• Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Term of Service
  • FAQ
Kotomono.co
No Result
View All Result
  • Login
  • Register
  • NYAS-NYIS
  • SENGGANG
  • PLESIRAN
  • DAEBAK
  • WIBU
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • NYASTRA
    • OTOMONO
    • FIGUR
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • RELEASE
  • NYAS-NYIS
  • SENGGANG
  • PLESIRAN
  • DAEBAK
  • WIBU
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • NYASTRA
    • OTOMONO
    • FIGUR
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • RELEASE
No Result
View All Result
Kotomono.co
No Result
View All Result
  • NYAS-NYIS
  • SENGGANG
  • PLESIRAN
  • DAEBAK
  • WIBU
  • LAINNYA
Home PLESIRAN
Mie Ayam Jogja Istimewa Pak Jono

dok.pri

Mie Ayam Jogja Istimewa “Pak Jono” Udah Ngeksis di Pekalongan Sejak 2009

Angga Panji W by Angga Panji W
Juni 14, 2022
in PLESIRAN
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

Ada banyak penjual Mie Ayam di Pekalongan, mungkin racikan menu Mie Ayam dari Pak Jono ini yang teristimewa. Setidaknya begitulah yang hal pertama saya rasakan setelah menyantap semangkuk Mie Ayam Jogja Istimewa.

***

KOTOMONO.CO – Siang itu, Senin (13/06/2022) suhu di Kota Pekalongan terasa cukup sumuk dari biasanya. Awan kehitaman terlihat bersarang di sebelah selatan pertanda bahwa hujan siap mengguyur kapan saja. Saya terpesona dengan spanduk ukuran 2 x 1 meter yang tertempel di sisi Warung Mie Ayam pinggir jalan yang sedang saya lewati. Desainnya tidak neko-neko, hanya saja tulisan Jogja Istimewa terpampang jelas disana yang akhirnya membuat saya tertarik untuk berhenti.

Kebetulan, saat itu memang jam sudah menunjukan pukul 14.30 WIB yang artinya perut saya meminta segera terisi dan sejenak melaksanakan laot (istirahat) dari aktivitas bekerja saya yang hari itu sedang ada tugas lapangan. Saya memutuskan untuk recharge energi dengan memilih Mie Ayam sebagai pengisinya.

Terlihat beberapa pembeli yang sedang asyik menikmati semangkuk Mie Ayam selagi hangat, keadaan tidak terlalu padat dan sepertinya ini cocok untuk tempat laot tersebut. Segeralah saya memesan 1 porsi Mie Ayam dan memilih tempat duduk.

“Pake ceker ndak mas?” tanya pria paruh baya yang merupakan pemilik dari warung ini.

“Ndak pak!” jawab saya sedikit mempertegas

Bukan gimana-gimana, saya sedari dulu memang tidak menyukai ceker ayam, brutu dan kepala ayam. Kalau bagian yang lain masih “OK” dan lebih enak saja saya memakannya.

Warung ini tidak terlalu besar, kurang lebih berukuran 2 x 5 meter. Saya tidak tahu angka persisnya namun yang jelas warung ini berada di lokasi yang strategis. Yakni berada dipinggir jalan Urip Sumoharjo depan toko mebel yang cukup besar atau lebih tepatnya sebrang pom bensin Medono.

BACA JUGA: Garang Asem Kuliner Khas Kota Batik Pekalongan

Gerobak warung ini tidak dicat mencolok berwarna biru tua seperti warna gerobak Mie Ayam pada umumnya. Hanya kerangka kayu dan terpal sebagai atapnya saja yang warna biru, selebihnya warna keperakan khas plat seng. Stiker berwarna kuning dengan tulisan “Mie Ayam Jogja” tertempel pada gerobak tersebut.

Warung Mie Ayam Enak Pekalongan
dok.pri

“Monggo mas” ucap bapak penjual kepada saya yang menandakan seporsi Mie Ayam pesanan saya telah datang.

Sekilas tidak ada yang mencolok dalam sajian ini, lebih ke “pada umumnya”. Yang sedikit membedakan hanyalah potongan-potongan daun solong (bawang) berwarna cokelat kehitaman yang tersaji disana. Irisan daging ayamnya pun kecil-kecil tak lebih dari besaran jari kelingking. Dan terlihat pula topping kulit ayam yang digoreng kering diatasnya. Sedangkan mie sendiri berada di lapisan kedua setelah rebusan daun sawi.

Segera saja saya menuangkan kecap kedalam Mie Ayam, tidak lupa dilengkapi dengan saus merah dan tentunya sambal untuk mendapatkan rasa pedas yang lebih. Dengan begini tampilan seporsi Mie Ayam tadi menjadi lebih nendang dan menggoda selera.

