KOTOMONO.CO – Tiap bangsa di dunia punya tradisi cara makan yang beragam. Ada yang menggunakan peralatan makan seperti sendok, garpu, piring, bahkan pisau. Ada yang pakai sumpit juga. Ada juga yang cukup menggunakan daun. Pun ada yang menggunakan peralatan yang terbuat dari tanah liat.
Dari sekian banyak tradisi, rupanya tradisi cara makan tanpa peralatan makan, alias hanya dengan menggunakan tangan, adalah tradisi cara makan paling tua. Tradisi ini bahkan dikenal semua bangsa di seluruh dunia.
Meski begitu, seiring perkembangan zaman, tradisi ini oleh sebagian budaya dianggap tidak etis. Bahkan dianggap sebagai kebiasaan orang-orang rendahan. Apa iya begitu? Ada juga yang berpandangan, jika makan dengan tangan itu tidak sehat. Hm?
Orang boleh-boleh saja melakukan kebiasaan yang berbeda-beda. Termasuk, dalam urusan cara makan. Yang biasa pakai sendok-garpu ya silakan. Yang pakai tangan ya tak masalah. Tapi, bukan berarti perbedaan cara itu membuat kita seolah punya hak untuk menganggap rendah cara makan orang lain.
BACA JUGA: Jika Kita Bisa Memilih, Pengennya Jadi Anak Pertama, Tengah, atau yang Bontot?
Pada dasarnya, cara makan dengan menggunakan tangan sudah menjadi kebiasaan yang berlangsung sangat lama. Di Indonesia, sebagian besar masyarakatnya terbiasa menggunakan cara makan dengan tangan ini. Di Pulau Jawa misalnya, cara makan demikian sudah menjadi tradisi yang mendarah daging. Entah itu di warung makan, di rumah, atau bahkan dalam sebuah hajatan. Mau itu makan sendiri-sendiri atau beramai-ramai, sama-sama nikmatnya.
Oleh orang Jawa, tradisi ini kerap disebut dengan muluk. Dalam bahasa Jawa, istilah muluk searti dengan terbang. Lalu, apa hubungannya kata “muluk” dengan tradisi makan ala masyarakat Jawa?
Suryadi (2019), dalam laporan penelitiannya Potret Aktivitas Makan dalam Leksikon Jawa dan Nilai Filosofi menyebutkan, jika tradisi muluk memiliki konsep memakan makanan dengan menyatukan kelima jari tangan. Cara ini sebenarnya dimaksudkan agar setiap orang mengambil makanan secukupnya saja. Tidak berlebih-lebihan.
Setelah mengambil makanan, muluk juga mengajarkan setiap orang agar menghargai apa yang sudah diambilnya dengan mengangkatnya menggunakan tangannya sendiri. Hal ini menyimbolkan pula rasa syukur atas pemberian Tuhan.
Jika begitu, sebenarnya relasi makna antara kata “muluk” dengan tradisi muluk boleh dibilang masih sangat kuat. Yaitu, sama-sama mengangkat atau memanjatkan hal-hal yang sifatnya baik; rasa syukur.
Dan, dengan rasa syukur itulah tradisi muluk pada akhirnya memberi efek baik bagi yang melakukannya. Dimulai dari sensasi rasa yang dikatakan lebih enak dan lezat, hingga manfaat kesehatan.
Sensasi rasa enak itu sebenarnya disebabkan oleh persepsi sensorik otak saat tangan bersentuhan langsung dengan makanan. Persepsi inilah yang selanjutnya menuntun indra pencecap dan enzim-enzim di dalam mulut bekerja sesuai dengan apa yang dipersepsikan otak. Di saat bersamaan, sensasi rasa itu juga membangkitkan selera makan kita.
Dilihat dari sisi medis, makan dengan tangan ternyata memiliki manfaat yang baik bagi tubuh. Ada 5 penjelasan manfaat makan dengan menggunakan tangan untuk kesehatan tubuh.
Pertama, melancarkan pencernaan. Saat jari-jari tangan menyentuh makanan, ujung saraf jari otomatis memberikan sinyal ke otak kalau kita akan makan. Pesan ini akan diteruskan ke perut agar segera menyiapkan pencernaan.
Organ pencernaan lalu merespons dengan melepaskan enzim dan cairan pencernaan. Dengan begitu, ketika makanan masuk ke mulut, tubuh sudah siap mencerna makanan dan prosesnya bisa berjalan lebih lancar.
BACA JUGA: 4 Hal yang Membuat Saya Heran saat Ngopi di Kobessah Kopi Jogja
Kedua, menghindari lidah terbakar. Tangan bisa menjadi sebagai sensor untuk mendeteksi apakah makanan tersebut masih panas atau tidak, sehingga dapat mencegah lidah terbakar akibat makanan yang terlalu panas.
Ketiga, Meningkatkan sirkulasi darah. Makan dengan menggunakan tangan dinilai lebih sehat terbukti dapat melatih otot jari kita sehingga sirkulasi darah menjadi lancar. Gerakan tersebut dapat meningkatkan aliran darah sehingga dapat mempengaruhi seluruh kelancaran aliran darah yang berada di dalam tubuh manusia.
Keempat, mencegah diabetes tipe 2. Penderita diabetes tipe 2 yang makan dengan menggunakan alat makan biasanya cenderung terburu-buru dan porsi makannya biasanya lumayan banyak ketika menghabiskan makan. Hal tersebut mengakibatkan meningkatnya gula darah dalam tubuh.
Kelima, mencegah makan berlebihan. Ketika makan dengan tangan kita cenderung lebih perlahan dan tidak terburu-buru sembari menikmati asupan yang masuk ke mulut dan tidak seperti saat menggunakan sendok yang terkesan teburu-buru. Dampaknya, kita dapat terhindar dari kebiasaan makan berlebihan yang dapat menyebabkan obesitas, hal yang biasanya dilakukan orang yang makannya tidak fokus pada makanan.
BACA JUGA: Nih Dia! Menu Kuliner Khas Kendal yang Layak Diburu
Perlu diingat, meskipun tradisi makan dengan tangan memiliki manfaat yang baik bagi tubuh, tetapi kita tetap harus menjaga kebersihan tangan. Kita tak boleh lupa untuk selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer sebelum makan maupun sesudahnya. Disarankan, cuci tangan dengan menggunakan air lebih baik. Jangan lupa memotong kuku secara rutin agar terhindar dari bakteri dan kuman yang dapat mengganggu kesehatan.