KOTOMONO.CO – Daftar Tradisi Lebaran ini sangat sayang untuk dilewatkan ketika kamu mudik ke Pekalongan.
Dari namanya, Tradisi ini dikenal dengan Syawalan. Yakni sebuah perayaan hari ke-tujuh setelah lebaran dengan beraneka ragam perayaan. Berbagai Tradisi khas Pekalongan ini rupanya menarik minat masyarakat sekitar untuk mengunjunginya.
Setiap wilayah di Pekalongan berbeda-beda dalam mengadakan acara Tradisi Syawalan ini. Mulai dari wilayah utara hingga ke selatan akan mengadakan Syawalan dengan acara kebanggaan masing-masing dan semuanya gratis untuk umum. Tradisi ini bahkan yang sudah dilaksanakan berpuluh-puluh tahun.
Inti dari acara Tradisi Syawalan tersebut tak lain ialah sebagai wujud rasa syukur masyarakat setempat atas rezeki dan nikmat yang di berikan Allah SWT. Tradisi-tradisi turun temurun yang akan kita bahas ini masih dipegang dan dilaksanakan teguh oleh masyarakat Pekalongan Raya. Semuanya bersuka cita dan saling menjalin silahturahmi antar masyarakat yang datang berkunjung ke acara tradisi tersebut. Berikut ini 5 Tradisi Syawalan yang kerap ditunggu-tunggu masyarakat setiap H+8 lebaran Idul Fitri.
Tradisi Syawalan Pekalongan
1. Balon Udara

Jika anda menginap di Pekalongan pada hari ke-enam, maka keesokan harinya anda jangan kaget jika mendengar banyak sekali suara ledakan. Itu bukan Bom atau senjata militer namun itu adalah Tradisi Petasan yang ada di Balon udara. Tak ayal pada pagi hari ke-tujuh (syawal) langit di Pekalongan akan berubah bak medan perang dengan suara menderu ledakan petasan yang diikat pada Balon Udara.
Bahaya ?
Tergantung dari seberapa profesional mereka dalam menjalankan prosedurnya saja, jika semua persiapan sudah dimatangkan maka kita kembalikan kepada Tuhan YME atas kelancaran acara agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Banyak sekali cerita mengenai keseruan Tradisi Balon Udara Pekalongan yang setiap tahunnya selalu ditunggu-tunggu. Anda bisa membacanya Tradisi Syawalan Balon Udara di Pekalongan.
Terdapat beraneka ragam bentuk dan corak warna-warni Balon Udara yang akan dilepas ke langit. Ada yang terbuat dari plastik, ada pula yang terbuat dari kertas layangan berwarna yang disusun hingga menjadi pola tertentu bahkan motif batik. Kurang kreatif apa coba Orang Pekalongan ini ?
BACA JUGA: 3 Ciri Khas Bahasa Wong Pekalongan yang Wajib Anda Ketahui
Jadi pastikan anda bangun pagi untuk melihat ratusan Balon Udara yang terbang beraneka warna di langit Pekalongan mulai dari pukul 6 hingga 8 pagi.
Setiap kampung atau dusun di Pekalongan akan berlomba membuat kreasi balon yang unik dan semenarik mungkin. Jika anda kepingin melihat secara langsung proses penerbangannya boleh saja, Anda bisa melihatnya disalah satu tempat yakni di Masjid Baitul Mukminin Kelurahan Kuripan Lor, Kecamatan Pekalongan Selatan.
Karena proses penerbangan Balon Udara ini yang tradisional banget, maka mampu menyedot banyak pasang mata untuk melihatnya. Lanjut lagi ke Tradisi Syawalan selanjutnya. Atau kamu bisa melihat Festival Balon Udara yang akan diselenggarakan di Lapangan Mataram pada tanggal 8 Mei 2022 pukul 06.00 WIB.
2. Gunungan Gebral Pekajangan

Di hari yang sangat bertabur kegembiraan bagi masyarakat Pekalongan, juga diisi dengan Tradisi atau acara yang lain seperti membuat gunungan jajan Gebral yang kemudian diarak keliling kampung.
