• Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Term of Service
  • FAQ
Kotomono.co
  • Login
  • Register
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • OTOMONO
  • DUNIA GAME
  • K-Popers
  • OH JEBULE
  • FIGUR
  • PLESIR
  • NGULINER
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • PUSTAKA
    • KEARIFAN LOKAL
    • UMKM
    • NGABUBURIT
    • NYASTRA
    • EDUKASI
    • RELEASE
No Result
View All Result
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • OTOMONO
  • DUNIA GAME
  • K-Popers
  • OH JEBULE
  • FIGUR
  • PLESIR
  • NGULINER
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • PUSTAKA
    • KEARIFAN LOKAL
    • UMKM
    • NGABUBURIT
    • NYASTRA
    • EDUKASI
    • RELEASE
No Result
View All Result
Kotomono.co
No Result
View All Result
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • OTOMONO
  • DUNIA GAME
  • K-Popers
  • OH JEBULE
  • FIGUR
  • PLESIR
  • NGULINER
  • LAINNYA
Bunda Literasi dan Bapak Walikota Pekalongan

Foto Bunda Literasi dan Bapak Walikota Pekalongan (Perpustakaan Pekalongan)

Menumbuhkan Gerakan Literasi Tak Cukup dengan Gerakan Membaca

Ribut Achwandi by Ribut Achwandi
November 19, 2021
in NYAS-NYIS
0
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

KOTOMONO.CO – Berawal dari kesenangan, kegiatan membaca, bagi saya, akhirnya menjadi kebutuhan. Apalagi ketika saya memerlukan banyak referensi untuk memperkaya informasi dalam tulisan-tulisan yang saya buat.

Memang, tidak bisa dinafikan, anggapan tentang membaca sebagai kegiatan yang buang-buang waktu. Apalagi kegiatan ini tidak bergaji atau menghasilkan cuan. Tak heran jika sebagian orang cenderung mengabaikan kegiatan membaca. Mungkin karena saking sibuknya mengerjakan hal-hal lain yang jauh lebih berguna bagi dirinya, atau bermanfaat langsung bagi banyak orang. Sah-sah saja.

Tetapi, bagi orang yang memiliki luang waktu relatif lebih banyak, apa salahnya ketika keluangan itu diisi dengan kegiatan membaca. Selain akan memperluas wawasan dan pengetahuan, siapa tahu lewat bacaan itu akan muncul gagasan untuk menulis. Dengan menulis itu, siapa tahu pula akan lahir penulis handal.

Eit! Jangan salah. Untuk menjadi seorang penulis tidak ada syarat yang mengharuskan agar ia berpendidikan tinggi. Saya pribadi, sangat mengapresiasi penulis-penulis keren yang ternyata pendidikannya tak terlalu tinggi.

Ada banyak contoh yang bisa diambil sebagai inspirator. Sebut saja beberapa nama, seperti Ajip Rosidi, Dahlan Iskan, Emha Ainunnajib, Rabindranath Tagore, William Shakespeare, dan sebagainya. Mereka hanya sebagian kecil dari banyak nama lain yang populer.

BACA JUGA: Focus Group Discussion yang Kehilangan Fokus

Khusus tentang Ajip Rosidi, agaknya saya tertarik dengan kisah hidup beliau. Sastrawan cum budayawan ini dianugerahi gelar Guru Besar dari Osaka Gaikokugo Daigaku, Jepang (1980). Di tahun berikutnya, 1982-1996, beliau kemudian diangkat sebagai dosen di Sangyo Daigaku dan sempat mengajar pula di Tenri Daigaku (1982-1994). Tetapi, siapa sangka jika ternyata beliau tidak pernah menamatkan sekolah menengahnya?

Tentu, tidak banyak orang tahu mengenai hal itu. Tetapi, jika Anda berusaha mengulik biografi beliau, pasti akan didapat informasi mengenai hal itu. Apalagi kalau sempat membaca buku karang beliau, “Hidup Tanpa Ijazah: Yang Terekam dalam Kenangan”. Sebuah buku otobiografi yang mengisahkan bagaimana beliau menjalani hidup tanpa lembaran ijazah yang saat ini harganya “mahal” bagi sebagian besar orang Indonesia.

