• Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Term of Service
  • FAQ
Kotomono.co
  • Login
  • Register
  • ARTIKEL POPULER
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • K-Popers
  • PLESIRAN
  • PUSTAKA
  • NYASTRA
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • RELEASE
    • OTOMONO
    • FIGUR
    • OH JEBULE
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • UMKM
No Result
View All Result
  • ARTIKEL POPULER
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • K-Popers
  • PLESIRAN
  • PUSTAKA
  • NYASTRA
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • RELEASE
    • OTOMONO
    • FIGUR
    • OH JEBULE
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • UMKM
No Result
View All Result
Kotomono.co
No Result
View All Result
  • ARTIKEL POPULER
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • K-Popers
  • PLESIRAN
  • PUSTAKA
  • NYASTRA
  • LAINNYA
Pendidikan dan Strategi Mendorong Perempuan Berkemajuan

Ilustrasi Foto: bernamacom

Pendidikan dan Strategi Mendorong Perempuan Berkemajuan

Akhmad Khoirul Munir by Akhmad Khoirul Munir
Desember 7, 2021
in ESAI
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

KOTOMONO.CO – Amanat Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 tentang pendidikan sebagai hak semua warga negara agaknya masih harus menghadapi banyak batu sandungan. Salah satunya berkenaan dengan masalah bias gender atau kesenjangan gender.

Sebagian masyarakat negeri ini masih saja menempatkan laki-laki lebih unggul dibandingkan perempuan. Bahkan, mereka menganggap perempuan tidak memerlukan pendidikan tinggi. Akibatnya, jumlah terpelajar perempuan jauh lebih sedikit dibandingkan laki-laki.

Situasi ini mau tak mau akan mempersempit gerak perempuan di ranah sosial, ekonomi, hukum, budaya, keagamaan dan politik. Di bidang ekonomi misalnya, kaum perempuan acapkali harus menelan ludah dengan penuh kekecewaan karena keringat mereka diupah lebih rendah dibandingkan laki-laki, sekalipun tanggung jawabnya dalam bekerja sama.

Keterdesakan ekonomi dan pandangan tradisional yang demikian, membuat mereka rentan mengalami tekanan yang lebih besar. Mereka mesti siap menghadapi kenyataan, bahwa mereka akan dinikahkan jauh sebelum usia mereka dewasa.

BACA JUGA: Perempuan Itu Tidak Seharusnya Menjadi Pelayan atau Diperlakukan Seperti Pelayan

Dari catatan tahun 2018, diperkirakan satu dari sembilan anak Indonesia menikah sebelum usia 18 tahun. Sebanyak 1,2 juta perempuan menikah sebelum 18 tahun (Sari, 2021). Usia di bawah 18 tahun masih digolongkan sebagai anak, sehingga perkawinan di bawah usia 18 tahun adalah perkawinan anak.

Malahan, sekarang ini Indonesia menduduki peringkat kedua di ASEAN dan peringkat kedelapan di dunia untuk kasus perkawinan anak. Dari 34 provinsi yang ada, 22 provinsi tercatat sebagai penyumbang angka perkawinan anak (Pranita, 2021). Melansir tribunnews.com, selama masa pandemi Covid-19, pernikahan anak di Indonesia bahkan semakin meningkat, naik hingga 300 persen.

Memang, bisa saja menikahkan anak perempuan dalam usia muda tidak dapat begitu saja dipersalahkan. Akan tetapi, pernikahan usia anak berisiko tinggi bagi terjadinya kekerasan berbasis gender hingga berujung pada tingginya angka perceraian.

Tidak hanya itu, potensi risiko kematian ibu muda pun turut membesar. Seperti dilaporkan, angka kematian ibu meningkat dua sampai empat kali lipat pada kehamilan usia dini dibandingkan dengan kehamilan di atas usia 20 tahun (Chalid, 2018). Fenomena ini tentu mengindikasikan berlakunya ketidaksetaraan gender yang meliputi tiga dimensi, yaitu kesehatan reproduksi, pemberdayaan, dan kegiatan ekonomi.

Sebagaimana disebutkan sebelumnya bahwa anak perempuan yang menikah di usia dini juga menghadapi masalah dalam pendidikannya. Ada banyak kasus anak perempuan terpaksa putus sekolah karena peraturan sekolah tidak membolehkan perempuan yang telah menyandang predikat sebagai istri/ibu masuk ke ruang kelas.

