• Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Term of Service
  • FAQ
Kotomono.co
No Result
View All Result
  • Login
  • Register
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • OTOMONO
  • DUNIA GAME
  • K-Popers
  • OH JEBULE
  • FIGUR
  • PLESIR
  • NGULINER
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • PUSTAKA
    • KEARIFAN LOKAL
    • UMKM
    • NGABUBURIT
    • NYASTRA
    • EDUKASI
    • RELEASE
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • OTOMONO
  • DUNIA GAME
  • K-Popers
  • OH JEBULE
  • FIGUR
  • PLESIR
  • NGULINER
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • PUSTAKA
    • KEARIFAN LOKAL
    • UMKM
    • NGABUBURIT
    • NYASTRA
    • EDUKASI
    • RELEASE
No Result
View All Result
Kotomono.co
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • OTOMONO
  • DUNIA GAME
  • K-Popers
  • OH JEBULE
  • FIGUR
  • PLESIR
  • NGULINER
  • LAINNYA

Menelisik Muasal Kata “Corona” – Bagian 5

Ribut Achwandi by Ribut Achwandi
Maret 28, 2020
in KOLOM
0
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

KOTOMONO.CO – Di dunia ini sangat mungkin satu nama dipakai oleh banyak orang. Bisa saja ratusan atau bahkan ribuan. Makanya, ada istilah nama pasaran. Nama yang umum digunakan oleh orang-orang. Begitu juga dengan nama virus yang sedang naik daun dan menjadi selebritis, Corona.

Tulisan ini merupakan kelanjutan dari catatan-catatan saya sebelumnya. Menyoroti nama Corona. Ternyata, nama itu tidak sekadar kondang di masa sekarang. Tetapi, sudah kondang sejak ratusan abad silam. Jadi, kalau hari ini kita masih saja terkaget-kaget mendengar nama Corona, mungkin kita perlu membaca lagi sejarah panjang nama ini.

Orang-orang Yunani, di era bahula, kata ‘corona’ itu diartikan sebagai karangan bunga. Bukan mahkota. Salah satu kisah mitologi mereka yang cukup populer adalah kisah tentang Corona Australis, sebuah rasi bintang kecil di belahan langit selatan. Oleh Aratus—penyair Yunani yang terkenal di Makedonia pada awal abad ke-3 SM—dalam bukunya “Phaenomena”, rasi bintang ini digambarkan sebagai lingkaran bintang di bawah kaki depan Sagitarius. Sementara, astronom dan ahli matematika Yunani abad pertama SM, Geminus menyebutnya rasi yang terpisah. Kemudian diberi nama Νότιος στέφανος (Notios stephanos, mahkota selatan). Ia juga menjelaskan, busur bintang juga dikenal sebagai kanopi, seperti yang ditemukan di atas takhta, meskipun ia tidak menjelaskan itu tahta siapa.

Lain lagi dengan Ptolemy pada dua abad kemudian. Ia malah membalikkan nama tersebut menjadi Στέφανος νότιος (Stephanos notios). Dalam catatannya, Ptolemy menunjukkan ada 13 bintang komponen dalam rasi mahkota selatan. Meskipun salah satu dari mereka, sejak itu telah dipindahkan ke sosok Teleskopium modern yang berdampingan, yang dikenal sebagai Alpha Telescopii.

Oke deh, timbang susah membayangkannya, karena kita nggak sempat membaca catatan para astronom kuno itu, saya langsung saja menuju pada kisah mitologi di balik Corona Australis/Corona Australina.

Mitologi Yunani Kuno mengaitkan Corona Australis dengan kisah Dionysus. Konon, Corona Austalis adalah mahkota yang ditempatkan di langit oleh Dionysus setelah mengambil ibunya yang sudah mati dari Dunia Bawah.

Kisah ini dimulai dari ulah Zeus yang kepincut putri Raja Cadmus dari Thebes. Untuk mendapatkan Seleme, Zeus menyamar menjadi seorang laki-laki tampan. Tentu, Semele pun tak menolak cinta laki-laki tampan itu. Singkat cerita, mereka akhirnya pacaran.

