KOTOMONO.CO – Menjadi wanita karir itu memang sebuah pilihan yang penuh tanggung jawab lengap dengan polemiknya, dan apakah nantinya akan menyaingi tugas suami? Bagaimana pandangan Islam akan hal ini?
Sudah menjadi fitrah seorang wanita yang sudah mempunyai suami untuk mematuhi perintah suaminya selagi itu adalah hal yang positif, tidak melanggar peraturan agama maupun Negara. Pada era modern seperti zaman sekarang, banyak sekali wanita yang bekerja dengan pangkat ataupun penghasilan yang sama dengan laki-laki, tidak jarang pula wanita yang berpenghasilan melebihi laki-laki.
Wanita dengan kemandiriannya merasa bahwa dirinya ingin dihargai dengan segala usaha dan kerja keras yang telah ia lalui, tidak ingin merepotkan siapapun termasuk suaminya, ia ingin terus berkembang dengan pengetahuan dan kecerdasan yang ia miliki.
Banyak juga yang mengatakan bahwa wanita karir tidak lagi mementingkan lagi sosok laki-laki dalam hidupnya, karena ia merasa bahwa dirinya bisa melakukan apapun. Namun perlu diketahui, fenomena maraknya wanita karir pada zaman sekarang tidak menjadikan para wanita yang bekerja dan mempunyai penghasilan bagus tidak lagi membutuhkan sosok laki-laki dalam hidupnya.
BACA JUGA: Pentingnya Lingkungan Sehat Untuk Generasi Golden Age Anak
Bagi wanita karir yang sudah mempunyai suami dan anak, ia selalu berusaha menjadi istri yang baik untuk suaminya dan ibu yang baik untuk anak-anaknya. Di kalangan publik figur sudah banyak contohnya wanita karir yang sukses dalam karirnya dan sukses pula dalam mengurus keluarganya. Seperti Nagita Slavina, Aurel Hermansyah dan sebagainya.
Karir pada sekarang ini tidak selalu tentang pekerjaan yang berada di kantor maupun diluar, karir juga bisa diraih dengan bekerja dirumah seperti usaha UMKM ataupun karir lainnya di dunia media, banyak pula yang memulai karir melalui sosial media seperti Youtube, Instagram, Facebook, Tiktok dan lain-lain sebagai konten kreator maupun sebagai influencer.
Memang jika seorang wanita memilih untuk menjadi wanita karir disuatu dalam hidupnya akan menjadikannya selalu mandiri yang pada akhirnya tidak menggantungkan hidupnya pada siapapun, bisa jadi termasuk suaminya sendiri. Maka polemik dan gejolak hati menjadi wanita karir pun akan terus menghantui tiap wanita jika memilih ini.
BACA JUGA: Tren Fenomena Quiet Quitting di Dunia Kerja
Namun ini bukan berarti menjadi seorang Ibu rumah tangga bukan pilihan yang tepat, sebab Ibu rumah tangga pun menjadi bagian penting dalam suatu keluarga yang bisa dipilih oleh seorang wanita cerdas.
Ada yang berbendapat bahwa “Sebagai seorang wanita tidaklah harus memiliki pendidikan yang tinggi karena tugasnya hanyalah melayani suami serta mengurus anak dirumah” pendapat itu sangatlah banyak perdebatan dan berbeda dengan pandangan islam. Karena islam sendiri memuliakan wanita dan hak-haknya.
Seperti halnya yang dijelaskan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Rasulullah SAW bersabda yang artinya “Menuntut ilmu hukumnya wajib bagi setiap muslim laki-laki dan muslim perempuan”. Itu artinya islam mendukung penuh untuk wanita dapat mempelajari banyak hal layaknya laki-laki termasuk mengenyam pendidikan setinggi-tingginya.
Wanita karir dikhawatirkan tidak bisa mengurus rumah dengan baik, karena pekerjaan rumah seperti menyapu, mengepel, memasak dan lain sebagainya yang dianggap khalayak sebagai tugas seorang istri atau perempuan dalam sebuah rumah tangga.
BACA JUGA: Perempuan Sarjana Tanpa Karir
Imam Nawawi melalui kitab Majmu’ Syarah al-Muhadzdzab dan kitabnya yang lain menyampaikan bahwa pekerjaan rumah tangga meliputi menyapu, mengepel, memasak dan yang lainnya bukanlah tugas seorang istri, melainkan adalah tugas seorang suami.
Namun dengan kondisi rumah tangga di era zaman modern ini, khususnya pada kalangan keluarga yang suami-istrinya sama-sama bekerja ataupun memiliki karir, dengan kesibukan masing-masing maka mereka tidak memungkinkan menyelesaikan tugas rumah tangga seluruhnya, maka solusinya adalah suami menyediakan jasa asisten rumah tangga atau sekarang biasa disebut dengan ART untuk membantu pekerjaan rumah mereka. Tetapi alangkah baiknya jika masing-masing dari suami istri bisa bekerja dan saling bekerja sama membagi tugas dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
BACA JUGA: Pendidikan dan Strategi Mendorong Perempuan Berkemajuan
Ning Imas Fatimatuz Zahro, yang akrab di sapa Ning Imas, putri dari pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo Jawa Timur, yang juga istri dari Gus Rifqil Muslim Suyuti, melalui kajian dakwahnya di kanal YouTube NU Online mencontohkan wanita-wanita karir dalam islam seperti Sayyidah Khodijah istri Rasulullah Saw yang mandiri, berkarir dan berkiprah dalam masyarakat, kemudian adapula Sayyidah Aisyah istri kedua Rasulullah Saw, yang menjadi wanita intelektual pengafal hadis terbanyak diantara perempuan pada zaman itu.
Ning Imas juga berpendapat bahwa wanita sejak awal berdirinya islam sangat diperhitungkan atau mendapat peranan penting dalam islam itu sendiri. Itu artinya wanita karir sama sekali tidak menyaingi tugas suami dalam urusan karir dan pekerjaan, dan agama islam memperbolehkan bagi para wanita untuk berpendidikan dan berkarir di bidangnya.
Tulis Komentar Anda