• Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Term of Service
  • FAQ
Kotomono.co
No Result
View All Result
  • Login
  • Register
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • UMKM
  • OH JEBULE
  • FIGUR
  • PLESIR
  • NGULINER
  • WISDOM
  • PUSTAKA
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • NYASTRA
    • NGABUBURIT
    • RELEASE
    • EDUKASI
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • UMKM
  • OH JEBULE
  • FIGUR
  • PLESIR
  • NGULINER
  • WISDOM
  • PUSTAKA
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • NYASTRA
    • NGABUBURIT
    • RELEASE
    • EDUKASI
No Result
View All Result
Kotomono.co
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • UMKM
  • OH JEBULE
  • FIGUR
  • PLESIR
  • NGULINER
  • WISDOM
  • PUSTAKA
  • LAINNYA
Masjid Agung Al-Jami' Kauman Pekalongan Tempo Dulu

“Mercon DUL” Tradisi Saat Ramadhan di Pekalongan

Angga Panji W by Angga Panji W
April 27, 2020
in LOCAL WISDOM
0
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

KOTOMONO.CO – Dahulu pada jaman “semono” saat Ramadhan tiba, Tradisi “nyulet mercon dul” merupakan hiburan bagi warga pekalongan di sore hari sambil menunggu Adzan maghrib berkumandang.

Ledakan mercon ini adalah sebagai penanda buka puasa, warga pekalongan tradisi tersebut masih dilakukan sampai akhir tahun 80an.

Istilah “Dul” atau “Mercon Dul” diambil dari nama petasan yang berbentuk bola. Mercon ini khusus dipesan dari Tegal. Sebelum dinyalakan, petasan ini diletakkan di dalam sebuah tabung yang diarahkan ke atas atau udara.
Kemudian, Dul akan meluncur keatas diiringi dengan suara dentuman yang menggelagar seperti suara bom.

Kebiasaan menyulut Mercon Dul ini menjadi tradisi warga di sekitar Masjid Jami Kauman. Secara turun temurun, tradisi ini selalu dilakukan ditiap datang bulan Ramadan dan menjadi hiburan sembari ngabuburit warga pekalongan setiap sore waktu menunggu Buka Puasa.

BACA JUGA: Tradisi Pasar Malam dan Kliwonan Masyarakat Batang

Banyak warga dari wilayah sekitar masjid akan ramai-ramai untuk melihat Mercon Dul itu dinyalakan di depan masjid. Suara dentuman yang keras itu, konon bisa terdengar hingga di seluruh pelosok Kota Pekalongan.
Sebelum ada dan seramai sekarang, Suara itu lah yang oleh warga Pekalongan menjadi satu-satunya penanda berbuka puasa telah tiba.

Masjid Agung Al-Jami' Kauman Pekalongan Tempo Dulu

Tidak ada yang tahu persis awal mula tradisi ini dilakukan. Sebab, tradisi ini sudah diturunkan oleh warga pendahulunya. Tiap hari, selama Ramadan dinyalakan. Kalau belum habis, sisanya akan dinyalakan beramai-ramai pas Hari Raya Idul Fitri setelah salat Ied di alun-alun.

Namun, sejak adanya pelarangan menyalakan petasan, tradisi Merco Dul juga ikut dilarang oleh pemerintah. Tradisi tersebut, kemudian diganti menggunakan sirine yang dipasang di atas tugu di Menara Masjid.

BACA JUGA: Tradisi Rebo Pungkasan Masyarakat Pekalongan

Sayang banget, hanya orang zaman old saja yang “menangi” (bisa melihat) Tradisi unik ini, kita yang anak zaman now hanya bisa mendengarkan cerita-cerita indah tradisi tahunan ini.

Tradisi Mercon Dul di Lain Daerah

Rupanya, tradisi menyalakan mercon ke udara sebagai tanda buka puasa telah tiba tidak hanya ada di Pekalongan saja, melainkan di daerah seperti Jakarta dan Solo juga ada, Mercon Blangur namanya.
Tampaknya ledakan mercon blanggur sebagai tanda berbuka puasa sudah sejak zaman kolonial Belanda.

Mohammad Saleh Hadjeli yang hidup di zaman kolonial, menuturkan “dua tempat di Jakarta yang sejak dulu menjadi pedoman masyarakat, yang pertama Masjid Kwitang, dan yang kedua Masjid Tanah Abang, Baitul Rahman.
Pada setiap masuk waktu magrib di bulan Ramadan, termasuk juga pada waktu jaman Jepang, selalu diledakkan mercon besar untuk tanda berbuka puasa.

Sholat Ied Zaman Kolonial
Salat Idulfitri. Foto: Tropenmuseum.

Suara ledakan tersebut terdengar sampai ke daerah Senen, Kwitang, Kramat dan tempat-tempat lainnya. Kami selalu salat Jumat dan Tarawih di mesjid itu,” kata Hadjeli, dikutip dari Di Bawah Pendudukan Jepang: Kenangan Empat Puluh Orang yang Mengalaminya.

BACA JUGA: Tradisi Nyerep Para Juragan Batik Mencari Pekerja Pengganti

Di Solo, menjelang magrib, warganya pada masa lalu duduk-duduk di halaman rumah menunggu suara gelegar dari mercon raksasa, yang menandai saat berbuka puasa. “Karena suara mercon itu berbunyi ‘duuul!’ maka orang Solo menyebut ‘dul’ sebagai saat berbuka puasa,” tulis Panji Masyarakat, No. 45 Th II/24 Februari 1999.

