• Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Term of Service
  • FAQ
Kotomono.co
No Result
View All Result
  • Login
  • Register
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • UMKM
  • OH JEBULE
  • FIGUR
  • PLESIR
  • NGULINER
  • WISDOM
  • PUSTAKA
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • NYASTRA
    • NGABUBURIT
    • RELEASE
    • EDUKASI
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • UMKM
  • OH JEBULE
  • FIGUR
  • PLESIR
  • NGULINER
  • WISDOM
  • PUSTAKA
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • NYASTRA
    • NGABUBURIT
    • RELEASE
    • EDUKASI
No Result
View All Result
Kotomono.co
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • UMKM
  • OH JEBULE
  • FIGUR
  • PLESIR
  • NGULINER
  • WISDOM
  • PUSTAKA
  • LAINNYA
Kodrat seorang Perempuan

Gambar oleh Free-Photos

Perempuan Itu Tidak Seharusnya Menjadi Pelayan atau Diperlakukan Seperti Pelayan

Shohibatul Husna by Shohibatul Husna
Oktober 1, 2021
in ESAI
0
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

KOTOMONO.CO – Orang-orang Jawa tentu dekat dengan pepatah bahwa perempuan itu urusannya ada tiga, yakni kasur, dapur, dan sumur. Ada satu lagi yang serupa, dengan menggunakan bahasa Jawa, yakni masak, macak dan manak.

Kasur dan manak (melahirkan) memiliki maksud yang sama, yakni sebagai kodrat perempuan dengan kemampuannya mengandung lalu melahirkan. Dapur-masak juga satu makna, yakni sudah menjadi tugas perempuan untuk memasak, menyiapkan makanan, memenuhi kebutuhan pangan untuk suami dan anak-anaknya. Sementara sumur, dalam hal ini menjadi simbol sumber air, yang pada zaman dahulu berguna dalam seluruh aktivitas kebersihan.

Artinya, bahwa perempuan memiliki tanggung jawab atas kebersihan rumah, berkaitan juga dengan air, yakni mencuci, mengepel, menyapu, membersihkan peralatan rumah tangga dan lain sebagainya. Lain halnya dengan macak (make up), yang dalam bahasa Indonesia berarti berias. Maksudnya adalah bahwa perempuan dianggap sebagai perhiasan, maka harus berhias diri atau pandai memoles wajah.

Lantas sejatinya perempuan ini apa? Apakah ia adalah pelayan rumah tangga? Pepatah di atas seakan membendakan perempuan. Perempuan seolah tidak memiliki daya untuk melakukan apa yang dimau, namun harus melakukan tuntutan yang hadir di masyarakat sekitar. Anak perempuan dicetak untuk bisa melayani dan mengurus rumah. Sementara anak laki-laki dibiarkan hanya mengerti urusan listrik, kabel, bengkel, genteng, dan hal-hal yang memang termasuk wilayahnya.

BACA JUGA: Aa Gym, Tolong, Bedakan Antara Perempuan dan Kendaraan Bermotor!

Sayangnya, konstruksi ini sudah sangat mengakar kuat di lingkungan masyarakat kita. Pokoknya urusan bersih-bersih dan memasak, itu bagian perempuan. Padahal, seharusnya tidak seperti itu. Sebab hal itu sama saja dengan tidak memanusiakan perempuan. Segala urusan rumah, dibebankan tanggung jawabnya kepada perempuan. Bahkan sedari ia kecil, banyak keluarga yang mendidiknya demikian, namun tidak bagi anak laki-laki.

Jika kita mengacu pada histori Islam sendiri, bagaimana Nabi Muhammad SAW memperlakukan perempuan dahulu, utamanya terhadap istri-istrinya, sangat jauh berbeda dengan penampakan yang terlihat di masyarakat kita. Pun bagaimana beliau turut mengurusi urusan domestik di rumahnya.

Mungkin sebagian dari kita tahu bahwa Nabi Muhammad Saw. pernah menjahit pakaiannya sendiri ketika sobek, yang justru memeluk Aisyah tatkala tengah marah, tidak rela Fatimah dipoligami, menikahi janda-janda tua untuk dimerdekakan, tidak menuntut istrinya untuk memasak, serta tidak mencela masakan istrinya jika keasinan. Hal-hal tersebut bukankah terasa asing dan sangat jarang kita temukan di sekitar kita?

Banyak sekali orang-orang, baik laki-laki bahkan tidak jarang perempuan itu sendiri kemudian mengatasnamakan ‘ajaran agama’ bahwa ya memang perempuan seperti itu. Hal ini karena banyak orang yang luput atas tindakan Nabi Muhammad Saw. tadi, bahkan mungkin sejatinya mereka tahu, namun bersikap denial. Sebab lagi-lagi, budaya yang ada, konstruksinya memang begitu. Seolah tidak boleh diganggu gugat lagi.

