• Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Term of Service
  • FAQ
Kotomono.co
No Result
View All Result
  • Login
  • Register
  • NYAS-NYIS
  • SENGGANG
  • DAEBAK
  • PLESIRAN
  • KILASAN
  • LAINNYA
    • NYASTRA
    • OTOMONO
    • FIGUR
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • RELEASE
  • NYAS-NYIS
  • SENGGANG
  • DAEBAK
  • PLESIRAN
  • KILASAN
  • LAINNYA
    • NYASTRA
    • OTOMONO
    • FIGUR
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • RELEASE
No Result
View All Result
Kotomono.co
No Result
View All Result
  • NYAS-NYIS
  • SENGGANG
  • DAEBAK
  • PLESIRAN
  • KILASAN
  • LAINNYA
Konsep Toleransi Ala Gus Dur

Ilustrasi foto/picder

Gus Dur: Bapak Sosialisme dari Pesantren Abad ke-21

Seri Pemikiran Gus Dur

Saidun Fiddaraini by Saidun Fiddaraini
Januari 13, 2022
in SENGGANG
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

KOTOMONO.CO – Lagu “Kehilangan” ciptaan Raja Dangdut, Rhoma Irama, sepertinya sangat pas menggambarkan keadaan akhir-akhir ini. Setelah lebih satu dekade kepergiannya, banyak orang yang rupanya merindukan ia hadir kembali. Lewat laku hidup, ia begitu menginspirasi banyak orang. Bahkan, menjadi teladan.

Pemikirannya membawa hawa segar di tengah kersangnya hidup berbangsa dan bernegara, sebagai akibat erosi moral dan nilai-nilai kemanusiaan yang kikis. Pemikirannya demikian lincah berakrobat. Meloncat, berguling, salto, bahkan berulang-alik. Membuat kepala-kepala para pemikir lain pun geleng-geleng sambil menahan kelu karena kerap mendatangkan polemik. Terutama, bagi yang kurang mampu menyelami dunia pemikirannya.

Begitulah Gus Dur. Manusia multidimensi. Intelektual atau cendekiawan muslim, kiai sekaligus ulama, dan pejuang kemanusiaan.

Hingga kini, perannya yang berada di banyak “panggung” itu masih cukup berpengaruh. Seolah-olah Gus Dur mengabadi lewat pemikiran maupun gagasan-gagasannya. Pesonanya tak kunjung padam. Apalagi dengan beragam fenomena “kenakalannya” yang dimunculkan di kalangan umat muslim, khususnya Nahdlatul Ulama (NU), juga di kalangan non-muslim. Tak heran, banyak orang berasumsi kalau mencari sosok selevel Gus Dur itu sulit, apalagi untuk saat ini.

Ungkapan-ungkapan ganjilnya, seperti “Tuhan tidak perlu dibela karena Tuhan sudah Maha Segalanya. Tetapi belalah mereka-mereka yang diperlakukan tidak adil dan diskriminatif”. Benar-benar membuat orang bisa salah menangkap maknanya. Mungkin juga karena mereka luput menangkap nuansanya. Apa yang diungkapkan Gus Dur, pada dasarnya sebagai dasar pemikirannya tentang bagaimana manusia mesti menghargai dan menghormati nilai-nilai kemanusiaan di dalam menjalani hidup bersama di atas muka bumi ini.

Ya, Gus Dur adalah aktivis kemanusiaan. Perjuangannya untuk kesetaraan umat manusia, terutama di Indonesia, tak semata-mata dituangkan dalam karya maupun pemikirannya. Malah, ia tunjukkan dalam perilaku hidup keseharian. Dan, sepertinya Gus Dur layak dinobatkan sebagai bapak sosialisme dari pesantren abad ke-21. Mengapa? Mari kita telisik lebih dalam tentang bagaimana Gus Dur.

BACA JUGA: Ketertarikan Gus Dur Terhadap Pemikiran Humanisme

Saya tidak cukup mengenal sosok Gus Dur secara pribadi. Jabat tangan pun belum pernah. Hanya, lewat buah pemikiran dan gagasannya saya berkesempatan mengenalinya. Mulai dari ihwal perjalanan hidup dan sepak terjangnya, terutama dalam kemasyarakatan dan keberagamaan, tertangkap oleh saya empat hal yang dapat direfleksikan sebagai alasan mengapa Gus Dur layak dijuluki Bapak sosialisme di abad ke-21.

Pertama, Gus Dur seorang pesantren tulen. Sudah jamak diketahui, bahwa pesantren adalah salah satu lembaga pendidikan tertua di Indonesia. Sebagai lembaga tertua, pesantren memainkan peranan penting dalam penyebaran dakwah Islam di bumi Nusantara. Sejak kali pertama berdiri, pesantren mendeklarasikan diri sebagai lembaga pusat kajian ilmu-ilmu keislaman (tafaqquh fid-dien). Kontribusinya begitu besar terhadap tegaknya Islam Ahlussunnah Waljamaah sampai saat ini.