Adalah Muhammad Isa Alwi, generasi terakhir yang bertugas mengadakan dan menyulut “dul” selama tiga tahun di akhir tahun 1970-an untuk Masjid Tegalsari, Surakarta. Menurutnya, di Kota Solo penyulutan “dul” dilakukan di dua lokasi, yaitu Masjid Tegalsari dan Masjid Agung. Penyulutan “dul” di Masjid Agung Keraton Kasunanan Surakarta sempat terhenti pada 1965, saat meletusnya Gerakan 30 September. Di Masjid Tegalsari sendiri penyulutan “dul” sebagai tanda berbuka puasa diawali pada 1960-an.

 

 

Sumber :
– Historia.id
– FB Teguh Syahroni

Tags: Mercon DulpekalonganPekalongan InfoRamadanTradisi PekalonganTradisi Ramadhan

Mau Ikutan Menulis?

Kamu bisa bagikan esai, opini, pengalaman, uneg-uneg atau mengkritisi peristiwa apa saja yang bikin kamu mangkel. Karya Sastra juga boleh kok. Sapa tahu kirimanmu itu sangat bermanfaat dan bisa dibaca oleh jutaan orang. Klik Begini caranya


Angga Panji W

Angga Panji W

FOUNDER
Seseorang yang ingin berkarya lewat konten digital.

Sapa Tahu, Tulisan ini menarik

Tradisi Pengantin Glepung di Pabrik Gula Sragi

Tradisi Pesta Giling Tebu di Pabrik Gula Sragi, Sebuah Upacara Spesial Pengantin Tebu dan Pengantin Glepung

Mei 18, 2022
373
Tradisi Syawalan Balon Udara Pekalongan

5 Tradisi Syawalan di Pekalongan yang Sayang Untuk Dilewatkan

Mei 7, 2022
7.8k
Tradisi Bunga Sumping Hari Raya

Tradisi Memasang Bunga Sumping Saat Hari Raya

Mei 1, 2022
869
Islam Itu tidak harus arab

Islam Itu Tidak Harus Arab, Tapi juga Tidak Mengabaikan Arab

April 10, 2022
158
Jika Tuhan Maha Penyayang Mengapa Kita Selalu Dikasih Masalah

Jika Tuhan Maha Penyayang, Mengapa Kita Selalu Dikasih Masalah?

April 7, 2022
149
Istighfar Nggak Usah Ingat Dosa

Kalau Istighfar Nggak Usah Ingat Dosa, Nanti Malah Jadi Sombong

April 5, 2022
158
Load More


Ada Informasi yang Salah ?

Silakan informasikan kepada kami untuk segera diperbaiki. Pliss "Beritahu kami" Terima kasih!


TERBARU

Belajar Bijak dari Driver Ojol Selalu Berwajah Lusuh Ketika Mengambil Orderan

Koenokoeni Cafe Gallery, Kafe Resto dengan Kearifan Lokal di Semarang

4 Sosok Penting Pelopor Penerbangan Dunia

Tradisi Pesta Giling Tebu di Pabrik Gula Sragi, Sebuah Upacara Spesial Pengantin Tebu dan Pengantin Glepung

Wisata Hits Terbaru Tegal di Villa Guci Forest

Mengenal Lebih Jauh Apa Itu Mata Uang Kripto

Mengulik Fakta Wingko Babat; Berasal dari Lamongan yang Kadung Terkenal di Semarang

LAGI RAME

Tradisi Pengantin Glepung di Pabrik Gula Sragi

Tradisi Pesta Giling Tebu di Pabrik Gula Sragi, Sebuah Upacara Spesial Pengantin Tebu dan Pengantin Glepung

Mei 18, 2022
373
Cafe Hits Batang Hello Beach

20 Cafe Hits Kekinian di Kabupaten Batang yang Keren Abis Buat Nongki-Nongki

Februari 13, 2022
3k
Wisata Pekalongan Pantai Pasir Kencana

New Taman Wisata Pantai Pasir Kencana Kota Pekalongan

Maret 10, 2022
6.4k
Wisata Hits Terbaru Jogja di HeHa Ocean View

Wisata Hits Terbaru Jogja di HeHa Ocean View

Maret 3, 2022
1.8k
Legenda Dewi Lanjar Pantai Utara

Kisah Legenda Asal-usul Dewi Lanjar

Agustus 12, 2016
34k
Wisata Tegal - Villa Guci Forest

Wisata Hits Terbaru Tegal di Villa Guci Forest

Mei 17, 2022
311
Tradisi Syawalan Balon Udara Pekalongan

5 Tradisi Syawalan di Pekalongan yang Sayang Untuk Dilewatkan

Mei 7, 2022
7.8k
Makam Sapuro

Wisata Religi : Makam Habib Ahmad Sapuro Pekalongan

Agustus 7, 2016
11.6k
Forest Kopi Batang

Inilah 10 Tempat Kuliner di Batang Paling Direkomendasikan untuk Wisatawan

April 9, 2020
29.5k
Dewi-Rantamsari-Dewi-Lanjar

Kisah Misteri Dewi Rantamsari Yang Melegenda

Oktober 16, 2018
15.6k

TENTANG  /  DISCLAIMER  /  KERJA SAMA  /  KRU  /  PEDOMAN MEDIA SIBER  /  KIRIM ARTIKEL

© 2021 KOTOMONO.CO - ALL RIGHTS RESERVED.
DMCA.com Protection Status
No Result
View All Result
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • UMKM
  • OH JEBULE
  • FIGUR
  • NGULINER
  • PLESIR
  • LOCAL WISDOM
  • PUSTAKA
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • NGABUBURIT
    • RELEASE
    • EDUKASI
    • NYASTRA
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Login
  • Sign Up

Kerjasama, Iklan & Promosi, Contact : 085326607696 | Email : advertise@kotomono.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In