• Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Term of Service
  • FAQ
Kotomono.co
  • Login
  • Register
  • ARTIKEL POPULER
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • OTOMONO
  • K-Popers
  • PLESIRAN
  • PUSTAKA
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • RELEASE
    • NYASTRA
    • FIGUR
    • OH JEBULE
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • UMKM
No Result
View All Result
  • ARTIKEL POPULER
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • OTOMONO
  • K-Popers
  • PLESIRAN
  • PUSTAKA
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • RELEASE
    • NYASTRA
    • FIGUR
    • OH JEBULE
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • UMKM
No Result
View All Result
Kotomono.co
No Result
View All Result
  • ARTIKEL POPULER
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • OTOMONO
  • K-Popers
  • PLESIRAN
  • PUSTAKA
  • LAINNYA
Berita Viral Bayi Diberi Kopi Susu

Ilustrasi via Halodoc

Perihal Bayi Diberi Minum Kopi, Ternyata Pengguna Medsos Juga Perlu SIM

Elif Hudayana by Elif Hudayana
Januari 24, 2023
in NYAS-NYIS
0
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

KOTOMONO.CO – Jika konten yang dibikin asal-asalan disertai niat mengejar viewer, tamatlah riwayat kita. Kebodohan akan merajalela di mana-mana.

SIM yang kita tahu yaitu Surat Ijin Mengemudi, di mana dia diperlukan sebagai syarat wajib tapi suka dilanggar pengendara. Baik itu sepeda motor roda dua hingga kendaraan roda rangkap (baca: tronton). Namun, SIM yang saya maksud dalam tulisan ini berbeda. SIM: Surat Ijin Mengonten.

Ide ini muncul begitu saja setelah saya menonton cuplikan konten TikTok yang sempat jadi topik panas beberapa akun Twitter. Ada seorang ibu memberi minum anaknya yang masih berusia tujuh bulan dengan kopi. Kamu nggak salah baca: tujuh bulan. Bayi dalam video tersebut terlihat gemoy dan meminum kopi yang disuapkan ibunya memakai sendok.

Dis! Pentingnya edukasi, hadeh pic.twitter.com/nYjobrTZf9

— AREA JULID (@AREAJULID) January 22, 2023

Berikut saya kutipkan story line yang ditambahkan dalam video tersebut.

“Bayi minum good day kan ada susunya daripada dikasih susu frisian flag katanya ndak ada susunya. Kemarin-kemarin bayi BAB sepuluh kali sehari, alhamdulillah sejak minum susu kopi sekarang dia BAB sembilan kali sehari“.

Tahan dulu shock-nya. Masih dengan ibu dan bayi yang sama, pada konten yang lain, story line-nya juga nggak kalah mengejutkan.

“Alhamdulillah dapet ayam, bayi usia tujuh bulan makan ayam pedas sama nasi tapi ndak bisa ngunyah karena dia ndak punya gigi kasihan dia cuma bisa telan“.

“Bayi makan ayam bakar pedas sama nasi alhamdulillah dikasih. Bayi tujuh bulan makan seadanya aja dulu nanti baru makan ayam recheese sama jus“.

Masih ada beberapa konten lagi, tapi saya rasa tiga itu sudah cukup mewakili. Nah, sudahkah anda melihat benang merahnya?

Yap! Saya mengkhawatirkan kegoblokan ini menjamur bakal tumbuhnya bibit-bibit kreator yang nggak bertanggung jawab yang dapat merusak kesucian pikiran orang lain. Lha wong sekarang saja sebenarnya sudah banyak kok.

BACA JUGA: Tipe Orang Yang Cocok Nonton Channel Youtube Ria Ricis

Baiklah mari langsung kita urai saja standarisasi seseorang diperbolehkan mengonten atau sederet ujian yang perlu dilewati untuk mendapatkan Surat Ijin Mengonten biar hal seperti ini nggak terulang.

Punya Otak

Ini syarat utama yang wajib dimiliki. Entahlah nanti mau pakai CT scan atau teknik apa, yang pasti tiap-tiap individu yang menginginkan kebebasan berekspresi di media sosial baiknya punya otak yang masih berfungsi dengan baik. Bukan sebatas isian kepala tok.

