun orang itu berada.

BACA JUGA: Standar Kecantikan, Harus Pakai Skincare dan Makeup?

Nah, sekarang ini kabar mengenai pelecehan seksual semakin marak dan terdengar sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat. Semua orang memiliki kemungkinan untuk menjadi korban dan menjadi pelaku pula, baik laki-laki maupun perempuan. Peristiwanya sering terjadi di ranah publik dimana hubungan antara korban dan pelaku tidak saling kenal satu sama lain.

Fenomena ini dapat bersifat fisik atau seksual dan seringnya dilakukan oleh laki-laki yang berada dalam suatu kelompok. Berbeda dengan hal itu ketika laki-laki itu sendirian, justru mereka cenderung tidak akan melakukan fenomena tersebut. Bukan hanya laki-laki namun perempuan juga dapat menjadi pelaku dari catcalling lho Semua orang dapat menjadi korban dan pelaku, poinnya ini. Akan tetapi fenomena ini lebih di asosiasikan dengan laki-laki.

Dilansir dari laman University Of Missouri-Kansas City, catcalling dapat dilakukan oleh berbagai macam golongan dan dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Paling sederhana, Catcalling bisa berupa siulan ketika pelaku merasa tergoda ketika melihat si korban.

BACA JUGA: Saat Pernikahan Menjadi Ajang Lomba Generasi Z

Tanggapan dari fenomena tersebut pun sangat beragam. Sebagian dari perempuan dan laki-laki mengatakan bahwa catcalling merupakan bukan bagian dari pelecehan seksual. Mereka menganggapnya terlalu berlebihan. Namun sementara sebagian dari mereka juga beranggapan bahwa catcalling sangat berbahaya dan harus dimasukkan ke dalam salah satu bentuk pelecehan yakni pelecehan yang dilakukan secara verbal.

Ada juga beranggapan bahwa catalling tidak berbahaya namun dapat menimbulkan dampak yang cukup mengerikan. Sementara tujuan pelaku dalam melakukan catcalling dapat beragam. Ada yang hanya untuk sekedar menarik perhatian dari lawan jenis atau menginginkan agar korban tersebut dapat menimbulkan suatu reaksi tertentu.

Pelaku catcalling sangat berharap mendapat respon dari korban. Meskipun tujuan tersebut tidak membahayakan korban dan tidak bermaksud untuk merendahkan, namun hal tersebut sudah menjadi perbincangan sosial karena sebagian korban yang perempuan merasa dilecehkan dan merasa risih bahkan tidak nyaman dengan adanya kejadian tersebut.

BACA JUGA: Inspirasi Ide Foto Prewedding Aesthetic yang Bisa Kamu Tiru

Sebagian perempuan menjadi merasa terintimidasi dengan adanya aktivitas catcalling. Meskipun pelaku catcalling sebagian besar memang laki-laki, namun tidak menutup kemungkinan apabila perempuan menjadi pelaku dalam catcalling. Dengan adanya fenomena tersebut banyak menimbulkan reaksi antara kedua belah pihak, baik dari laki-laki ataupun perempuan. Ada yang beranggapan bahwa catcalling itu hanya bentuk “guyonan” yang berlebihan. Sementara juga ada yang beranggapan bahwa catcalling harus dimasukkan kedalam bentuk pelecehan.

Bagi beberapa orang menganggap bahwa bentuk pelecehan ini merupakan sebagai bentuk ekspresi ketertarikan antara laki-laki terhadap perempuan yang tidak berbahaya, namun bagi korban pelecehan catcalling, sangat berbahaya dan dapat menimbulkan dampak yang mengerikan, seperti trauma yang parak terhadap lawan jenis dan merasa tidak aman ketika di ruang publik.

Sebab banyak perempuan yang menjadi korban mendapatkan komentar yang mengandung unsur seksual. Hal tersebut sangatlah mengganggu dan membuat merasa tidak aman apabila mendapatkan catcalling kembali di lain tempat dan kondisi. Hal tersebut tentunya disebabkan oleh banyak faktor.

BACA JUGA: Mengenal EDC, Gaya Hidup Urban Survival

Selain itu perilaku catcalling yang dilakukan seorang laki-laki terhadap perempuan juga berdampak terhadap sudut pandang perempuan mengenai pelaku tersebut. Perempuan menganggap hanya laki-laki yang tidak memiliki harga diri lah yang berani berbuat catcalling terhadap perempuan yang ia temui. Hal tersebut tentunya disebabkan oleh banyak faktor pula.

