• Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Term of Service
  • FAQ
Kotomono.co
  • Login
  • Register
  • ARTIKEL POPULER
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • K-Popers
  • PLESIRAN
  • PUSTAKA
  • NYASTRA
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • RELEASE
    • OTOMONO
    • FIGUR
    • OH JEBULE
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • UMKM
No Result
View All Result
  • ARTIKEL POPULER
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • K-Popers
  • PLESIRAN
  • PUSTAKA
  • NYASTRA
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • RELEASE
    • OTOMONO
    • FIGUR
    • OH JEBULE
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • UMKM
No Result
View All Result
Kotomono.co
No Result
View All Result
  • ARTIKEL POPULER
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • K-Popers
  • PLESIRAN
  • PUSTAKA
  • NYASTRA
  • LAINNYA
Kisah Jendral Hoegeng

Hoegeng, Sang Jenderal Sejati

Angga Panji W by Angga Panji W
Februari 3, 2021
in FIGUR
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

KOTOMONO.CO – Anggapan miring terhadap lembaga kepolisian sepertinya sudah umum. Pandangan tak sedap yang ditujukan kepada lembaga penegak hukum ini kerap mewarnai dalam obrolan-obrolan di warung kopi, pasar, atau pun di tempat-tempat lain. Hal ini membuat citra kepolisian seperti hilang wibawa. Apalagi lembaga yang satu ini tergolong lembaga yang paling disorot oleh masyarakat, karena hubungannya dengan masyarakat nyaris tak berjarak.

Tak heran jika upaya perbaikan citra kepolisian kerap dilakukan, hampir di setiap pergantian Kapolri. Termasuk yang dilakukan Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo, Kapolri baru yang dilantik hari Rabu (27 Januari 2021) pagi. Kapolri baru yang menggantikan Jenderal Idham Azis ini berkomitmen untuk membenahi lembaga yang dimpimpinnya dengan menawarkan delapan komitmen. Salah satunya, menjadikan Polri sebagai lembaga yang Prediktif, Responsibilitas, Transparasi berkeadilan.

Tetapi, tahukah Anda bahwa ternyata upaya perbaikan citra itu pernah juga dilakukan oleh Jenderal Hoegeng? Kala itu, 1 Mei 1968, pangkat Hoegeng dinaikkan menjadi Komjen.  Empat belas hari kemudian ia diangkat menjadi Menteri Panglima Angkatan Kepolisian di Mabes Polri, Kebayoran Baru dengan inspektur upacara Jendral Soeharto.

Setelah menerima jabatan itu, Hoegeng kemudian berkomitmen untuk melakukan pembaruan di tubuh Angkatan Kepolisian Republik Indonesia. Ada dua hal yang dilakukannya. Pertama, mengganti nama Angkatan Kepolisian Republik Indonesia menjadi Kepolisian Republik Indonesia (POLRI). Tentu, penggantian nama ini tidak hanya ganti nama. Melainkan pula mengubah kedudukannya di dalam kelembagaan pemerintah. Tugas dan fungsinya pub berubah.

BACA JUGA : Jalur Kereta Api Dalam Kota Pekalongan

Jika sebelumnya, AKRI menjadi bagian dari Angkatan Bersenjata yang sifat kelembagaannya cenderung militeristik, maka pada kelembagaan POLRI tidak demikian. POLRI lebih ditekankan pada upaya menjalankan fungsinya sebagai penegak hukum dan bertanggung jawab atas ketertiban masyarakat, terutama keamanan dalam negeri.

Sejak saat itu pula, kedudukan POLRI sejajar dengan ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia) yang sama-sama berada di bawah kendali Menteri Pertahanan dan Keamanan. Sebelumnya, AKRI merupakan bagian dari ABRI. AKRI berada di bawah naungan ABRI dan berada di bawah kendali AU, salah satu unsur ABRI.

Perubahan ini menjadi angin surga bagi seluruh anggota Kepolisian Republik Indonesia dan keluarga mereka. Sebab, dari segi ekonomi, perubahan ini memberikan secercah harapan bagi kesejahteraan mereka, kala itu. Setidaknya, pengelolaan keuangan lembaga dapat dilaksanakan secara lebih mandiri daripada sebelumnya.

Hoegeng Imam Santoso

Kedua, penggantian nama lembaga juga berpengaruh pada perubahan struktur organisasi. Jika sebelumnya lembaga kepolisian dipimpin oleh Menpangak, maka pembaruan itu akhirnya dipimpin oleh seorang Kapolri.

BACA JUGA : Jejak Perjuangan Otto Iskandardinata di Pekalongan (1924 – 1928)

Kedudukannya yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, maka membuat Polri kala itu perlu melakukan perubahan pula di dalam menjalin kerja sama dengan masyarakat. Salah satunya dengan menjalin hubungan sebaik-baiknya dengan pers. Polri lantas lebih terbuka terhadap pers. Pemberitaan pers tentang kegiatan Polri, juga gagasan dan aspirasi masyarakat terhadap Polri merupakan “buku harian terbuka” Polri.

