KOTOMONO.CO – Pemerintah Pusat resmi melarang Mudik 2021 yang semula diprediksi akan berlangsung pada 6-17 Mei 2021. Pelarangan mudik ini telah dipertimbangkan masak-masak demi mengendalikan risiko penularan Covid-19. Hal itu juga sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Keputusan melarang mudik beriringan dengan angka penularan Covid-19 yang terbilang cukup tinggi, terutama pasca libur panjang tempo hari.
“Ditetapkan bahwa tahun 2021 mudik ditiadakan. Berlaku untuk seluruh ASN/TNI-Polri karyawan swasta maupun pekerja mandiri dan seluruh masyarakat,” kata Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebuayaan Muhadjir Effendy, pekan lalu, seperti dikutip CNBC Indonesia.
Bukan hanya itu, Menteri Kesehatan RI, Budi Gunawan Sadikin mengatakan kalau masa libur lebaran berpotensi muncul kenaikan kasus Covid-19 antara 30-50 persen. Belum lagi dampak kenaikan signifikan dari libur Natal dan Tahun Baru kemarin masih saja terasa akibatnya.
“Di seluruh dunia kita tahu dalam minggu-minggu terakhir (kasus aktif) naik kembali. Banyak teori mengenai ini tapi saya belum berani bilang yang pasti, tapi ini karena adanya varian terbaru yang dari London. Indonesia baru masuk di bulan Januari dan sampai saat ini kita belum tahu berapa persen, tapi baiknya kita antisipasi jangan sampai kejadian di kita,” kata Budi Gunawan Sadikin, dikutip CNBC Indonesia.
Meski begitu, agaknya pelarangan mudik bagi masyarakat Jawa Tengah bukanlah sebuah persoalan yang perlu dipusingkan. Sebab Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah akan menyediakan ruang isolasi. Hal ini untuk mengantisipasi para perantau yang masih ngeyel tetap mudik walaupun sudah dilarang. Hal itu disampaikan oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat menyambangi Gudang Bulog Banaran, Kecamatan Delanggu, Klaten pada Senin (29/3).
“Karena ada yang bolos-bolos nekat mudik, maka kita siapkan tempat isolasi. Berdasarkan pengalaman tahun lalu kita jangan ambil risiko,” kata Ganjar seperti dikutip detikcom.
Ganjar mengatakan, hal itu dilakukan mengingat pengalaman tahun kemarin yang meskipun dilarang, masih banyak masyarakat yang nekat mudik. Lebih lanjut ia mengatakan, pihaknya akan menunggu tindak lanjut dari para menteri dan kerjasama antar provinsi mengenai hal ini. Selain itu juga menanti koordinasi dengan kepolisian dan antara Pemkot maupun Pemkab yang ada di Jawa Tengah.
“Mudik sudah dilarang tapi seperti tahun lalu ada saja yang bolos. Maka kita akan nunggu para menteri secara sektoral yang akan mengatur, misalnya Menteri Perhubungan akan mengatur transportasi mana yang boleh jalan,” pungkas Ganjar.
Bagaimanapun, langkah Pemprov Jateng ini perlu kita apresiasi. Dengan menyediakan ruang isolasi, menunjukkan bahwa Pemprov Jateng sangat menyayangi dan paling mengerti warganya. Jadi sebelum masyarakatnya tetap melakukan mudik kendati dilarang, Pemprov Jateng sudah selangkah lebih dulu. Ya walaupun yang namanya ngeyel ya tetep ngeyel sih~
(MoehArs)