• Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Term of Service
  • FAQ
Kotomono.co
  • Login
  • Register
  • ARTIKEL POPULER
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • K-Popers
  • PLESIRAN
  • PUSTAKA
  • NYASTRA
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • RELEASE
    • OTOMONO
    • FIGUR
    • OH JEBULE
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • UMKM
No Result
View All Result
  • ARTIKEL POPULER
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • K-Popers
  • PLESIRAN
  • PUSTAKA
  • NYASTRA
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • RELEASE
    • OTOMONO
    • FIGUR
    • OH JEBULE
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • UMKM
No Result
View All Result
Kotomono.co
No Result
View All Result
  • ARTIKEL POPULER
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • K-Popers
  • PLESIRAN
  • PUSTAKA
  • NYASTRA
  • LAINNYA
Sate Kere Solo

Sumber : foto pribadi Nino Sativara

Menikmati Tanggal Tua Dengan Sate Kere Khas Solo

Santapan lezat dikala badai kekeringan menerpa dompet.

Nino Sativara by Nino Sativara
Januari 27, 2023
in PLESIRAN
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

KOTOMONO.CO – Seperti halnya kebanyakan orang Indonesia di tanggal 20-an ke atas, saya juga turut merasakan keringnya dompet ketika tanggal tua. Meski demikian, perut yang terlanjur buncit ini memang terus meminta untuk dimasuki sesuatu, lebih-lebih sepulang beraktivitas seharian. Kebetulan laju kendaraan sebuah motor melewati depan rumah. “Sateeee kereeeee” teriak ibu-ibu penjual sate kere itu, mana kata “kere” nya pake dipanjangin lagi.

“Sate bu!”, teriak saya. Segera asap bebakaran membumbung tinggi ke langit, disertai rintik hujan yang memang sejak sore tadi turun. Dalam satu porsi sate kere, saya memesan 4 sate kikil dan 1 sate gembus. Tentu tidak lupa disertai lontong. Semua itu hanya dibanderol Rp 13 ribu saja. Ya maklum, pecinta kikil. Rinciannya satu tusuk sate kikil seharga 2 ribu, untuk sate gembus hanya seribu rupiah saja. Bila ditambah lontong, satunya cukup keluarkan budget Rp 2,5 ribu aja.  Sebenarnya diluar sate gembus dan kikil, masih banyak pilihan lain seperti jantung, paru, hati, dan koyor yang semuanya berbahan dasar jeroan sapi.

Bau bakaran khas dan kecap tak lama menyambut menggelitik hidung. Tidak sampai 5 menit, se-pincuk sate kere hadir di meja teras, siap dihabisi perut lapar ini. Rasa bumbu kacang berbaur dengan kecap yang melekat pada sate, ditambah potongan cabe agak pedas, semakin menambah syahdu hawa dingin sore itu.

Sate kere, “kere” sendiri berarti miskin alias ra ndue duit (nggak punya uang). Ya, memang makanan khas Solo yang satu ini lahir dari kesusahan orang-orang di masa lampau. Dulunya, tidak semua kalangan bisa menikmati sate daging. Apalagi kelas bawah yang sangat jarang atau bahkan tidak mungkin bisa menikmatinya. Pada era kolonial, daging adalah makanan yang terbilang mewah. Hanya orang-orang Belanda dan mungkin pegawai ambtenaar saja yang bisa menikmatinya.

BACA JUGA: Anti Mainstream, Sate Emprit ini Menjadi Kuliner Khas Kediri Yang Istimewa

Sedangkan masyarakat kelas bawah hanya mampu menahan keinginan melahap daging yang enak itu. Untuk menjawab rasa keinginan yang tidak tersampaikan, dibuatlah sate kere dengan bahan dasar jeroan sapi yang memang lebih murah ketimbang daging. Pada masa itu jeroan adalah bagian sapi yang memang dibuang dan tidak dimanfaatkan.

Ciri khas sate kere selain dari jeroan sapi adalah gembus. Gembus sendiri adalah olahan berbahan ampas tahu. Sate jeroan dan sate gembus ditambah lontong yang diguyur sambel kacang dengan topping bawang merah dan irisan cabai adalah definisi sate kere secara lengkap.

