• Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Term of Service
  • FAQ
Kotomono.co
  • Login
  • Register
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • OTOMONO
  • DUNIA GAME
  • K-Popers
  • OH JEBULE
  • FIGUR
  • PLESIR
  • NGULINER
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • PUSTAKA
    • KEARIFAN LOKAL
    • UMKM
    • NGABUBURIT
    • NYASTRA
    • EDUKASI
    • RELEASE
No Result
View All Result
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • OTOMONO
  • DUNIA GAME
  • K-Popers
  • OH JEBULE
  • FIGUR
  • PLESIR
  • NGULINER
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • PUSTAKA
    • KEARIFAN LOKAL
    • UMKM
    • NGABUBURIT
    • NYASTRA
    • EDUKASI
    • RELEASE
No Result
View All Result
Kotomono.co
No Result
View All Result
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • OTOMONO
  • DUNIA GAME
  • K-Popers
  • OH JEBULE
  • FIGUR
  • PLESIR
  • NGULINER
  • LAINNYA

Menelisik Muasal Kata “Corona” – Bagian 2

Ribut Achwandi by Ribut Achwandi
Maret 24, 2020
in KOLOM
0
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

KOTOMONO.CO – Melanjutkan catatan sebelumnya (Bagian 1), kali ini saya akan memulai dari peristiwa apa yang terjadi pada bahasa Latin di Abad Pertengahan. Kajian ini, saya rasa menjadi penting juga sebagai pelengkap bagi penelusuran pemakaian kata corona sebagai nama sebuah virus yang sedang ramai diperbincangkan.

Pada bagian pertama, telah saya singgung, kata corona mulai dipopulerkan pada Abad ke-16 Masehi. Kata ini berasal dari bahasa Latin, yang bila diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris (Oxford dictionary) menjadi “a ring of light seen around the sun or moon, especially during an eclipse”. Tapi, mari kita tengok sejenak, bagaimana dengan bahasa Latin pada abad-abad pertengahan?

Bahasa Latin merupakan bahasa kuno di Semenanjung Italia. Bahasa ini awalnya menjadi bahasa tuturan bangsa Latini Italia yang mendiami kawasan Latium—yaitu sebuah kawasan yang subur di Italia barat bagian tengah yang bersebelahan dengan sungai Tiber—pada zaman Romawi Kuno. Di daerah ini pula, kota Roma didirikan, hingga dinobatkan sebagai ibukota Kekaisaran Romawi. Dengan demikian, bangsa Latini merupakan penghuni pertama kota Roma. Sejatinya, mereka adalah orang-orang Indo-Eropa.

Bahasa Latin sendiri, sebenarnya merupakan bahasa Proto-Indo Eropa, yang diturunkan dari bahasa Italik. Bahasa ini lebih banyak dipengaruhi oleh bahasa Eturska, yaitu bahasa yang digunakan oleh bangsa Eturska—bangsa yang ahli di bidang seni dan terampil dalam membuat seni patung dari logam. Hanya saja, penggunaan abjad pada bahasa Latin menggunakan aksara Yunani sebagai dasarnya.

Pada Abad Pertengahan, bahasa ini dijadikan bahasa resmi Eropa Barat Katolik Roma. Tersebab itu, ia menjadi bahasa tulis utama dalam hal pertukaran ilmiah, bahasa liturgi Gereja, dan sebagai bahasa sains, sastra, hukum, dan administrasi. Tidak heran jika bahasa ini kemudian diajarkan di seluruh tingkatan lembaga pendidikan. Bahkan, dalam perkembangannya, bahasa Latin digunakan sebagai bahasa keilmuan, terutama dalam bidang ilmu kealaman, menggantikan bahasa Sanskerta.

Penggeseran bahasa Sanskerta ini tidak lepas dari peran bangsa Romawi yang melakukan penaklukan di sejumlah bangsa di dunia, yang kemudian diwarisi oleh bangsa-bangsa Eropa—bangsa yang kejayaannya muncul paling akhir hingga menandai era baru yang disebut modern. Sebuah pertarungan seru antarbahasa yang pada gilirannya mengubah tatanan dunia.

Sebagaimana diakui oleh Sir William Jones:
“Bahasa Sanskerta, bagaimanapun kekunaannya, memiliki struktur yang menakjubkan; lebih sempurna daripada bahasa Yunani, lebih luas daripada bahasa Latin dan lebih halus dan berbudaya daripada keduanya, namun memiliki keterkaitan yang lebih erat pada keduanya, baik dalam bentuk akar kata-kata kerja maupun bentuk tata bahasa, yang tak mungkin terjadi hanya secara kebetulan; sangat eratlah keterkaitan ini, sehingga tak ada seorang ahli bahasa yang bisa meneliti ketiganya, tanpa percaya bahwa mereka muncul dari sumber yang sama, yang kemungkinan sudah tidak ada.”

Jika demikian, sejarah persebaran bahasa Latin di seluruh muka bumi tidak lepas dari penaklukan demi penaklukan. Perang yang berakibat fatal bagi kemanusiaan. Bencana kemanusiaan. Semua itu dilakukan demi sebuah mahkota (bahasa Latin: corona).