BACA JUGA: Apakah Menjadi Perempuan itu Sulit?

Kalis Mardiasih dalam bukunya yang berjudul Sister Fillah You’ll Never Be Alone, menyatakan bahwa perempuan memiliki pengalaman biologis yang cukup berat dan berlangsung cukup lama dengan kondisi tertentu. Misalnya, dalam setiap bulan, perempuan pasti mengalami menstruasi selama kurang lebih satu minggu. Kemudian perempuan juga bisa mengandung dengan durasi selama kurang lebih 9 bulan. Pun ketika kemudian melahirkan dalam kurun waktu bisa sekian jam atau hari.

Setelah anaknya lahir, perempuan juga mengalami nifas, lalu harus menyusui selama 2 tahun. Sementara laki-laki hanya memiliki pengalaman biologis dengan waktu yang singkat yakni berhubungan seksual dan mimpi basah. Hal ini menunjukkan bahwa konstruksi tubuh perempuan sudah sedemikian rumit dan menyakitkan.

Pada hakikatnya, urusan domestik rumah tangga seperti memasak, menyapu dan mencuci merupakan keterampilan dasar hidup manusia, tidak terbatas hanya urusan perempuan semata. Toh bukankah lebih ringan melakukan pekerjaan secara bersama-sama?

Maka seharusnya perempuan berhak untuk beristirahat ketika memang terasa sangat lelah untuk memasak. Atau mungkin ketika sedang masuk periode menstruasi, merasa nyeri dan lemas, ia berhak untuk tidur, mengistirahatkan tubuhnya. Bukan memaksanya untuk mencuci, namun berikan ruang  bagi perempuan untuk melakukannya dengan dasar suka cita dan perasaan rela.

BACA JUGA: Dear Orang yang Pamer Lamaran di Medsos, Yakin Bakal Lanjut Nikah?

Tidak perlu dipaksa atau sampai dimarahi ketika perempuan tidak sanggup melakukan pekerjaan domestik. Syukur-syukur laki-laki mau turun tangan melakukannya sendiri.

Dalam konstruksi sosial di masyarakat kita memang seringkali melihat konsep kehidupan rumah tangga dengan istri yang bertugas layaknya pelayan. Katanya, hal itu sebagai bentuk pengabdian dan kebaktian terhadap suaminya. Pun termasuk ketika dalam urusan ranjang, istri dikatakan harus selalu melayani suaminya untuk berhubungan badan, bahkan dengan dalih hadits dan ayat suci al-Qur’an.

Padahal perempuan tidak selalu berada dalam kondisi siap atau sanggup. Hal ini mengingat tugas-tugasnya di rumah yang seabrek. Belum lagi jika perempuan juga memiliki kegiatan sosial di luar rumah ataupun pekerjaan sampingan lainnya.

Padahal konsep kehidupan rumah tangga seperti itu tidaklah seimbang. Kehidupan rumah tangga akan jauh lebih baik jika dibangun atas dasar prinsip mubadalah atau kesalingan. Artinya kedua belah pihak, laki-laki (suami) dan perempuan (istri) saling bertanggung jawab atas keperluan, kebutuhan dan kepentingan rumah tangga. Baik dalam hal perasaan maupun urusan domestik. Laki-laki tidak perlu khawatir dianggap tidak jantan dengan melakukan pekerjaan domestik. Justru laki-laki semakin terlihat jantan ketika membantu dan memuliakan istrinya.

BACA JUGA: Surat Terbuka untuk Perempuan yang Selalu Dituntut ‘Manut’ dengan Pasangannya

Maka dengan demikian, perempuan tidak seharusnya menjadi pelayan atau diperlakukan seperti pelayan. Urusan domestik bukan sepenuhnya tanggung jawab perempuan semata, melainkan seluruh anggota keluarga di rumah. Mencuci, memasak, menyapu adalah keterampilan dasar hidup yang seharusnya juga bisa dilakukan oleh laki-laki. Sebab di dunia ini penuh dengan ketidakpastian, yang mana tentu tidak dapat menggantungkan hidup pada perempuan.

Teruntuk perempuan, berdayakan diri sendiri terlebih dahulu, ciptakan ruang aman dan nyaman dalam setiap tindakanmu. Jika lelah, beristirahatlah. Lalu katakan pada laki-lakimu dengan baik, meminta pengertian dan maklumnya. Akan tetapi jangan terlenakan hingga berbohong hanya karena malas. Bukankah yang demikian terlihat lebih indah dan menyenangkan? Dua insan yang hidup bersama dengan prinsip kesetaraan dan kesalingan.

 

BACA JUGA Tulisan-tulisan Menarik Shohibatul Husna Lainnya

Tags: Dunia PerempuanEsaiKalis MardiasihKehidupan

Mau Ikutan Menulis?

