• Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Term of Service
  • FAQ
Kotomono.co
No Result
View All Result
  • Login
  • Register
  • NYAS-NYIS
  • SENGGANG
  • DAEBAK
  • PLESIRAN
  • KILASAN
  • LAINNYA
    • NYASTRA
    • OTOMONO
    • FIGUR
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • RELEASE
  • NYAS-NYIS
  • SENGGANG
  • DAEBAK
  • PLESIRAN
  • KILASAN
  • LAINNYA
    • NYASTRA
    • OTOMONO
    • FIGUR
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • RELEASE
No Result
View All Result
Kotomono.co
No Result
View All Result
  • NYAS-NYIS
  • SENGGANG
  • DAEBAK
  • PLESIRAN
  • KILASAN
  • LAINNYA
Sejarah Desa Tengeng Wetan Kabupaten Pekalongan

Pangeran Lancur dan Kisah Munculnya Desa Tengeng Wetan

Sayidah Dwi Nur Maghfiroh by Sayidah Dwi Nur Maghfiroh
Agustus 10, 2021
in LOCAL WISDOM
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

KOTOMONO.CO – Hasil wawancara dengan Almarhum Bapak Jauhari pada 2013 dan situs Pemerintah Desa Tengeng Wetan.

Pangeran Lancur, seorang pangeran dari Sumenep, Madura, terpaksa melakukan pengembaraan karena kompeni (Belanda) mengejar-ngejarnya. Lantaran sulit menangkap si pangeran, kompeni pun menggelar sayembara. Barang siapa yang sanggup menangkap, mengalahkan atau bahkan sampai membuat Pangeran Lancur meregang nyawa, akan diangkat menjadi Bupati Pekalongan. Kala itu Belanda masih menguasai beberapa wilayah di Tanah Jawa.

Seorang pria kepalang tanggung muncul. Ia adalah putra Pangeran Plaweran, namanya Raden Aryo tapi bukan Aryo Kamandanu, melainkan Pangeran Ari Kusumo. Boleh jadi, karena memiliki hasrat yang begitu dalam untuk menguasai tanah Pekalongan, Raden Aryo pun mengikuti sayembara tersebut. Jadilah Raden Aryo mencari Pangeran Lancur.

Singkat cerita, ketika berjumpa dengan Pangeran Lancur, Raden Aryo pun menantang sang pangeran duel. Pertarungan itupun tak bisa dicegah. Kedua pangeran memiliki gaya bertarung yang bisa kalian bayangkan sendiri seperti di film-film kolosal. Sama-sama kuat dan sama-sama tak sudi kalah. Ironisnya, tak ada satupun yang menang.

Pertarungan seperti orang gabut itupun akhirnya tak menghasilkan apa-apa, kecuali keringat dan nafas yang terengah-engah akibat terlalu banyak mengeluarkan ilmu kanuragan. Dalam kondisi lelah itu, Pangeran Lancur memaksa Raden Aryo mengakui siapa dirinya sebenarnya. Pangeran Lancur masih tak percaya kalau kekuatannya dan ilmu supranaturalnya bisa ditandingi Raden Aryo.

BACA JUGA: Omah Lawang Sanga, Bangunan Khas Pekalongan dari Abad ke-19

Dari cerita yang saya peroleh, Raden Aryo pun akhirnya mengakui kalau dirinya sebenarnya putra Pangeran Plaweran, Pangeran Ari Kusumo. Bagaikan ditusuk dengan belati di punggungnya, Pangeran Lancur tak percaya kalau lawannya itu adalah keponakannya sendiri. Keponakannya yang bertekad untuk menangkap Pangeran Lancur untuk diserahkan ke kompeni. Akhirnya Pangeran Lancur pun menyerah, ya mau gimana lagi? Daripada capek-capek buang tenaga melawan anak kakak kandungnya sendiri.

Pangeran Lancur pun akhirnya meninggalkan wilayah yang sudah dibabatnya itu. Namun ia tidak ikut bersama Pangeran Ari Kusumo untuk melacurkan diri ke hadapan kompeni. Pangeran Lancur dan Raden Aryo pun bersiasat. Ia meminta putra kakaknya itu untuk mengaku ke kompeni, kalau dirinya sudah menghabisi Pangeran Lancur. Singkat cerita, Raden Aryo pun menghadap ke Belanda, dan begitu pandirnya kompeni saat itu mau-maunya dikibuli Raden Aryo.

Rupaya sebelum Pangeran Lancur meninggalkan daerah yang telah dibabatnya itu, dia sudah namai daerah itu dengan nama TENGENG, artinya enteng-entengan (penghabisan/ terakhir). Berdasarkan cerita yang beredar, setelah bertarung dengan keponakannya sendiri, Pangeran Lancur hilang kabarnya dan tidak lagi melakukan pengembaraan.