Hoegeng menghayati betul pekerjaannya sebagai seorang polisi. Sebelum jam dinding menunjuk angka pukul 07.00, tampak ia sudah berada di dalam kantornya. Padahal, sebagian besar stafnya belum tampak hadir. Ini dilakukan sebagai cara Hoegeng memberi contoh kepada bawahannya. Seorang pelayan masyarakat sebisa mungkin harus sedini mungkin untuk siap siaga melayani.

Uniknya lagi, setiap berangkat ngantor, beliau selalu melewati rute yang berbeda-beda. Dengan cara itu, beliau bisa mendapatkan gambaran situasi di setiap jalur yang dilaluinya. Saat itu pula beliau memeriksa situasi lalu lintas pada tiap ruas jalan yang dilalui. Beliau juga selalu mencari tahu apa sebab kemacetan di ruas-ruas tertentu, bagaimana juga kondisi jalan dan rambu-rambu lalu lintasnya, sembari mengontrol kinerja anak buahnya yang sedang mengatur lalu lintas. Sebab, beliau sadar betul bahwa tugas utama seorang polisi adalah melayani masyarakat.

BACA JUGA : Mubarak Kelip, Si Cabe Rawit Andalan Timnas Indonesia

Hoegeng dikenal sebagai sosok polisi yang low profile. Nggak gengsian. Meski sudah duduk di jajaran pejabat tinggi, beliau tak sungkan-sungkan untuk turun ke bawah. Setiap Hari Lebaran, Natal, dan Tahun Baru, beliau selalu ikut berpatroli bersama dengan jajaran pimpinan POLRI. Beliau datangi pusat-pusat keramaian, selain memeriksa dan memastikan keadaan aman, itu dilakukan sebagai upaya untuk mendekatkan diri pada masyarakat. Langkah itu sekaligus sebagai caranya untuk memberi kesan bahwa polisi juga bagian dari masyarakat.

Tanggung jawab besar yang ada di pundaknya itu dijalankan sepenuh hati. Tidak hanya kepada masyarakat, melainkan pula kepada apa-apa yang pernah didapat semasa belajar di PTIK. Baginya, apapun yang diterima selama menempuh studi di PTIK tidak akan ada gunanya jika tidak menjadi kebiasaan sehari-hari. Harapan untuk mewujudkan rasa aman di tengah masyarakat yang dilandasi rasa kepercayaan, tidak lain adalah dengan mengimplementasikan ajaran-ajaran yang diterima seorang polisi di PTIK. Kehadiran polisi di tengah warga, sudah semestinya mendatangkan rasa tenteram. Bukan sebaliknya.

Seorang Jenderal, dalam pandangannya, bukanlah orang yang duduk di belakang meja. Jenderal, adalah siapapun yang mau dan sanggup berada di posisi paling bawah sekalipun. Tetapi, tujuannya adalah menjadi pelayan yang sebenar-benarnya melayani masyarakat.

Jenderal Hoegeng Ketika menyamar di Jakarta
Jenderal Hoegeng Ketika menyamar di Jakarta

Prinsip itulah yang membuat Hoegeng tidak pernah merasa segan untuk turun tangan sendiri mengambil alih tugas teknis seorang anggota polisi, yang kebetulan sedang tidak ada atau tidak ditempat. Misalnya, jika terjadi kemacetan disebuah perempatan yang sibuk, dengan baju dinas Kapolri, Hoegeng akan menjalankan tugas seorang polantas di jalan raya. Hoegeng menjalankannya dengan ikhlas, seraya memberi contoh kepada anggota polisi yang lain, tentang motivasi dan kecintaan pada profesi.

BACA JUGA : Biografi Jenderal Hoegeng Iman Santoso

Atas dasar asumsi agar senantiasa dekat dengan masyarakat pula, Hoegeng tidak merasa perlu memasang gardu penjaga di halaman rumahnya, di kawasan Menteng. Hal itu dibuat, agar seseorang tidak merasa takut atau enggan bertamu ke rumah seorang Kapolri. Kalau ada yang enggan dan takut bertamu, justru Hoegeng merasa tidak enak, karena terisolasi.