Disinyalir faktor yang menyebabkan seseorang melakukan catcalling adalah adanya sistem budaya patriarki, dimana laki-laki selalu menganggap dirinya lebih hebat dan unggul dari pada perempuan. Kata patriarki berarti menempatkan peran laki-laki sebagai penguasa yang sentral. Dengan adanya hal tersebut laki-laki akan semakin leluasa menjadi pelaku dari catcalling. Sebab menganggap bahwa perempuan yang menjadi korban tidak mampu melawan.

Keterbatasan pengetahuan juga dijadikan sebagai faktor seseorang dalam melakukan catcalling. Pelaku catcalling sering tidak sadar bahwa dengan catcalling mereka telah melakukan pelecehan kepada korban, yang mereka tau hanya melakukan candaan semata. Hal itu tentu memerlukan pentingnya edukasi agar masyarakat dapat membedakan hal yang buruk dan baik yang dapat dilakukan.

BACA JUGA: Saya Rasa Gampangnya Kredit Motor Adalah Penyebab Angkot Terpinggirkan

Terakhir yaitu faktor relasi kuasa yang tidak seimbang. Umumnya pelaku catcalling berkelompok dan mereka merasa berkuasa yang menyebabkan pelaku mampu melakukan hal itu. Tidak hanya pelaku, namun teman-temannya pun ikut berkontribusi dalam tindakan tersebut. Hal tersebut membuat pelaku merasa mendapat dukungan dari temannya sehingga dengan mudahnya melakukan pelecehan terhadap korban yang umunya adalah perempuan.

Dampak perlakuan catcalling akan mengubah sudut pandang perempuan terhadap pelaku. Saya perempuan dan saya sangat menganggap hanya laki-laki yang tidak memiliki harga dirilah yang berani berbuat catcalling terhadap perempuan yang ia temui.

Meskipun perempuan selalu menjadi objek pelecehan seksual dan berakhir menyalahkan diri sendiri, namun sebagian dari mereka tidak ada yang menghubungkan pelecehan seksual yang mereka dapatkan dengan pakaian yang ia kenakan atau perilaku mereka di ruang publik.

BACA JUGA: Bullying di Dunia Kedokteran, Bukti Pentingnya Spiritualitas Daripada Senioritas

Fenomena ini dapat berpengaruh dengan keadaan psikologis korban. Orang-orang yang menjadi objek pelecehan tersebut cenderung akan menyalahkan diri sendiri. Mereka akan lebih mudah untuk tidak percaya diri dan merasa ada yang salah terhadap dirinya. Sebab korban dari catcalling menganggap hal tersebut terjadi karena kesalahan dari mereka, sehingga mudah menciptakan suasana tidak aman dan tidak nyaman atas apa yang terjadi disekitarnya.

Artikel Terkait

Mengenal Arti Kata ‘Red Flag’, Bahasa Gaul Ala Gen Z di Medsos

The Weekend Away (2022): Liburan yang Berujung Pilu

Peran Masyarakat Dalam Melestarikan Budaya Dan Tradisi

Sedangkan jika dilihat dari pelaku sendiri mereka merasa tidak merasa bersalah atas apa yang mereka lakukan terhadap orang lain. Oleh karena itu pelaku akan terus mengulangi lagi dan lagi perbuatan “menjijikan” tersebut. Mereka para pelaku catcalling merasa percaya diri bahwa perbuatan tersebut tidak diketahui banyak orang dan mewajarkan perilaku tersebut.

Meskipun terdapat juga yang menganggap bahawa catcalling merupakan sebuah bentuk pujian. Akan tetapi banyak perempuan yang merasa tidak nyaman dan merasa terganggu akan perbuatan tersebut. Bukan nya tertarik justru perpempuan akan menganggap si laki-laki itu rendahan.

BACA Tulisan-tulisan menarik dari Widiyawati lainnya.

Tags: bullyingCatcallingEsaiOpiniPelecehanPelecehan Seksual
❯ Ikuti kami ❮

Selalu dapatkan berita dan informasi terupdate dari Kotomono di:

Widiyawati

Widiyawati

Mahasiswi Jurnalistik UIN KH. Abdurahman

Sapa Tahu, Tulisan ini menarik

Mengenal Arti Kata Red Flag bahasa gaul gen z

Mengenal Arti Kata ‘Red Flag’, Bahasa Gaul Ala Gen Z di Medsos

September 25, 2023
141
Review Film The Weekend Away 2022

The Weekend Away (2022): Liburan yang Berujung Pilu

September 18, 2023
169
Peran Masyarakat Dalam Melestarikan Budaya Dan Tradisi

Peran Masyarakat Dalam Melestarikan Budaya Dan Tradisi

September 13, 2023
152
Menyoal Perempuan yang Tidak Tertarik pada Penggemar Anime

Menyoal Perempuan yang Tidak Tertarik pada Penggemar Anime

September 10, 2023
174
Becak Pekalongan

Ternyata, Becak Pernah Jaya di Kota Pekalongan!

