• Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Term of Service
  • FAQ
Kotomono.co
  • Login
  • Register
  • ARTIKEL POPULER
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • OTOMONO
  • K-Popers
  • PLESIRAN
  • PUSTAKA
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • RELEASE
    • NYASTRA
    • FIGUR
    • OH JEBULE
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • UMKM
No Result
View All Result
  • ARTIKEL POPULER
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • OTOMONO
  • K-Popers
  • PLESIRAN
  • PUSTAKA
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • RELEASE
    • NYASTRA
    • FIGUR
    • OH JEBULE
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • UMKM
No Result
View All Result
Kotomono.co
No Result
View All Result
  • ARTIKEL POPULER
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • OTOMONO
  • K-Popers
  • PLESIRAN
  • PUSTAKA
  • LAINNYA
Toko Buku Pekalongan

Toko Buku di Kota Pekalongan Hampir Punah

Sementara sekolah dan kampus bermegah-megah

Milzam by Milzam
April 16, 2021
in ESAI
0
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

KOTOMONO.CO – Meski mulai banyak bermunculan kampus-kampus, ternyata keberadaan toko buku di Kota Pekalongan masih sangat minim. Terus, gimana pendidikan di Kota Pekalongan mau maju? Tapi, kok bisa ya dapat julukan Kota Kreatif Dunia? Aneh kan?!

Saya masih ingat, kata almarhum Eha Kartanegara, budayawan sekaligus seniman legendarisnya Kota Pekalongan. Pada suatu kesempatan, dia pernah berujar, kalau maju-mundurnya sebuah kota salah satunya dilihat dari keberadaan toko buku. Tapi, kemanakah rimbanya toko buku di kota ini?

Jujur, saya sering merasa resah karena masalah yang satu ini. Tetapi, saya pikir, keresahan saya mungkin saja dirasakan oleh sebagian kecil warga Kota Pekalongan. Sebab, selama ini jarang ada yang bersuara soal kelangkaan toko buku di kota yang katanya punya sejarah hebat ini.

Di sini, di kota yang dulu jadi saksi sejarah bagaimana pasukan Sultan Agung digembosi oleh VOC, cuma punya 3 nama toko buku. Sebut saja Salemba, Toko Buku Raja Murah, dan Istana Buku Raja Murah. Kemana perginya Gramedia, Gunung Agung, Toga Mas dan yang lain seperti toko buku Barokah?

BACA JUGA: Mas Eha Kartanegara Di Mata Taufiq Emich by Ribut Achwandi

Mungkin saja, jawabannya mereka tidak pergi kemana-mana. Tapi para pelanggannya yang pergi entah kemana. Mereka semua gulung tikar dari khazanah perbukuan di Kota Batik tercinta mungkin karena peminatnya sedikit. Tapi, itu kan dulu. Sebelum Kota Pekalongan seperti sekarang yang kampus-kampusnya mulai bermegah-megah ria. Tentu, biar makin bergengsi dong ya?!

Tapi, kalau toko bukunya nggak ada, terus bagaimana dong dengan khazanah perbukuan di Kota Pekalongan? Lho ingat lho ya… yang namanya toko buku tidak sekadar jualan buku. Tetapi, boleh dibilang menjadi ladang bagi penyebaran pemikiran. Eman-eman kan?

Tapi tunggu dulu, gaes. Fenomena tutupnya toko-toko buku ternyata nggak cuman di kota ini. Banyak kota lainnya yang juga mengalami kejadian sama. Kok bisa???

Ya bisa aja. Sekarang kan zamannya serba digital. Kebiasaan orang mengonsumsi bahan bacaan pun beralih. Dari buku cetak ke buku elektronik. Tapi, kenapa ya di sekolah dari SD sampai SMA bahkan sampai kuliah masih ada buku yang “diwajibkan”? Aneh kan?

Masalah lain, kenapa toko buku pada kukut, karena kata seseorang minat baca masyarakat Pekalongan rendah dan makin terpuruk sampai hampir ndlosor. Kalau yang ini sih agaknya cocok. Dan saya setuju. Dengan mata kepala saya sendiri, saya menyaksikan kalau minat baca masyarakat Kota Pekalongan terhadap buku sudah benar-benar samar dan tidak nampak.

Meski begitu, minat baca yang ada sekarang sekedar bacaan digital di internet dan sosial media. Padahal, bacaan-bacaan di internet manfaatnya belum seratus persen bisa menandingi buku. Dari pendapat saya tersebut kita boleh berdiskusi lebih lanjut nanti.