Dari buku
HOEGENG
Oase Menyejukkan di Tengah Perilaku Koruptif Para Pemimpin Bangsa

Artikel Terkait

Professor Iyad Qunaibi, Sang Akademisi Inspiratif dengan Jutaan Follower

El Candra: Sang Inspirator Hijrah

Ani Idrus: Gagasan tentang Pendidikan yang Melampaui Zaman

Tags: FigurJenderal Hoegeng Iman SantosoKapolriListyo Sigit PrabowoPekalonganPekalongan InfotokohTokoh NasionalTokoh Pekalongan
Dapatkan berita terupdate dari Kotomono di:
Angga Panji W

Angga Panji W

Kadang netizen, kadang content writer, kadang ngopini | Pendiri Media Alternatif Kotomono.co

Sapa Tahu, Tulisan ini menarik

Professor Iyad Qunaibi

Professor Iyad Qunaibi, Sang Akademisi Inspiratif dengan Jutaan Follower

Desember 21, 2022
181
El Candra pendiri komunitas XBank Indonesia

El Candra: Sang Inspirator Hijrah

Desember 15, 2022
228
Ani Idrus Wartawan Perempuan Lintas Zaman

Ani Idrus: Gagasan tentang Pendidikan yang Melampaui Zaman

Desember 9, 2022
164
Bapak Psikologi Modern - Wilhelm Wundt

Wilhelm Wundt dan Kontribusinya dalam Psikologi Modern

Oktober 26, 2022
306
Fatima Al-Fihri, Sang Pendiri Universitas Pertama di Dunia

Fatima Al-Fihri, Sang Pendiri Universitas Pertama di Dunia

Oktober 18, 2022
190
Oma Maria dan Opa Hendrikus Pelaku Ecotourism di Sano Nggoang Manggarai

Sosok Oma Maria dan Opa Hendrikus, Sepasang Pelaku Ecotourism dari Sano Nggoang

September 7, 2022
177
Load More
Next Post
Manusia Silver Di Pekalongan

Silverman, PGOT Jadi Aset Wisata, Boleh Nggak?

Kuy Cobain Work From Hotel

Bosen Work From Home? Saatnya Work From Hotel! Gimana?

Banjir Berwarna Merah

Banjir Berwarna Merah di Kota Pekalongan Itu Biasa Saja, Nggak Usah Lebay!

komentarnya gan

Ada Informasi yang Salah ?

Silakan informasikan kepada kami untuk segera diperbaiki. Pliss "Beritahu kami" Terima kasih!

TERBARU

Banda Neira: Serpihan Surga Bagian Timur Indonesia

Cerpen: Burung Kakaut

Penyebab Terdakwa Tragedi Kanjuruhan Bebas, Begini Tanggapan Angin

Rekomendasi Hotel Staycation Jogja, Under 500 Ribu!

AESPA Comeback Bulan Mei: Sang Leader K-Pop Gen 4 Telah Kembali

Jajanan Khas Bulan Puasa Wong Batang #2

Ikan Kembung: Khasiat, Nutrisi, dan Resep Olahannya yang Lezat

LAGI RAME HARI INI

Resensi Buku Loneliness is My Best Friend karya Alvi Syahrin

Kamu Tidak Sendirian, Karena Kamu Punya Kamu

November 1, 2022
1.2k
Penyebab Terdakwa Tragedi Kanjuruhan Bebas, Begini Tanggapan Angin

Penyebab Terdakwa Tragedi Kanjuruhan Bebas, Begini Tanggapan Angin

Maret 18, 2023
180
Review Film Unlocked (2023) Netflix Korea

Review Film Unlocked (2023): Bikin Parno!

Februari 26, 2023
265
Wisata hits Purwokerto - Menggala Ranch

Menggala Ranch Banyumas, Wisata Ala View New Zealand di Jawa Tengah

Mei 25, 2022
5.6k
Review Buku Novel Ezaquel

Resensi Novel Ezaquel Karya Siti Habibah

April 12, 2022
2.3k
Wisata Hits Bandung - Talaga Pineus Riverside Camp Pangelangan

Talaga Pineus Riverside Camp Itu Tempat Camping Asyik Tanpa Ribet

Agustus 13, 2022
2.7k
Senopati dan ratu kidul

Kisah Misteri Bahurekso, Rantamsari Dan Serabi Kalibeluk Batang

Maret 14, 2018
10k
Hotel Staycation Jogja - Agarra Villa

Rekomendasi Hotel Staycation Jogja, Under 500 Ribu!

Maret 17, 2023
165
Sate Winong Mustofa Purworejo

10 Rekomendasi Kuliner Enak di Purworejo Tahun 2023

November 9, 2021
5.8k
Kelemahan Sistem Tilang Elektronik ETLE

Berkat Pengalaman Kena Tilang Elektronik, Saya Jadi Tahu Kelemahannya

Maret 4, 2022
2.1k
header-kotomono

RINGAN-RINGAN SEDAP

 

TENTANG  /  DISCLAIMER  /  KERJA SAMA  /  KRU  /  PEDOMAN MEDIA SIBER  /  KIRIM ARTIKEL

© 2023 KOTOMONO.CO - ALL RIGHTS RESERVED.
DMCA.com Protection Status
No Result
View All Result
  • ARTIKEL POPULER
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • K-POPers
  • PLESIRAN
  • PUSTAKA
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • RELEASE
    • NYASTRA
    • OH JEBULE
    • OTOMONO
    • FIGUR
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • UMKM
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Login
  • Sign Up

Kerjasama, Iklan & Promosi, Contact : 085326607696 | Email : advertise@kotomono.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In