Kebiasaan membuat gunungan Gebral, memang menjadi tradisi tahunan saat syawalan bagi warga di sekitar Desa Pekajangan, Kecamatan Kedungwuni. Para warga di Kampung Gang 20 Pekajangan ini akan bergotong-royong membuat jajan gebral ukuran raksasa dengan bahan baku satu kuin- tal singkong, 50 butir buah kelapa, 10 kilogram gula pasir, dan lima kilogram gula jawa.
BACA JUGA: Peneroka Musik Kasidah Modern Ternyata Orang Pekalongan
Jajan gebral memang tak ubahnya serupa jajan getuk. Bahan utamanya pun menggunakan singkong, lalu dicampur dengan kelapa, dan ditaburi gula pasir maupun gula jawa. Warna gebral memang unik dan menarik, yakni warna merah, biru, kuning, coklat, hijau, dan seterusnya. Pendeknya, jajan gebral tidak hanya cantik rupanya, namun rasanya juga enak dan manis.
Tradisi membuat gebral Pekajangan ini dimaknai sebagai ajang silaturahmi antar warga kampung maupun sanak saudara yang jauh-jauh datang ke Pekajangan.
3. Getuk Lindri Ambokembang

Mirip seperti Gunungan Gebral Pekajangan, di Desa Ambokembang kecamatan Kedungwuni juga ada Tradisi membuat Jajan Getuk Lindri dengan ukuran yang tak lazim. Getuk lindri tersebut dibuat dengan panjang 350 meter, tinggi lima meter, dan lebar 14 centimeter. Sungguh luar biasa. Acara dimulai dari pukul 7 hingga 9:30 pagi di Gang 9 Desa Ambokembang.
Kenapa harus jajan getuk lindri? Makanan ini (getuk lindri) memang termasuk salah satu makanan Tradisional yang ada di Kabupaten Pekalongan.
Pembuatan getuk lindri itu memerlukan waktu selama dua hari. Ajang pameran getuk lindri yang mengular hingga ratusan meter ini tergolong kreatif dan unik, tak urung mampu mengundang perhatian dari warga lainnya yang bukan warga Ambokembang untuk berdatangan. Banyak warga dari desa di sekitar Ambokembang yang berkunjung ke Ambokembang sekaligus berbaur dengan warga setempat untuk menikmati lezatnya getuk lindri itu.
BACA JUGA: Libur Hari Jumat: Antara Tradisi Kaum Santri dan Manajemen Jam Kerja di Pekalongan
Untuk membuat getuk lindri super jumbo itu, semua biaya dan pembuatannya ditanggung serta dilakukan oleh masyarakat sendiri. Tak kurang dari satu setengah ton ketela pohon sebagai bahan utama untuk membuat getuk lindri itu. Lalu untuk kelapa memerlukan sebanyak 400 butir, dan bahan pemanis berupa gula merah sebanyak 70 kilogram
Bagaimana apakah tertarik ? Menjelajah Tradisi sekaligus pesta kuliner Gebral atau Getuk Lindri ? Tenang masih ada yang lainnya yang sangat khas Pekalongan.
So, silahkan baca hingga selesai.
4. Gunungan Megono Linggo Asri
Setelah dua diatas merupakan jajanan tradisional Pekalongan, Nah yang kali ini Makanan Khasnya Pekalongan yaitu Megono. Sudah tahukan Makanan Megono Pekalongan ? Jika ada yang masih belum tahu, silahkan bisa dibaca di Sejarah Megono Aseli Pekalongan.
Ada Gunungan “Megono” berukuran raksasa dan direbut bareng-bareng untuk dimakan secara ramai- ramai. Wow…rahat dan Lezat banget pastinya. Acara Gunungan Megono ini di Pusatkan di Obyek Wisata Linggo Asri Kabupaten Pekalongan pada pagi hari.
