• Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Term of Service
  • FAQ
Kotomono.co
No Result
View All Result
  • Login
  • Register
  • NYAS-NYIS
  • SENGGANG
  • PLESIRAN
  • DAEBAK
  • WIBU
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • NYASTRA
    • OTOMONO
    • FIGUR
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • RELEASE
  • NYAS-NYIS
  • SENGGANG
  • PLESIRAN
  • DAEBAK
  • WIBU
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • NYASTRA
    • OTOMONO
    • FIGUR
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • RELEASE
No Result
View All Result
Kotomono.co
No Result
View All Result
  • NYAS-NYIS
  • SENGGANG
  • PLESIRAN
  • DAEBAK
  • WIBU
  • LAINNYA
Home LAINNYA NYASTRA
Antologi Puisi Ziarah Tanah Jawa

Iman Budhi Santosa Mengajak Ziarah Tanah Jawa

Redaksi by Redaksi
Januari 19, 2021
in SENGGANG
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

KOTOMONO.CO – Iman Budhi Santosa, sastrawan Indonesia yang karyanya menggebu-gebu menyisakan semangat untuk generasi selanjutnya. Generasi milenial yang diharapkan mampu membawa misi perubahan dan memerdekakan manusia lainnya. Memerdekakan tidak dalam arti berperang dengan pedang, pistol, atau saling bertumpah darah. Hal seperti itu sangat munafik dan lemah. Tidak menunjukkan hakikat manusia yang memiliki nurani dan akal. Seharusnya, perang bukanlah melalui pertumpahan nyawa dan darah. Perang yang sesungguhnya adalah perang melawan kebathilan dan nafsu diri manusia itu sendiri. Sifat gagah-gagahan dan sombong diri yang telah membuat manusia lupa tentang status sosial dan dirinya sebagai mahluk di dunia.

Tetapi ini berbeda dengan apa yang telah diserukan oleh penyair dari Yogyakarta yang bernama Iman Budhi Santosa. Penyair yang berkawan akrab dengan Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) dan Umbu Landu Paranggi kini telah tiada. Tetapi dia juga tak hidup dengan seenaknya saja. Dia telah meninggalkan sebuah amanat. Amanat bagi kita, orang tanah Jawa yang selalu mementingkan budaya dan estetika sosial. Estetika sosial ini adalah kunci hidup dari orang Jawa.

Manusia hidup saling menghormati dan menghargai keberadaan manusia yang lain. Ini yang disebut dengan falsafah “Bhineka Tunggal Ika”, berbeda-beda tetapi tetap satu. Manusia ini kan dilahirkan dari ibu dan ayah yang berbeda. Tetapi ketika mereka telah berwujud di dunia, maka manusia lain, entah saudara, keluarga, maupun tetangga akan begitu senang menyambut kehadiran bayi. Wujud manusia ketika pertama ada di dunia. Bayi ditimang-timang dan dipeluk penuh kelembutan. Lalu terucap doa dan harapan optimis yang baik dari orang-orang. Ini adalah satu contoh dari sebuah simbol kerukunan.

BACA JUGA : Cerpen Ombak dan Burung Gereja yang Gagal Bersekongkol

Kerukunan itu sendiri adalah sebuah landasan kedamaian dari adanya kemajemukan. Siapapun yang mampu membawa kerukunan, maka akan terlahir awal dari sebuah kedamaian. Maka dari itu, ketika seseorang tidak mampu untuk berani berbicara. Ketika kata-kata tak sanggup untuk menidurkan kebencian, maka menulis. Menulis adalah satu jalan alternatif untuk membangun kedamaian.

Seperti kisah seorang resi bernama Walmiki. Dia adalah orang bijak nan pandai. Netral dalam segala hal. Tidak memihak dan tidak memusuhi manusia lain. Dia terima keberadaan manusia lainnya. Walmiki pula yang menuliskan sebuah perjalanan atau sebuah kisah bernama “Ramayana”. Ramayana adalah suatu kisah epik. Penuh makna dan syarat tentang pengorbanan dan perjuangan. Pengorbanan untuk selalu memikirkan tentang rakyat kecil dan manusia yang menjadi korban penindasan. Perjuangan untuk mencapai sebuah keadilan dan kedamaian dunia.

Walmiki tanpa sengaja menuliskan kisah ini. Narada yang pandai berkisah, turun di depan Walmiki. Dia sampaikan tentang kisah seorang manusia teladan yang bernama Rama. Walmiki terkesan dengan tokoh Rama tersebut. Lalu dia berdoa supaya dapat menulis sebuah kisah yang mengandung tauladan. Dia pun mendapat ilham untuk menuliskan kisah Ramayana. Sampai sekarang kisah tersebut dapat kita baca. Manusia yang tidak serakah dan tidak mementingkan duniawi, itulah Rama.

