• Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Term of Service
  • FAQ
Kotomono.co
No Result
View All Result
  • Login
  • Register
  • NYAS-NYIS
  • SENGGANG
  • DAEBAK
  • PLESIRAN
  • KILASAN
  • LAINNYA
    • NYASTRA
    • OTOMONO
    • FIGUR
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • RELEASE
  • NYAS-NYIS
  • SENGGANG
  • DAEBAK
  • PLESIRAN
  • KILASAN
  • LAINNYA
    • NYASTRA
    • OTOMONO
    • FIGUR
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • RELEASE
No Result
View All Result
Kotomono.co
No Result
View All Result
  • NYAS-NYIS
  • SENGGANG
  • DAEBAK
  • PLESIRAN
  • KILASAN
  • LAINNYA

Mainan Tradisional yang Tertua Di Dunia Berasal dari Nusantara, lho!

Ribut Achwandi by Ribut Achwandi
September 27, 2020
in SENGGANG
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

KOTOMONO.CO – Mainan yang satu ini umurnya terbilang sudah tua bangka. Sampai sekarang, permainan ini masih saja dimainkan. Apalagi di bulan seperti sekarang, bulan September. Nggak pandang usia, anak-anak maupun dewasa suka memainkannya.

Bahkan, saking keasyikan memainkan permainan ini orang bisa nggak peduli sama terik matahari. Juga sampai lupa waktu. Baru mau pulang ke rumah kalau sudah jelang petang. Atau kalau diuber-uber sama orang tua.

Permainannya sih sederhana. Nggak butuh kuota kayak main game online. Nggak butuh gadget juga. Cukup dengan benang, kecakapan tangan, dan butuh angin. Yang jelas, mainan ini ngirit ongkos banget.

Ah! Pasti Anda tahu, permainan ini. Yup! Layang-layang.

Ngobrolin permainan layang-layang, ternyata ia punya sejarah yang sangat tua loh. Kalau nggak percaya, silakan sesekali Anda mampir ke Gua Kobori yang ada di Pulau Muna, Sulawesi Tenggara. Di sana Anda akan menjumpai lukisan dinding gua yang diperkirakan sudah ada sejak ribuan tahun silam.

Lukisan dinding itu merupakan peninggalan bangsa Muna atau Wuna. Ciri fisik bangsa Muna mirip dengan bangsa-bangsa Polynesia dan Melanesia di Pasifik dan Australia. Bentuk tubuh, tengkorak, warna kulit (coklat tua/hitam), dan rambut (keriting/ ikal) terlihat lebih dekat dengan bangsa-bangsa di Pulau Flores dan Kepulauan Maluku. Kebudayaan mereka pun mirip dengan suku-suku di Nusa Tenggara Timur, Pulau Timor, Flores, dan Maluku.

Lukisan Prasejarah Gua Metanduno
Lukisan Prasejarah Di Gua Metanduno

Selain itu, kebiasaan nelayan Muna yang suka melaut sampai perairan Darwin (kawasan panturanya Australia) memungkinkan kalau mereka punya hubungan dengan bangsa Aborigin. Makanya, engga heran jika kedua bangsa ini punya kemiripan fisiknya.

BACA JUGA: 6 Permainan Tradisional Yang Jarang Dimainkan Anak Sekarang

Orang-orang Muna diperkirakan sudah mendiami Pulau Muna sejak lebih dari 25.000 tahun lalu. Di pulau seluas 2.889 km2 ini, orang-orang Muna purba mendiami dua gua, yaitu Gua Liang Kobori dan Gua Metanduno. Nah, di dalam dua gua inilah banyak ditemukan peninggalan sejarah mereka. Terutama lukisan dinding gua.

Semua aktivitas bangsa Muna terekam dalam lukisan dinding gua itu. Mereka bertani, berkebun, berternak, berburu dengan menunggang kuda, melaut dengan perahu layar, dan melukiskan pengetahuan mereka tentang astronomi. So, peradaban mereka sudah tinggi kala itu.