Lantas, bagaimana dengan kata corona yang sedang ramai dibincangkan hari ini? Akan saya bahas pada Melinik Muasal Corona Bagian 3

Tags: CoronaCorona VirusCovid-19serba-serbi

Mau Ikutan Menulis?

Kamu bisa bagikan esai, opini, pengalaman, uneg-uneg atau mengkritisi peristiwa apa saja yang bikin kamu mangkel. Karya Sastra juga boleh kok. Sapa tahu kirimanmu itu sangat bermanfaat dan bisa dibaca oleh jutaan orang. Klik Begini caranya


Ribut Achwandi

Ribut Achwandi

Kepala Redaksi
Ngedanlah asal nggak bikin orang lain jadi edan.

Sapa Tahu, Tulisan ini menarik

Menanggulangi Wabah Cacar Monyet

Kiat Agar Indonesia Bisa Sukses Menanggulangi Wabah Cacar Monyet

Juli 28, 2022
179
Review Film Pandai-Me

Semua Terdampak, Semua Bisa Berdampak – Review Film Pandai-Me

April 6, 2022
168
Kebosanan awak media selama 2021

Tahun 2022, Masihkah Masa Kejenuhan Itu Diperpanjang?

Desember 31, 2021
193

Covid Melandai, Masker Kudu Tetep Dipakai

Oktober 13, 2021
213
Jokowi klaim kasus covid-19 turun sangat tajam jauh di bawah negara tetangga

Yakin Kasus Covid-19 Turun, Pemerintah akan Mulai Membuka Kegiatan Perekonomian

September 16, 2021
185
Biaya Tes Swab Kota Pekalongan

Menghitung Biaya Tes Swab Massal yang Dikeluarkan Pemkot Pekalongan Selama PPKM

Agustus 4, 2021
297
Load More


Ada Informasi yang Salah ?

Silakan informasikan kepada kami untuk segera diperbaiki. Pliss "Beritahu kami" Terima kasih!


TERBARU

Menteri PPPA: RUU KIA Tak Menimbulkan Diskriminasi Gender

Kepulangan Jamaah Haji Indonesia Sempat Dilanda Badai Pasir

5 Alasan Kamu Perlu Memilih Eranyacloud sebagai Cloud Provider Terbaik di Indonesia

Mobil Tiba-Tiba Mati dan Tidak Bisa Distarter? Cek Cara Ini

Cobain yuk! 8 Game Balap Mobil Android Offline yang Asyik

7 Alternatif Wisata Anak dan Keluarga di Bali yang Bagus Buat Edukasi

Joko Anwar Jamin Pengabdi Setan 2 Lebih Mencekam

LAGI RAME

Wisata Tegal - Villa Guci Forest

Wisata Hits Terbaru Tegal di Villa Guci Forest

Mei 17, 2022
7.3k
Legenda Dewi Lanjar Pantai Utara

Kisah Legenda Asal-usul Dewi Lanjar

Agustus 12, 2016
35.5k
Wisata Jepara - Karimun Jawa

18 Wisata Hits Jepara Terbaru 2022 Wajib Kamu Kunjungi

April 10, 2022
1.6k
Tradisi Syawalan Balon Udara Pekalongan

5 Tradisi Syawalan di Pekalongan yang Sayang Untuk Dilewatkan

Mei 7, 2022
8.3k
Burung Kicau Terbaik 2022

Ini Lho 7 Burung Kicau yang Menjadi Primadona di Tahun 2022

Juni 16, 2022
1.4k
Kepulangan Jamaah Haji Indonesia Sempat Dilanda Badai Pasir

Kepulangan Jamaah Haji Indonesia Sempat Dilanda Badai Pasir

Agustus 10, 2022
156
Baron Sceber Rogoselo

Legenda Baron Sekeber Desa Rogoselo

Januari 10, 2016
14.3k
Asal-usul Karangdowo

Sejarah Desa Karangdowo – Kab. Pekalongan

Mei 3, 2016
1.4k
Resep-Membuat-Megono-Pekalo

Resep dan Cara Membuat Megono Khas Pekalongan

Desember 19, 2018
27.8k
Wisata Pekalongan Pantai Pasir Kencana

New Taman Wisata Pantai Pasir Kencana Kota Pekalongan

Maret 10, 2022
7.7k

TENTANG  /  DISCLAIMER  /  KERJA SAMA  /  KRU  /  PEDOMAN MEDIA SIBER  /  KIRIM ARTIKEL

© 2021 KOTOMONO.CO - ALL RIGHTS RESERVED.
DMCA.com Protection Status
No Result
View All Result
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • OTOMONO
  • DUNIA GAME
  • K-POPers
  • OH JEBULE
  • FIGUR
  • NGULINER
  • PLESIR
  • PUSTAKA
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • KEARIFAN LOKAL
    • UMKM
    • NGABUBURIT
    • NYASTRA
    • EDUKASI
    • RELEASE
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Login
  • Sign Up

Kerjasama, Iklan & Promosi, Contact : 085326607696 | Email : advertise@kotomono.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In