KOTOMONO.CO – Selama Pandemi, story watsap teman-teman beserta feed media sosial tak jarang berisi perkembangan saham ngga sih? Sayangnya, waktu kita penasaran dengan saham teman kita belum bisa memberikan pemahaman sepenuhnya.
Emang apa sih yang ngebuat orang pada tertarik terjun berinvestasi saham? Ohya, sebaiknya jangan sekali-kali bilang main saham ya. Karena mayoritas dari teman-teman yang sudah berinvestasi, akan menyemprot dengan, “Saham itu bukan spekulasi, ada cara berhitungnya, ada data statistik yang jadi panduan kita dalam mengambil keputusan, dan seterusnya sekian omelan mereka bakal merundung kita.”
Kembali ke pertanyaan, kenapa orang semakin tergiur untuk berinvestasi saham? Setidaknya, ada tiga alasan orang melakukan investasi meski di tengah kondisi sulit seperti Pandemi ini.
Pertama, mari kita mengenal filosofi ‘investasi nilai’ yang dikemukakan seorang ekonom bernama Benjamin Graham. Dalam bukunya The Intelligent Investor, Graham menjelaskan filosofi itu yang melindungi investor dari risiko kehilangan uang dan mengajari mereka mengenai pentingnya berinvestasi jangka panjang yang menguntungkan. Ditengah kelesuan ekonomi dan harga saham yang dibawah nilai ideal, hal ini menjadi peluang tersendiri bagi mereka yang mampu membaca investasi mana yang tepat untuk dipercaya.
Kedua, sadar atau tidak harga kebutuhan pokok maupun barang lainnya selalu menanjak tiap tahunnya. Hal inilah yang dimaksud dengan inflasi, dimana proses naiknya harga secara terus menerus. Sehingga memicu nilai mata uang turun secara berkesinambungan. Inflasi juga, seperti dicatat bisnis.com yang menyebabkan nilai riil dari uang yang terus menurun tiap tahunnya, maka dari itu mengembangkan dana sangat esensial dalam meminimalisir dampak dari inflasi. Untuk itu, cara mengembangkan dana dapat dilakukan melalui investasi.
Ketiga, setiap orang percaya memiliki tujuan keuangan, baik yang sederhana untuk kebutuhan konsumtif, seperti membeli ponsel, kendaraan, hobi atau produktif, seperti tanah, emas, dan lain sebagainya. Maupun untuk kebutuhan esensial, seperti sekolah, menikah, kelahiran anak, pendidikan anak, dan lainnya. Tentu, hal itu tidak sekonyong-konyong dapat terlaksana jika kita untuk kebutuhan sehari-hari saja masih megap-megap. Perlu menabung dan keteraturan berikut displin dalam menaati tujuan itu.
Bila dibandingkan dengan, menabung di bank misalnya, nilai uang kita bisa saja terpangkas oleh biaya admin. Sementara itu, menabung emas, nilai perubahannya cenderung konstan seiring naiknya jumlah kepemilikan emas kita. Namun, bila kita berinvestasi di pasar modal, baik berupa saham, reksadana, obligasi, maupun lainnya, nilai itu dapat naik berkali lipat, pun dapat terjun bebas tidak bersisa. Oleh karenanya, diperlukan pengetahuan yang cukup mengenai investasi, disertai lingkungan pertemanan yang mampu memberikan arah dimana sewaktu-waktu kita mengalami goncangan dalam berinvestasi.
Selain tren meningkatnya ketertarikan saham, saya mengamati banyak perusahaan mengumumkan membutuhkan motion graphic. Memang seperti apa sih motion graphic? Sederhananya, motion graphic itu berupa tulisan, dan gambar yang dikombinasikan untuk kemudian dibuat bergerak menjadi animasi. Meski begitu, motion graphic dan animasi dua hal berbeda. Dalam buku Academic Writing yang ditulis oleh Michael Sega Gumelar, motion graphic bukanlah animasi.
Bila animasi diproduksi berdasarkan prinsip-prinsip gerak yang ada di alam atau prinsip fisika. Implementasi hukum fisikalah yang membedakan antara animasi dengan motion graphic. Oleh karena itu, seperti dicatat Khrisna, Machda & Syukri dalam Sejarah Motion graphic (2010), motion graphic umumnya gabungan dari potongan-potongan desain atau animasi berbasis media visual seperti 2D, 3D, video, film, tipografi, ilustrasi, fotografi, dan musik.
Tingginya animo masyarakat yang cenderung visual. Dengan maraknya internet juga mendorong banyaknya media komunikasi, berupa promosi dan media pembelajaran. Hal itu juga merambah dalam segmen News Flash di berbagai kanal berita yang menggabungkan unsur desain grafis dan animasi, itu sudah dapat dikatakan salahsatu hasil karya motion graphic.
Bila belajar otodidak, kemungkinan kita dapat mempelajari saham dan motion graphic. Namun, bisa saja kita kehilangan fokus atau bahkan kesulitan dalam beberapa bagian yang kita temukan dalam perjalanan belajar itu. Mending, kita belajar dengan adanya mentor yang sudah berpengalaman di bidangnya.
Kebetulan dalam waktu dekat, ada event Vorment Day 2021 yang diselenggarakan Departemen Pengembangan Karir BEM Vokasi UI. Acaranya adalah rangkaian dari talkshow mengenai saham pada 28 Juli 2021 yang mengangkat topik tentang “Pengenalan Fungsi Sekuritas dan Cara Bertransaksi di Pasar Modal”. Acara ini Free Registration dan lewat aplikasi Zoom aja lho. Kamu bisa langsung daftar di link bio instagram @vorment2021 atau klik link bit.ly/VormentTalkshow2021.

Lalu pada 14-21 Agustus 2021 dilanjutkan mentoring dan kompetisi mengenai motion graphic. Cihuy ngga tuh, habis belajar langsung praktek dan bisa deh unjuk gigi dengan kelompok lain buat nunjukkin karya kita. Kali aja, habis kelar kompetisi langsung bisa jadi portofolio ngelamar kerjaan atau justru langsung dapat tawaran project seru! Jadi, tunggu apalagi? Jangan kebanyakan mikir dan melongo yeah. Keburu disikat setan lhoh, eh ngga dong, ketlingsep dengan pendaftar lain yang ada muehehe.