Pasti Anda akan bertanya-tanya, mengapa beliau bisa begitu?

Sejak remaja, tepatnya usia 12 tahun, Ajip yang masih duduk di bangku kelas VI Sekolah Rakyat sudah sangat menggemari dunia penulisan. Ketekunannya dalam menulis saat itu telah berbuah. Saat itu, tulisan karyanya telah dimuat di halaman ruang anak-anak pada harian Indonesia Raya.

BACA JUGA: Setahun Pekalongan Art Festival: Seni, Sosial, Dan Poser

Bagi kebanyakan remaja, usia 12 tahun menjadi masa-masa yang cenderung masih diisi dengan kegiatan main-main. Tetapi, Ajip lain. Memasuki ruang kelas SMP, ia makin getol menulis. Bahkan, di usia 15 tahun, beliau telah menerbitkan dan mengeditori serta memimpin penerbitan majalah Suluh Pelajar.

Sejak itu, seolah menemukan dunia baru, beliau tak henti-hentinya mendirikan penerbitan, mengeditori, dan menjadi pimpinan dari satu penerbitan ke penerbitan lain. Walau memang, usaha beliau harus dilakukan dengan berdarah-darah.

Keteguhan hati Ajip diwujudkan dalam sikap hidup. Sejak mula, beliau telah menetapkan menjadi seniman sebagai jalan hidupnya. Sebuah pilihan yang barangkali akan ditanggapi dengan bibir yang mencibir bagi sebagian orang. Tetapi, begitulah beliau. Bahkan, saat sekolah menengah, beliau tak mau ikut ujian. Sehingga, tak ada ijazah yang ia terima kala itu.

Saya, tentu tidak sedang menuliskan biografi singkat tokoh yang fenomenal ini. Akan tetapi, melalui kisah hidup beliau yang sangat ringkas itu dapatlah dipetik pelajaran, bahwa rupanya untuk menjadi seorang penulis syaratnya hanya satu. Menulis! Bukan harus bersekolah sampai tingkat paling tinggi.

Memang, pendidikan juga diperlukan. Tetapi, tidak untuk menjadi sebuah pemaksaan. Jika mampu, raihlah pendidikan setinggi-tingginya. Jika tidak, tak mesti berkecil hati.

BACA JUGA: Menyoal Lesunya Geliat Kebudayaan di Kota Batik

Tetapi, apalah artinya pendidikan tinggi jika tak dibarengi dengan menulis. Sebab, dengan menulis, seseorang akan semakin belajar tentang banyak hal. Terutama, mengenali diri sendiri.

Dan, menulis pula yang pada gilirannya membuat orang akan tertuntun untuk membaca. Maka, apa yang belakangan tengah didengung-dengungkan oleh Walikota Pekalongan, tentang gerakan literasi, lengkap dengan Bunda-bunda Literasi itu, khususnya penggiatan membaca, mestinya juga dibarengi dengan upaya menggiatkan gerakan menulis.

Mengapa menulis? Karena dengan semakin maraknya gerakan menulis, akan semakin banyak pula bahan yang dibaca. Lewat gerakan menulis, akan terjadi semacam usaha untuk saling bertukar gagasan. Dengan demikian, semakin marak pula wacana-wacana yang dapat dikembangkan. Serta, akan semakin kaya pula khazanah dunia pemikiran yang dapat dikontribusikan bagi arah masa depan Kota Pekalongan.

 

Baca Tulisan-tulisan Menarik dari Ribut Achwandi Lainnya

Tags: Ajip RosidiBunda LiterasiDunia penulisanEmha AinunnajibGerakan LiterasiKota PekalonganMembacaMenulisNyas-NyisPemkot PekalonganWalikota Pekalongan

Mau Ikutan Menulis?

Kamu bisa bagikan esai, opini, pengalaman, uneg-uneg atau mengkritisi peristiwa apa saja yang bikin kamu mangkel. Karya Sastra juga boleh kok. Sapa tahu kirimanmu itu sangat bermanfaat dan bisa dibaca oleh jutaan orang. Klik Begini caranya


Ribut Achwandi

Ribut Achwandi

Kepala Redaksi
Ngedanlah asal nggak bikin orang lain jadi edan.