Sayang, Hera–istri Zeus yang pecemburu itu—mengetahui hubungan terlarang itu. Marahlah ia. Bahkan, ia merencanakan sebuah aksi balas dendam pada Semele. Dia tak mau kalah dengan Zeus. Ia menjelma menjadi pelayan tua yang mengunjungi Semele. Ketika itu, Semele sedang hamil tua. Hera mendesak Semele untuk mengungkapkan identitas kekasihnya. Kebetulan, Zeus muncul di hadapan mereka. Karena dipaksa untuk mengungkap identitasnya, dengan berat hati Zeus menuruti. Ia tahu, konsekuensi seorang manusia yang melihat wujud dewa dengan kekuatannya yang penuh akan membuat manusia itu mati. Lantas, Zeus dengan penampilannya yang terbungkus petir menunjukkan dirinya di hadapan Semele. Seketika, istri yang dicintainya itu mati. Tetapi, Zeus segera menyelamatkan putranya yang belum lahir itu dengan mengambilnya dari rahim sang ibu. Menempelkannya ke pahanya. Di paha Zeus itulah, si jabang bayi yang kelak lahir sebagai Dionysus itu dirawat, hingga lahir.

Setelah terlahir, Zeus menyerahkan Dionysus pada Hermes, Dewa Pembawa Pesan. Di bawah asuhannya itu ia disembunyikan dari Hera, Ibu tirinya. Sayang, Hera selalu punya cara untuk mengetahui keberadaan Dionysus. Dengan kesaktian sabdanya, ia lalu mengutuk Dionysus dengan kegilaannya mengembara ke seluruh penjuru dunia. Bahkan, sempat pula mampir ke Asia. Di kawasan ini, ia mengajari orang-orang bertani anggur.

Tidak hanya itu, pengembaraannya sampai pula di Dunia Bawah. Dimulai dari sebuah kolam di Argolid, Dionysus memasuki Dunia Bawah di bawah bimbingan seorang penggembala, Prosymnus atau Polymnus. Imbalannya, Dionysus harus menjadi kekasihnya. Sayang, dalam perjalanannya, Prosymnus meninggal dunia sebelum Dionysus melunasi janjinya. Ia pun memakamkannya serta membuatkan tugu lingga untuk mengenang Prosymnus.

Di Dunia Bawah ini, ia menemukan Ibunya. Ia menjemput dan membawa arwah Ibunya, kemudian menghadapkannya di depan para dewa di gunung Olympus. Para dewa pun menyetujui dan menerima kehadiran Semele. Ia dipersilakan untuk bergabung dengan mereka. Semele menjadi dewi di gunung Olympus dengan nama baru, Thione. Sementara Corona Australis menjadi karangan bunga atau mahkotanya.

Itulah sepintas kisah mitos Yunani Kuno tentang Corona Australis/Corona Australina. Lain ceritanya dengan yang berlaku pada mitologi Jerman. Tapi, kalau saya catatkan di sini akan semakin panjang saja tulisan ini. Mungkin saya simpan saja dulu untuk catatan saya berikutnya.

Nah, kira-kira apa yang bisa kita petik pelajarannya dari kisah Dionysus dan Semele tadi, dikaitkan dengan Corona Austalis? Bagaimana pula kita akan memaknai nama corona yang akhir-akhir ini masih ramai saja diberitakan? Saya kira, masing-masing kita punya cara yang berbeda-beda dalam memaknai dan menyikapi. Tetapi, melatih untuk berpikir positif dan menjaga ketenangan batin itu lebih diperlukan. Sehingga, kita bisa memberikan yang terbaik untuk orang-orang yang kita cintai. Baca: Menelisik Muasal Kata “Corona” – Bagian 6

Tags: CoronaCorona VirusCovid-19Ribut Achwandi

Mau Ikutan Menulis?

Kamu bisa bagikan esai, opini, pengalaman, uneg-uneg atau mengkritisi peristiwa apa saja yang bikin kamu mangkel. Karya Sastra juga boleh kok. Sapa tahu kirimanmu itu sangat bermanfaat dan bisa dibaca oleh jutaan orang. Klik Begini caranya


Ribut Achwandi

Ribut Achwandi

Kepala Redaksi
Ngedanlah asal nggak bikin orang lain jadi edan.

