• Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Term of Service
  • FAQ
Kotomono.co
  • Login
  • Register
  • ARTIKEL POPULER
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • K-Popers
  • PLESIRAN
  • PUSTAKA
  • NYASTRA
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • RELEASE
    • OTOMONO
    • FIGUR
    • OH JEBULE
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • UMKM
No Result
View All Result
  • ARTIKEL POPULER
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • K-Popers
  • PLESIRAN
  • PUSTAKA
  • NYASTRA
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • RELEASE
    • OTOMONO
    • FIGUR
    • OH JEBULE
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • UMKM
No Result
View All Result
Kotomono.co
No Result
View All Result
  • ARTIKEL POPULER
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • K-Popers
  • PLESIRAN
  • PUSTAKA
  • NYASTRA
  • LAINNYA
Ilustrasi Kawula FIksi Membaca Novel

Membaca novel/ilustrasi - pixabay

Pembelaan untuk Kawula Fiksi yang Sering Disepelekan

Elif Hudayana by Elif Hudayana
Januari 8, 2023
in ESAI
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

KOTOMONO.CO – Saya kerap gemas tiap kali mendapatkan judgement bahwa membaca fiksi adalah sebuah kesia-siaan. Penghakiman ini kerap saya dapatkan saat bertemu dengan seseorang yang preferensi bacaannya adalah buku non fiksi. Mereka bilang, fiksi sekadar tulisan halu. Mengonsumsinya terlalu banyak hanya akan membuat saya menjadi budak imajinasi.

Chakkaman chakkaman chakkamannn… Memangnya mereka sudah khatam berapa novel? Apakah mereka sudah menamatkan ratusan judul sehingga berhak menarik kesimpulan seperti itu? Atau, sudah ada upaya riset yang validitasnya bisa dipertanggung jawabkan?

Saya sih nggak yakin. Sepertinya mereka hanya asal nyeplos saja, tanpa mau tahu realitanya. Tampaknya mata mereka perlu diganjal agar bisa melihat lebih jelas isi buku fiksi.

Begini. Sebenarnya, banyak novel yang ditulis berlandaskan fenomena sosial. Isu-isu yang tengah ramai dan menjadi keresahan penulis kerap menjadi gagasan utama. Sebut saja budaya patriarki. Konstruksi sosial yang memberatkan perempuan ini sering menjadi topik utama novel Oka Rusmini.

Dalam buku Tarian Bumi, Tempurung, dan Kenanga, Oka Rusmini secara konsisten memberikan kritik terhadap praktik patriarki budaya tradisional Bali. Ia secara detail menggambarkan identitas, realitas, dan posisi perempuan dalam struktur masyarakat Bali.

Melalui tokoh utamanya, pembaca bisa menempatkan diri atau setidaknya menjadi saksi penderitaan tokoh utama tersebut. Sekali lagi, Oka Rusmini menuliskannya berlandaskan realita masyarakat Bali. Jika sudah merasakan posisi yang dikesampingkan tersebut, sangat tidak mungkin jika pembaca tetap mendukung praktik yang demikian.

Isu diskriminasi gender dan feminisme juga diangkat Okky Madasari dalam bukunya yang berjudul Entrok, 86, Maryam, dan Pasung Jiwa. Melalui plot cerita yang disuguhkan, pembaca bisa memahami bagaimana ketidakadilan itu sangat mencederai hak manusia. Dari sana kita bisa mengambil sikap bijak jika suatu saat hal tersebut terjadi.

Itu baru dua penulis dan tujuh judul buku. Sementara di Indonesia saja, banyak sekali penulis masyhur yang novelnya laris manis hingga kancah internasional. Apakah mereka hanya menjual imajinasi? Tentu tidak.

Penulis dunia sekelas Dan Brown–yang beberapa novelnya sudah diadaptasi ke layar lebar–juga tidak sekadar menjual misteri. Dia mendeskripsikan suatu tempat dengan sangat rinci dan jelas sampai-sampai kita bisa membayangkannya secara riil.

