KOTOMONO.CO – Setiap acara Maulid Nabi Muhammad SAW di Pekalongan selalu dirayakan dengan ramai. Bak penyambutan hari Kemerdekaan Indonesia, semua perpadu dalam suasana gembira. Banyak acara yang bisa diselenggarakan setiap bulan maulud, mulai dari acara pengajian di tiap Mushola dan Masjid kampung atau dalam bentuk lain yang selalu ramai dengan pengunjung.
Apalagi Pekalongan termasuk Kota Santri yang suka “rahatan” (serasehan) jadi setiap acara maulid akan banyak pengunjung yang hadir dan bersilaturahmi sebagai saudara seiman dan senegara.
Ditambah di Kota Pekalongan ada seorang Ulama Kharismatik yang sangat peduli dalam menyebaran dan penjaga benih-benih cinta tanah air. Beliau adalah Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya atau biasa di sapa dengan nama Abah. Beliau tanpa henti dan lelah untuk terus menggerakan umat agar senantiasa jangan melupakan sejarah dan budaya yang bisa menjadi landasan rasa nasionalisme di hati.
Kalau di Solo ada acara Gunungan Sekaten dan di Jogjakarta ada tradisi Grebeg Maulid, maka di Pekalongan ada acara Pajang Jimat namanya. Banyak yang salah menyebut pawai ini dengan nama “Panjang Jimat” padahal yang betul ialah Pajang Jimat. Sempat terdengar oleh saya kesalahan fatal yang dilakukan mc di Panggung Kehormatan. Awalnya MC tersebut bingung dalam menyebut nama pawai ini “Panjang atau Pajang”, sudah betul dengan “Pajang” kemudian ada seorang yang membisiki kalau yang benar adalah “Padang”, jadi pawainya bernama “Padang Jimat”, lebih salah lagi.
Baca : Kesenian Tari Batik Jlamprang Pekalongan
Apa itu Pawai Pajang Jimat ?
Pajang Jimat merupakan salah satu rangkaian acara yang diselenggarakan Kanzus Sholawat Habib Lutfi di Pekalongan dalam rangka Maulid Nabi Muhammad SAW. Selain mengadakan acara Maulid, Abah juga mengadakan acara Silahturahmi Nasional Ulama, TNI & POLRI dengan tujuan kukuh menjaga NKRI. Dengan begitu acara Maulid Nabi sering dibarengi dengan acara-acara semangat Nasionalisme.
Secara visual pengertian Pajang Jimat ialah sebuah parade kebangsaan dengan semangat maulid Nabi SAW untuk terus mencintai Ibu Pertiwi Indonesia atau Negara Kesatuan Republik Indonesia. Slogan yang diusung adalah NKRI HARGA MATI!!!
Ini jelas mengisyaratkan bahwa Kedaulatan Negara Indonesia tidak bisa di tawar oleh siapapun. Para peserta pawai pun semuanya tergabung, mulai dari TNI-POLRI, ormas NU, kelompok-kelompok musik Rampak yang ada di Pekalongan dan sekitarnya hingga luar kota seperti Demak-Jakarta-Semarang dll. Pawai Pajang jimat ini bisa dijadikan tali perekat bagi seluruh masyarakat, semua membaur dalam kebangsaan.
Kemudian secara khusus, pawai Pajang Jimat ini merupakan pesta bagi semua makhluk Tuhan yang ada di bumi. Semua dapat menikmati dan merayakannya. Kenapa disebut pesta bagi semua makhluk ? karena Baginda Rosul SAW sebagai rahmatan lil alamin, rahmat bagi seluruh ciptaan Allah SWT. Jadi tidak ada pengecualian bagi siapapun untuk ikut meramaikan acara pawai Pajang Jimat ini.
Baca : Peristiwa Berdarah 03 Oktober 1945 di Pekalongan
Maksud dan Tujuan Pawai Pajang Jimat

Pekalongan sebagai Kota Santri harus cinta kepada Baginda Nabi Muhammad SAW. Maulid adalah acara milik Nabi Muhammad, kita semua hanya pelaksananya saja. Pajang Jimat di acara Maulid juga dimaksudkan sebagai acara kegembiraan kita dalam berterima kasih kepada Nabi Mudammad SAW atas jasa beliau yang mencerahkan seluruh kehidupan umat.
Selain itu dari segi Kepariwisataan, Pajang Jimat jelas mempunyai manfaat yang luas biasa. Kemaslahatan bagi seluruh masyarakat Pekalongan dan sekitarnya yang mempunyai Budaya dan Seni Batik yang terkenal. Kedepan dengan adanya Pawai Pajang Jimat yang sudah rutin menjadi event tahunan bisa menarik para wisatawan untuk datang ke Pekalongan dengan harapan bisa melihat seni dan budaya-budaya yang ada di Pekalongan yang ditampilkan dalam pawai Pajang Jimat itu sendiri.
Juga dari segi Kebangsaan sudah sangat jelas seperti yang diterangkan diatas bahwa Pajang Jimat bisa menjadi pupuk untuk terus memperkuat Cinta Tanah Air Indonesia, Cinta NKRI dengan segudang kebinekaan yang dimilikinya.
Maulid Nabi selalu mengajarkan bagaimana kita mempertahankan apa yang kita miliki. Entah itu dengan ajaran syukur nikmat, ketaatan kepada yang kuasa, mengingat nabi, menjaga kedaulatan, maupun mencintai tanah air. Maulid Nabi mengajarkan bagaimana menjaga apa yang dianugrahkan Tuhan kepada kita. (“www.habiblutfi.net”)
Baca juga : Sejarah Tradisi Balon Udara Di Pekalongan
Jadi tak sedikit pula para peserta dari kelompok musik Rampak yang menampilkan lagu-lagu bernuansa Sholawatan dengan selipan lirik NKRI HARGA MATI.
Nah begitulah kupasan saya tentang Pawai yang fenomenal di awal tahun ini, pawai yang selalu disambut antusias oleh setiap orang tua maupun muda yang semuanya berkumpul menjadi satu. Sebagai Maskot dari acara Pajang Jimat ini adalah kelompok kolaborasi cantik antara Suma Budaya, Surya Budaya dan Kompak menampilkan Lakon “Semar Mandhito” yang sukses menghibur dan menyuguhkan penampilan spektakuler untuk warga masyarakat Pekalongan. Pada lain kesempatan akan saya kupas tersendiri apa itu Semar Mandhito secara rinci. So, terus ikuti atau subcribe blog ini untuk dapatkan kabar dan info menarik tentang Pekalongan Raya.
Jika dari sobat Cintapekalongan ada yang ingin disampaikan, silahkan bisa corat-coret di kolom komentar.
Salam Cinta Pekalongan
NKRI HARGA MATI !!!
Foto utama : Sarbu Riyono
Berikan komentarmu