KOTOMONO.CO – Kemarin, teaser trailer film Spider Man: No Way Home remi dirilis dan sempat bikin heboh lini masa media sosial saya. Meski bukan pengikut cerita Marvel Cinematic Universe yang kaffah, saya tetap antusias menonton teaser film yang masih saudaraan sama film The Avenger ini. Bagaimana pun teaser film yang rencananya akan rilis akhir tahun ini lumayan menjadi penambah imun di tengah carut marut pandemi dan ketidakbecusan para pemangku kebijakan menanganinya.
Beberapa jam sebelum menonton teaser film tersebut, saya menyempatkan diri untuk motoran berkeliling Kota Pekalongan. Ya sekadar mencari angin segar, menjernihkan pikiran, sembari melihat baliho “Kepak Sayap Kebhinekaan” yang menjamur geliat ekonomi mikro di Kota Pekalongan.
Niat awal saya motoran sih, kepengen cuci mata, mencari spot-spot pemandangan sudut kota yang bagus nan instagramable kayak di kota-kota lain gitu, loh. Tapi, saya sepertinya terlalu berharap lebih. Alih-alih pemandangan tata kota yang indah, yang saya dapat justru pemandangan sungai berwarna merah pekat yang berbau menyengat, tumpukan sampah yang menyumbat selokan, dan bangunan pasar yang terbengkalai sejak tahun 2018 akibat kebakaran.
BACA JUGA: Memahami Logika Pemerintah Membangun Wisata Air Pekalongan Saat Rob Belum Tertangani
Tapi ya harusnya saya nggak perlu nggumun ding. Lha wong masalah-masalah tadi itu kan memang dari dulu sudah ada di Kota Pekalongan. Sudah jadi langganan dan menahun. Sial betul memang agenda motoran saya kali ini. Niat awal mau menghilangkan kejenuhan, malah jadi kepikiran masalah tata kota di Pekalongan. Gagal, Gaes. Hadeh.
Entah kenapa dari melihat beberapa masalah di Kota Pekalongan dan kemudian menonton teaser trailer film Spider Man tadi, imajinasi liar saya ujug-ujug membuncah. Saya jadi kepikiran gimana seandainya karakter-karakter Avengers ini jadi warga Kota Pekalongan. Lantas mereka ikut membantu penanganan masalah-masalah tadi. Hmm kira-kira bakal betulan bisa teratasi nggak ya masalah-masalah di Kota Pekalongan? Barangkali bakal seperti ini ceritanya~
Melihat Masa Depan Tenggelamnya Kota Pekalongan
Salah satu kekuatan yang dimiliki Doctor Strange, salah seorang anggota Avenger, adalah melintasi ruang dan waktu. Dengan bantuan time stone-nya, ia akan melihat ke masa depan apakah kejadian Kota Pekalongan tenggelam gara-gara rob, seperti kata peneliti, bakal betulan terjadi atau tidak. Ini mirip seperti apa yang dia lakukan di film Avenger Infinity War saat mencari tahu solusi mengalahkan Thanos.
BACA JUGA: 2036 Kota Pekalongan Terancam Tenggelam, Tapi Kita Nggak Tahu Harus Apa
Setelah berkontempelasi, ternyata solusi rob ini ada di tangan Iron Man yang bisa membuat teknologi tanggul dan pompa banjir 4.0 yang canggihnya sundul langit. Dengan tanggul 4.0 yang kokoh, canggih, dan tahan lama ini, niscaya limpahan air laut tidak akan sampai mengenai pemukiman penduduk. Pokoknya air-air rob yang menggenangi daerah Pasir Kraton Kramat, Tirto, Panjang, Degayu, Bandengan, Krapyak bakal bisa kering disedot menggunakan pompa 4.0 bikinan Iron-Man yang bahan bakarnya Paladium.
Sayangnya, biaya untuk membeli teknologi bikinan Iron Man ini tidaklah murah. Hmmm… tapi tenang saja, itu bukan masalah bagi Kota Pekalongan. Loh iya to, kan Kota Pekalongan punya anggaran penanganan rob sampe triliunan. Kalau anggaran tersebut betul-betul dikelola dengan baik dan bijaksana, bisa lah teknologi tanggul dan pompa 4.0 ini dibeli.
