• Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Term of Service
  • FAQ
Kotomono.co
No Result
View All Result
  • Login
  • Register
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • OTOMONO
  • DUNIA GAME
  • K-Popers
  • OH JEBULE
  • FIGUR
  • PLESIR
  • NGULINER
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • PUSTAKA
    • KEARIFAN LOKAL
    • UMKM
    • NGABUBURIT
    • NYASTRA
    • EDUKASI
    • RELEASE
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • OTOMONO
  • DUNIA GAME
  • K-Popers
  • OH JEBULE
  • FIGUR
  • PLESIR
  • NGULINER
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • PUSTAKA
    • KEARIFAN LOKAL
    • UMKM
    • NGABUBURIT
    • NYASTRA
    • EDUKASI
    • RELEASE
No Result
View All Result
Kotomono.co
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • OTOMONO
  • DUNIA GAME
  • K-Popers
  • OH JEBULE
  • FIGUR
  • PLESIR
  • NGULINER
  • LAINNYA
Kali Welo Doro tahun 1900-an

Mengenal Sasat, Tradisi Sumpah Serapah di Pedalaman Pekalongan

Resnu Bachar by Resnu Bachar
Juli 18, 2021
in LOCAL WISDOM
0
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

KOTOMONO.CO – Menyandang gelar sebagai Homo Socius, manusia adalah satu mahluk yang mampu membangun hubungan sosial dengan manusia lainnya sampai membentuk suatu tatanan masyarakat. Ada kalanya ketika bermasyarakat timbul perselisihan antar manusia. Dari sinilah bermunculan produk-produk hukum yang mengatur hak dan kewajiban warga masyarakat, juga hukuman bagi siapa saja yang melanggar aturan yang telah disepakati.

Yang unik adalah ketika terlibat sengketa dengan orang lain, ada masyarakat yang lebih memilih menyelesaikan masalahnya dengan cara bersumpah atas sesuatu. Dengan berharap kedua belah pihak menjadi yakin, bahwa semua itu hanya salah paham semata.

Nah, pada bulan Juni tahun 1897 silam ada seorang kontrolir Belanda bernama Samuel Cohen FZN menuliskan hal menarik saat berkunjung ke distrik Doro, Pekalongan.

Cohen menemukan suatu tradisi yang unik, tradisi itu bernama “sasat” yang kerap dilakukan oleh masyarakat Doro dalam menyelesaikan masalah dengan orang lain. Oleh Cohen, berdasarkan catatan sezaman, tradisi semacam itu juga ditemukan di Lampung, Minahasa, Kajang, dan Papua.

Selain istilah Sasat beberapa orang menyebutnya dengan nama “Tjorekan Lemah“, sebagian orang lagi menyebutnya sebagai “Sumpah” saja.

Sasat adalah ucapan sumpah serapah atas nama bumi dan langit bahwa yang bersangkutan tidak melakukan apa yang dituduhkan orang lain kepada dirinya. Sasat terpaksa dilakukan ketika ada suatu permasalahan yang tak kunjung usai antara si penuduh dan si tertuduh.

Dalam Taal Land en Volkenkunde edisi 1898 merekam sebuah percakapan saat terjadi cekcok antar warga, dan berakhir dengan sumpah Sasat, kurang lebih demikian isi percakapannya.

(SP = Si Penuduh, YT = Yang Tertuduh)

SP: Apa kowe mau mrene? (Apa tadi kamu kesini?)

YT: boten, kenging napa si? (tidak, kenapa sih/)

SP: Jarit ku ilang ka (Pakaianku hilang)

YT: Lo, dika ndakwa kula? (Lho, kamu mendakwa saya?)

SP: Iya, sabab anakku weruh, kowe mau mrene! (Iya, sebab anakku melihat kamu tadi kesini!)

