• Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Term of Service
  • FAQ
Kotomono.co
  • Login
  • Register
  • ARTIKEL POPULER
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • K-Popers
  • PLESIRAN
  • PUSTAKA
  • NYASTRA
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • RELEASE
    • OTOMONO
    • FIGUR
    • OH JEBULE
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • UMKM
No Result
View All Result
  • ARTIKEL POPULER
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • K-Popers
  • PLESIRAN
  • PUSTAKA
  • NYASTRA
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • RELEASE
    • OTOMONO
    • FIGUR
    • OH JEBULE
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • UMKM
No Result
View All Result
Kotomono.co
No Result
View All Result
  • ARTIKEL POPULER
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • K-Popers
  • PLESIRAN
  • PUSTAKA
  • NYASTRA
  • LAINNYA
Odorico 01

Kesaksian Odorico atas Kejayaan Majapahit

Catatan perjalanan pastor Italia pertama yang menginjakkan kaki di Jawa

Ribut Achwandi by Ribut Achwandi
Juli 28, 2020
in ESAI
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

KOTOMONO.CO – “Apa guna belajar ilmu dan pengetahuan Eropa, bergaul dengan orang-orang Eropa, kalau akhirnya toh harus merangkak, beringsut seperti keong dan menyembah seorang raja kecil yang barang kali buta huruf pula!” ungkapan itu dinyatakan seorang sastrawan kenamaan Indonesia, Pramoedya Ananta Toer. Satir dan telak! Pernyataan itu seperti tamparan bagi kaum terpelajar yang sezaman dengannya. Entah kalau sekarang.

Tapi, memang ada benarnya juga sih! Nyatanya, ada banyak kaum terpelajar Eropa yang diam-diam terkagum-kagum dengan bangsa kita. Seperti tokoh Eropa yang satu ini nih. Namanya, Odorico Mattiuzzi (1286-1331) yang terkagum-kagum dengan Kejayaan Majapahit. Siapa sih Odorico Mattiuzzi? Penasaran kan?

Nih ceritanya…. Dulu, di Eropa sana, tepatnya di Italia, Odorico Mattiuzzi atau yang dikenal Odorico da Pordenone dikenal sebagai seorang biarawan dari Ordo Santo Francis. Sebagai Pastor, tentu ia tergolong terpelajar. Buktinya, ia banyak menulis buku, terutama di bidang religi dan kesusastraan.

Singkat cerita, pada suatu hari, biarawan asal Asisi ini dipanggil keuskupan Vatikan. Paus Yohanes XII memberinya tugas untuk mengunjungi Rusia selatan, India, dan China. Tugas segera dilaksanakan. Mulailah ia mendayung kapalnya dari Venesia. Berlayar menuju tiga kawasan itu.

Odorico

Sepanjang perjalanan mengarungi samudra itu, ia memang kudu berlabuh di beberapa pelabuhan besar. Ya, buat melemaskan saraf-saraf yang teganglah. Cari anginlah. Ngisi bensin juga kali ya…. Yang jelas, dia mampir di pelabuhan di Konstatinopel, Teluk Persia, Mumbai, Malabar, Srilangka, Madras, dan tentu singgah pula di pulau-pulau di Indonesia. Ia sempat mampir di Sumatra, Jawa, juga Kalimantan.

Nah, ketika berlabuh di Jawa, rupanya sang biarawan sempat kesengsem pada Jawa. Ia terkagum-kagum pada kehidupan orang-orang Jawa. Makanya, ia memutuskan untuk tinggal di Jawa untuk beberapa lama. Tentu, instingnya sebagai kaum terpelajar terasah di sini. Rasa ingin tahunya semakin menjadi-jadi. Ia berusaha keras mengamati dan melakukan riset kecil untuk mengenali Jawa. Mulai dari keadaan alamnya, kehidupan masyarakatnya, ekonominya, budaya, juga politiknya.

Malah, ia juga sempat datang dan dipersilakan memasuki istana Raja Jawa kala itu. Disambut baik dan mendapatkan jamuan istimewa dari sang Raja. Di dalam istana itu, ia merasa terkagum-kagum. Tidak hanya karena kemegahan istana Raja, melainkan pula kewibawaan sang Raja.

Sayang, kunjungannya itu tak bisa diperpanjang. Ia masih mengemban misi dari keuskupan Vatikan untuk menyambangi China. Di sana, ia mesti menemui Montecorvino, uskup agung di Beijing. Ia pun akhirnya melanjutkan perjalanan menuju China. Di sana, ia tinggal selama 3 tahun (1324-1327). Lantas, kembali melanjutkan perjalanan pulang ke Italia melalui jalur darat. Melintasi pegunungan Tibet, Badachschan, Tabriz, Armenia, dan kembali ke negerinya pada bulan Mei 1330.

