KOTOMONO.CO – Kampus Universitas Widya Mataram Yogyakarta ini didirikan oleh Sri Sultan Hamengkubuwana IX yang bertempat di Ndalem Mangkubumen. Ndalem Mangkubumen awalnya merupakan Rumah dari Pangeran Adipati Anom, seorang Putra Mahkota Calon Sri Sultan Hamengku Buwono VII.
Pada tahun 1874 hingga sampai 1949 mengalami perubahan fungsi yaitu dihuni oleh Pangeran Mangkubumi beserta kerabatnya. Kemudian, di tahun 1950 hingga sampai 1982 digunakan oleh Kampus UGM sebagai Fakultas Kedokteran dan Rumah Sakit Umum Mangkubumen, lalu di tahun 1982 berubah fungsi menjadi Kampus Universitas Widya Mataram Yogyakarta.
Kampus Universitas Widya Mataram Yogyakarta dibangun pada tanggal 7 Oktober 1982. Kampus Universitas Widya Mataram merupakan salah satu institut pendikan yang berstatus Perguruan Tinggi Swasta yang dikelola oleh Yayasan Mataram Yogyakarta dan selaku Ketua Yayasan Mataram Yogyakarta adalah Prof. Dr. M. Mahfud MD yang sekarang menjabat sebagai Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan.
Kampus ini memiliki 10 Program Studi yaitu Administrasi Publik, Sosiologi, Ilmu Komunikasi, Hukum, Arsitektur, Teknologi Pangan, Teknik Industri, Manajemen, Akuntansi, dan Bisnis Kewirausahaan yang terbagi ke dalam 4 Fakultas yakni Fakultas Ilmu Politik, Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, dan Fakultas Sains dan Teknologi.
Di dalam Program studi tersebut masing-masing mendapatkan akreditasi B oleh BAN-PT. Kampus ini juga dapat membantu mahasiswa yang kuliah sambil kerja, karena menyediakan kelas untuk karyawan. Kelas untuk karyawan diselenggarakan pada sore hari sedangkan untuk kelas regular pada pagi hari, sehingga terdapat dua kelas yaitu kelas pagi dan kelas sore.
BACA JUGA: Cara Mudah Belajar Membaca dan Menulis Aksara Jawa Nglegena
Widya secara etimologis memiliki makna sebagai Guru atau Perguruan, Tempat Mendidik Adab atau Tata Karma, Ilmu Pengetahuan, dan Ilmu Agama. Sedangkan secara epistemologis bahwasanya Widya Mataram merupakan Perguruan Tinggi yang mengajarkan tentang Ilmu-ilmu Peradaban Mataram yang hal tersebut dijabarkan menurut program studi masing-masing di tiap fakultas beserta jurusan yang ada, sehingga terjadi keselarasan antara peradaban di masa lalu, masa kini, dan masa mendatang.
Sri Sultan Hamengkubuwana IX pada Oktober 1982 memberikan amanat kepada Kampus Universitas Widya Mataram bahwasanya mendirikan kampus ini tidak untuk menambah deretan panjang jumlah perguruan tinggi di Yogyakarta, akan tetapi sebagai alternatif di dalam dunia pendidikan.
Simbol dari Universitas Widya Mataram Yogyakarta, yaitu berupa “Padma Sri Kresna” yang mempunyai makna bahwasanya di dalam kelopak Bunga Padma yang berjumlah 8 helai dengan mahkota bulat di tengahnya melambangkan sebagai pengetahuan yang diselaraskan dengan sumber kebajikan. Sedangkan untuk Akar Padma yang berada di dasar, batang yang lurus serta bunga yang indah muncul di permukaan atau udara melambangkan sebagai kearifan kepribadian yang teguh serta terpancar di dalam segala penjuru kehidupan. Untuk Padma sendiri yang berbentuk Cakra melambangkan akan suasana keselarasan antara pengetahuan dengan kearifan yang berjalan terus menerus mengikuti dinamika kehidupan.
BACA JUGA: Metode Dasar Dalam Penulisan Sejarah Yang Perlu Kamu Tahu
Kampus Universitas Widya Mataram hadir untuk menanamkan kembali nilai-nilai kebudayaan yang ada di Yogyakarta yang diselaraskan dengan kemajuan perkembangan teknologi. Sehingga, kampus ini disebut sebagai kampus yang berbasis budaya. Bukti Kampus Universitas Widya Mataram telah menerapkan nilai-nilai kebudayaan ialah dengan memberikan mata kuliah yang menjelaskan tentang seluk beluk Universitas Widya Mataram dan nilai-nilai yang perlu dirawat dan diruwat, Mata Kuliah itu disebut Kewidyamataraman. Selain itu, bangunan-bangunan yang digunakan masih bercorak seperti Kraton Yogyakarta.
Memasuki usia Pancawindu atau 40 tahun Universitas Widya Mataram mengangkat tema “Bersinergi Menuju Kampus Unggul”. Bersinergi di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai menuju atau mulai bekerja untuk ke arah yang positif. Hal tersebut diharapkan dengan tema tersebut membawa Kampus Universitas Widya Mataram menuju ke arah positif atau mulai bekerja untuk menuju ke kampus unggul. Optimisme Kampus Universitas Widya Mataram tersebut terlihat dari Pembangunan Kampus Terpadu yang berada di Jalan Tata Bumi Selatan, Banyuraden, Gamping, Sleman.
BACA JUGA: Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Itu Perlu Diperhatikan lho!
Optimisme juga terjadi di dalam akademik, Menurut Rektor UWM Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec dalam pidato Dies Natalis ke-40 Universitas Widya Mataram yang bertempat di Kampus Terpadu Jalan Tata Bumi Selatan, Banyuraden, Gamping, Sleman. Pada hari Jumat tanggal 7 Oktober 2022 menyatakan bahwasanya terjadi peningkatan akademik yang ditandai dengan penerbitan buku dari para dosen.
Di Periode 2020/2021 Buku terbit sebanyak 12 buku, maka terjadi kenaikan jumlah buku di periode berikutnya yaitu sebesar 26 buku. Peningkatan terjadi juga di dalam publikasi jurnal internasional dan hak kekayaan (Haki) yang naik dari 3 publikasi menjadi 12 publikasi. Selain itu, dari segi kualifikasi dosen, untuk saat ini terdapat 18 dosen yang berkualifikasi doktor dari keseluruhan dosen yang ada. Untuk penyelenggaraan pendidikan di UWM sekarang ini membuka pasca sarjana hukum atau program magister hukum yang digunakan untuk meluluskan sarjana strata dua.
Tulis Komentar Anda