YT: Ah boten, wantun Sasate (Ah tidak, berani berucap Sasat)

SP: Mana wis, Sasat ta saiki (Sudah sana, Sasat lah sekarang)

YT: Yen kula estu mendet gadahan dika, ampun ngasi menangi dina ngesuk bumi langit nyeksenana, aja ngasi menangi dina ngesuk, aja ngasi ngingoni anak rabiku, wani lebur tumpur wani tumpes kelor, ora kaya dipanganna larane wong jaman mengko. (Apabila saya benar-benar mengambil kepunyaan milik mu, tidak akan melihat hari esok, bumi dan langit menjadi saksi, tidak akan melihat hari esok, tidak akan bisa mencari nafkah untuk anak istriku, berani hancur lebur berani habis-habisan, mengalami penyakitnya dikemudian hari).

Prosesi sumpah Sasat umumnya dilakukan di perempatan jalan desa dan di saksikan oleh pengulu (ahli agama?) setempat. Setelah pengucapan sasat akan dibuat semacam goresan pada tanah berbentuk Cakra, dari sinilah istilah “Tjorekan Lemah” itu muncul.

Ada kasus lain yang agak berbeda, di mana proses Sasat tidak dilakukan oleh kedua belah pihak antara si penuduh dan si tertuduh, melainkan diwakilkan kepada orang lain. Sumpah Sasat seperti ini dikenal dengan sebutan istilah Nasatake atau Njiraltake. Lain lagi dengan permasalahan yang melibatkan kerabat sendiri dan tetangga dekat yang disebut dengan nama Sasal Sasatan.

BACA JUGA: Situs Gumuk Sigit Desa Rejosari Bojong Kabupaten Pekalongan

Hal yang boleh dibilang sedikit ekstrim dari prosesi sumpah Sasat ini adalah “nguntal tanah pejaratan”. Yaitu si tertuduh diminta memakan tanah dari pemakaman dan minum air dari sumber air dekat makam orang suci di desanya. Biasanya dilakukan ketika masalahnya sangat pelik, seperti perselingkuhan dan semacamnya.

Samuel Cohen menuliskan masyarakat percaya jika setelah Sasat dilakukan dan si tertuduh benar-benar melakukan kesalahan, biasanya akan segera mengalami kelumpuhan dan perutnya membusung.

Berkaitan dengan sumpah seperti ini, memang masyarakat Jawa telah mengenalnya sejak dulu kala. Dalam beberapa prasasti era Jawa kuno, sudah ada istilah Sapatha atau kutukan bagi siapapun yang menggangu ketetapan tanah sima (tanah sima merupakan tanah perdikan dengan rangkaian prosesi adat).

Tanpa disadari tulisan Cohen tersebut tidak banyak diketahui dan telah berusia seabad lebih, apakah tradisi Sasat kini masih eksis di masyarakat Doro atau masyarakat Pekalongan pada umumnya?

 

Baca Tulisan-tulisan Menarik Resnu Bachar Lainnya

Tags: Kearifan LokalKearifan Lokal PekalonganTradisi JawaTradisi PekalonganTradisi Sasat

Mau Ikutan Menulis?

Kamu bisa bagikan esai, opini, pengalaman, uneg-uneg atau mengkritisi peristiwa apa saja yang bikin kamu mangkel. Karya Sastra juga boleh kok. Sapa tahu kirimanmu itu sangat bermanfaat dan bisa dibaca oleh jutaan orang. Klik Begini caranya


Resnu Bachar

Resnu Bachar

Suka berbagi pengetahuan tentang purbakala

Sapa Tahu, Tulisan ini menarik

Ajaran Gusjigang Sunan Kudus

Arti dan Makna Gusjigang yang Menjadi Falsafah Hidup Masyarakat Kudus Sedari Lama

Juni 2, 2022
160
Tradisi Pengantin Glepung di Pabrik Gula Sragi

Tradisi Pesta Giling Tebu di Pabrik Gula Sragi, Sebuah Upacara Spesial Pengantin Tebu dan Pengantin Glepung