Berdasarkan sumber dari situs resmi Pemdes setempat, Desa Tengeng memiliki wilayah yang sangat luas. Hingga pada tahun 1926, saat Saryadi menjabat lurah, desa tersebut terpecah menjadi dua. Tengeng Wetan di bagian Timur dan Tengeng Kulon di sebelah barat. Fyi, Saryadi ini berasal dari Dukuh Gandukidul. Ia memimpin desa Tengeng Wetan sampai tahun 1940, dan rela tempat tinggalnya dijadikan pusat Pemerintahan Desa kala itu.

BACA JUGA: Mengenal Sasat, Tradisi Sumpah Serapah di Pedalaman Pekalongan

Dari sumber yang saya dapat, Tengeng Wetan kemudian dipimpin oleh seorang warga dari dukuh Gandulor, Kasiyan. Ia menjabat lurah selama 10 tahun, dari 1940-1950. Tempat tinggalnya juga dijadikan sebagai pusat pemerintahan desa, karena belum memiliki kantor desa.

Kemudian pada tahun 1950-1975, lurah Desa Tengeng Wetan dijabat oleh Kholil, dari Dukuh Gandukidul. Pada masanya telah berhasil merenovasi masjid serta membangun Sekolah Dasar Negeri 1 Tengeng Wetan, Jembatan di Dukuh Tengeng, Silumbu, Pintu Air di Dukuh Silumbu, kendati jalannya roda pemerintahan masih berpusat di tempat tinggal lurah.

Setelah itu, ada Ajib Suryo Putro, anggota TNI dari Pemalang menjabat sebagai pejabat sementara (Pjs) kepala desa Tengeng Wetan. Ia menjabat dari tahun 1975-1979. Pada masa kepemimpinannya, sekitar tahun 1977 berhasil membangunan gardu pos ronda, tugu batas desa dan gedung kantor kepala desa, dengan dana swadaya masyarakat.

Pada masa itu, Ajib juga merintis untuk membangun pendopo desa Tengeng Wetan, baru berwujud pondasi, yang terletak di dukuh Kendayaan. Dengan demikian, pusat pemerintahan desa tidak lagi menempati rumah tinggal. Dukuh Kendayaan dijadikan sebagai pusat pemerintahan karena letaknya di tengah-tengah desa Tengeng Wetan.

BACA JUGA: Mbah Warijah, Arsitek Desa Rowoyoso yang Ditipu Kompeni

Pada tahun 1979-1981, kepemimpinan Desa Tengeng Wetan kembali dipegang seorang prajurit TNI. Ia datang dari Kediri, Jawa Timur, namanya Imam Basyiron. Lalu tahun 1981-1988, Kepala Desa Tengengwetan dijabat oleh Muhammad Atip, dari dukuh Cangkring. Desa Tengeng Wetan juga ternyata membentuk sebuah dinasti politik desa.

Pasalnya, pada periode selanjutnya, anak lurah sebelumnya, Kholil yang menjabat. Orang itu adalah Muhamad Zaenal Mustakin yang memimpin Desa Tengeng Wetan dari 1990-1998. Pada periode berikutnya, giliran kakak ipar Zaenal Mustakim yang menjabat kepala desa, Abu Chasan. Ia menjabat dari 2000-2007.

Pada tahun 2007- 2013, kepala desa dijabat oleh Nursalim, anak kandung dari kepala desa periode sebelumnya. Dan ia menjadi petahana untuk periode berikutnya. Ia pun menjadi petahana untuk menjabat di periode berikutnya. Baru setelah 2019, Rokhmat dari Dukuh Silumbu naik takhta menjadi lurah Desa Tengeng Wetan. IA menjabat dari 2019-2025.

BACA JUGA: Asal-usul Nama Desa Tanjung Kulon Kajen

Sekadar informasi, Desa Tengeng Wetan ini berada di Kecamatan Siwalan, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Dulunya tercatat sebagai bagian dari Kecamatan Sragi. Maka wajar saja kalau sebagian warga Tengeng Wetan mengaku beralamat di Sragi. Kendati sudah ada pemekaran kecamatan pada 1990an, warga setempat termasuk saya masih bangga dengan status warga Sragi. Apalagi Sragi ini dirasa lebih akrab di kuping ketimbang Siwalan. Kini jumlah warga yang menempati Desa Tengeng Wetan sekitar 5.385 jiwa.

Artikel Terkait

Candi Badut, Candi Tertua Peninggalan Kerajaan Kanjuruhan

Peran PKI Dalam Peristiwa Tiga Daerah Karesidenan Pekalongan

Menilik Rekam Jejak Situs Punden Mbah Singo Joyo di Kampung Made, Surabaya

Tags: Cerita Sejarah PekalonganDesa Tengen WetanKabupaten PekalonganKearifan LokalKearifan Lokal PekalonganKompeniPangeran LancurPangeran Plaweran
❯ Ikuti kami ❮

Selalu dapatkan berita dan informasi terupdate dari Kotomono di:

Sayidah Dwi Nur Maghfiroh

Sayidah Dwi Nur Maghfiroh

Hidup di Pekalongan sejak brojol sampai sekarang. Bernama lengkap Sayidah Dwi Nur Maghfiroh, nama yang cukup panjang. Namun ternyata teman-teman lebih suka menyapaku dengan nama Say. Oke, panggilan yang cukup menggelitik tapi aku suka.