Meski sejarahnya adalah makanan kaum kelas bawah, saat ini sate kere menjadi makanan khas yang dapat dinikmati oleh semua kalangan. Mulai dari pejabat pemerintah hingga tukang becak pun turut menikmati kelezatannya. Penjual sate kere juga makin banyak berseliweran di seputaran kota Solo. Mulai dari yang menetap dengan gerobak sederhana, hingga yang mider alias muter ke gang-gang menjajakan sate kere.

BACA JUGA: Coffee Shop Terracotta Ter-epic di Jogja, Mohan Cafe

Dengan adanya penjual mider ini, sangat menguntungkan sekali bagi pembeli untuk ngirit bensin keluar rumah. Kita tinggal duduk manis dan menanti. Kira-kira antara jam 15.00 sampai 17.00 bila tiba-tiba tercium aroma sate, segera beranjak dan memanggilnya. Sate kere ini cukup mengenyangkan. Potongan lontong dan sate gembus sering mengajak saya untuk berandai-andai bak sate daging yang enak itu.  Terlebih di tanggal tua seperti sekarang, sate kere adalah solusi win-win untuk tetap kenyang di kala dompet menipis.

Kalau mampir ke Solo, ada beberapa spot penjual sate kere yang bisa kalian datangi untuk mencoba kelezatannya. Yang pertama dan cukup terkenal adalah sate Yu Rebi. Lokasinya tepat di belakang Stadion R.Maladi Sriwedari, itu lho tempat pertama diselenggarakannya PON. Tepatnya ada di Jalan Kebangkitan Nasional no.2. Selain bisa menikmati sate kere, dekat dari situ juga ada Monumen Keris dan kalau mau jalan agak jauh dikit ke arah timur ada Gedung Wayang Orang Sriwedari.

BACA JUGA: Sate Apus, Kuliner yang Bener-bener Nge-Prank Khas Solo

Yang kedua adalah sate kere dekat Pasar Burung Depok. Sate kere ini bertempat di di pertigaan sebelah utara pasar, sebelum SMK Tunas Pembangunan. Gerobaknya kecil, warna hijau. Tapi kalau semakin sore, banyak orang mengantri untuk jajan sate kere disitu.

Ketiga, adalah sate kere Mbah Tugiyem Jebres. Sate kere yang satu ini kesukaan Pak Jokowi lho guys. Tepatnya berada di Jalan Arifin no.63, Jebres. Kalau kalian lewat perempatan Pegadaian, ambil kanan lurus sedikit lalu tengok kiri jalan. Jika bingung, banner bertuliskan “Sate Presiden” akan menyambut kalian setelah masuk Jalan Arifin. Tapi tenang, sate yang satu ini tidak dikawal Paspampres kok.

Itulah sate kere. Sebuah makanan yang tadinya dari bahan “buangan”, diolah secara kreatif oleh masyarakat Solo pada masa kolonial. Kini bertransformasi menjadi makanan khas yang tak lagi membeda-bedakan kelas sosial. Bahkan presiden pun juga turut menikmatinya. Makin kenyang, makin nyaman, yuk healing ke Solo!

BACA JUGA Tulisan-tulisan menarik dari Nino Sativara lainnya.

Artikel Terkait

Banda Neira: Serpihan Surga Bagian Timur Indonesia

Rekomendasi Hotel Staycation Jogja, Under 500 Ribu!

Eling Bening Semarang yang Memukau, Tempatnya Bikin Betah!

Tags: Kuliner Jawa TengahKuliner SoloNgulinerSate Kere SoloTraveling
Dapatkan berita terupdate dari Kotomono di:
Nino Sativara

Nino Sativara

Hidup sederhana cinta damai

Sapa Tahu, Tulisan ini menarik

Wisata Banda Neira - Pantai Banda Neira

Banda Neira: Serpihan Surga Bagian Timur Indonesia

Maret 19, 2023
146
Hotel Staycation Jogja - Agarra Villa

Rekomendasi Hotel Staycation Jogja, Under 500 Ribu!

Maret 17, 2023
165
Eling Beling Semarang - Arena Outbond

Eling Bening Semarang yang Memukau, Tempatnya Bikin Betah!

Maret 15, 2023
149
Kuliner Khas Bandung yang Menggoyang Lidah

Wajib Coba Kuliner Khas Bandung yang Menggoyang Lidah!