Kendati demikian, misi utama pesantren adalah membentuk akhlak seorang santri, selain mencetak para kader-kader ulama. Alih-alih mengajarkan ilmu-ilmu agama, akhlaklah yang diutamakan. Tidak mengherankan, jika di pesantren, akhlak memiliki posisi (kedudukan) yang strategis bahkan menjadi prioritas utama.

BACA JUGA: Universalisme Islam dan Upaya Memanusiakan Manusia

Tak hanya itu, pesantren juga mengajarkan tentang pentingnya sikap toleransi terhadap sesama, baik kepada santri ataupun non-santri. Dengan posisinya sebagai lembaga pendidikan Islam, adalah wajar jika pesantren tidak membedakan status sosial dan kelas masyarakat. Artinya, siapa saja yang berkeinginan untuk mempelajari atau memperdalam pengetahuan keagamaan Islam, diperbolehkan memasuki lembaga tersebut.

Sejarah mencatat, bahwa pesantren, dengan model dan sikapnya yang demokratis-egaliter, menjadikannya sebagai lembaga yang banyak diminati oleh masyarakat. Bahkan, di masa awal berdirinya pesantren, masyarakat secara sukarela dan berbondong-bondong mendatanginya guna untuk memeluk agama Islam.

Sebagai orang yang dilahirkan dari rahim pesantren dan keluarga yang taat beragama, yang termasuk cucu dari pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH Hasyim Asy’ari dan putra dari Menteri Agama Pertama pada masa pemerintahan Orde Lama (Soekarno), KH Wahid Hasyim, adalah laku hidupnya yang acapkali mencerminkan sosok seorang santri tulen atau agamawan sejati. Walaupun ia berada dalam situasi dan kondisi yang berbeda.

Ini artinya, tempaan pendidikan keluarga dan lingkungan pesantren (tempat Gus Dur dibesarkan) serta model pendidikan pesantren yang demokratis-egaliter itu, mengantarkan Gus Dur menjadi sosok yang memiliki pemahaman keagamaan yang kuat, selain memiliki kepribadian luhur. Dengan bermodalkan pengetahuan keagamaan yang mendalam, terutama pemahaman akan Islam sebagai Rahmat bagi seluruh Alam semesta (Rahmatan Lil Alamin) menjadikan Gus Dur sosok yang memiliki sikap toleransi kuat, dan bahkan beliau telah menerapkan dan mengamalkannya dalam kehidupan nyata.

BACA JUGA: Perempuan Sarjana Tanpa Karir

Kedekatannya dengan umat dan para pemuka agama, baik Islam maupun non-Muslim adalah salah satu wujud konkret Gus Dur. Juga keberpihakannya terhadap kelompok minoritas, termarginalkan, rasa toleransi dan penghormatannya terhadap agama dan keyakinan yang berbeda dengan Gus Dur. Kesemuanya ini menunjukkan bahwa betapa percaya dirinya Gus Dur akan ajaran agama yang diyakininya. Ini juga sebagai bukti konkret bahwa dirinya sebagai sosok seorang tokoh humanis sejati. Maka tidak mengherankan, apabila Gus Dur banyak dihormati dan disegani oleh banyak orang. Bukan hanya umat Islam, melainkan juga non-Muslim.

Kedua, Gus Dur seorang negarawan sejati. Walaupun masa pemerintahan Gus Dur tak bertahan lama, tetapi ia telah banyak menorehkan prestasi yang gemilang dengan melakukan terobosan-terobosan dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara di negeri ini. Demokrasi dan kesetaraan (egalitarian), terutama dalam bidang hak-hak sosial dan politik warga negara, adalah prioritas utama. Sehingga, sekat-sekat diskriminasi dan kebebasan yang sudah lama mati Gus Dur buka kembali.

Tentu saja, ini menjadi angin segar bagi kelompok minoritas yang pada awalnya dimarginalkan. Namun setelah Gus Dur menjabat Presiden, mereka memiliki kesempatan untuk turut serta memutuskan jalannya kehidupan berbangsa dan bernegara. Ini merupakan langkah yang tepat bagi seorang Gus Dur guna menghindarkan gerakan separatisme yang mulai bermunculan kala itu. Juga, kebebasan berekspresi, berpendapat, dan berkebudayaan beliau beri ruang untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan keberagaman bangsa Indonesia.

BACA JUGA: Gus Dur, Bapak Sosialisme dari Pesantren Abad ke-21 (bagian 2)

Artikel Terkait

Review Film Susi Susanti: Love All (2019)

Apa Itu Crush? Makna Sebenarnya Dalam Bahasa Gaul

Santai, Tradisi Sunda yang Terjaga Hingga Hari Ini

Tags: FigurGus DurKH Hasyim Asy’ariKH Wahid HasyimKolomNahdlatul UlamaNUPemikiran Gus Dur
❯ Ikuti kami ❮

Selalu dapatkan berita dan informasi terupdate dari Kotomono di:

Saidun Fiddaraini

Saidun Fiddaraini

Alumnus Ma'had Aly Nurul Jadid dan PMII Universitas Nurul Jadid, Paiton Probolinggo, kini mengajar di PP Zainul Huda, Arjasa Sumenep. Juga penikmat kajian keislaman dan filsafat.