Limbah Batik dan Sungai Kotor
Soal limbah batik ini sebetulnya saya juga bingung siapa karakter Avenger yang paling cocok untuk menangani masalah ini. Sependek ingatan saya, belum ada karakter Avenger yang sudah tampil di film dan punya kekuatan bisa mengendalikan air. Kalau mau bilang Avatar mah, itu beda dunia filmnya dong yaa.
Tapi, kalau mau betulan dipaksa nih ya, saya sih mengusulkan Wanda Scarlet Witch saja. Loh kok bisa? Gini lho, Wanda ini kan punya kekuatan manipulasi pikiran. Ya tinggal dimanipulasi saja tuh pikiran para pemangku kebijakan dan pengusaha batik yang omsetnya sudah triliunan, agar lebih sadar dampak lingkungan. Syukur-syukur sih, mau bikin Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) lebih banyak, malah lebih bagus.
BACA JUGA: Banjir Rob, Antara Relokasi VS Pembangunan Tanggul
Oh ya, ngomong-ngomong soal IPAL, kalau butuh IPAL yang super duper canggih bisa menjernihkan air limbah gitu, ya seperti biasa Lek Tony Stark bisa membantu. Tapi, ya butuh biaya yang lumayan besar lho ya. Sek sek, memangnya Kota Pekalongan punya anggaran penanganan limbah batik ya?
Ini saya tanya beneran lho ya, bukan menyindir. Kalau angaran mempercantik bagian kanan kiri sungai, saya yakin sih ada ya. Tapi kalau buat penanganan limbah, memangnya ada?
Soal masalah sungai dan selokan kotor yang penuh tumpukan sampah, tenang saja kita punya Lek Peter Parker alias Spider Man. Loh Spider Man kok malah bersihin selokan sama sungai, sih? Lha iya, daripada nganggur nggak ada musuh tanding macam Green Goblin, Sand Man, Venom, dan Doctor Octopus, ya mending jaring laba-labanya dibikin jaring buat nyaring sampah aja lah.
Avenger Asemble Membantu Pembangunan Pasar Banjarsari
Sejak kebakaran tahun 2018 lalu, sampai sekarang tampaknya belum ada tanda-tanda kalau Pasar Banjasari yang sudah jadi bangunan mangkrak itu, mau dibangun ulang. Saya sih nggak tahu detailnya ada kendala apa, ya. Tapi kalau soal izin birokrasi yang belibet dan masalah dana, ya kayanya memang harus pihak pemangku kewajiban kita aja yang ngurus. Avenger juga pada malas kali disuruh ngurus perizinan birokrasi di Indonesia yang ribetnya ngalahin ribetnya melawan Thanos.
Tapi tenang saja, kalau soal butuh tenaga usung-usung, ngecor, ngecat dan pekerjaan-pekerjaan yang butuh tenaga besar, Aveger siap membantu. Ada Hulk, Thor, Vision, dan Kapten Amerika. Eh eh, Kapten Amerika kalau jadi warga Pekalongan, kayanya harus rebranding deh jadi Kapten Pekalongan. Kostumnya juga perlu diganti jadi motif batik saja.
BACA JUGA: Wawancara dengan Sosok Kartu e-KTP: Ngobrolin Soal Fotokopi, Korupsi, dan Isu Big Data
Selain masalah-masalah yang saya sebutkan tadi, para Avenger yang sudah jadi warga Pekalongan ini, tetap bisa dimintai pertolongan dan bantuan untuk masalah-masalah lain, kok. Jadi masyarakat Pekalongan dan sekitarnya tenang saja.
Terus kalau butuh bantuan, gimana cara menghubungi mereka? Loh jelas dong, pakai pengaduan bantuan berbasis WhatsApp, Wadul Avenger. Kalau masih kurang responsif dan canggih? Ya nanti gampang lah dibikin aplikasi lainnya lagi.