Sapa Tahu, Tulisan ini menarik

Muka depan Candi Badut Malang

Candi Badut, Candi Tertua Peninggalan Kerajaan Kanjuruhan

Mei 4, 2023
156
Peristiwa Tiga Daerah di Karesidenan Pekalongan

Peran PKI Dalam Peristiwa Tiga Daerah Karesidenan Pekalongan

April 28, 2023
163
Area Peletakan Dupa dan Sesajen di Kawasan Punden Mbah Singo Joyo

Menilik Rekam Jejak Situs Punden Mbah Singo Joyo di Kampung Made, Surabaya

April 19, 2023
182
Makna Ogoh-ogoh dalam Kebudayaan Bali

Mengenal Lebih Dekat Ritual Ogoh-Ogoh Bali dan Atraksi Menariknya

Maret 21, 2023
170
Falsafah Sendaren pada layangan dan pertanian

Falsafah Sendaren: Bunyi Keramahan dan Ikhtiarnya

Februari 4, 2023
169
Candi Cangkuang

Mengenal Candi dan Situs Kuno di Daerah Jawa Barat

Januari 25, 2023
300
Load More
Next Post
Staycation Menteng

6 Tempat Staycation di Jakarta yang Punya View Keren

Program ASN Wajib Pakai Celana Jeans Setiap Hari Jumat di Kabupaten Pekalongan

Pemkab Pekalongan Wajibkan PNS Pakai Jins: Ide Brilian yang Mengundang Bahaya

Fiersa Besari Musikalisasi Puisi

Cara Cespleng Bikin Musikalisasi Puisi

Komentarnya gan

Ada Informasi yang Salah ?

Silakan informasikan kepada kami untuk segera diperbaiki. Pliss "Beritahu kami" Terima kasih!

TERBARU

Rei IVE: Semua Hal yang Perlu Kamu Tahu

Review Film Susi Susanti: Love All (2019)

Ngerinya Kecelakaan Maut Kereta di India: 288 Tewas, 900 Luka-luka

8 Couple Drakor Awal 2023 yang Sukses Bikin Gemes Penonton

Honda Giorno, Skutik Retro ala Vespa Berharga Rp17 Jutaan

11 Wisata Kembanglangit Park Batang, One Stop Destinasi Kekinian!

Arti dan Keutamaan Ayat Kursi (Surat Al Baqarah ayat 255)

LAGI RAME HARI INI

Speksifikasi New Honda Beat 150cc

New Honda Beat 150cc: Semua yang Perlu Kamu Tahu

Maret 7, 2023
913
Sate Winong Mustofa Purworejo

10 Rekomendasi Kuliner Enak di Purworejo Tahun 2023

November 9, 2021
7.5k
Wisata Tawangmangu Terbaru - Sakura Hills

18 Wisata Tawangmangu Hits 2023, Pas Buat Liburan Seru!

Februari 18, 2023
1.1k
Wisata hits Purwokerto - Menggala Ranch

Menggala Ranch Banyumas, Wisata Ala View New Zealand di Jawa Tengah

Mei 25, 2022
6.7k
Wisata Hits Bandung - Talaga Pineus Riverside Camp Pangelangan

Talaga Pineus Riverside Camp Itu Tempat Camping Asyik Tanpa Ribet

Agustus 13, 2022
3.7k
wowpacalan paninggaran

Yang Baru di Pekalongan Nih, Obyek Wisata Wow Pacalan Paninggaran

Desember 27, 2022
1.9k
Jenis Ketawa yang Sering Dipakai Orang Saat Chat

Arti Jenis Ketawa yang Sering Dipakai Orang Saat Chattingan

Januari 3, 2023
1.6k
Burung Kicau Terbaik 2022

Ini Lho 7 Burung Kicau yang Menjadi Primadona di Tahun 2023

Juni 16, 2022
4.3k
Hidden Gem Batang - The Gege Fun

Cafe Hits Batang Terbaru Nih, The Gege Fun yang Worth It Banget!

Maret 22, 2023
695
Area Glamping Bobocabin Cikole Lembang

Bobocabin Cikole: Penginapan Full Facility Dengan Nuansa Alam Terbuka

Maret 4, 2023
525
header-kotomono

RINGAN-RINGAN SEDAP

 

TENTANG  /  DISCLAIMER  /  KERJA SAMA  /  KRU  /  PEDOMAN MEDIA SIBER  / INDEKS /  KIRIM ARTIKEL

© 2023 KOTOMONO.CO - ALL RIGHTS RESERVED.
DMCA.com Protection Status
No Result
View All Result
  • NYAS-NYIS
  • SENGGANG
  • DAEBAK
  • PLESIRAN
  • KILASAN
  • LAINNYA
    • NYASTRA
    • OTOMONO
    • FIGUR
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • RELEASE
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Login
  • Sign Up

Kerjasama, Iklan & Promosi, Contact : 085326607696 | Email : advertise@kotomono.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In