Terus, dampaknya apa buat kita dengan hilangnya toko-toko buku tersebut?

Oke, saya tidak akan langsung menjawab pertanyaan itu. Tapi, saya akan mengajak Anda berpikir sejenak. Secara logika, kalau di suatu daerah masih ada pendidikan, selama itu toko buku masih dibutuhkan.

BACA JUGA: Lima Gadis Belia Asal Desa Wonokerto, Bandar, Terbitin Buku Antologi Cerpen

Toko buku sangat dibutuhkan kaum terpelajar. Dari para pelajar, mahasiswa, guru, ataupun dosen semua butuh toko buku. Apalagi kita tahu, koleksi buku di sekolah atau kampus kerap terbatas. Tidak cukup memberikan jawaban semua rasa ingin tahu.

Iya sih, sekarang boleh saja kita bilang beli buku bisa kok via online. Tapi, siapakah yang akan menjadi agen perubahan sesungguhnya dari dinamika masyarakat Kota Pekalongan jika bukan dari perkembangan Toko Buku secara fisik yang mudah diceritakan dan divisualisasikan? Apakah benar kita akan tetap teguh cukup dengan digitalisasi buku saja tanpa infrastruktur buku secara fisik? Bagaimana bisa ada diskusi bernas di ruang publik jika demikian? Maka yang ada hanya diskusi peristiwa remeh-temeh saja, dan di ruang cafe-cafe kekinian yang semakin menjamur.

Menyoal Keteguhan dalam Pembentukan Karakter Masyarakat Lewat Buku

Pengetahuan masyarakat tentang local wisdom saat ini memang masih banyak dituturkan oleh para orang tua kita. Budaya bertutur cerita memang menjadi andalan dan diterima semua kalangan. Salah satu tokoh terkenal yang lekat dengan Kota Pekalongan adalah Jenderal Kapolri era Soeharto yaitu Hoegeng.

Masyarakat Pekalongan secara luas mengetahui bahwa Hoegeng adalah tokoh nasional yang berasal dari Kota Pekalongan. Tapi kisah hidupnya yang lengkap rasanya hanya sebagian orang saja yang tahu. Tentu saja orang-orang yang tahu secara runtut adalah yang pernah membaca buku biografi beliau.

BACA JUGA: Seni Melayani Pembeli Ala Penjual Buku Bekas

Nah, dari situ kita bisa bandingkan, mana yang lekang dan mana yang tak lekang oleh waktu. Cerita-cerita dari orang tua, kasak-kusuk dengan teman atau tetangga, bacaan di internet, atau buku?

Jika diperkenankan, saya mohon izin untuk menjawab. Buku, menurut saya adalah jawaban yang tepat. Penulisan sebuah buku sudah melalui proses panjang, bahkan memalui penelitian yang mendalam. bacaan di internet itu dari mana sumbernya? Ya dari buku juga kan?.

Apakah Ada Harapan untuk Khazanah Perbukuan di Kota Pekalongan?

Selama ada yang masih ada orang yang peduli, selama itu pula harapan masih terjaga. Beberapa contohnya adanya kelompok-kelompok peduli bacaan yang ada di Kota Pekalongan yang jumlahnya belum banyak tapi sudah cukup terlihat. Dan contoh lain melalui bacaan di Internet dengan literasi yang kuat seperti website ini cintapekalongan.com, yang mewadahi tulisan-tulisan dan merangsang minat baca, setelah membaca-artikel-artikel yang ada di dalamnya.

Lebih lanjut, untuk toko buku yang merupakan toko asli warga pekalongan yang cukup istimewa yakni raja murah mungkin bisa kita ramaikan lagi, dengan mengunjunginya. Ketika sekolah dulu saya selalu ke tempat bacaan ketika uang saku untuk jajan habis. Karena membaca buku ternyata juga mengenyangkan. Dan itu belum lama saya sadari ketika mahasiswa. Semoga sekelibat cerita saya bisa menutup artikel ini. Terima kasih.

Tags: BukuCerita Sejarah PekalonganEha KartanegaraHoegeng Iman SantosoKuliahminat bacaOpiniPekalonganPendidikanpendidikan karaktersekolahToko BukuToko Buku Pekalongan

Mau Ikutan Menulis?