BACA JUGA: Bukan Hanya Perempuan, Laki-laki pun Dirugikan oleh Patriarki

Makin lebarlah kesenjangan gender yang dialami perempuan. Makin besar pula peluang perempuan untuk tersubordinatkan. Bahkan, tak jarang mereka menjadi target dari kasus pelecehan atau kekerasan seksual. Dalam hal lain, subordinasi ini juga memengaruhi mereka di dalam mendapatkan hak yang terbaik, bahkan untuk kesehatannya sendiri.

Ketakberdayaan kaum perempuan ini tentu saja mesti disikapi lebih serius. Paradigma masyarakat tentang bias gender mesti diubah. Salah satunya dengan mendorong setiap keluarga untuk memberikan hak pendidikan tinggi dan memberikan ruang bagi anak perempuan untuk memaksimalkan potensi yang dimilikinya.

Sudah barang pasti, untuk mewujudkan cita-cita itu tidak bisa dilakukan sendirian. Perlu upaya pengerahan seluruh komponen dan elemen masyarakat. Selain itu, dibutuhkan pula penentuan strategi yang melibatkan pemerintah, sektor swasta, organisasi non pemerintah hingga media. Harapannya, terbangun sinergitas dan paralelitas untuk benar-benar menginternalisasi bahwa perempuan merupakan kekuatan yang harus didukung secara holistik melalui kebijakan dan program yang inklusif.

Intervensi melalui jalur regulasi yang pro masalah gender sangat diperlukan. Terutama untuk mengikis budaya dan tradisi masyarakat yang merugikan kesehatan perempuan dan anak. Tentu, regulasi tersebut mesti bersifat menyeluruh ke segala bidang. Didukung pula dengan penguatan di tingkat akar rumput yang melibatkan semua organisasi masyarakat sipil.

Peningkatan kapasitas pemimpin lokal, guru, pemimpin muda, dan para pemimpin agama juga sangat dibutuhkan. Dalam hal ini, agama merupakan fondasi bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, serta memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan bermasyarakat.

Oleh karena itu, penanaman nilai-nilai kesetaraan gender berdasarkan perspektif agama mesti lebih digaungkan lagi. Khususnya, pandangan agama yang meletakkan perempuan dan laki-laki dalam kedudukan yang sama di mata Sang Pencipta. Sehingga, apapun bentuk subordinasi kaum perempuan mesti dipandang sebagai tindakan yang melawan hukum Tuhan.

Dalam perspektif agama Islam misalnya, menempatkan perempuan pada posisi sangat terhormat dan mulia sesuai dengan kodrat dan tabiatnya. Perempuan tidak berbeda dengan kaum laki-laki dalam masalah kemanusiaan dan hak-haknya.

BACA JUGA: Salahkah jika seorang sarjana memilih menjadi Ibu Rumah Tangga?

Dari sini pula, nilai-nilai kesetaraan gender harus disebarkan dan ditanamkan ke setiap lapisan masyarakat, baik melalui sekolah, universitas, komunitas, media, pers mahasiswa, hingga pusat-pusat keagamaan dan kebudayaan. Paling tidak kita punya harapan bahwa bias gender akan dapat diretas pada generasi mendatang.

Mengingat populasi kaum perempuan di Indonesia mencapai 49,42% (hampir separuh dari total penduduk Indonesia), upaya untuk menyadarkan pentingnya kesetaraan bukan lagi diperlukan. Akan tetapi, sudah menjadi keharusan. Sebab, perempuan merupakan setengah dari potensi sumber daya manusia (SDM) bangsa ini. Jika mereka berdaya secara optimal, maka akan turut serta menjadi motor kekuatan demi membangun Indonesia yang adil, makmur dan sejahtera.

*Sumber tulisan dari berbagai sumber

 

Artikel Terkait

Jajanan Khas Bulan Puasa Wong Batang #2

Yang Diperjuangkan Feminis: Merangkul Korban Kekerasan Seksual hingga Membuka Pintu Laki-laki Menjadi Bapak Rumah Tangga

Sadfishing Bukan Budaya Kita, Budaya Kita Membagikan Meme Kocak

Tags: Dunia PerempuanEsaiPendidikanperempuanUUD 1945
Dapatkan berita terupdate dari Kotomono di:
Akhmad Khoirul Munir

Akhmad Khoirul Munir

Menjadilah

Sapa Tahu, Tulisan ini menarik

Jajanan Khas Ramadhan - Es Barteh

Jajanan Khas Bulan Puasa Wong Batang #2

Maret 17, 2023
140
Yang Diperjuangkan Feminis

Yang Diperjuangkan Feminis: Merangkul Korban Kekerasan Seksual hingga Membuka Pintu Laki-laki Menjadi Bapak Rumah Tangga