Setidaknya sekalipun teori konspirasi Dan Brown nggak bisa dibuktikan, dari novelnya kita bisa tahu dan dibuat mati penasaran dengan tempat bersejarah dunia.

BACA JUGA: Potret Patriarki di Tanah Papua dalam Novel Tanah Tabu karya Anindita S. Thayf

Hal ini tentu bukan sebuah kesia-siaan. Saat membaca Inferno, The Da Vinci Code, The Lost Symbol, Angels and Demons, Digital Fortres, dan Deception Poin, saya merasa tengah menjelajahi dunia. Lumayan kan bisa traveling made by imagination.

FYI, saya bilang traveling karena memang novel tadi semuanya berlatar tempat terkenal di beberapa negara. Tidak pure imajinasi juga karena penggambaran Dan Brown dan bangunan sebenarnya sangat mirip (yang ini sih hasil riset pribadi di Mbah Google ya).

Bagi saya, genre fiksi jauh lebih bisa dinikmati ketimbang buku non fiksi terlebih yang penuh teori. Ya, tentunya karena saya nggak mau bermumet-mumet ria memikirkan pandangan banyak tokoh terhadap satu fenomena. Cukuplah keruwetan beranjak dewasa saja.

Seperti topik patriarki tadi, misalnya. Membaca novel justru membikin saya lebih paham kenapa saya harus memutus rantai budaya tersebut. Jika ditanya secara teoritis, mungkin saya akan gelagapan. Namun jika membicarakan fenomenanya, saya bisa menjadikan cerita fiktif tadi sebagai bahan rujukan dan comparing dengan fakta lapangan.

BACA JUGA: Rekomendasi Novel yang Bisa Bikin Kamu Sesenggukan Banjir Air Mata

Novel memang tidak memberikan pengetahuan secara teoritis. Melalui jalan ceritanya, penulis bisa memberikan gambaran secara lebih gamblang tentang topik yang diangkat. Secara tidak sadar, pembaca novel juga mendapatkan insight baru secara emosional.

Unsur emosional inilah yang menurut saya menjadi perbedaan besar yang cukup mencolok antara buku fiksi dan non fiksi. Novel dengan kompleksitas problem setiap karakternya bisa membuat pembaca memahami cara bersikap seseorang.

Penikmat fiksi menjadi lebih terasah kecerdasan emosionalnya. Mereka bisa menjadi lebih peka, berempati, hati-hati dalam bertindak, dan memahami orang lain dengan lebih baik sekalipun banyak terdapat perbedaan. Membaca fiksi juga bisa memperbanyak perbendaharaan kata.

Jadi, masih mau menghakimi kawula fiksi?

BACA Tulisan-tulisan menarik dari Elif Hudayana lainnya.

Artikel Terkait

Jajanan Khas Bulan Puasa Wong Batang #2

Yang Diperjuangkan Feminis: Merangkul Korban Kekerasan Seksual hingga Membuka Pintu Laki-laki Menjadi Bapak Rumah Tangga

Sadfishing Bukan Budaya Kita, Budaya Kita Membagikan Meme Kocak

Tags: EsaiMembacaNovelOka RusminiOpini
Dapatkan berita terupdate dari Kotomono di:
Elif Hudayana

Elif Hudayana

PENULIS KOTOMONO
Punya satu mulut dua telinga

Sapa Tahu, Tulisan ini menarik

Jajanan Khas Ramadhan - Es Barteh

Jajanan Khas Bulan Puasa Wong Batang #2

Maret 17, 2023
140
Yang Diperjuangkan Feminis

Yang Diperjuangkan Feminis: Merangkul Korban Kekerasan Seksual hingga Membuka Pintu Laki-laki Menjadi Bapak Rumah Tangga

Maret 9, 2023
158
Sadfishing Bukan Budaya Kita, Budaya Kita Membagikan Meme Kocak