Maret 7, 2023
149
Area Glamping Bobocabin Cikole Lembang

Bobocabin Cikole: Penginapan Full Facility Dengan Nuansa Alam Terbuka

Maret 4, 2023
190
Wisata Gading Paradise Kebumen

Gading Paradise Kebumen: Healing Kekinian di Selatan Jawa Tengah

Maret 4, 2023
151
Load More
Next Post
Kripala Dekso Coffee and Resto Jogja

Kripala Dekso Coffee and Resto, Spot Kuliner Ciamik di Jogja Bagian Barat

Review Surat Cinta untuk Starla the Series

Surat Cinta Untuk Starla The Series: Yakin Bikin Penasaran

Gembira Loka Zoo Jogja

Gembira Loka Zoo: Tempat Seru Buat Rekreasi Satwa Terbesar Di Jogja

komentarnya gan

Ada Informasi yang Salah ?

Silakan informasikan kepada kami untuk segera diperbaiki. Pliss "Beritahu kami" Terima kasih!

TERBARU

Banda Neira: Serpihan Surga Bagian Timur Indonesia

Cerpen: Burung Kakaut

Penyebab Terdakwa Tragedi Kanjuruhan Bebas, Begini Tanggapan Angin

Rekomendasi Hotel Staycation Jogja, Under 500 Ribu!

AESPA Comeback Bulan Mei: Sang Leader K-Pop Gen 4 Telah Kembali

Jajanan Khas Bulan Puasa Wong Batang #2

Ikan Kembung: Khasiat, Nutrisi, dan Resep Olahannya yang Lezat

LAGI RAME HARI INI

Penyebab Terdakwa Tragedi Kanjuruhan Bebas, Begini Tanggapan Angin

Penyebab Terdakwa Tragedi Kanjuruhan Bebas, Begini Tanggapan Angin

Maret 18, 2023
188
Review Film Unlocked (2023) Netflix Korea

Review Film Unlocked (2023): Bikin Parno!

Februari 26, 2023
268
Resensi Buku Loneliness is My Best Friend karya Alvi Syahrin

Kamu Tidak Sendirian, Karena Kamu Punya Kamu

November 1, 2022
1.2k
Wisata Hits Bandung - Talaga Pineus Riverside Camp Pangelangan

Talaga Pineus Riverside Camp Itu Tempat Camping Asyik Tanpa Ribet

Agustus 13, 2022
2.7k
Senopati dan ratu kidul

Kisah Misteri Bahurekso, Rantamsari Dan Serabi Kalibeluk Batang

Maret 14, 2018
10k
Dewi-Rantamsari-Dewi-Lanjar

Kisah Misteri Dewi Rantamsari Yang Melegenda

Oktober 16, 2018
18.1k
Kelemahan Sistem Tilang Elektronik ETLE

Berkat Pengalaman Kena Tilang Elektronik, Saya Jadi Tahu Kelemahannya

Maret 4, 2022
2.1k
Review Buku Novel Ezaquel

Resensi Novel Ezaquel Karya Siti Habibah

April 12, 2022
2.3k
Jenis Ketawa yang Sering Dipakai Orang Saat Chat

Arti Jenis Ketawa yang Sering Dipakai Orang Saat Chattingan

Januari 3, 2023
566
Sinopsis Dorama Silent (2020)

Dorama Silent (2022): Drama Bagus dengan Premis Menarik, Tapi Nanggung

November 17, 2022
2.4k
header-kotomono

RINGAN-RINGAN SEDAP

 

TENTANG  /  DISCLAIMER  /  KERJA SAMA  /  KRU  /  PEDOMAN MEDIA SIBER  /  KIRIM ARTIKEL

© 2023 KOTOMONO.CO - ALL RIGHTS RESERVED.
DMCA.com Protection Status
No Result
View All Result
  • ARTIKEL POPULER
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • K-POPers
  • PLESIRAN
  • PUSTAKA
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • RELEASE
    • NYASTRA
    • OH JEBULE
    • OTOMONO
    • FIGUR
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • UMKM
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Login
  • Sign Up

Kerjasama, Iklan & Promosi, Contact : 085326607696 | Email : advertise@kotomono.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In