Agustus 23, 2023
169
5 Kelebihan Tidak Punya Circle Kuliah yang Wajib Kamu Tahu!

5 Kelebihan Tidak Punya Circle Kuliah yang Wajib Kamu Tahu!

Agustus 22, 2023
182
Load More
Next Post
Sarana Olahraga yang Nggak Sebagaina Fungsinya

Bisa Nggak Sih Sarana Olahraga Berfungsi Sebagaimana Mestinya Aja?

Film Sebagai Media Propaganda LGBT dan Feminisme

Giat Film Sebagai Media Propaganda LGBT dan Feminisme

Khotbah Sholat Jum'at bikin ngantuk

Tipe-tipe Orang Dalam Melaksanakan Sholat Jum’at di Indonesia

Komentarnya gan

Ada Informasi yang Salah ?

Silakan informasikan kepada kami untuk segera diperbaiki. Pliss "Beritahu kami" Terima kasih!

TERBARU

Mengenal Arti Kata ‘Red Flag’, Bahasa Gaul Ala Gen Z di Medsos

5 Rekomendasi Kuliner Khas Tegal yang legendaris

4 Sosok Idol K-Pop yang Sukses Jadi Aktor Dalam Drama Korea

3 Rekomendasi Terbaik Anime Mirip Naruto, Plek Ketiplek!

Semakin Kehilangan Arah, Chelsea Merindukan Sosok Big Rom?

11 Tempat Promosi Album Solo Layover V BTS, Yeontan Debut on Stage!

The Weekend Away (2022): Liburan yang Berujung Pilu

LAGI RAME HARI INI

Rekomendasi iPhone Harga Rp 5 Jutaan - iPhone XR

7 Rekomendasi iPhone Harga Rp 5 Jutaan, Cocok Buat Kamu

Agustus 12, 2023
973
Homestay Cahaya Sikunir

14 Homestay dan Villa di Dieng, Cocok Buat Rombongan juga Keluarga

Juli 11, 2023
2k
Landmark Dieng

Wisata ke Dieng Lewat Jalur Pekalongan

September 7, 2018
18.8k
Wisata Tawangmangu Terbaru - Sakura Hills

18 Wisata Tawangmangu Hits 2023, Pas Buat Liburan Seru!

Februari 18, 2023
4k
Sate Winong Mustofa Purworejo

10 Rekomendasi Kuliner Enak di Purworejo Tahun 2023

November 9, 2021
9.2k
Rekomendasi Tempat Kuliner Khas Semarang

12 Rekomendasi Tempat Kuliner Khas Semarang yang Enak dan Legend

April 24, 2023
977
Wajah depan Masjid Raden Patah Universitas Brawijaya

Nuansa Majapahit Modern nan Islami ala Masjid Raden Patah Universitas Brawijaya

Maret 26, 2023
495
Honda Astrea Motor Sejuta Umat yang Hits Pada Era-nya

Honda Astrea, Motor Sejuta Umat yang Hits Pada Era-nya

Mei 24, 2022
2.1k
Alasan Kenapa Orang Tidak Memasang Foto Profil WhatsApp

Alasan Kenapa Orang Tidak Memasang Foto Profil WhatsApp

Januari 25, 2023
1.8k
Spot Wana Wisata Curug Lawe - by arifwicaksono19

7 Tempat Wisata Hits Petungkriyono 2023

Oktober 7, 2018
11.4k
header-kotomono

RINGAN-RINGAN SEDAP

 

TENTANG  /  DISCLAIMER  /  KERJA SAMA  /  KRU  /  PEDOMAN MEDIA SIBER  / INDEKS /  KIRIM ARTIKEL

© 2023 KOTOMONO.CO - ALL RIGHTS RESERVED.
DMCA.com Protection Status
No Result
View All Result
  • NYAS-NYIS
  • SENGGANG
  • DAEBAK
  • PLESIRAN
  • KILASAN
  • LAINNYA
    • NYASTRA
    • OTOMONO
    • FIGUR
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • RELEASE
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Login
  • Sign Up

Kerjasama, Iklan & Promosi, Contact : 085326607696 | Email : advertise@kotomono.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In