Rama di Jawa mungkin seperti Iman Budhi Santosa. Seorang muda yang berkelana di Yogyakarta. Berjalan di sepanjang jalan Malioboro. Tidak terpengaruh hingar bingar dan keasyikan dunia. Mungkin ini yang disebut lelaku. Cara untuk menundukkan diri sendiri. Ya, sebelum mewujudkan kedamaian, penting adanya upaya untuk menundukkan nafsu atau keinginan. Iman Budhi Santoso telah berhasil membangun kawah sastra yang elok, bersama Umbu, Emha, dan Ragil Suwarno, serta yang lainnya. Dia telah berjasa membangun suatu peradaban penting.

BACA JUGA : Cerpen Mencari Hari Baik untuk Mati

Dimana anak muda bisa belajar tentang menemukan makna adanya bayi terlahir ke dunia. Manusia bisa menyampaikan daya hidupnya yang positif, sehingga tidak merusak kawasan dan hak manusia lainnya. Manusia bisa menggunakan akal sehat untuk belajar dan memahami manusia lainnya.

Dalam buku kumpulan puisi “Ziarah Tanah Jawa” karya Iman Budhi Santosa, Iman menyampaikan pesan pada sebuah puisi paling simbolik sekaligus menjadi judul dari buku karya maestro itu.

Ziarah Tanah Jawa

Tinggal satu jalan yang ditunjukkan kota-kota berdebu
pada usia enam satu. “Kembalilah ke Jawa…”
menyusuri jejak ingas kemadu
merawat lempuyang sembukan yang makin jarang
memuliakan gunung sungai, membersihkan halaman
dengan sapu sebelum matahari terbit dan terbenam

Lepaskan pula terompah sepatu dan seluruh buku
menapaklah dengan kaki telanjang
biar pasir kerikil memijat kembali
telapak kakimu yang berkarat dan membesi

Disaksikan rumput ilalang, senyum dan tembang
kusinggahi makam nenek-moyang
tanpa bertanya siapa mereka
apakah keturunan matahari atau rembulan
apakah babad dan serat pernah mencatat atau menyebutkan

mungkin, lewat bunyi perkutut atau derkuku
mengejawantah lagi nasihat para wali
merasuk kembali papatah-petitih ke dalam puisi
merayakan sekuntum melati mekar
pada setiap hati sanubari

2009

Melalui puisi tersebut, Iman Budhi menyindir kita tentang arti penting orang Jawa. Sebagai manusia Jawa, budaya milenial sebenarnya telah meranggas budaya Jawa secara perlahan. Menyeret pada suatu arus yang bernama liberal hedonisme. Pada titik tertentu, arus itu akan berada pada arus yang lebih besar. Sehingga, mawas diri dan hati-hati saja, jangan sampai terseret arus tersebut.

BACA JUGA : Cerpen Bahasa Jawa “Sepatu Abang”

Untuk tidak mau terseret dalam arus gelombang besar, banyak cara yang bisa dilakukan. Mungkin dengan berpegang erat pada sesuatu yang istilahnya sudah menjadi pasak bumi. Paku bumi dari Jawa. Siapa itu paku bumi tanah Jawa, saya pun sendiri masih kurang paham. Menurut Iman Budhi dalam puisinya, paku bumi itu adalah para wali dan leluhur kita. Mereka telah meninggalkan pesan dan nasihat penting untuk diolah dengan karsa, rasa, cipta, dan fokus. Tidak hanya olah pikir dan cipta saja, tetapi aspek lain itu harus pula diperhatikan.

Iman Budhi Santosa mengajak manusia Jawa untuk berziarah. Berziarah adalah mengunjungi. Mengunjungi tanah Jawa yang hampir punah tergerus arus perubahan yang kalah karena tekanan dan dorongan untuk meniru-niru asal arus tersebut. Iman Budhi memang telah meninggal, tetapi pesan mendalam dia tinggalkan untuk orang Jawa dari hasil lelaku tirakatnya di Yogyakarta. Pesan tersebut harus benar-benar dipahami oleh manusia penerus di saat ini. Supaya tidak sia-sia seorang yang mencoba menyampaikan pesan melalui lelaku mengungkap makna tanah Jawa itu.

 

Artikel Terkait

The Weekend Away (2022): Liburan yang Berujung Pilu

Peran Masyarakat Dalam Melestarikan Budaya Dan Tradisi

Menyoal Perempuan yang Tidak Tertarik pada Penggemar Anime

Tags: Iman Budhi SantosaKarya SastraNyastraPuisisastraZiarah Tanah Jawa
❯ Ikuti kami ❮

Selalu dapatkan berita dan informasi terupdate dari Kotomono di:

Redaksi

Redaksi

Kotomono media santuy untuk mewadahi kreasi anak bangsa

Sapa Tahu, Tulisan ini menarik

Review Film The Weekend Away 2022

The Weekend Away (2022): Liburan yang Berujung Pilu

September 18, 2023
166
Peran Masyarakat Dalam Melestarikan Budaya Dan Tradisi

Peran Masyarakat Dalam Melestarikan Budaya Dan Tradisi

September 13, 2023
150
Menyoal Perempuan yang Tidak Tertarik pada Penggemar Anime

Menyoal Perempuan yang Tidak Tertarik pada Penggemar Anime

September 10, 2023
174
Becak Pekalongan

Ternyata, Becak Pernah Jaya di Kota Pekalongan!

