KOTOMONO.CO – Selamat datang di dunia kepenulisan. kita bahas tentang apa dan bagaimana belajar menulis.
Seperti kata Seno Gumira Ajidarma alias SGA, belajar menulis itu belajar menangkap momen kehidupan dengan penghayatan paling total yang paling mungkin dilakukan oleh manusia. Dengan begitu, dunia kepenulisan adalah dunia yang kompleks. Menulis tidak sekadar merangkai kata menjadi kalimat. Tidak hanya menyusun kalimat menjadi paragraf. Juga bukan cuma mengurutkan paragraf-paragraf yang kita tulis di atas kertas. Tapi, apa sih menulis itu?
Nah, yuk kita tengok bentar Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kita cari arti kata ‘menulis’. Eit, jangan keburu ilfil apalagi sampai sewot gitu. Bagaimanapun, kita butuh yang namanya kamus. Banyak lho manfaatnya. Salah satunya, kita bisa memperkaya kosakata kita kalau sering-sering baca kamus.
Oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata ‘menulis’ diartikan sebagai: (1) membuat huruf (angka dan sebagainya) dengan pena (pensil, kapur, dan sebagainya): anak-anak sedang belajar ~; melukis baginya merupakan kesenangan yang dimulai sebelum ia belajar ~; (2) melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan: ~ roman (cerita) mengarang cerita; ~ surat; (3) menggambar; melukis: ~ gambar pemandangan; dan (4) membatik (kain): lebih mudah mencetak daripada ~ kain.
BACA JUGA: Kapan Sih Waktu yang Pas Buat Nulis?
Jelas kan sekarang, apa itu menulis? Sederhananya, menulis itu bisa dilakukan dengan beragam cara. Termasuk menggambar, melukis, atau membatik. Pasti ada yang bertanya-tanya, kok bisa sih menggambar, melukis, dan membatik disamakan dengan menulis? Ya kan?! Mau tahu jawabannya?
Gini nih… baik gambar, lukisan, maupun batik itu merupakan wahana untuk menyampaikan gagasan atau perasaan orang yang membuatnya. Sama kan dengan menulis? Bedanya pada bahan, alat dan medianya.
Orang melukis menggunakan bahan dan perangkat melukis. Cat minyak, kuas, dan kanvas. Dengan bahan dan alat itu, ia membuat komposisi warna, tata letak, dan sebagainya. Tekniknya juga bermacam-macam. Bergantung tingkat kemahiran dan kelihaian pelukisnya. Sementara lukisan karyanya, ibarat rangkaian huruf yang terbangun menjadi satu kesatuan wacana yang utuh.
Begitu juga menulis. Bahan dan alat yang digunakan adalah bahasa dan perangkat bahasa serta alat menulis. Bahasa, kemudian dilambangkan dengan simbol-simbol bahasa, yaitu berupa huruf. Nah, huruf-huruf inilah elemen dasar bagi penulis. Seorang penulis akan merangkai lambang-lambang bahasa itu sehingga dapat dimaknai dan dimengerti oleh pembacanya.
BACA JUGA: Pertanyaan yang Sulit Saya Jawab adalah Apa Manfaat Menulis?
Sesederhana itu. Jadi, kalau kamu mau nulis, anggap saja kamu sedang menggambar atau melukis. Kamu tentukan objek amatanmu. Lalu, tulis sesuai apa yang kamu amati. Itu langkah awal belajar menulis.
Oh iya, kalau misal ada pertanyaan seputar dunia tulis menulis, silakan tuliskan pertanyaanmu di kolom komentar. Insya Allah, kita akan bahas bareng satu-satu. Oke?!
Terima kasih sudah sudi mampir ke cintapekalonga.com.
Salam cinta, semangat berkreasi, dan salam literasi!
Ribut Achwandi