Sapa Tahu, Tulisan ini menarik

Batik TV Kota Pekalongan

Yakin Deh, Cuma Program Batik TV Ini yang Nggak Mengecewakan

Juni 21, 2022
216
Mie Ayam Jogja Istimewa Pak Jono

Mie Ayam Jogja Istimewa “Pak Jono” Udah Ngeksis di Pekalongan Sejak 2009

Juni 14, 2022
262
Berita Walikota Pekalongan

Saya yang Walikota Menjawab Kritik Saya yang Tukang Kritik

Juni 8, 2022
236
THR dan Buruh di Indonesia

THR Penting juga bagi Perusahaan, Nggak Cuma bagi Buruh

April 16, 2022
163
Politik Pangkon Walikota Afzan Arslan Djunaid

Politik “Pangkon” Ala Mas Walikota Aaf

April 5, 2022
184
Banjir Rob Pekalongan

Banjir Pekalongan Tak Pernah Tuntas Kalau yang Diajak Ngobrol Cuma Elite

Maret 31, 2022
208
Load More


Ada Informasi yang Salah ?

Silakan informasikan kepada kami untuk segera diperbaiki. Pliss "Beritahu kami" Terima kasih!


TERBARU

Mobil Tiba-Tiba Mati dan Tidak Bisa Distarter? Cek Cara Ini

Cobain yuk! 8 Game Balap Mobil Android Offline yang Asyik

7 Alternatif Wisata Anak dan Keluarga di Bali yang Bagus Buat Edukasi

Joko Anwar Jamin Pengabdi Setan 2 Lebih Mencekam

5 Rekomendasi Hotel Keluarga di Bali yang Berlokasi Strategis Dibawah 1 Juta Rupiah

Dibikin Ketagihan Sama Bu Lurah dari Batas Desa Paninggaran

Film Godse (2022): Potret Orang Baik yang Kadung Kecewa Dengan Pejabat Korup

LAGI RAME

Wisata Tegal - Villa Guci Forest

Wisata Hits Terbaru Tegal di Villa Guci Forest

Mei 17, 2022
7.3k
Baron Sceber Rogoselo

Legenda Baron Sekeber Desa Rogoselo

Januari 10, 2016
14.3k
Wisata Jepara - Karimun Jawa

18 Wisata Hits Jepara Terbaru 2022 Wajib Kamu Kunjungi

April 10, 2022
1.6k
Tari batik Jlamprang Pekalongan

Kesenian Tari Batik Jlamprang Pekalongan

November 22, 2015
5.9k
Legenda Dewi Lanjar Pantai Utara

Kisah Legenda Asal-usul Dewi Lanjar

Agustus 12, 2016
35.5k
Tradisi Syawalan Balon Udara Pekalongan

5 Tradisi Syawalan di Pekalongan yang Sayang Untuk Dilewatkan

Mei 7, 2022
8.3k
Sate Winong Mustofa Purworejo

10 Rekomendasi Kuliner Enak di Purworejo Tahun 2022

November 9, 2021
2.3k
Resep Tauto Pekalongan

Sejarah Asal-Usul Tauto Pekalongan

November 21, 2017
1.5k
Senopati dan ratu kidul

Kisah Misteri Bahurekso, Rantamsari Dan Serabi Kalibeluk Batang

Maret 14, 2018
8.9k
Riwayat Ki Ageng Cempaluk dan Asal-usul Desa Kesesi

Sosok Ki Ageng Cempaluk dan Asal-usul Desa Kesesi

Desember 15, 2016
7k

TENTANG  /  DISCLAIMER  /  KERJA SAMA  /  KRU  /  PEDOMAN MEDIA SIBER  /  KIRIM ARTIKEL

© 2021 KOTOMONO.CO - ALL RIGHTS RESERVED.
DMCA.com Protection Status
No Result
View All Result
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • OTOMONO
  • DUNIA GAME
  • K-POPers
  • OH JEBULE
  • FIGUR
  • NGULINER
  • PLESIR
  • PUSTAKA
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • KEARIFAN LOKAL
    • UMKM
    • NGABUBURIT
    • NYASTRA
    • EDUKASI
    • RELEASE
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Login
  • Sign Up

Kerjasama, Iklan & Promosi, Contact : 085326607696 | Email : advertise@kotomono.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In