Sapa Tahu, Tulisan ini menarik

Review Film Pandai-Me

Semua Terdampak, Semua Bisa Berdampak – Review Film Pandai-Me

April 6, 2022
156
Kebosanan awak media selama 2021

Tahun 2022, Masihkah Masa Kejenuhan Itu Diperpanjang?

Desember 31, 2021
192

Covid Melandai, Masker Kudu Tetep Dipakai

Oktober 13, 2021
210
Jokowi klaim kasus covid-19 turun sangat tajam jauh di bawah negara tetangga

Yakin Kasus Covid-19 Turun, Pemerintah akan Mulai Membuka Kegiatan Perekonomian

September 16, 2021
185
Biaya Tes Swab Kota Pekalongan

Menghitung Biaya Tes Swab Massal yang Dikeluarkan Pemkot Pekalongan Selama PPKM

Agustus 4, 2021
297
Menyaksikan Orang Terdekat Mati Satu Persatu Karena Corona

Menyaksikan Orang Terdekat Mati Satu Persatu Karena Corona yang Sekadar Dianggap Angka

Agustus 2, 2021
263
Load More


Ada Informasi yang Salah ?

Silakan informasikan kepada kami untuk segera diperbaiki. Pliss "Beritahu kami" Terima kasih!


TERBARU

Perjalanan aespa menemukan Black Mamba di Kwangya

Mengkaji Makna dan Tujuan Pendidikan Lewat Pemikiran Ibnu Khaldun

Fransis Pizza: Tempat Nguliner Tersembunyi Jogja yang Hanya Buka Dua Hari

Lewat Drama Shooting Stars Kita Jadi Tahu Huru-hara Dibalik Industri Hiburan Korea Selatan

Yakin Deh, Cuma Program Batik TV Ini yang Nggak Mengecewakan

Kehebatan Mobil Listrik Hyundai Ioniq 5 yang Perlu Kamu Tahu

Doa untuk Semesta

LAGI RAME

Wisata Tegal - Villa Guci Forest

Wisata Hits Terbaru Tegal di Villa Guci Forest

Mei 17, 2022
3k
Cafe Hits Batang Hello Beach

20 Cafe Hits Kekinian di Kabupaten Batang yang Keren Abis Buat Nongki-Nongki

Februari 13, 2022
4.2k
Wisata hits Purwokerto - Menggala Ranch

Menggala Ranch Banyumas, Wisata Ala View New Zealand di Jawa Tengah

Mei 25, 2022
847
Burung Kicau Terbaik 2022

Ini Lho 7 Burung Kicau yang Menjadi Primadona di Tahun 2022

Juni 16, 2022
877
Wisata Pekalongan Pantai Pasir Kencana

New Taman Wisata Pantai Pasir Kencana Kota Pekalongan

Maret 10, 2022
7.2k
Sate Winong Mustofa Purworejo

10 Rekomendasi Kuliner Enak di Purworejo Tahun 2022

November 9, 2021
1.6k
Wisata Hits Terbaru Jogja di HeHa Ocean View

Wisata Hits Terbaru Jogja di HeHa Ocean View

Maret 3, 2022
2.5k
Forest Kopi Batang

Inilah 10 Tempat Kuliner di Batang Paling Direkomendasikan untuk Wisatawan

April 9, 2020
30k
Legenda Dewi Lanjar Pantai Utara

Kisah Legenda Asal-usul Dewi Lanjar

Agustus 12, 2016
34.8k
Landmark Dieng

Wisata ke Dieng Lewat Jalur Pekalongan

September 7, 2018
13.1k

TENTANG  /  DISCLAIMER  /  KERJA SAMA  /  KRU  /  PEDOMAN MEDIA SIBER  /  KIRIM ARTIKEL

© 2021 KOTOMONO.CO - ALL RIGHTS RESERVED.
DMCA.com Protection Status
No Result
View All Result
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • OTOMONO
  • DUNIA GAME
  • K-POPers
  • OH JEBULE
  • FIGUR
  • NGULINER
  • PLESIR
  • PUSTAKA
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • KEARIFAN LOKAL
    • UMKM
    • NGABUBURIT
    • NYASTRA
    • EDUKASI
    • RELEASE
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Login
  • Sign Up

Kerjasama, Iklan & Promosi, Contact : 085326607696 | Email : advertise@kotomono.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In