Agustus 23, 2023
166
5 Kelebihan Tidak Punya Circle Kuliah yang Wajib Kamu Tahu!

5 Kelebihan Tidak Punya Circle Kuliah yang Wajib Kamu Tahu!

Agustus 22, 2023
177
Fakta Menarik Film Bumi Manusia

Fakta Menarik Film Bumi Manusia, Layak Ditonton di Bulan Agustus!

Agustus 18, 2023
152
Load More
Next Post
Cerita Pendek soal Banjir

Kehilangan

Info Olimpiade Akuntansi 2021

Kompetisi Akademik Bukan Cuma Ajang Pamer Pintar tapi Juga Buat Memperluas Pertemenan

Obyek Wisata Bahari Pekalongan

Kota Pekalongan Cocok Jadi Kota Wisata, Nggak Punya SDA Nggak Masalah kok!

Komentarnya gan

Ada Informasi yang Salah ?

Silakan informasikan kepada kami untuk segera diperbaiki. Pliss "Beritahu kami" Terima kasih!

TERBARU

4 Sosok Idol K-Pop yang Sukses Jadi Aktor Dalam Drama Korea

3 Rekomendasi Terbaik Anime Mirip Naruto, Plek Ketiplek!

Semakin Kehilangan Arah, Chelsea Merindukan Sosok Big Rom?

11 Tempat Promosi Album Solo Layover V BTS, Yeontan Debut on Stage!

The Weekend Away (2022): Liburan yang Berujung Pilu

Upacara Metatah: Mengupas Kekayaan Tradisi dan Makna Mendalam

Peran Masyarakat Dalam Melestarikan Budaya Dan Tradisi

LAGI RAME HARI INI

Homestay Cahaya Sikunir

14 Homestay dan Villa di Dieng, Cocok Buat Rombongan juga Keluarga

Juli 11, 2023
1.4k
Filosofi Sapu Lidi

Sapu Lidi: Dari Falsafah, Penolak Bala, Penolak Hujan, Hingga Cerita Rakyatnya

Maret 31, 2022
2.1k
Peta Kelurahan Kauman Pekalongan

Sejarah Asal-usul Kelurahan Kauman Kota Pekalongan

Maret 15, 2019
888
Batik Motif Jlamprang Pekalongan

Sejarah Batik Jlamprang Motif Khas Kota Pekalongan

Agustus 25, 2017
12.4k
Bapak Psikologi Modern - Wilhelm Wundt

Wilhelm Wundt dan Kontribusinya dalam Psikologi Modern

Oktober 26, 2022
589
Wisata Tawangmangu Terbaru - Sakura Hills

18 Wisata Tawangmangu Hits 2023, Pas Buat Liburan Seru!

Februari 18, 2023
3.7k
Rekomendasi iPhone Harga Rp 5 Jutaan - iPhone XR

7 Rekomendasi iPhone Harga Rp 5 Jutaan, Cocok Buat Kamu

Agustus 12, 2023
451
Sate Winong Mustofa Purworejo

10 Rekomendasi Kuliner Enak di Purworejo Tahun 2023

November 9, 2021
9k
Alasan Kenapa Orang Tidak Memasang Foto Profil WhatsApp

Alasan Kenapa Orang Tidak Memasang Foto Profil WhatsApp

Januari 25, 2023
1.6k
Jenis Ketawa yang Sering Dipakai Orang Saat Chat

Arti Jenis Ketawa yang Sering Dipakai Orang Saat Chattingan

Januari 3, 2023
3.2k
header-kotomono

RINGAN-RINGAN SEDAP

 

TENTANG  /  DISCLAIMER  /  KERJA SAMA  /  KRU  /  PEDOMAN MEDIA SIBER  / INDEKS /  KIRIM ARTIKEL

© 2023 KOTOMONO.CO - ALL RIGHTS RESERVED.
DMCA.com Protection Status
No Result
View All Result
  • NYAS-NYIS
  • SENGGANG
  • DAEBAK
  • PLESIRAN
  • KILASAN
  • LAINNYA
    • NYASTRA
    • OTOMONO
    • FIGUR
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • RELEASE
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Login
  • Sign Up

Kerjasama, Iklan & Promosi, Contact : 085326607696 | Email : advertise@kotomono.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In