• Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Term of Service
  • FAQ
Kotomono.co
No Result
View All Result
  • Login
  • Register
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • OTOMONO
  • DUNIA GAME
  • K-Popers
  • OH JEBULE
  • FIGUR
  • PLESIR
  • NGULINER
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • PUSTAKA
    • KEARIFAN LOKAL
    • UMKM
    • NGABUBURIT
    • NYASTRA
    • EDUKASI
    • RELEASE
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • OTOMONO
  • DUNIA GAME
  • K-Popers
  • OH JEBULE
  • FIGUR
  • PLESIR
  • NGULINER
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • PUSTAKA
    • KEARIFAN LOKAL
    • UMKM
    • NGABUBURIT
    • NYASTRA
    • EDUKASI
    • RELEASE
No Result
View All Result
Kotomono.co
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • OTOMONO
  • DUNIA GAME
  • K-Popers
  • OH JEBULE
  • FIGUR
  • PLESIR
  • NGULINER
  • LAINNYA
Komunitas Petungkriyono Berjuang

Para Pengabdi Dibalik Hutan Petungkriyono

Komunitas Petungkriyono Berjuang

Suwandi Aris by Suwandi Aris
Juni 27, 2021
in ESAI, KOMUNITAS
0
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

KOTOMONO.CO – Komunitas Petungkriyono Berjuang dari Anak-anak Muda ini mencoba “Mulih Deso, Mbangun Deso”.

Alam Petungkriyono merupakan kekayaan yang sangat dirindui. Siapa pun yang pernah menginjakkan kaki di kawasan hutan ini, bisa dipastikan ingin kembali lagi ke buaian Petungkriyono. Nama Petungkriyono begitu lekat di telinga, terngiang-ngiang setiap kali langkah kaki ingin bertualang. Bermanja dengan panorama alam purba yang menuntun imajinasi menembus masa silam. Membayangkan rupa dan bentuk kehidupan di masa lampau. Petungkriyono, pesona tak terlupakan, dikenang sepanjang masa.

Agaknya sepenggal kalimat itu tak berlebihan. Petungkriyono yang menjadi rumah bagi beragam jenis flora dan fauna, merupakan seiris kawasan hutan hujan tropis yang masih tersisa di Pulau Jawa. Sepotong surga yang masih menampilkan keaslian wajah hutan tropis Jawa.

Tak heran jika kawasan hutan yang menawarkan aroma alam purba ini menjadi surga pula bagi satwa liar khas Petungkriyono, yaitu Hylobates moloch atau kerap disebut Owa Jawa. Hingga kini, satwa liar yang nyaris punah ini masih bertahan hidup di sini.

Adalah keanekaragaman flora dengan kerapatan atap hutan (kanopi) yang masih sangat baik yang membuat mereka masih bertahan hidup di hutan Petungkriyono. Namun, seiring pergantian waktu, agaknya keberadaan satwa endemik Owa Jawa ini perlu mendapatkan perhatian lebih dari semua pihak, agar tetap lestari. Pembukaan kawasan hutan sebagai kawasan wisata, jangan sampai membuat keberadaan mereka terusik dan punah.

BACA JUGA: Kisah Jurang Kubang dan Kuburan Jepang Di Petungkriyono

Memang, daya magis Petungkriyono terus membius para pelancong yang datang kemari. Sampai-sampai tak ada habisnya Petungkriyono menjadi bahan perbincangan. Sebab, untuk bisa benar-benar menikmati kawasan hutan ini, juga untuk memahami kawasan hutan ini, tak cukup hanya sekali-dua kali datang kemari. Jika dikalkulasi, akan menghabiskan ratusan atau bahkan ribuan cangkir kopi yang tersaji di atas meja. Hanya untuk menyingkap misteri keindahan alam yang begitu menggoda, dengan kisah-kisah di balik Petungkriyono yang melegenda.

Ya, di sini pula surganya kopi. Aneka ragam jenis kopi tersedia. Tenda-tenda warung kopi dan kedai-kedai mudah didapati. Di sekitaran area wisata atau di pinggiran jalan lintas yang menghubungkan desa-desa. Popularitas kopi telah mendorong para pelaku UMKM mengasah daya kreasi mereka. Terus menemukan cara terbaik untuk menyuguhkan kopi—terutama Kopi Petungkriyono—kepada siapapun yang datang berkunjung, sebagai sambutan penuh kehangatan dan keakraban. Apapun alasannya, Kopi Petung akan selalu memiliki ruang khusus bagi para penikmatnya.

Alam dan Kopi menjadi teman karib di sela-sela obrolan. Menikmati kopi di tengah hutan, diiringi gemericik air yang tersuara lewat ceruk-ceruk sungai di lembah dengan curug yang terjal, menjadi pilihan terbaik untuk membunuh waktu di akhir pekan. Tetapi, hal itu tak boleh membuat upaya pelestarian alam menjadi lengah. Kehadiran wahana wisata, mesti menjadi berkah bagi warga sekitar juga bagi keindahan alam Petungkriyono yang harus tetap lestari. Sebuah harapan yang menyelimuti setiap mereka yang mencintai keindahan Petungkriyono.