Kamu bisa bagikan esai, opini, pengalaman, uneg-uneg atau mengkritisi peristiwa apa saja yang bikin kamu mangkel. Karya Sastra juga boleh kok. Sapa tahu kirimanmu itu sangat bermanfaat dan bisa dibaca oleh jutaan orang. Klik Begini caranya


Shohibatul Husna

Shohibatul Husna

Sapa Tahu, Tulisan ini menarik

Drama Ojol - Driver Selalu Berwajah Lusuh

Belajar Bijak dari Driver Ojol Selalu Berwajah Lusuh Ketika Mengambil Orderan

Mei 23, 2022
165
Sosok Penting Pelopor Penerbangan Dunia

4 Sosok Penting Pelopor Penerbangan Dunia

Mei 19, 2022
141
mata uang kripto

Mengenal Lebih Jauh Apa Itu Mata Uang Kripto

Mei 16, 2022
141
Mengulik Asal Muasal Sejarah Wingko Babat

Mengulik Fakta Wingko Babat; Berasal dari Lamongan yang Kadung Terkenal di Semarang

Mei 13, 2022
162
Kampung Naga Tasikmalaya

Sekelumit Tentang Kampung Naga, Kampung Unik Tanpa Modernisasi di Tasikmalaya

Mei 12, 2022
152
Alasan Kenapa Film KKN Desa Penari Bisa Booming

Alasan Kenapa Film KKN Desa Penari Bisa Booming

Mei 10, 2022
467
Load More


Ada Informasi yang Salah ?

Silakan informasikan kepada kami untuk segera diperbaiki. Pliss "Beritahu kami" Terima kasih!


TERBARU

Belajar Bijak dari Driver Ojol Selalu Berwajah Lusuh Ketika Mengambil Orderan

Koenokoeni Cafe Gallery, Kafe Resto dengan Kearifan Lokal di Semarang

4 Sosok Penting Pelopor Penerbangan Dunia

Tradisi Pesta Giling Tebu di Pabrik Gula Sragi, Sebuah Upacara Spesial Pengantin Tebu dan Pengantin Glepung

Wisata Hits Terbaru Tegal di Villa Guci Forest

Mengenal Lebih Jauh Apa Itu Mata Uang Kripto

Mengulik Fakta Wingko Babat; Berasal dari Lamongan yang Kadung Terkenal di Semarang

LAGI RAME

Tradisi Pengantin Glepung di Pabrik Gula Sragi

Tradisi Pesta Giling Tebu di Pabrik Gula Sragi, Sebuah Upacara Spesial Pengantin Tebu dan Pengantin Glepung

Mei 18, 2022
373
Cafe Hits Batang Hello Beach

20 Cafe Hits Kekinian di Kabupaten Batang yang Keren Abis Buat Nongki-Nongki

Februari 13, 2022
3k
Wisata Pekalongan Pantai Pasir Kencana

New Taman Wisata Pantai Pasir Kencana Kota Pekalongan

Maret 10, 2022
6.4k
Wisata Hits Terbaru Jogja di HeHa Ocean View

Wisata Hits Terbaru Jogja di HeHa Ocean View

Maret 3, 2022
1.8k
Legenda Dewi Lanjar Pantai Utara

Kisah Legenda Asal-usul Dewi Lanjar

Agustus 12, 2016
34k
Wisata Tegal - Villa Guci Forest

Wisata Hits Terbaru Tegal di Villa Guci Forest

Mei 17, 2022
310
Tradisi Syawalan Balon Udara Pekalongan

5 Tradisi Syawalan di Pekalongan yang Sayang Untuk Dilewatkan

Mei 7, 2022
7.8k
Makam Sapuro

Wisata Religi : Makam Habib Ahmad Sapuro Pekalongan

Agustus 7, 2016
11.6k
Forest Kopi Batang

Inilah 10 Tempat Kuliner di Batang Paling Direkomendasikan untuk Wisatawan

April 9, 2020
29.5k
Dewi-Rantamsari-Dewi-Lanjar

Kisah Misteri Dewi Rantamsari Yang Melegenda

Oktober 16, 2018
15.6k

TENTANG  /  DISCLAIMER  /  KERJA SAMA  /  KRU  /  PEDOMAN MEDIA SIBER  /  KIRIM ARTIKEL

© 2021 KOTOMONO.CO - ALL RIGHTS RESERVED.
DMCA.com Protection Status
No Result
View All Result
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • UMKM
  • OH JEBULE
  • FIGUR
  • NGULINER
  • PLESIR
  • LOCAL WISDOM
  • PUSTAKA
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • NGABUBURIT
    • RELEASE
    • EDUKASI
    • NYASTRA
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Login
  • Sign Up

Kerjasama, Iklan & Promosi, Contact : 085326607696 | Email : advertise@kotomono.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In