Sadfishing Bukan Budaya Kita, Budaya Kita Membagikan Meme Kocak

Maret 8, 2023
226
Megono Khas Pekalongan

Megono Khas Pekalongan Bukan Cuma Cecek, Berikut Jenis Lainnya

Maret 7, 2023
160
Kelebihan TikTok Shop

Kelebihan TikTok Shop yang Tidak Dimiliki Marketplace Lain

Maret 3, 2023
157
Lagu JKT48 Tema Kehidupan Sampai Percintaan

6 Lagu JKT48 yang Mungkin Relate Denganmu, Tema Kehidupan Sampai Percintaan

Februari 24, 2023
263
Load More
Next Post
Cafe Hits Jogja - Delevasi Coffee

Delevasi Coffee, Spot Tongkrongan Kece di Yogyakarta

Keresahan Kaum Non good looking

Keresahan Kaum Non Good Looking Atas Standar Buatan Sendiri, Beserta Solusinya

Wisata Hits Jogja - Obelix Village River Deck

Obelix Village, Wisata Baru yang Lagi Hype di Yogyakarta

komentarnya gan

Ada Informasi yang Salah ?

Silakan informasikan kepada kami untuk segera diperbaiki. Pliss "Beritahu kami" Terima kasih!

TERBARU

Banda Neira: Serpihan Surga Bagian Timur Indonesia

Cerpen: Burung Kakaut

Penyebab Terdakwa Tragedi Kanjuruhan Bebas, Begini Tanggapan Angin

Rekomendasi Hotel Staycation Jogja, Under 500 Ribu!

AESPA Comeback Bulan Mei: Sang Leader K-Pop Gen 4 Telah Kembali

Jajanan Khas Bulan Puasa Wong Batang #2

Ikan Kembung: Khasiat, Nutrisi, dan Resep Olahannya yang Lezat

LAGI RAME HARI INI

Resensi Buku Loneliness is My Best Friend karya Alvi Syahrin

Kamu Tidak Sendirian, Karena Kamu Punya Kamu

November 1, 2022
1.2k
Penyebab Terdakwa Tragedi Kanjuruhan Bebas, Begini Tanggapan Angin

Penyebab Terdakwa Tragedi Kanjuruhan Bebas, Begini Tanggapan Angin

Maret 18, 2023
175
Wisata hits Purwokerto - Menggala Ranch

Menggala Ranch Banyumas, Wisata Ala View New Zealand di Jawa Tengah

Mei 25, 2022
5.6k
Sate Winong Mustofa Purworejo

10 Rekomendasi Kuliner Enak di Purworejo Tahun 2023

November 9, 2021
5.8k
Wisata Hits Bandung - Talaga Pineus Riverside Camp Pangelangan

Talaga Pineus Riverside Camp Itu Tempat Camping Asyik Tanpa Ribet

Agustus 13, 2022
2.7k
Senopati dan ratu kidul

Kisah Misteri Bahurekso, Rantamsari Dan Serabi Kalibeluk Batang

Maret 14, 2018
10k
Review Buku Novel Ezaquel

Resensi Novel Ezaquel Karya Siti Habibah

April 12, 2022
2.3k
Landmark Dieng

Wisata ke Dieng Lewat Jalur Pekalongan

September 7, 2018
15.7k
Hotel Staycation Jogja - Agarra Villa

Rekomendasi Hotel Staycation Jogja, Under 500 Ribu!

Maret 17, 2023
164
Cerpen Horor Burung Kakaut

Cerpen: Burung Kakaut

Maret 19, 2023
148
header-kotomono

RINGAN-RINGAN SEDAP

 

TENTANG  /  DISCLAIMER  /  KERJA SAMA  /  KRU  /  PEDOMAN MEDIA SIBER  /  KIRIM ARTIKEL

© 2023 KOTOMONO.CO - ALL RIGHTS RESERVED.
DMCA.com Protection Status
No Result
View All Result
  • ARTIKEL POPULER
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • K-POPers
  • PLESIRAN
  • PUSTAKA
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • RELEASE
    • NYASTRA
    • OH JEBULE
    • OTOMONO
    • FIGUR
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • UMKM
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Login
  • Sign Up

Kerjasama, Iklan & Promosi, Contact : 085326607696 | Email : advertise@kotomono.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In