KOTOMONO.CO – Sinetron Ikatan Cinta yang tayang di RCTI kini sudah mulai memasuki babak akhir. Itu kalau mengikuti premis cerita dari episode pertama. Kedok kebohongan Elsa, si karakter yang diplot sebagai antagonis itu akan segera membawanya ke kantor polisi. Saya sebenernya males buat nonton, tapi mau gimana lagi, wong setiap malam televisi di rumah saya nyetelnya itu. Mau beralih ke hape tapi nggak ada yang chat. Ya sudah.
Setelah mengikuti dengan begitu khusyuk alur cerita sinetron Ikatan Cinta, saya jadi merasa kalau Elsa itu sebetulnya bukanlah bajingan. Saya nggak mau sok-sokan unpopuler opinion, tapi memang Elsa ini nggak antagonis-antagonis amat. Malah Elsa ini adalah korban dari bajingan sesungguhnya yaitu Nino.
Hal itu saya sadari setelah mengamati baik-baik alur cerita sinetron ini. Nino menjadi biang keladi kenapa Elsa sampai nekat berbuat ulah, dari membunuh Roy sampai membuang anaknya Andin ke panti asuhan. Soal kenapa Elsa membunuh Roy, itu karena adiknya Aldebaran yang memulai. Kalau saja Roy nggak berperilaku layaknya predator kelamin, mungkin Elsa nggak bakal membunuh Roy.
Kasus pelecehan seksual yang dilakukan Roy itu juga ada latar belakangnya. Elsa sebetulnya nggak niat buat membunuh Roy. Pembunuhan itu terjadi sebab Roy frustasi karena gagal menikahi Andin. Alih-alih menikah dengannya, Andin justru menikahi Nino. Hal yang bikin Elsa juga kecewa. Sebab awalnya Nino adalah kekasih Elsa.
BACA JUGA: Latah dan Mudah Berpaling adalah Budaya Kita
Elsa yang dari awal sudah tertarik dengan Nino, akhirnya membuat keduanya menjalin hubungan. Cinta Elsa ke Nino begitu besar bahkan sampai episode-episode terbaru. Tapi dasar untung tak bisa diraih sial tak dapat ditolak, Elsa justru di-PHP oleh Nino yang memilih menikahi Andin. Padahal sebelumnya Andin menjalin hubungan dengan Roy.
Tanpa harus menjadi seorang perempuan, bagi saya kelakukan Nino ke Elsa itu memang bangsat. Apalagi dia itu kan me-PHP Elsa dan bikin Roy dan Elsa frustasi sampai mabuk bareng. Dan karena itu permasalahan pun muncul nggak habis-habis. Roy menghamili Elsa, dan Elsa akhirnya menusuk Roy karena nggak mau bertanggung jawab.
Sikap bajingan Nino nggak hanya ke Elsa. Saat Andin dituduh sebagai pelaku pembunuhan dan harus mendekam di penjara, Nino malah nggak percaya sama Andin. Nino bahkan membiarkan Andin melahirkan di penjara karena yakin itu bukan anaknya. Sampai-sampai anak Andin dan Nino tersebut dibuang oleh Elsa ke panti asuhan.
Kebiadaban Nino makin jelas saat sudah resmi menikah dengan Elsa. Nino selalu membentak-bentak Elsa. Memaki Elsa sampai mengeluarkan air mata dan bahkan menyebabkan dirinya kecelakaan saking stresnya dimarahi Nino, suami yang keparat itu. Belakangan Nino juga berencana bakal menceraikan Elsa saat Elsa masih hamil.
BACA JUGA: Dear Orang yang Pamer Lamaran di Medsos, Yakin Bakal Lanjut Nikah?
Kelakukan Nino yang bajingan itu memperlihatkan kalau sinetron Indonesia masih melanggengkan budaya patriarki. Hal itu makin tampak karena orang tua Nino justru mendukung anaknya untuk menceraikan istrinya. Nino digambarkan sebagai prototipe para suami yang maunya menang sendiri. Menunjukkan kalau suami lebih dominan daripada istri.
Saya yakin, di mata orang lain Nino bukanlah sosok suami ideal. Jangankan ideal, pantes saja nggak. Nino adalah gambaran seorang suami yang bangga dengan kedudukannya dan menganggap kalau kesalahan seorang perempuan, dalam hal ini istrinya, adalah kesalahan besar dan nggak bisa dimaafkan.
Nino berkali-kali berlaku sewenang-wenang pada istrinya. Barangkali sang penulis skenario ingin menyampaikan pesan bahwa semua istri di Indonesia harus nurut sama suami. Perkataan suami nggak boleh dibantah. Jika istri salah resikonya adalah dicampakkan.
Sedangkan sosok Elsa sendiri adalah sosok perempuan yang digambarkan sebagai figur istri yang tidak pantas. Tapi sosok Elsa ini dibikin sangat mencintai Nino. Jadi sekejam apapun Nino, Elsa akan tetap mengejar-ngejarnya. Seolah-olah hanya Nino yang bisa membikin Elsa bahagia, sedangkan Elsa sendiri nggak bisa bikin dirinya bahagia. Aduh Mbak Elsa…
Kenestapaan dan pesan-pesan patriarkis ini disembunyikan oleh tim sinetron Ikatan Cinta dengan sangat rapi. Padahal sinetron ini makin mempertebal dominasi suami atas istri yang memang sudah berkembang di masyarakat dengan cara menyudutkan sosok Elsa. Membikin agar Elsa dibenci fans Ikatan Cinta yang kebanyakan adalah kaum ibu-ibu.
Maka rasa-rasanya tidak mengherankan kalau misalnya, masih banyak perempuan yang membenci sesama perempuan lainnya yang dinilai berkelakuan jahat. Sementara saya yakin ibu-ibu fans sinetron ini justru mendukung Nino untuk segera menceraikan Elsa. Wong tontonannya saja sinetron Ikatan Cinta. Itu.
Jika nanti banyak istri yang jadi korban kekerasan oleh suami, berarti sinetron ini punya andil menciptakan ruang sosial semacam itu. Selain tentu saja sinetron Ikatan Cinta bisa jadi ikut mendorong munculnya sosok suami bajingan kayak Nino. Duh~