Sebelum disantap secara masal, Gunungan Nasi Megono ini akan diarak keliling dengan penuh kemeriahan dan luapan kegembiraan. Dalam acara syawalan itu, biasanya kirap arak-arakan megono berukuran raksasa tersebut dilepas oleh bupati dari Balai Desa Linggoasri menuju kompleks objek wsiata Linggoasri. Acara yang mulai digelar sejak pagi hari itu, dimarakkan oleh para peserta pawai yang terdiri dari pasukan berseragam batik khas Pekalongan, pasukan seni bela diri tradisional pencak silat, kelompok rebana santri, kesenian khas kuda lumping, dan sebagainya.
BACA JUGA: Daftar Kuliner Pekalongan Yang Recommended Untuk Kamu Coba
Selain kirab yang diikuti dari berbagai elemen masyarakat dengan suguhan berbagai budaya dan seni, acara syawalan juga dimeriahkan oleh festival kuliner dengan menampilkan makanan khas Kabupaten Pekalongan.
5. Lopis Raksasa Krapyak
Dan yang terakhir ada Tradisi yang sangat Khas Pekalongan yaitu Pemotongan Lopis Raksasa. Lopis merupakan Jajanan Tradisional berbentuk mirip Lontong dan terbuat dari bahan beras ketan, biasanya disuguhkan dengan cara ditaburi dengan parutan kelapa, rasanya sangat enak meski agak sedikit serat di tenggorokan namun Khas Sekali.
Acara Pemotongan Lopis Raksasa berada di Desa Krapyak Kecamatan Pekalongan Utara Kota Pekalongan. Dan yang asyiknya lagi ketika anda datang kemari, Anda bebas untuk menjajal semua makanan yang di sediakan setiap rumah di Krapyak ini karena mereka mengadakan Open House untuk semua tamu yang datang kenal atau tidak kenal bisa membaur bersama. Acara dimulai pukul 7 pagi hingga 10 menjelang siang.
BACA JUGA: Ini Dia, 11 Oleh-oleh Khas Pekalongan yang Bisa Kamu Bawa Pulang
Anda juga bisa membeli dan membawa pulang lopis sebagai buah tangan yang biasa dijajakan oleh pedagang di sepanjang jalan menuju desa Krapyak. Tradisi Lopis Raksasa diawali dengan arak-arakan yang sebelumnya diberikan doa-doa oleh pemuka agama dan kemudian warga berebut untuk mendapatkan Lopis. Lopis sendiri adalah makanan tradisional yang berasal dari beras ketan yang dikukus.
Berat dari Lopis Raksasa ini mencapai 1 ton lebih,dibuat selama seminggu dan menghabiskan berkarung-karung beras ketan. Waktu pembuatan memakan dua hari lamanya. Ukuran yang sangat besar tersebut sangat menyedot dan membuat penasaran masyarakat untuk melihatnya. Mengenai asal-usul tradisi Lopis Raksasa Krapyak Pekalongan ini bisa anda baca di Sejarah Tradisi Lopis Raksasa Kota Pekalongan yang sudah pernah ditulis sebelumnya.
Nah Bagaimana gaes? Pekalongan itu Asyik, Pekalongan itu Unik kan ? Banyak tradisi-tradisi yang digelar yang tak kalah menariknya dengan Tradisi Grebeg – Tradisi Grebeg yang ada di Solo – Jogja atau yang lainnya yang notabene masih bau Keraton Jawa.
BACA JUGA: 30 Destinasi Wisata Pekalongan yang Keren untuk Liburan
Monggo anda bisa memutuskan mau ikut memeriahkan acara Tradisi Syawalan yang mana dulu di Pekalongan. Semuanya seru dan penuh barokah, monggo jangan lewatkan 5 Tradisi Syawalan Pekalongan tersebut ya. Silahkan ajak sanak saudara untuk datang, namun perlu diperhatikan ialah dimana ada keramaian pasti ada celah oknum untuk berbuat kejahatan seperti copet maupun pencurian, jadi anda harus waspada.
Tulis Komentar Anda