BACA JUGA: Asal-usul Nama Petungkriyono dan Peninggalan yang ada

Rasa cinta pada alam Petungkriyono sudah semestinya tidak ditawar-tawar lagi. Kelestarian yang mesti terjaga pada hakikatnya memberi sumbang sih yang teramat besar bagi cadangan oksigen yang masih segar bagi kehidupan. Juga memberi sumbangan besar bagi tersedianya air yang kemurniannya menyejukkan. Teramat sayang, jika itu semua hilang ditelan zaman. Apalagi jika kembali mengenang kisah tentang perjuanngan segelintir anak manusia yang rela menyerahkan masa hidupnya untuk mengabdi bagi rumah sang Owa Jawa ini.

Adalah Kiswantoro, seorang mahasiswa IPB yang kala itu terpanggil membangun desa tempat ia dilahirkan, Petungkriyono.  Mula-mula, Wawan—sapaan karib Kiswanto, bersama dua teman mahasiswa, Yusuf Kholik dan Imam Saputra, membentuk sebuah komunitas. Mereka menamainya Komunitas Petungkriyono Berjuang. Saat itu, kalender yang tertempel di dinding rumah menunjuk pada angka 11 bulan Februari di tahun 2020.

Sejak kelahiran komunitas ini, ketiga mahasiswa yang mencemaskan keadaan warga desa dengan pendidikan yang belum pulih di tanah kelahirannya, mulai membulatkan tekad untuk meningkatkan taraf kehidupan warga. Terutama pada anak-anak muda desa. Satu per satu mereka rangkul. Menyusun berbagai kegiatan bersama.

Mulai dari pendampingan masuk kuliah, membuka berbagai kelas gratis dan menjalin kolaborasi dalam memecahkan persoalan. Semua dilakukan dalam semangat pemuda desa yang tak ingin dianggap ketinggalan zaman. Tetapi, langkah mereka agak tersendat. Permasalahan kurangnya dukungan dana, perbedaan latar belakang dan keterbatasan fasilitas menjadi masalah yang perlu dicarikan solusinya.

BACA JUGA: Kopi Owa Petungkriyono, Salah Satu Kopi Bersejarah Dari Pekalongan

Sebagai pejuang, sekali layar terkembang pantang untuk berlabuh, perjalanan mesti diteruskan. Mereka tak henti-hentinya berusaha menemukan jalan keluar. Donasi pun dilakukan, untuk membuka lebar-lebar kesempatan bagi siapa saja—terutama warga desa—agar dapat ikut berperan dalam pemajuan desa. Diiringi rasa optimis yang tinggi dan rasa kepercayaan kepada masyarakat yang juga besar, satu per satu harapan itu terus lahir menjadi buah tangan termanis bagi warga. Tangan-tangan kreatif anak-anak muda desa ini mampu menghadirkan keajaiban-keajaiban yang tak terbayangkan sebelumnya, hingga tercetuslah gagasan membangun kawasan ekowisata berbasis pendidikan. Tumbuh pula kesadaran untuk terus berkembang.

Sayang, di saat usaha mereka berjuang, tersiar kabar tentang pandemi yang telah meruntuhkan harapan warga dunia. Tetapi, mereka tak ingin ikut terpuruk sebagaimana warga dunia lainnya. Berbekal spirit masa lampau Petungkriyono dengan kisah-kisahnya yang melegenda, mereka terus saja menerjang badai wabah itu. Alam yang begitu kaya, pepohonan yang tumbuh dengan kokoh, tak mengenal waktu. Terus saja tumbuh.

BACA JUGA: Perjalanan Menegangkan Saat Membelah Hutan Petungkriyono

Begitu pun dengan semangat mereka untuk menumbuhkan kesadaran warga. Mereka terus memompa kesadaran manusia sebagai sumber daya yang tak boleh berhenti untuk mengelola dan menjalin hubungan baik dengan alam. Sebab, kunci utama dari segala jawaban atas pertanyaan ada pada upaya manusia membangun harmoni dengan alamnya. Di sinilah, mereka terus beraksi, turun ke lapangan, menapak selangkah demi selangkah untuk tetap memegang teguh pada harapan, meski dengan segala keterbatasan.

Ya, keterbatasan bukan alasan buat mereka untuk menghentikan langkah. Sebaliknya, segala keterbatasan itu adalah batu loncatan yang mesti mereka lalui bersama. Keterbatasan menjadikan mereka tumbuh dan maju. Belajar dan terus belajar, untuk kemudian memahami hakikat hidup dan memaknai kehidupan. Berjuang memang tidak kenal lelah. Dan, di balik setiap kemajuan peradaban, tentu ada banyak orang yang telah berusaha dan terus berjuang.

