• Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Term of Service
  • FAQ
Kotomono.co
No Result
View All Result
  • Login
  • Register
  • NYAS-NYIS
  • SENGGANG
  • DAEBAK
  • PLESIRAN
  • KILASAN
  • LAINNYA
    • NYASTRA
    • OTOMONO
    • FIGUR
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • RELEASE
  • NYAS-NYIS
  • SENGGANG
  • DAEBAK
  • PLESIRAN
  • KILASAN
  • LAINNYA
    • NYASTRA
    • OTOMONO
    • FIGUR
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • RELEASE
No Result
View All Result
Kotomono.co
No Result
View All Result
  • NYAS-NYIS
  • SENGGANG
  • DAEBAK
  • PLESIRAN
  • KILASAN
  • LAINNYA
Mengenal apa itu budaya Hikikomori Jepang

Foto By Maika Elan/Nationalgeographic

Hikikomori, Fenomena Pertapa Zaman Modern di Jepang

Masalah Sosial yang Pelik pada Generasi Muda Jepang

Sulfianti by Sulfianti
Februari 13, 2023
in SENGGANG
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

KOTOMONO.CO – Fenomena ini sangat pelik di Jepang. Kira-kira hal apa yang melatarbelakangi seseorang terjerumus kedalam lubang Hikikomori? Simak penjelasan berikut ini.

Jepang sebagai salah satu negara maju dengan penduduk yang memiliki kesadaran tinggi terhadap kebersihan, ketepatan waktu, dan nilai kesopanan, bukan berarti bisa terlepas dari masalah sosial yang telah berkembang secara dramatis. Adanya fenomena menarik diri dari kehidupan sosial dan menjadi gaya hidup bagi sebagian besar penduduknya, disebut dengan hikikomori.

Psikiater asal Jepang Tamaki Saito mendefinisikan hikikomori adalah kondisi mengasingkan diri tanpa mengikuti kegiatan-kegiatan sosial di lingkungannya selama lebih dari enam bulan. Pada keadaan ini mereka tidak bersekolah, tidak bekerja dan tidak melakukan interaksi dengan orang lain, bahkan yang lebih ekstrim menghindari kontak sosial dengan anggota keluarganya sama sekali.

Pada tahun 2021 Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga melaporkan lebih dari 1 juta penduduknya mengalami masalah hikikomori yang sangat serius, mayoritas berasal dari kaum pria mulai usia remaja hingga dewasa. Penyebab mereka menganut gaya hidup hikikomori berasal  dari tekanan lingkungan sekitarnya. Ketidakmampuan mereka dalam mengatasi rasa gagal dan depresinya dengan baik memilih mengisolasi diri dari lingkungan sekitarnya dengan bersembunyi dalam ruangan pribadinya.

BACA JUGA: Masalah Stunting dan Hal-hal yang Perlu dipahami Masyarakat

Orang yang biasanya didiagnosa hikikomori ini menghentikan segala aktivitasnya di luar dan hanya mengurung diri dalam kamar. Sebagian besar aktivitasnya seperti tidur, makan, menonton, membaca, scroll media sosial, main game dilakukan di dalam kamar hampir setiap hari. Adapun untuk kebutuhan sehari-hari kebanyakan dari mereka masih menggantungkan diri pada orang tuanya.

Pengasingan diri yang terjadi di Jepang ini bukan serta merta seseorang ingin menarik diri dari lingkungan sosialnya dengan sendirinya. Melainkan karena beberapa faktor yang terjadi dalam kehidupan sehari-harinya seperti masa kecil yang tidak menyenangkan atau adanya trauma keluarga dan sosial.

Penyebabnya seperti lingkungan sekolah, sistem pendidikan di Jepang sangat kompetitif sehingga menimbulkan banyak tekanan pada siswanya agar mampu bersaing mendapatkan nilai favorit. Ditambah dengan harapan orang tua yang tinggi terhadap seorang anak untuk memasuki universitas dengan standar yang tinggi kadang menjadi beban bagi beberapa siswa.

BACA JUGA: Dunia Kerja Startup itu Seru Sekaligus Menegangkan, Gen Z Perlu Baca ini!