Nah, salah satu lukisan itu juga menunjukkan gambar layang-layang. Juga aktivitas orang-orang Muna yang sedang menerbangkan layang-layang. Diperkirakan, lukisan dinding itu sudah ada sejak tahun 9.000-9.500 Sebelum Masehi. Artinya, nenek moyang kita sudah akrab dengan layang-layang sejak dahulu kala.

Oleh bangsa Muna, layang-layang disebut kaghati. Sampai sekarang, kaghati masih digunakan lho. Biasanya, dibikin dari daun kolope (sejenis umbi hutan) sebagai layarnya. Sementara kulit bambu digunakan untuk bingkainya. Talinya, terbikin dari serat nanas hutan.

Layang-layang ala bangsa Muna inilah salah satu layang-layang yang paling diminati para penggemar layang-layang sedunia. Mereka tertarik karena unik dan keasliannya yang masih lumayan terjaga.

kaghati kolope
Wujud Kaghati Kolope

Dahulu, kaghati kolope (layang-layang khas Muna) digunakan sebagai teman para petani saat menjaga lahan-lahan pertanian mereka. Selain itu, juga difungsikan sebagai alat penghalau binatang. Biasanya, pada layang-layang itu akan dipasang sawangan (semacam perangkat bebunyian dari kayu). Bunyi nyaring pada alat itulah yang akan mengusir dan menjauhkan binatang dari lahan kebun mereka.

BACA JUGA: Dear Anak 90-an, 5 Permainan Ini Akan Membawamu ke Masa Lalu

Selain itu, dalam kepercayaan orang-orang Muna, layang-layang dipercaya akan memayungi si pemiliknya ketika meninggal dunia. Arwahnya akan terlindungi dari sengatan matahari.

Sejarah layang-layang lainnya juga berkaitan dengan tradisi orang-orang Tiongkok. Dokumen Tiongkok menyebut, kalau layang-layang sudah dimainkan sejak tahun 2.500 SM. Bahannya nyaris sama. Masih menggunakan daun-daunan.

Di Yunani, layang-layang dikenal pada abad ke-5 Sebelum Masehi. So, usianya jauh lebih muda dari yang ada di Tiongkok.

Catatan lainnya, juga terdapat pada Sejarah Melayu (Salatus Salatin) dari abad ke-17. Lewat catatan itu, dapat dilihat bahwa pada masa itu layang-layang telah menjadi salah satu kegemaran yang bergengsi. Dikisahkan dalam dokumen itu, pada masa itu terselenggara festival layang-layang yang diikuti seorang pembesar kerajaan.

So, kalau kita perhatikan secara saksama, boleh dibilang peradaban bangsa kita punya catatan sejarah yang paling tua soal layang-layang. Bahkan, seorang peneliti asal Jerman, Wolfgang Beck, telah menobatkan layang-layang bangsa Muna sebagai layang-layang tertua sedunia.

Wah, jadi pingin mainan layang-layang nih. Mumpung masih rame mainan layangan di kawasan Bong Cino Kuripan Lor, tiap sore.

Artikel Terkait

Review Film Susi Susanti: Love All (2019)

Apa Itu Crush? Makna Sebenarnya Dalam Bahasa Gaul

Santai, Tradisi Sunda yang Terjaga Hingga Hari Ini

Tags: EdukasiEsaigamelayanganmainanmainan tradisionalPekalongan Infopermainan anakPermainan TradisionalSejarahtradisional
❯ Ikuti kami ❮

Selalu dapatkan berita dan informasi terupdate dari Kotomono di:

Ribut Achwandi

Ribut Achwandi

Kepala Redaksi
Ngedanlah asal nggak bikin orang lain jadi edan.

Sapa Tahu, Tulisan ini menarik

Review Film Susi Susanti Love All (2019)

Review Film Susi Susanti: Love All (2019)

Juni 4, 2023
142
Apa Itu Crush Makna Sebenarnya Dalam Bahasa Gaul

Apa Itu Crush? Makna Sebenarnya Dalam Bahasa Gaul

Mei 26, 2023
146
Santai, Tradisi Sunda yang Terjaga Hingga Hari Ini

Santai, Tradisi Sunda yang Terjaga Hingga Hari Ini

Mei 24, 2023
169
Kiat Menghadapi Kekalahan War Tiket Konser

5 Kiat Menghadapi Kekalahan War Tiket Konser, Sini Merapat!

Mei 23, 2023
147
Arti Mimpi Diri Sendiri Meninggal

7 Arti Mimpi Diri Sendiri Meninggal, Nggak Seram kok!

Mei 19, 2023
156
Film psikopat Korea dari kisah nyata - Hope (2013)