Setahun setelah menjalani masa istirahat dari penjelajahan panjang itu, ia tiba-tiba saja sangat ingin menemui Paus Yohanes XXII. Ia teringat pada kisah yang mengagumkan tentang Jawa. Ia merasa sangat perlu disampaikan kisah itu pada sang Paus. Tapi sayang, Paus Yohanes XII sedang dinas di Avigon, sebuah kota di selatan Perancis.

BACA JUGA:  Nyadran Gunung, Kekayaan Wisata Budaya Desa Silurah

Tekadnya yang besar itu membuatnya memaksakan diri menyusul sang Paus. Ia menempuh perjalanan dari Italia menuju Avigon. Tapi, ketika sampai di Pisa, ia jatuh sakit. Tak sanggup melanjutkan perjalanan. Ia pun memutuskan kembali ke Friuli. Sayang, kondisi tubuhnya makin lemah. Sakitnya pun makin parah. Ia memutuskan beristirahan di Padua sejenak.

Di Padua, tepatnya di biara St. Antonius, ia menemui teman sejawatnya, William de Solona. Kepada kawannya itu ia meminta untuk mencatat kisah-kisahnya. Salah satunya, kisah mengagumkan dari Jawa. Dicatatnya demikian:

“Saya pergi ke sebuah pulau lain bernama Jawa yang memiliki garis keliling pantai sepanjang 3.000 mil dan raja Jawa memiliki tujuh raja lain di bawah kekuasaan utamanya. Pulau ini dianggap sebagai salah satu pulau terbesar di dunia dan sepenuhnya dihuni; berlimpahan cengkih, kemukus dan buah pala serta segala macam rempah lain juga banyak, jenis makanan lain dalam jumlah besar, kecuali anggur. Raja Jawa memiliki sebuah istana besar dan mewah paling menakjubkan yang pernah saya lihat, dengan tangga lebar dan megah ke arah ruangan di bagian atas, semua anak tangga secara bergantian terbuat dari emas dan perak. Seluruh dinding bagian dalam dilapisi oleh lapisan emas dan perak. Seluruh dinding bagian dalam dilapisi oleh lapisan emas tempa, di mana gambar-gambar ksatria diukirkan pada lapisan emas tersebut. Setiap ksatria berhiaskan sebuah mahkota emas kecil yang dihias dengan beragam batu mulia. Atap istana ini terbuat dari emas murni dan seluruh ruangan di bawah dilapisi berselingan oleh lempeng-lempeng berbentuk kotak yang terbuat dari emas dan perak. Khan yang agung, atau Kaisar China, sering mengadakan peperangan dengan Raja Jawa, tetapi serangannya selalu berhasil dipatahka dan dipukul mundur.”

Legalah ia. Setelah ia menceritakan semua yang dialami. Lantas, ia pun berpamitan melanjutkan perjalanan ke Friuli. Setahun kemudian, ia meninggal di Udine dalam usia 66 tahun.

Ilustrasi Odorico 01
Ilustrasi Odorico

Sepeninggalannya, catatan perjalanan itu kemudian dicetak dalam buku I viaggi di Frate Odorico. Oleh James D. Rush, dalam bukunya A Java Travellers Antology, catatan ini dijadikan catatan penting yang menyingkap kejayaan Majapahit pada masa itu. Apalagi, kunjungan Odorico Mattiuzzi dilakukan dalam kurun tahun 1321-1322 Masehi. Itu artinya, semasa dengan pemerintahan Prabu Sri Jayanagara.

Sebelumnya, pada era Kertarajasa Jayawardhana, kisah mengenai kekalahan pasukan Kublai Khan telah menjadi kisah heroik di Jawa. Dengan segala daya upaya, Kertarajasa Jayawardhana telah mengubah serangan pasukan Kublai Khan menjadi keuntungan bagi kekuasaannya.

Di sisi lain, catatan Odorico dengan gamblang mengungkapkan betapa masa itu menjadi masa kejayaan Majapahit. Terlebih dengan ditunjukkannya hasil rempah-rempah dan bangunan istana Raja. Meski begitu, James D. Rush meragukan apakah catatan Odorico masih otentik atau sudah ada penambahan di sana-sini. Sebab, menurut James D. Rush, Odorico memiliki daya ingat yang tak begitu tajam.

BACA JUGA: Jejak Wangsa Syailendra yang Tertinggal di Batang

Terlepas dari pandangan Rush, catatan ini mestinya jadi catatan penting juga bagi kita. Sebab, selama ini banyak orang yang beranggapan kalau apapun yang dari Barat itu dibilang maju. Sedang, yang dari kita sendiri, dianggap sebagai sesuatu yang lebih rendah. Hmm… lalu, kapan kita mau jadi bangsa yang punya rasa percaya diri?

 

(disarikan dari berbagai sumber)

Artikel Terkait

Jajanan Khas Bulan Puasa Wong Batang #2

Yang Diperjuangkan Feminis: Merangkul Korban Kekerasan Seksual hingga Membuka Pintu Laki-laki Menjadi Bapak Rumah Tangga

Sadfishing Bukan Budaya Kita, Budaya Kita Membagikan Meme Kocak

Tags: ItaliaJawaMajapahitPastorSejarah
Dapatkan berita terupdate dari Kotomono di:
Ribut Achwandi

Ribut Achwandi

Kepala Redaksi
Ngedanlah asal nggak bikin orang lain jadi edan.