Diatas meja, selain ada botol kecap, saus dan mangkuk tempat sambal disediakan pula berbungkus-bungkus cemilan seperti kerupuk pangsit, rambak kulit ikan, dan keripik tempe yang siap menjadi tandem pembeli dalam menyantap Mie disini. Nampak toples berukuran besar masih terisi penuh kerupuk berwarna putih yang menggoda, namun siang itu saya lebih memilik kerupuk pangsit untuk menemani kesempurnaan mie ayam yang saya pesan.

Mie Ayam Enak Pekalongan
dok.pri

Tidak ketinggalan, segelas es teh manis siap menjadi pelepas dahaga serta minuman peredam rasa pedas yang mungkin saja timbul akibat sambal saya berikan terlalu banyak.

Pertama-tama saya mencoba mencicipi kuah dari bumbu inti Mie Ayam ini. Rasanya benar-benar gurih dengan daun solongnya yang manis. Untuk mienya sendiri dimasak dengan tingkat kematangan sangat pas sehingga tekstur ketika digigit begitu lembut tidak seret ditenggorokan. Lalu potongan-potongan ayam satu persatu masuk mulut, ahh rasanya seakan mengajak mulut untuk terus bergoyang menghabiskan semuanya. Sensasi kriuk terdengar dimulut sesaat topping kulit ayam tak sengaja terkunyah.

BACA JUGA: Koenokoeni Cafe Gallery, Kafe Resto dengan Kearifan Lokal di Semarang

Kurang lebih 15 menit diatas bangku panjang ukuran kurang lebih 3 meter ini saya menghabiskan satu porsi Mie Ayam. Terlihat di tempat duduk yang lain seorang pelanggan yang khusyuk menikmati Mie dengan tetap asyik memandangi ponsel pintarnya. Disela-sela saya menghabiskan sisa es teh yang sengaja saya wet-wet (diirit-irit), beruntung bapak penjual tadi dengan penuh keramahan mengajak ngobrol saya yang sedari tadi melompong seperti ingin ditemani. Sebuah kebetulan yang membawa saya bisa berkesempatan ngobrol ngalor-ngidul dan menanyakan beberapa hal terkait Mie Ayam racikannya ini.

Namanya Pak Jono, dan begitulah nama yang sering diucapkan orang-orang sekitar yang mengenalnya. Tentu hal utama yang ingin saya tanyakan adalah penggunaan Jogja Istimewa yang disematkan pada nama warung ini. Bapak lima anak ini menjelaskan bahwa beliau ini memang berasal dari Jogja atau lebih tepatnya Kabupaten Sleman, Yogjakarta sana.

“Ya pak diwei judul opo men ojo podo, tinggal kui wae…” begitu ucap Pak Jono sembari ketawa kecil.

Mungkin saja maksud dari Jogja Istimewa selain ingin menjadi nama pembeda dari warung Mie Ayam yang lain, juga sebagai penegas identitas bahwa Pak Jono memang betul orang Jogja. Namun Pak Jono menegaskan kalau Mie Ayam racikannya ini tidak sama plek dengan Mie Ayam dari Jogja yang biasanya menonjol warna kekuningan dari bumbu kunirnya. FYI, racikan Mie Ayam Pak Jono ini lebih bernuansa cokelat-kehitaman ketimbang kuning. Warna tersebut dihasilkan dari efek bumbu daun solong pada resep olahan ayamnya.

Artikel Terkait

5 Rekomendasi Kue Pancong Jakarta, Enak dan Lumer Parah!

Butuh Refreshing? 6 Wisata Perosotan Pelangi Ini Wajib Kamu Kunjungi

Umbul Ponggok, Wisata Underwater Paling Hits di Jawa Tengah

“Solongnya itu mas, saya kira-kira saja kalau mienya sekian solongnya sekian” seloroh Pak Jono menjelaskan.

Agaknya potongan-potongan bumbu daun solong sebesar dua ruas jari telunjuk ini mempertegas ciri khas dari racikan Pak Jono. Saya setuju jika maksudnya demikian, sebab sepanjang saya nyobain beberapa Mie Ayam ada di Pekalongan, tidak ada yang seberani Pak Jono dalam meramu besaran daun solong tersebut. Paling banter hanya sebesar setengah ruas jari telunjuk yang ikut di olahan bumbu ayamnya serta setengah ruas jari lagi irisan daun solong mentah untuk menjadi tambahan topping. Meski demikian, cita rasa olahan Ayam dengan daun solong dari Pak Jono ini betul-betul sangat pas. Lebih-lebih ke rasa manis dan gurih yang didapat.

BACA JUGA: 5 Cafe Hits Kebumen Bergaya Vintage-Estetik Untuk Nongkrong Asik

Pak Jono sendiri mengaku sudah jualan sejak tahun 2009, yang artinya sudah 12 tahun lebih Mie Ayam Jogja Istimewa berkiprah meramaikan wisata boga di Kota Batik. Bukan waktu yang singkat memang, kiprah Mie Ayam racikan Pak Jono ini tetap eksis dalam menjalin loyalitas para pelanggannya.