Mei 18, 2022
477
Tradisi Syawalan Balon Udara Pekalongan

5 Tradisi Syawalan di Pekalongan yang Sayang Untuk Dilewatkan

Mei 7, 2022
8k
Tradisi Bunga Sumping Hari Raya

Tradisi Memasang Bunga Sumping Saat Hari Raya

Mei 1, 2022
883
Gamelan dan Unggah-ungguh yang kian Uzur

Gamelan dan Unggah-ungguh yang Kian Uzur

April 8, 2022
154
Filosofi Sapu Lidi

Sapu Lidi: Dari Falsafah, Penolak Bala, Penolak Hujan, Hingga Cerita Rakyatnya

Maret 31, 2022
190
Load More


Ada Informasi yang Salah ?

Silakan informasikan kepada kami untuk segera diperbaiki. Pliss "Beritahu kami" Terima kasih!


TERBARU

Perjalanan aespa menemukan Black Mamba di Kwangya

Mengkaji Makna dan Tujuan Pendidikan Lewat Pemikiran Ibnu Khaldun

Fransis Pizza: Tempat Nguliner Tersembunyi Jogja yang Hanya Buka Dua Hari

Lewat Drama Shooting Stars Kita Jadi Tahu Huru-hara Dibalik Industri Hiburan Korea Selatan

Yakin Deh, Cuma Program Batik TV Ini yang Nggak Mengecewakan

Kehebatan Mobil Listrik Hyundai Ioniq 5 yang Perlu Kamu Tahu

Doa untuk Semesta

LAGI RAME

Wisata Tegal - Villa Guci Forest

Wisata Hits Terbaru Tegal di Villa Guci Forest

Mei 17, 2022
3k
Cafe Hits Batang Hello Beach

20 Cafe Hits Kekinian di Kabupaten Batang yang Keren Abis Buat Nongki-Nongki

Februari 13, 2022
4.2k
Wisata hits Purwokerto - Menggala Ranch

Menggala Ranch Banyumas, Wisata Ala View New Zealand di Jawa Tengah

Mei 25, 2022
846
Burung Kicau Terbaik 2022

Ini Lho 7 Burung Kicau yang Menjadi Primadona di Tahun 2022

Juni 16, 2022
877
Wisata Pekalongan Pantai Pasir Kencana

New Taman Wisata Pantai Pasir Kencana Kota Pekalongan

Maret 10, 2022
7.2k
Sate Winong Mustofa Purworejo

10 Rekomendasi Kuliner Enak di Purworejo Tahun 2022

November 9, 2021
1.6k
Wisata Hits Terbaru Jogja di HeHa Ocean View

Wisata Hits Terbaru Jogja di HeHa Ocean View

Maret 3, 2022
2.5k
Forest Kopi Batang

Inilah 10 Tempat Kuliner di Batang Paling Direkomendasikan untuk Wisatawan

April 9, 2020
30k
Legenda Dewi Lanjar Pantai Utara

Kisah Legenda Asal-usul Dewi Lanjar

Agustus 12, 2016
34.8k
Landmark Dieng

Wisata ke Dieng Lewat Jalur Pekalongan

September 7, 2018
13.1k

TENTANG  /  DISCLAIMER  /  KERJA SAMA  /  KRU  /  PEDOMAN MEDIA SIBER  /  KIRIM ARTIKEL

© 2021 KOTOMONO.CO - ALL RIGHTS RESERVED.
DMCA.com Protection Status
No Result
View All Result
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • OTOMONO
  • DUNIA GAME
  • K-POPers
  • OH JEBULE
  • FIGUR
  • NGULINER
  • PLESIR
  • PUSTAKA
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • KEARIFAN LOKAL
    • UMKM
    • NGABUBURIT
    • NYASTRA
    • EDUKASI
    • RELEASE
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Login
  • Sign Up

Kerjasama, Iklan & Promosi, Contact : 085326607696 | Email : advertise@kotomono.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In