Sapa Tahu, Tulisan ini menarik

Jajanan Khas Ramadhan - Es Barteh

Jajanan Khas Bulan Puasa Wong Batang #2

Maret 17, 2023
140
Yang Diperjuangkan Feminis

Yang Diperjuangkan Feminis: Merangkul Korban Kekerasan Seksual hingga Membuka Pintu Laki-laki Menjadi Bapak Rumah Tangga

Maret 9, 2023
158
Sadfishing Bukan Budaya Kita, Budaya Kita Membagikan Meme Kocak

Sadfishing Bukan Budaya Kita, Budaya Kita Membagikan Meme Kocak

Maret 8, 2023
226
Megono Khas Pekalongan

Megono Khas Pekalongan Bukan Cuma Cecek, Berikut Jenis Lainnya

Maret 7, 2023
160
Kelebihan TikTok Shop

Kelebihan TikTok Shop yang Tidak Dimiliki Marketplace Lain

Maret 3, 2023
157
Lagu JKT48 Tema Kehidupan Sampai Percintaan

6 Lagu JKT48 yang Mungkin Relate Denganmu, Tema Kehidupan Sampai Percintaan

Februari 24, 2023
263
Load More
Next Post
Cafe Tempat Nongkrong Hits di Kajen dan Sekitarnya

Cafe Tempat Nongkrong Hits di Kajen dan Sekitarnya

Cerpen Panggilan Telepon

Panggilan Telepon

Sejarah itu Hafalan, Titik!

Sejarah itu Hafalan, Titik!

komentarnya gan

Ada Informasi yang Salah ?

Silakan informasikan kepada kami untuk segera diperbaiki. Pliss "Beritahu kami" Terima kasih!

TERBARU

Banda Neira: Serpihan Surga Bagian Timur Indonesia

Cerpen: Burung Kakaut

Penyebab Terdakwa Tragedi Kanjuruhan Bebas, Begini Tanggapan Angin

Rekomendasi Hotel Staycation Jogja, Under 500 Ribu!

AESPA Comeback Bulan Mei: Sang Leader K-Pop Gen 4 Telah Kembali

Jajanan Khas Bulan Puasa Wong Batang #2

Ikan Kembung: Khasiat, Nutrisi, dan Resep Olahannya yang Lezat

LAGI RAME HARI INI

Resensi Buku Loneliness is My Best Friend karya Alvi Syahrin

Kamu Tidak Sendirian, Karena Kamu Punya Kamu

November 1, 2022
1.2k
Penyebab Terdakwa Tragedi Kanjuruhan Bebas, Begini Tanggapan Angin

Penyebab Terdakwa Tragedi Kanjuruhan Bebas, Begini Tanggapan Angin

Maret 18, 2023
175
Wisata hits Purwokerto - Menggala Ranch

Menggala Ranch Banyumas, Wisata Ala View New Zealand di Jawa Tengah

Mei 25, 2022
5.6k
Sate Winong Mustofa Purworejo

10 Rekomendasi Kuliner Enak di Purworejo Tahun 2023

November 9, 2021
5.8k
Senopati dan ratu kidul

Kisah Misteri Bahurekso, Rantamsari Dan Serabi Kalibeluk Batang

Maret 14, 2018
10k
Wisata Hits Bandung - Talaga Pineus Riverside Camp Pangelangan

Talaga Pineus Riverside Camp Itu Tempat Camping Asyik Tanpa Ribet

Agustus 13, 2022
2.7k
Review Buku Novel Ezaquel

Resensi Novel Ezaquel Karya Siti Habibah

April 12, 2022
2.3k
Landmark Dieng

Wisata ke Dieng Lewat Jalur Pekalongan

September 7, 2018
15.7k
Hotel Staycation Jogja - Agarra Villa

Rekomendasi Hotel Staycation Jogja, Under 500 Ribu!

Maret 17, 2023
164
Legenda Dewi Lanjar Pantai Utara

Kisah Legenda Asal-usul Dewi Lanjar

Agustus 12, 2016
38.1k
header-kotomono

RINGAN-RINGAN SEDAP

 

TENTANG  /  DISCLAIMER  /  KERJA SAMA  /  KRU  /  PEDOMAN MEDIA SIBER  /  KIRIM ARTIKEL

© 2023 KOTOMONO.CO - ALL RIGHTS RESERVED.
DMCA.com Protection Status
No Result
View All Result
  • ARTIKEL POPULER
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • K-POPers
  • PLESIRAN
  • PUSTAKA
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • RELEASE
    • NYASTRA
    • OH JEBULE
    • OTOMONO
    • FIGUR
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • UMKM
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Login
  • Sign Up

Kerjasama, Iklan & Promosi, Contact : 085326607696 | Email : advertise@kotomono.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In