Sapa Tahu, Tulisan ini menarik

Review Film Susi Susanti Love All (2019)

Review Film Susi Susanti: Love All (2019)

Juni 4, 2023
141
Apa Itu Crush Makna Sebenarnya Dalam Bahasa Gaul

Apa Itu Crush? Makna Sebenarnya Dalam Bahasa Gaul

Mei 26, 2023
146
Santai, Tradisi Sunda yang Terjaga Hingga Hari Ini

Santai, Tradisi Sunda yang Terjaga Hingga Hari Ini

Mei 24, 2023
169
Kiat Menghadapi Kekalahan War Tiket Konser

5 Kiat Menghadapi Kekalahan War Tiket Konser, Sini Merapat!

Mei 23, 2023
147
Arti Mimpi Diri Sendiri Meninggal

7 Arti Mimpi Diri Sendiri Meninggal, Nggak Seram kok!

Mei 19, 2023
156
Film psikopat Korea dari kisah nyata - Hope (2013)

15 Film Korea Terbaik Tema Psikopat dan Pembunuhan, Punya Rating Tinggi!

Mei 18, 2023
175
Load More
Next Post
Sudah saatnya, dunia pendidikan kita harus berubah.

Dunia Pendidikan Bukan Dunia Isolasi

Makna Pintu Gebyok Rumah Tradisional Jawa

Makna dan Tuntunan Perilaku Hidup di Balik Pintu Gebyok

K.H. Muhammad Saifudin Amirin

Mandiri Itu Nggak Sama dengan Individualis

Komentarnya gan

Ada Informasi yang Salah ?

Silakan informasikan kepada kami untuk segera diperbaiki. Pliss "Beritahu kami" Terima kasih!

TERBARU

Rei IVE: Semua Hal yang Perlu Kamu Tahu

Review Film Susi Susanti: Love All (2019)

Ngerinya Kecelakaan Maut Kereta di India: 288 Tewas, 900 Luka-luka

8 Couple Drakor Awal 2023 yang Sukses Bikin Gemes Penonton

Honda Giorno, Skutik Retro ala Vespa Berharga Rp17 Jutaan

11 Wisata Kembanglangit Park Batang, One Stop Destinasi Kekinian!

Arti dan Keutamaan Ayat Kursi (Surat Al Baqarah ayat 255)

LAGI RAME HARI INI

Speksifikasi New Honda Beat 150cc

New Honda Beat 150cc: Semua yang Perlu Kamu Tahu

Maret 7, 2023
913
Sate Winong Mustofa Purworejo

10 Rekomendasi Kuliner Enak di Purworejo Tahun 2023

November 9, 2021
7.5k
Wisata Tawangmangu Terbaru - Sakura Hills

18 Wisata Tawangmangu Hits 2023, Pas Buat Liburan Seru!

Februari 18, 2023
1.1k
Wisata hits Purwokerto - Menggala Ranch

Menggala Ranch Banyumas, Wisata Ala View New Zealand di Jawa Tengah

Mei 25, 2022
6.7k
Wisata Hits Bandung - Talaga Pineus Riverside Camp Pangelangan

Talaga Pineus Riverside Camp Itu Tempat Camping Asyik Tanpa Ribet

Agustus 13, 2022
3.7k
wowpacalan paninggaran

Yang Baru di Pekalongan Nih, Obyek Wisata Wow Pacalan Paninggaran

Desember 27, 2022
1.9k
Jenis Ketawa yang Sering Dipakai Orang Saat Chat

Arti Jenis Ketawa yang Sering Dipakai Orang Saat Chattingan

Januari 3, 2023
1.6k
Area Glamping Bobocabin Cikole Lembang

Bobocabin Cikole: Penginapan Full Facility Dengan Nuansa Alam Terbuka

Maret 4, 2023
526
Hidden Gem Batang - The Gege Fun

Cafe Hits Batang Terbaru Nih, The Gege Fun yang Worth It Banget!

Maret 22, 2023
695
Burung Kicau Terbaik 2022

Ini Lho 7 Burung Kicau yang Menjadi Primadona di Tahun 2023

Juni 16, 2022
4.3k
header-kotomono

RINGAN-RINGAN SEDAP

 

TENTANG  /  DISCLAIMER  /  KERJA SAMA  /  KRU  /  PEDOMAN MEDIA SIBER  / INDEKS /  KIRIM ARTIKEL

© 2023 KOTOMONO.CO - ALL RIGHTS RESERVED.
DMCA.com Protection Status
No Result
View All Result
  • NYAS-NYIS
  • SENGGANG
  • DAEBAK
  • PLESIRAN
  • KILASAN
  • LAINNYA
    • NYASTRA
    • OTOMONO
    • FIGUR
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • RELEASE
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Login
  • Sign Up

Kerjasama, Iklan & Promosi, Contact : 085326607696 | Email : advertise@kotomono.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In