15 Film Korea Terbaik Tema Psikopat dan Pembunuhan, Punya Rating Tinggi!

Mei 18, 2023
175
Load More
Next Post
Tips Traveling Ke Bali Tanpa Biro Perjalanan Bagi Pemula

Tips Traveling Ke Bali Tanpa Biro Perjalanan Bagi Pemula

Doa Seekor Kutu

Doa Seekor Kutu

Toko Buku Karuhun Pekalongan

Seni Melayani Pembeli Ala Penjual Buku Bekas

Komentarnya gan

Ada Informasi yang Salah ?

Silakan informasikan kepada kami untuk segera diperbaiki. Pliss "Beritahu kami" Terima kasih!

TERBARU

Rei IVE: Semua Hal yang Perlu Kamu Tahu

Review Film Susi Susanti: Love All (2019)

Ngerinya Kecelakaan Maut Kereta di India: 288 Tewas, 900 Luka-luka

8 Couple Drakor Awal 2023 yang Sukses Bikin Gemes Penonton

Honda Giorno, Skutik Retro ala Vespa Berharga Rp17 Jutaan

11 Wisata Kembanglangit Park Batang, One Stop Destinasi Kekinian!

Arti dan Keutamaan Ayat Kursi (Surat Al Baqarah ayat 255)

LAGI RAME HARI INI

Speksifikasi New Honda Beat 150cc

New Honda Beat 150cc: Semua yang Perlu Kamu Tahu

Maret 7, 2023
914
Sate Winong Mustofa Purworejo

10 Rekomendasi Kuliner Enak di Purworejo Tahun 2023

November 9, 2021
7.5k
Wisata Tawangmangu Terbaru - Sakura Hills

18 Wisata Tawangmangu Hits 2023, Pas Buat Liburan Seru!

Februari 18, 2023
1.1k
Wisata hits Purwokerto - Menggala Ranch

Menggala Ranch Banyumas, Wisata Ala View New Zealand di Jawa Tengah

Mei 25, 2022
6.7k
Wisata Hits Bandung - Talaga Pineus Riverside Camp Pangelangan

Talaga Pineus Riverside Camp Itu Tempat Camping Asyik Tanpa Ribet

Agustus 13, 2022
3.7k
wowpacalan paninggaran

Yang Baru di Pekalongan Nih, Obyek Wisata Wow Pacalan Paninggaran

Desember 27, 2022
1.9k
Jenis Ketawa yang Sering Dipakai Orang Saat Chat

Arti Jenis Ketawa yang Sering Dipakai Orang Saat Chattingan

Januari 3, 2023
1.6k
Area Glamping Bobocabin Cikole Lembang

Bobocabin Cikole: Penginapan Full Facility Dengan Nuansa Alam Terbuka

Maret 4, 2023
526
Landmark Dieng

Wisata ke Dieng Lewat Jalur Pekalongan

September 7, 2018
16.9k
Hidden Gem Batang - The Gege Fun

Cafe Hits Batang Terbaru Nih, The Gege Fun yang Worth It Banget!

Maret 22, 2023
695
header-kotomono

RINGAN-RINGAN SEDAP

 

TENTANG  /  DISCLAIMER  /  KERJA SAMA  /  KRU  /  PEDOMAN MEDIA SIBER  / INDEKS /  KIRIM ARTIKEL

© 2023 KOTOMONO.CO - ALL RIGHTS RESERVED.
DMCA.com Protection Status
No Result
View All Result
  • NYAS-NYIS
  • SENGGANG
  • DAEBAK
  • PLESIRAN
  • KILASAN
  • LAINNYA
    • NYASTRA
    • OTOMONO
    • FIGUR
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • RELEASE
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Login
  • Sign Up

Kerjasama, Iklan & Promosi, Contact : 085326607696 | Email : advertise@kotomono.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In