Warung Mie Ayam Pak Jono
dok.pri

“Awalnya jualan di tengah situ mas, dulu sebelum ada ruko ini” ucap Pak Jono sembari menunjuk lokasi yang dulu dipakai ia jualan untuk pertama kali.

Beliau pun menjelaskan awalnya hanya berjualan dari sore hari hingga tengah malam. Tidak ada bayar sewa kepada pihak tertentu, hanya bayar listrik ke tetangga dan retribusi karcis sebesar seribu rupiah per hari kepada petugas dari dinas yang datang setiap sore.

“Datangnya tidak mesti mas, kadang sore kadang malem. Pernah wes bengi kene tutup gasik yo dilewati otok, ora dijaluki” terang Pak Jono.

Sempat saya tanyai mengapa ia memilih berjualan hanya dari sore hari, Pak Jono pun menjawab bahwa dengan berjualan sore hari, ia masih bisa bersantai bahkan tiap pagi masih bisa bersepeda ke daerah selatan Pekalongan dan baru pulang sekitar jam 12. Sisanya ia gunakan untuk mempersiapkan segala sesuatu untuk keperluan berjualan.

BACA JUGA: Makan Nasi Megono dan Pindang Tetel Sekaligus, Bisa Kamu Dapatkan Di Tempat ini

Namun hantaman pandemi merubah tatanan jam kerja Pak Jono, ia terpaksa memajukan jam buka warungnya lebih awal. Jam 12 siang ia sudah meladeni pembeli yang berdatangan. Pak Jono mengaku dalam sehari rentan waktu siang sampai malam bisa menghabiskan sebanyak 45an porsi Mie Ayam.

Tentu suka duka telah pak Jono lalui selama berjualan disini. Hal yang paling sering ia jumpai tiap tahunnya adalah banjir di lokasi tersebut. Pak Jono menjelaskan kalau Pekalongan sudah hujan lebih dari 2 jam, maka disini akan banjir, lokasi ini cukup parah menurutnya.

“Pernah mas, banjir tinggi, ban ini sampe tenggelem” tutur Pak Jono sembari menunjuk ban di gerobaknya.

Meski banjir, ia tetap bertahan dan bersabar menunggu surut. Sebab sangat susah mendorong gerobak di tengah derasnya hujan dan banjir yang tinggi ke rumahnya yang ada di belakang ruko mebel ini.

Ditanya soal pengalaman berhadapan dengan satpol PP selama berjualan disini, Pak Jono menjelaskan bahwa dirinya tidak pernah berhadapan langsung atau mendapat gusuran ketika berjualan. Hanya saja awal-awal pandemi ia dioprak-oprak suruh tutup lapak di jam yang telah ditentukan.

BACA JUGA: Kopi Tahlil Minuman Kopi Khas Pekalongan

Yang paling membekas dari aksi dari satpol PP yang ia terima adalah sewaktu itu ia sengaja tidak membawa pulang terpal atap warungnya yang hanya digulung dan dirapihkan ke tembok. Pak Jono berfikir jika hari weekend satpol PP tidak akan merazia warung-warung yang tidak menertibkan lapaknya yang ada di pinggir jalan. Atas keteledoran tersebut, Pak Jono diberi peringatan yang aduhai indahnya, bukan surat cinta ataupun teguran lisan yang lembut melainkan yang ia terima justru terpal atapnya yang ia tinggalkan disayat-sayat hingga robek oleh petugas.

Wah, tidak terasa obrolan ngalor-ngidul ini berjalan semakin menarik. Namun sayangnya es teh dalam gelas sudah habis dan waktu telah menunjukan pukul 15.00 WIB. Ini artinya saya harus segera bergegas kembali ke kantor. Uang sebesar Rp 15.000,- harus saya keluarkan untuk 1 mangkuk Mie Ayam, Es Teh dan Kerupuk Pangsit yang nikmat.

BACA JUGA Tulisan-tulisan menarik dari Angga Panji Wijaya lainnya.