Tags: EsaikomunitasKomunitas Petungkriyono BerjuangPetungkriyono

Mau Ikutan Menulis?

Kamu bisa bagikan esai, opini, pengalaman, uneg-uneg atau mengkritisi peristiwa apa saja yang bikin kamu mangkel. Karya Sastra juga boleh kok. Sapa tahu kirimanmu itu sangat bermanfaat dan bisa dibaca oleh jutaan orang. Klik Begini caranya


Suwandi Aris

Suwandi Aris

Penunggu Mars di atas bumi Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam

Sapa Tahu, Tulisan ini menarik

Tiga tujuan pendidikan yang dirumuskan Ibnu Khaldun

Mengkaji Makna dan Tujuan Pendidikan Lewat Pemikiran Ibnu Khaldun

Juni 24, 2022
147
Kisah Pemuda Miskin yang Memeluk Raja

Kisah Pemuda Miskin yang Memeluk Raja

Juni 17, 2022
181
Burung Kicau Terbaik 2022

Ini Lho 7 Burung Kicau yang Menjadi Primadona di Tahun 2022

Juni 16, 2022
877
Memulai Bisnis Fotografi unutk Pemula

Mau Bikin Usaha Fotografi? Begini Caranya!

Juni 12, 2022
148
Berdasarkan Curhatan Penghobi Airsoftgun, Ini Lho Perbedaan Airsoftgun Dengan Airgun

Berdasarkan Curhatan Penghobi Airsoftgun, Ini Lho Perbedaan Airsoftgun Dengan Airgun

Juni 10, 2022
169
Berkebun dengan lahan sempit dan terbatas di perumahan

Sebuah Tips Jika Ingin Berkebun di Lahan yang Sempit dan Terbatas

Juni 9, 2022
211
Load More


Ada Informasi yang Salah ?

Silakan informasikan kepada kami untuk segera diperbaiki. Pliss "Beritahu kami" Terima kasih!


TERBARU

Perjalanan aespa menemukan Black Mamba di Kwangya

Mengkaji Makna dan Tujuan Pendidikan Lewat Pemikiran Ibnu Khaldun

Fransis Pizza: Tempat Nguliner Tersembunyi Jogja yang Hanya Buka Dua Hari

Lewat Drama Shooting Stars Kita Jadi Tahu Huru-hara Dibalik Industri Hiburan Korea Selatan

Yakin Deh, Cuma Program Batik TV Ini yang Nggak Mengecewakan

Kehebatan Mobil Listrik Hyundai Ioniq 5 yang Perlu Kamu Tahu

Doa untuk Semesta

LAGI RAME

Wisata Tegal - Villa Guci Forest

Wisata Hits Terbaru Tegal di Villa Guci Forest

Mei 17, 2022
3.1k
Cafe Hits Batang Hello Beach

20 Cafe Hits Kekinian di Kabupaten Batang yang Keren Abis Buat Nongki-Nongki

Februari 13, 2022
4.2k
Wisata hits Purwokerto - Menggala Ranch

Menggala Ranch Banyumas, Wisata Ala View New Zealand di Jawa Tengah

Mei 25, 2022
849
Burung Kicau Terbaik 2022

Ini Lho 7 Burung Kicau yang Menjadi Primadona di Tahun 2022

Juni 16, 2022
877
Wisata Pekalongan Pantai Pasir Kencana

New Taman Wisata Pantai Pasir Kencana Kota Pekalongan

Maret 10, 2022
7.2k
Sate Winong Mustofa Purworejo

10 Rekomendasi Kuliner Enak di Purworejo Tahun 2022

November 9, 2021
1.6k
Wisata Hits Terbaru Jogja di HeHa Ocean View

Wisata Hits Terbaru Jogja di HeHa Ocean View

Maret 3, 2022
2.5k
Forest Kopi Batang

Inilah 10 Tempat Kuliner di Batang Paling Direkomendasikan untuk Wisatawan

April 9, 2020
30k
Landmark Dieng

Wisata ke Dieng Lewat Jalur Pekalongan

September 7, 2018
13.1k
Legenda Dewi Lanjar Pantai Utara

Kisah Legenda Asal-usul Dewi Lanjar

Agustus 12, 2016
34.8k

TENTANG  /  DISCLAIMER  /  KERJA SAMA  /  KRU  /  PEDOMAN MEDIA SIBER  /  KIRIM ARTIKEL

© 2021 KOTOMONO.CO - ALL RIGHTS RESERVED.
DMCA.com Protection Status
No Result
View All Result
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • OTOMONO
  • DUNIA GAME
  • K-POPers
  • OH JEBULE
  • FIGUR
  • NGULINER
  • PLESIR
  • PUSTAKA
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • KEARIFAN LOKAL
    • UMKM
    • NGABUBURIT
    • NYASTRA
    • EDUKASI
    • RELEASE
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Login
  • Sign Up

Kerjasama, Iklan & Promosi, Contact : 085326607696 | Email : advertise@kotomono.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In