Maret 9, 2023
158
Sadfishing Bukan Budaya Kita, Budaya Kita Membagikan Meme Kocak

Sadfishing Bukan Budaya Kita, Budaya Kita Membagikan Meme Kocak

Maret 8, 2023
226
Megono Khas Pekalongan

Megono Khas Pekalongan Bukan Cuma Cecek, Berikut Jenis Lainnya

Maret 7, 2023
160
Kelebihan TikTok Shop

Kelebihan TikTok Shop yang Tidak Dimiliki Marketplace Lain

Maret 3, 2023
157
Lagu JKT48 Tema Kehidupan Sampai Percintaan

6 Lagu JKT48 yang Mungkin Relate Denganmu, Tema Kehidupan Sampai Percintaan

Februari 24, 2023
263
Load More
Next Post
Membandingkan anak sulung, tengah atau bontot

Jika Kita Bisa Memilih, Pengennya Jadi Anak Pertama, Tengah, atau yang Bontot?

kobessah kopi Jogja

4 Hal yang Membuat Saya Heran saat Ngopi di Kobessah Kopi Jogja

Profile Janis Joplin

Janis Joplin: Queen of Blues Berjiwa Merdeka

komentarnya gan

Ada Informasi yang Salah ?

Silakan informasikan kepada kami untuk segera diperbaiki. Pliss "Beritahu kami" Terima kasih!

TERBARU

Banda Neira: Serpihan Surga Bagian Timur Indonesia

Cerpen: Burung Kakaut

Penyebab Terdakwa Tragedi Kanjuruhan Bebas, Begini Tanggapan Angin

Rekomendasi Hotel Staycation Jogja, Under 500 Ribu!

AESPA Comeback Bulan Mei: Sang Leader K-Pop Gen 4 Telah Kembali

Jajanan Khas Bulan Puasa Wong Batang #2

Ikan Kembung: Khasiat, Nutrisi, dan Resep Olahannya yang Lezat

LAGI RAME HARI INI

Resensi Buku Loneliness is My Best Friend karya Alvi Syahrin

Kamu Tidak Sendirian, Karena Kamu Punya Kamu

November 1, 2022
1.2k
Penyebab Terdakwa Tragedi Kanjuruhan Bebas, Begini Tanggapan Angin

Penyebab Terdakwa Tragedi Kanjuruhan Bebas, Begini Tanggapan Angin

Maret 18, 2023
175
Wisata hits Purwokerto - Menggala Ranch

Menggala Ranch Banyumas, Wisata Ala View New Zealand di Jawa Tengah

Mei 25, 2022
5.6k
Sate Winong Mustofa Purworejo

10 Rekomendasi Kuliner Enak di Purworejo Tahun 2023

November 9, 2021
5.8k
Wisata Hits Bandung - Talaga Pineus Riverside Camp Pangelangan

Talaga Pineus Riverside Camp Itu Tempat Camping Asyik Tanpa Ribet

Agustus 13, 2022
2.7k
Senopati dan ratu kidul

Kisah Misteri Bahurekso, Rantamsari Dan Serabi Kalibeluk Batang

Maret 14, 2018
10k
Review Film Unlocked (2023) Netflix Korea

Review Film Unlocked (2023): Bikin Parno!

Februari 26, 2023
262
Review Buku Novel Ezaquel

Resensi Novel Ezaquel Karya Siti Habibah

April 12, 2022
2.3k
Hotel Staycation Jogja - Agarra Villa

Rekomendasi Hotel Staycation Jogja, Under 500 Ribu!

Maret 17, 2023
165
Adipati Djayaningrat Pekalongan

Sosok Adipati Djayadiningrat (Tan Kwee Djan)

Juni 6, 2020
2.9k
header-kotomono

RINGAN-RINGAN SEDAP

 

TENTANG  /  DISCLAIMER  /  KERJA SAMA  /  KRU  /  PEDOMAN MEDIA SIBER  /  KIRIM ARTIKEL

© 2023 KOTOMONO.CO - ALL RIGHTS RESERVED.
DMCA.com Protection Status
No Result
View All Result
  • ARTIKEL POPULER
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • K-POPers
  • PLESIRAN
  • PUSTAKA
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • RELEASE
    • NYASTRA
    • OH JEBULE
    • OTOMONO
    • FIGUR
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • UMKM
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Login
  • Sign Up

Kerjasama, Iklan & Promosi, Contact : 085326607696 | Email : advertise@kotomono.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In