Tags: Kota PekalonganKuliner Jawa TengahKuliner PekalonganMie Ayam Jogja IstimewaMie Ayam PekalonganNgulinerPekalongan InfoTravelingUMKM
❯ Ikuti kami ❮

Selalu dapatkan berita dan informasi terupdate dari Kotomono di:

Angga Panji W

Angga Panji W

Kadang netizen, kadang content writer, kadang ngopini | Pendiri Media Alternatif Kotomono.co

Sapa Tahu, Tulisan ini menarik

Rekomendasi Kue Pancong Jakarta

5 Rekomendasi Kue Pancong Jakarta, Enak dan Lumer Parah!

Agustus 18, 2023
177
Wisata Perosotan Pelangi

Butuh Refreshing? 6 Wisata Perosotan Pelangi Ini Wajib Kamu Kunjungi

Agustus 16, 2023
262
Wisata Umbul Ponggok Klaten

Umbul Ponggok, Wisata Underwater Paling Hits di Jawa Tengah

Agustus 12, 2023
183
Rekomendasi Tempat Makan Rawon di Jakarta

Kulineran di Jakarta? Yuk Sambangi 5 Tempat Makan Rawon Terenak di Jakarta Berikut ini

Agustus 10, 2023
153
Oleh-Oleh Khas Pontianak

Liburan ke Pontianak? Jangan Lupa Beli Oleh-Oleh Khas Pontianak Berikut Ini

Agustus 8, 2023
146
Mang Engking Solo

5 Rekomendasi Restoran Solo untuk Keluarga Paling Populer

Agustus 7, 2023
173
Load More
Next Post
Ulasan game Call of Duty Vanguard

Call of Duty: Vanguard - Game Serial Terbaru dari Activision dengan Facial Animations yang Mengesankan

Resensi Buku Journey To The Light karya Uttiek M. Panji Astuti

Menambah Wawasan Tentang Islam Dengan Buku Journey To The Light

Burung Kicau Terbaik 2022

Ini Lho 7 Burung Kicau yang Menjadi Primadona di Tahun 2023

Komentarnya gan

Ada Informasi yang Salah ?

Silakan informasikan kepada kami untuk segera diperbaiki. Pliss "Beritahu kami" Terima kasih!

TERBARU

Semakin Kehilangan Arah, Chelsea Merindukan Sosok Big Rom?

11 Tempat Promosi Album Solo Layover V BTS, Yeontan Debut on Stage!

The Weekend Away (2022): Liburan yang Berujung Pilu

Upacara Metatah: Mengupas Kekayaan Tradisi dan Makna Mendalam

Peran Masyarakat Dalam Melestarikan Budaya Dan Tradisi

Juru Parkir Liar Merugikan Pengendara?

Tampang Santri Belum Tentu Suci

LAGI RAME HARI INI

Homestay Cahaya Sikunir

14 Homestay dan Villa di Dieng, Cocok Buat Rombongan juga Keluarga

Juli 11, 2023
1.4k
Bapak Psikologi Modern - Wilhelm Wundt

Wilhelm Wundt dan Kontribusinya dalam Psikologi Modern

Oktober 26, 2022
578
Filosofi Sapu Lidi

Sapu Lidi: Dari Falsafah, Penolak Bala, Penolak Hujan, Hingga Cerita Rakyatnya

Maret 31, 2022
2.1k
Wisata Tawangmangu Terbaru - Sakura Hills

18 Wisata Tawangmangu Hits 2023, Pas Buat Liburan Seru!

Februari 18, 2023
3.7k
Alasan Kenapa Orang Tidak Memasang Foto Profil WhatsApp

Alasan Kenapa Orang Tidak Memasang Foto Profil WhatsApp

Januari 25, 2023
1.6k
Rekomendasi iPhone Harga Rp 5 Jutaan - iPhone XR

7 Rekomendasi iPhone Harga Rp 5 Jutaan, Cocok Buat Kamu

Agustus 12, 2023
439
Batik Motif Jlamprang Pekalongan

Sejarah Batik Jlamprang Motif Khas Kota Pekalongan

Agustus 25, 2017
12.4k
Rekomendasi Tempat Kuliner Khas Semarang

12 Rekomendasi Tempat Kuliner Khas Semarang yang Enak dan Legend

April 24, 2023
876
Jenis Ketawa yang Sering Dipakai Orang Saat Chat

Arti Jenis Ketawa yang Sering Dipakai Orang Saat Chattingan

Januari 3, 2023
3.2k
Kisah asal usul Dukuh Loboyo

Cerita Asal Usul Dukuh Loboyo Losari Pemalang

Oktober 29, 2020
1.6k
header-kotomono

RINGAN-RINGAN SEDAP

 

TENTANG  /  DISCLAIMER  /  KERJA SAMA  /  KRU  /  PEDOMAN MEDIA SIBER  / INDEKS /  KIRIM ARTIKEL

© 2023 KOTOMONO.CO - ALL RIGHTS RESERVED.
DMCA.com Protection Status
No Result
View All Result
  • NYAS-NYIS
  • SENGGANG
  • DAEBAK
  • PLESIRAN
  • KILASAN
  • LAINNYA
    • NYASTRA
    • OTOMONO
    • FIGUR
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • RELEASE
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Login
  • Sign Up

Kerjasama, Iklan & Promosi, Contact : 085326607696 | Email : advertise@kotomono.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In