Kamu bisa bagikan esai, opini, pengalaman, uneg-uneg atau mengkritisi peristiwa apa saja yang bikin kamu mangkel. Karya Sastra juga boleh kok. Sapa tahu kirimanmu itu sangat bermanfaat dan bisa dibaca oleh jutaan orang. Caranya? Klik disini


Milzam

Milzam

Saya warga asli pekalongan, tepatnya warga pekalongan utara kelurahan krapyak

Sapa Tahu, Tulisan ini menarik

Song Joong Ki Menikah Lagi

Song Joong Ki Menikah Lagi: Beruntung Dia Bukan WNI

Januari 31, 2023
146
Coffee Shop dan diskusi

Coffee Shop Itu Buat Berdialog, Nggak Cuma Selfie!

Januari 31, 2023
155
Uniknya Mahasiswa Universitas Terbuka

5 Hal ini Hanya Terjadi Pada Mahasiswa Universitas Terbuka, Lucu Sih!

Januari 30, 2023
149
Berita Viral Bayi Diberi Kopi Susu

Perihal Bayi Diberi Minum Kopi, Ternyata Pengguna Medsos Juga Perlu SIM

Januari 24, 2023
153
Pernikahan Dini Pelajar Hamil Di Luar Nikah

Saran Kepada Bupati Daerah dan Gubernur untuk Mengatasi Banyaknya Pelajar yang Hamil di Luar Nikah

Januari 24, 2023
214
Literasi di Pekalongan

Job Seeker Pekalongan Minim Literasi, Komentar Postingan Medsos Buktinya

Januari 23, 2023
187
Load More

Komentarnya gan


Ada Informasi yang Salah ?

Silakan informasikan kepada kami untuk segera diperbaiki. Pliss "Beritahu kami" Terima kasih!


TERBARU

Song Joong Ki Menikah Lagi: Beruntung Dia Bukan WNI

Coffee Shop Itu Buat Berdialog, Nggak Cuma Selfie!

5 Hal ini Hanya Terjadi Pada Mahasiswa Universitas Terbuka, Lucu Sih!

Gembira Loka Zoo, Taman Rekreasi Satwa Terbesar Di Jogja

Surat Cinta Untuk Starla The Series: Yakin Bikin Penasaran

Kripala Dekso Coffee and Resto, Spot Kuliner Ciamik di Jogja Bagian Barat

Menikmati Tanggal Tua Dengan Sate Kere Khas Solo

LAGI RAME HARI INI

Sejarah Asal-usul Desa Silurah Wonotunggal Batang

Sejarah Asal-usul Desa Silurah Wonotunggal Batang

Juli 10, 2020
3.5k
Resensi Novel Janji karya Tere Liye

Janji Bukan Sekedar Janji dari Novel Terbaru Tere Liye

September 15, 2022
1.3k
Review Buku Novel Ezaquel

Resensi Novel Ezaquel Karya Siti Habibah

April 12, 2022
1.8k
Coffee Shop dan diskusi

Coffee Shop Itu Buat Berdialog, Nggak Cuma Selfie!

Januari 31, 2023
155
Sate Winong Mustofa Purworejo

10 Rekomendasi Kuliner Enak di Purworejo Tahun 2023

November 9, 2021
5.1k
Shuntaro Chishiya dalam serial Alice in Borderland

Membedah Karakter Shuntaro Chishiya di Serial Alice in Borderland

Januari 11, 2023
476
Legenda Dewi Lanjar Pantai Utara

Kisah Legenda Asal-usul Dewi Lanjar

Agustus 12, 2016
37.7k
Wisata Alam Curug Bidadari Talun Kabupaten Pekalongan

Wisata Alam Curug Bidadari Talun Kabupaten Pekalongan

November 4, 2016
3.1k
Sinopsis dan Review Novel Laut Bercerita

Tentang Sosok Kinan, Si Wanita Tangguh dari Novel Laut Bercerita

September 6, 2022
806
Song Joong Ki Menikah Lagi

Song Joong Ki Menikah Lagi: Beruntung Dia Bukan WNI

Januari 31, 2023
146
header-kotomono

RINGAN-RINGAN SEDAP

 

TENTANG  /  DISCLAIMER  /  KERJA SAMA  /  KRU  /  PEDOMAN MEDIA SIBER  /  KIRIM ARTIKEL

© 2023 KOTOMONO.CO - ALL RIGHTS RESERVED.
DMCA.com Protection Status
No Result
View All Result
  • ARTIKEL POPULER
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • OTOMONO
  • K-POPers
  • PLESIRAN
  • PUSTAKA
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • RELEASE
    • NYASTRA
    • OH JEBULE
    • FIGUR
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • UMKM
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Login
  • Sign Up

Kerjasama, Iklan & Promosi, Contact : 085326607696 | Email : advertise@kotomono.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In