Dengan adanya tekanan pendidikan yang terlalu berat untuk beberapa individu usia dini, serta prestasi yang kurang memuaskan juga menjadi beban hingga mengakibatkan depresi, yang pada akhirnya membuat anak tersebut stress, memutuskan berhenti dari sekolah dan menjadi hikikomori. Ketika seseorang gagal, dia akan merasa kacau dan kecewa sehingga seringkali memutuskan untuk menutup diri dari kehidupan sosialnya.

Faktor keluarga juga sangat berpengaruh, kasih sayang dari orang tua yang terlalu berlebihan kepada sang anak dapat turut mendukung perkembangan hikikomori di Jepang. Seperti orang tua yang terlalu sering memanjakan dengan memberikan fasilitas dari dalam rumah agar anak betah berada di rumah, sehingga sang anak enggan untuk meninggalkan rumah karena terlalu nyaman berada dalam zona nyaman.

Namun demikian, rasa cinta dan kasih sayang seperti itu dapat menimbulkan sifat ketergantungan anak pada orang tuanya sehingga tumbuh dengan manja dan tidak tangguh. Ini menyebabkan sang anak tidak inisiatif untuk maju dengan usahanya sendiri. Hubungan orang tua dengan anak yang terlalu erat seperti ini dapat menyebabkan seorang anak lebih memilih tetap bersama keluarganya di dalam rumah dibandingkan mengikuti kegiatan sosial di luar rumah. Dan jika terus menerus dibiarkan mengakibatkan sang anak terbiasa dengan kehidupannya sendiri dalam kamar sehingga tidak memiliki kemampuan berkomunikasi dengan dunia luar secara langsung.

BACA JUGA: 4 Hal yang Paling Menyebalkan Saat Berselancar di Twitter

Penyebab lainya seseorang memutuskan hubungan komunikasi adalah lingkungan sosialnya, seperti pembulian, hubungan teman sebaya yang bermasalah, budaya malu dari rasa ketidakmampuan karena prestasi yang buruk bisa menjadi faktor keterasingan sosial. Hal ini membuat mereka memilih untuk memisahkan diri masyarakat merasa tidak seharusnya berada dalam kondisi sosial mana pun.

Ada juga gagasan lainya yang mengatakan bahwa adanya perkembangan teknologi dalam menyediakan fasilitas internet seperti hiburan, video game, dan media sosial memicu gaya hidup hikikomori karena banyak orang yang tidak perlu keluar rumah untuk memenuhi segala kebutuhanya. Semuanya dapat dengan mudah dikerjakan dengan munculnya smartphone sebagai pendukung layanan pemenuhan kebutuhan individu yang menjadi penyebab kurangnya interaksi sosial secara langsung

Efek jangka panjang dari hikikomori ini munculnya fenomena 80:50 dimana orang tua yang sudah berusia 80-an masih menanggung segala kebutuhan sang anak yang sudah berusia 50 karena mayoritas dari pelaku kasus hikikomori ini berasal dari mereka yang belum menikah sejak remaja sampai dewasa.

Semakin lama waktu yang mereka habiskan untuk mengisolasi diri dari masyarakat semakin mereka tidak percaya diri untuk kembali dalam lingkungan sosialnya. Hal pertama untuk meninggalkan rumah menjadi sesuatu yang menakutkan karena adanya ketakutan sosial yang mendalam.

BACA Tulisan-tulisan menarik dari Sulfianti lainnya.

Artikel Terkait

Salah Guru Ya Kalau Kualitas Pendidikan Kalah Saing?

Jalan Panjang Perjuangan Mewujudkan Gagasan Bung Hatta

Review Film Susi Susanti: Love All (2019)

Tags: EsaiGen ZHikikomoriJepangLifestyleMasalah Sosialmilenial
❯ Ikuti kami ❮

Selalu dapatkan berita dan informasi terupdate dari Kotomono di:

Sulfianti

Sulfianti

Tulisanku akan menemukan pembacanya.

Sapa Tahu, Tulisan ini menarik

Kualitas Pendidikan indonesia

Salah Guru Ya Kalau Kualitas Pendidikan Kalah Saing?

