KOTOMONO.CO – Universitas Terbuka merupakan perguruan tinggi yang memiliki sistem pembelajaran yang cukup unik. Berbeda dari perguruan tinggi lain, UT menerapkan proses pembelajaran jarak jauh. Hal ini sangat membantu mahasiswa yang memiliki kesibukan lain seperti bekerja, berorganisasi, maupun berwiraswasta. Tetapi sekalipun pembelajaran jarak jauh mendominasi, ada juga paket pembelajaran tatap muka yang bisa diikuti.
Meski begitu, ada beberapa hal unik yang hanya terjadi pada mahasiswa UT. Saya sendiri sudah memasuki tahun ketiga ini menikmati pembelajaran di kampus online UT. Setelah saya merasakan berproses selama hampir 3 tahun berkuliah disini, ternyata mahasiswa UT punya situasi dan kondisi tertentu yang nggak dirasakan oleh mahasiwa perguruan tinggi lain.
#1. Nggak Sadar Kalau Kampusnya PTN
Ya, banyak orang mengira kalau UT itu swasta. Bahkan beberapa mahasiswa baru menyadari kalau UT adalah perguruan tinggi negeri setelah mengikuti ospek. Universitas Terbuka sendiri memang merupakan peguruan tinggi negeri ke-45 yang berdiri sejak tahun 1984. Waktu itu, tujuan dari pendiriannya adalah untuk membuka peluang kepada masyarakat meningkatkan taraf pendidikannya hingga menjadi sarjana.
Yups, 80-an guys. Pasti ada yang bertanya-tanya, iya kamu nanya kan? Memangnya sudah ada internet di era itu?. Pada saat itu pembelajaran jarak jauh dilakukan dengan teknik belajar mandiri melalui modul-modul cetak yang dikirim ke alamat masing-masing mahasiwa. Hal itu terus berkembang menggunakan email, yang kemudian akhirnya menggunakan internet melalui e-learning.
BACA JUGA: Alasan Kenapa Orang Tidak Memasang Foto Profil WhatsApp
#2. Kuliah Makin Greget Ketika Server Down dan Sistem UAS Online Yang Agak Rumit
Karena menggunakan e-learning sebagai ruang belajar, tentu masalah server down adalah kendala utama. Memang nggak terlalu sering, tapi kalau terjadi ini cukup bikin greget mahasiswa. Terlebih mahasiwa pecinta medel (mepet deadline). Dalam satu sesi, server e-elarning akan terbuka selama 2 minggu untuk satu mata kuliah. Masalahnya, UT tidak menerima susulan tugas. Bila server tutup, maka ya sudah nasib dapat nilai E. Ini cukup bikin adrenalin meningkat, lebih-lebih bagi mahasiswa pecinta medel.
Ini juga berlaku pada saat UAS. Sebenarnya UT sendiri baru melakukan UAS secara online ketika pandemi kemarin. UAS ini disebut UAS THE (Take Home Exam), berupa soal uraian analitis yang kadang membuat mahasiswanya lebih seperti peneliti ketimbang ngerjain soal. UAS THE meski bisa dikerjakan dimana saja, tetapi memiliki sistem yang cukup unik dan memerlukan ketelitian ketika membaca jadwal.
Sistemnya, setiap mahasiswa bisa mengunduh soal tak terbatas dari jam 00.00 hingga 24.00 di hari yang sama. Tetapi, ketika mahasiswa sudah meng-klik unduh, maka server pengumpulan akan terbuka hanya selama 12 jam dari waktu awal mengunduh. Misalnya saya mengunduh jam 08.00, maka saya hanya punya waktu pengerjaan 12 jam yang artinya server saya ditutup pukul 20.00. Setelahnya, saya tidak bisa mengumpulkan atau bahkan menyusulkan melewati batas waktu tersebut.
BACA JUGA: Saran Kepada Bupati Daerah dan Gubernur untuk Mengatasi Banyaknya Pelajar yang Hamil di Luar Nikah
Kalau mengunduh di jam 19.00, maka pengerjaan kita hanya sampai pukul 24.00. Loh, kan belum ada 12 jam pengerjaan?. Ya, ini karena server diatur untuk tutup di hari yang sama. Gimana, rumit bukan?. Itu belum kalau server down, yang artinya kalian bisa saja terlambat ngumpulin dan berakhir menatap layar 404 not found.
#3. Ospek di Hotel
Ospek atau yang saat ini lebih dikenal dengan nama OSMB (Orientasi Studi Mahasiswa Baru) identik dengan kegiatan pengenalan kampus yang dilakukan oleh senior ke junior barunya. Biasanya, mahasiwa baru akan diperintahkan membawa peralatan nyeleneh dan diberi tugas-tugas aneh. Umumnya ospek dilakukan di auditorium atau lapangan kampus. Tapi ini tidak berlaku untuk kami mahasiswa UT.
Yups, OSMB UT dilakukan di hotel lho guys. Biasanya mahasiswa baru akan diberikan jadwal yang berbeda-beda tergantung prodinya masing-masing. Ospeknya juga tidak perlu membawa peralatan aneh-aneh, cukup bawa alat tulis dan catatan seperlunya. Duduk manis, mengikuti, lalu snack tiba. Nyaman bukan?.
#4. Punya UKM Tapi Tidak Mengenal BEM
UT tidak memiliki Badan Ekskutif Mahasiswa. Untuk urusan ini saya juga belum terlalu mengerti kenapa tidak ada BEM di UT. Saya menerka-nerka, mungkin saja karena mahasiswanya melakukan pembelajaran jarak jauh. Sehingga satu dengan yang lainnya jarang bertemu. Seandainya pun ada, mungkin BEM UT akan menjadi BEM dengan jaringan luas yang punya cabang dimana-mana bahkan sampai luar negeri.
BACA JUGA: Lato-Lato Dengan Segala Kontroversinya, Saya Rasa Begini Simpulannya
Ini bisa saja terjadi karena UT memiliki 39 kantor layanan UPBJJ (Unit Program Belajar Jarak Jauh) di dalam negeri. Itu belum ditambah dengan cabang UT yang ada di luar negeri. Meski tak punya BEM, UT memiliki Unit Kegiatan Mahasiswa di masing-masing UPBJJ yang dapat mewadahi mahasiswanya untuk saling berjumpa dan bertemu serta mengembangkan minat bakatnya.
#5. Kuliah Santai Aja Karena Tidak Ada DO
Kalau dibilang santai banget juga tidak, tetapi memang di UT tidak ada drop out alias DO. Mau lulus 3,5 tahun, 8 tahun, 10 tahun, atau sampai One Piece tamat juga sah-sah saja. Ketika mahasiswa tidak melakukan registrasi mata kuliah atau yang umum disebut KRS-an, maka praktis tidak akan mengikuti pembelajaran selama semester tersebut. Uniknya, mau tidak registrasi bertahun-tahun pun kalau belum lulus mahasiswa tidak akan di drop out atau dihapus akun e-elearning nya. Hanya perlu login beberapa bulan sekali, atau kalaupun sudah tidak bisa login bisa mengajukan pengaktifan kembali ke kantor layanan UPBJJ.
Itulah sekelumit hal-hal yang hanya dirasakan oleh mahasiwa UT. Universitas Terbuka sendiri telah resmi menjadi PTN-BH yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu. Gimana, tertarik jadi mahasiwa UT?.
komentarnya gan