KOTOMONO.CO – Belum ada yang bisa menandingi kolaborasi epic Sego Megono Sambal feat Pindang Tetel Ambokembang untuk santap sore
Pindang Tetel biasanya akan dinikmati bersama dengan lontong maupun dicampur dengan Kluban. Sementara Sego Megono atau Nasi Megono paling enak disantap dengan lauk yang bermacam-macam, minimal tempe goreng yang masih panas dan tentunya sambal. Konon banyak perantau yang sangat merindukan dua makanan khas dari Pekalongan ini, meskipun diberbagai tempat di luar kota sudah ada yang membuka warung makan bertemakan “Pekalongan” namun dirasa masih kurang. Sebab, feel makan ditempat apalagi di kampung halaman memanglah beda.
Dari sekaian banyaknya yang membuka warung lesehan Nasi Megono dan penjual yang menyediakan Pindang Tetel. Ada satu tempat yang cukup menarik terutama bagi saya yang sangat menggemari kedua kuliner tersebut.
Hampir tiap minggu saya dan keluarga kecil saya mampir “nyore” di tempat istimewa ini. Letaknya di emperan toko depan BMT Matra Banyurip atau selatan gang Hifal. Buka setiap hari kecuali pas tutup, dari pukul 4 sore sampai habis.
Setiap hari saat penjual membuka lapaknya, tak butuh waktu lama untuk dikerubuti para pelanggannya yang berdatangan dari berbagai arah. Menjelang maghrib dan ba’da maghrib, warung ini akan diantri oleh pembeli yang kebanyakan adalah seorang emak-emak.
Kebanyakan dari mereka membeli nasi megono untuk dibawa pulang dimakan bareng-bareng anggota keluarga lainnya, adapula yang sengaja mengambil posisi duduk untuk dimakan ditempat macem saya ini yang memang dari rumah sudah berencana untuk makan di lesehan SMS ini.
Tidak ada spesifik nama dari warung ini, hanya terpampang sebuah spanduk mmt berukuran kira-kira 2meter x 1 meter berdominasi warna hijau berlatarkan nasi megono dalam piring dan bertuliskan ” Lesehan, sedia Sego Megono Sambal (SMS)”.
Pada dasarnya, tempat ini tidak jualan nasi lengkap lauk pauk layaknya warung-warung lesehan yang tersebar di Pringlangu-Banyurip, melainkan hanya menyediakan Nasi Megono bungkus daun pisang dan aneka gorengan renyak macem Tempe, Tahu, dan Bakwan.
BACA JUGA: Manjakan Lidah dengan Botok Setan Legendaris Mbah Isah
Nah untuk Pindang Tetelnya, kebetulan tepat disebelah pangkalan Nasi Megono ini ada yang melapak menjual Pindang Tetel dengan sepeda motor. Wah sebuah kolaborasi yang sempurna.
Racikan Pindang Tetelnya sangat enak, dan pas dilidah saya. Kuah kluwek dipadu-padankan dengan tetelan-tetelan daging sapi tanpa jeroan sungguh surga bagi saya. Usul punya usul, digerobak yang terpasang di sepeda motornya tertulis “Pindang Tetel Ambokembang”, ohh pantasan enak karna asli Ambokembang. Jika Pindang Tetel tersebut racikan orang sana, jangan ditanya kualitas rasa, enak pastilah. Sebab resep Pindang Tetel diyakini berasal dari orang-orang sana. Pindang Tetel yang disajikan dagingnya sangat empuk, kadang ada “kikil” yang menjadi pengejut saat menyantap kuliner ini. Kuahnya segar, dan sebagai penambah rasa pedas, sambalnya pun sambal khusus yakni sambal khusus Pindang Tetel yang diracik atau dicampur dengan gula.
Soal harga? Jangan ditanya, jelas murmer dan Nasinya pun berporsi sedikit lebih banyak ketimbang warung-warung sejenis yang lain. Nah, ini yang menjadi salah satu faktor saya memilih tempat ini.
Nasi Megono dipatok harga Rp 2.000 per bungkus, gorengan Rp 1.000, Teh hanga Rp 3.000. Sedang untuk Pindang Tetel diharga Rp 9.000 / porsi. Sebuah harga yang sangat murah meriah namun bisa mengenyangkan perut penggemarnya. Dan yang paling khas dari warung ini adalah Sambalnya, ya betul, sambal yang digunakan di warung lesehan ini berbeda dengan sambal-sambal yang umum disajikan oleh warung lesehan. Bila warung lain menyajikan sambal berwarna kemerahan, beda dengan warung ini, mereka meracik sambal khusus yang sangat pas disajikan bersama Nasi Megono. Sambal Ijo, sambal inilah yang sangat ikonik dengan warung SMS. Pedas cabai hijau yang diracik, juga terasa terasi yang begitu legit dan sangat untuk dinikmati bersama Nasi Megono yang hangat.
Sudah tidak terhitung berapa kali saya beli Nasi Megono disini. Sore itu (Rabu, 26/05/2021) sekira pukul 4 sore lebih saya dan istri sudah sampai di lapak depan emperan toko “obat batik” untuk siap sedia santap sore Nasi Megono yang selalu kita duetkan dengan Pindang Tetel Ambokembang. Lama saya sudah berlangganan makan disini, rasanya ingin sekali wawancara atau ngobrol-ngobrol dengan yang empunya.
BACA JUGA: Ragam Hidangan Es Khas Dari Pekalongan Yang Enake Pok!
Namun apalah daya, sedari awal buka lapak, si penjual langsung dikerumuni para pelanggannya sehingga saya pun mengalami kesulitan dan gagal untuk mencuri kesempatan dengannya. Satu-satunya kesempatan ialah ketika membayar makanan, itupun harus dilakukan dengan cepat. Sebab masih banyak pelanggan yang mengantre untuk dibungkuskan Nasi Megono lengkap dengan gorengan.