Juni 10, 2023
224
Mutia Hatta dan Halida Hatta

Jalan Panjang Perjuangan Mewujudkan Gagasan Bung Hatta

Juni 6, 2023
158
Review Film Susi Susanti Love All (2019)

Review Film Susi Susanti: Love All (2019)

Juni 4, 2023
157
Apa Itu Crush Makna Sebenarnya Dalam Bahasa Gaul

Apa Itu Crush? Makna Sebenarnya Dalam Bahasa Gaul

Mei 26, 2023
148
Santai, Tradisi Sunda yang Terjaga Hingga Hari Ini

Santai, Tradisi Sunda yang Terjaga Hingga Hari Ini

Mei 24, 2023
170
Kiat Menghadapi Kekalahan War Tiket Konser

5 Kiat Menghadapi Kekalahan War Tiket Konser, Sini Merapat!

Mei 23, 2023
148
Load More
Next Post
vonis ferdy sambo

Ferdy Sambo Divonis Mati, Rosti: Terima kasih, Tuhan, kau hadir di sini

Memahami Kritik Romahurmuziy Soal Rutan KPK yang Katanya Tidak Manusiawi

Memahami Kritik Romahurmuziy Soal Rutan KPK yang Katanya Tidak Manusiawi

PAC IPNU-IPPNU Wonopringgo Gelar Pelatihan Jurnalistik

Bangun Jurnalis Muda, PAC IPNU-IPPNU Wonopringgo Gelar Pelatihan Jurnalistik 

Komentarnya gan

Ada Informasi yang Salah ?

Silakan informasikan kepada kami untuk segera diperbaiki. Pliss "Beritahu kami" Terima kasih!

TERBARU

Salah Guru Ya Kalau Kualitas Pendidikan Kalah Saing?

Garuda Wisnu Kencana Bali: Lokasi, Harga Tiket, dan Daya Tariknya

5 Hadiah dari Pemimpin Dunia Untuk Soekarno

Review Poco F5: Tampil Menggoda Dengan Snapdragon 7+ Gen 2

Call Center 112 Kota Pekalongan Kerap Digeruduk Ghost Call dan Prank Call

Jalan Panjang Perjuangan Mewujudkan Gagasan Bung Hatta

Apple Vision Pro: Kacamata AR Berharga Rp 52 Juta dengan Kemampuan Luar Biasa!

LAGI RAME HARI INI

Wisata Tawangmangu Terbaru - Sakura Hills

18 Wisata Tawangmangu Hits 2023, Pas Buat Liburan Seru!

Februari 18, 2023
1.3k
Film Semi Terbaik - Beiimaan Love (2016)

18 Pilihan Film Semi Terbaik Mancanegara, Erotis Dengan Cerita Bagus!

Mei 9, 2023
563
Sate Winong Mustofa Purworejo

10 Rekomendasi Kuliner Enak di Purworejo Tahun 2023

November 9, 2021
7.6k
Resensi Buku Loneliness is My Best Friend karya Alvi Syahrin

Kamu Tidak Sendirian, Karena Kamu Punya Kamu

November 1, 2022
1.9k
Wisata Hits Bandung - Talaga Pineus Riverside Camp Pangelangan

Talaga Pineus Riverside Camp Itu Tempat Camping Asyik Tanpa Ribet

Agustus 13, 2022
3.8k
Landmark Dieng

Wisata ke Dieng Lewat Jalur Pekalongan

September 7, 2018
16.9k
Taman Bunga Celosia Semarang

Destinasi Wisata Taman Bunga Celosia Semarang

Desember 19, 2022
407
Pasar Sentiling Banjarsari Pekalongan

Potret Foto Pekalongan Tempo Doeloe

Juni 16, 2020
3.6k
Wisata hits Purwokerto - Menggala Ranch

Menggala Ranch Banyumas, Wisata Ala View New Zealand di Jawa Tengah

Mei 25, 2022
6.8k
Batik Motif Jlamprang Pekalongan

Sejarah Batik Jlamprang Motif Khas Kota Pekalongan

Agustus 25, 2017
12k
header-kotomono

RINGAN-RINGAN SEDAP

 

TENTANG  /  DISCLAIMER  /  KERJA SAMA  /  KRU  /  PEDOMAN MEDIA SIBER  / INDEKS /  KIRIM ARTIKEL

© 2023 KOTOMONO.CO - ALL RIGHTS RESERVED.
DMCA.com Protection Status
No Result
View All Result
  • NYAS-NYIS
  • SENGGANG
  • DAEBAK
  • PLESIRAN
  • KILASAN
  • LAINNYA
    • NYASTRA
    • OTOMONO
    • FIGUR
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • RELEASE
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Login
  • Sign Up

Kerjasama, Iklan & Promosi, Contact : 085326607696 | Email : advertise@kotomono.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In