Seperti ibu tadi misalnya. Memang betul susu kental manis sebenarnya tidak mengandung susu, tapi hal itu bukan lantas bayi tujuh bulan boleh dikasih kopi yang katanya mengandung susu. Terlebih cerita selanjutnya. Lagi-lagi memang benar intensitas BAB anak dari sepuluh ke sembilan itu berkurang dan patut disyukuri, tapi jumlah normalnya nggak sebanyak itu juga. Hohohooo.

Saya nggak punya kapasitas yang cukup untuk menjelaskan lebih detail perihal sisi medisnya. Alasan-alasan kenapa bayi boleh makan ini atau itu, atau kemungkinan gangguan yang bisa mengintainya.

BACA JUGA: Menag Betul, Biaya Haji 2023 Memang Perlu Naik

Tapi secara logika nih, kalau ibu merasa kasihan dengan anaknya yang belum punya gigi jadi nggak bisa menelan makanan dengan baik, lantas kenapa pula masih kau kasih itu nasi sampai mau habis, hah?! Ayam pedas segala pula.

Ayolah, gunakan logika berpikir dulu sebelum memutuskan membuat konten. Masak iya selama proses pencarian ide, eksekusi, hingga memutusan mengunggahnya nggak kepikiran sama sekali? Oh iya, kan belum pasti ada.

Ada Sedikit Kemampuan Meramal Masa Depan

Jangan berpikiran kalau mau mendapat SIM kudu bisa meramal cuaca bulan depan dulu. Bukan, itu urusan BMKG. Kemampuan meramal yang saya maksud di sini adalah pertimbangan-pertimbangan yang akan terjadi ke depan jika kamu memutuskan membuat konten yang akan disebarluaskan itu.

Apakah bisa berdampak positif untuk dirimu sendiri, followers, bahkan pengguna medsos lain yang nggak kamu kenal dan nggak bisa kamu prediksi? Lebih simpelnya lagi, kontenmu itu akan merugikanmu tidak? Jangan sampai lho kelak, jejak digital masih tertinggal kemudian anak cucumu menanggung malu melihat kebodohan yang kamu abadikan.

BACA JUGA: Job Seeker Pekalongan Minim Literasi, Komentar Postingan Medsos Buktinya

Kembali ke ibu tadi. Salah satu akun yang juga ibu-ibu ada yang berkomentar, mungkin karena saking gemasnya. Katanya, dia sampai rela menggadaikan HP buat beli susu, agar anaknya nggak minum air putih. Dibalaslah komentar tadi oleh si ibu yang milih kopi susu, “Kalau HP saya digadai, gimana saya main TikTok“.

Glubrakkk!

Aduh nak, rupanya asupan nutrisimu tidak lebih penting dibanding sebuah aplikasi. Semoga kau tetap sehat dan tumbuh dengan segudang pengertian serta kebijaksanaan. Huhuhuuu.

Tidak Memiliki Semangat Menyebar Kebodohan

Jika konten yang dibikin asal-asalan disertai niat mengejar viewer, tamatlah riwayat kita. Kebodohan akan merajalela di mana-mana. Puncaknya, konten demikian bisa dikonsumsi oleh orang lain dengan pengetahuan minim juga dan kemudian ikut mempraktikkannya.

Entah itu meniru perbuatan yang ditampilkan dalam konten, atau cara kreator mengolah kontennya. Kalaupun niat membikin konten untuk tujuan lain, apakah nggak lebih baik dilakukan dengan cara yang lebih bisa dimaklumi? Kembali ke poin pertama sih, punya otak terlebih dahulu.

BACA Tulisan-tulisan menarik dari Elif Hudayana lainnya.

Tags: BayiMedia SosialNetizenNyas-NyisOpiniParentingSatireTikTok

Mau Ikutan Menulis?

Kamu bisa bagikan esai, opini, pengalaman, uneg-uneg atau mengkritisi peristiwa apa saja yang bikin kamu mangkel. Karya Sastra juga boleh kok. Sapa tahu kirimanmu itu sangat bermanfaat dan bisa dibaca oleh jutaan orang. Caranya? Klik disini


Elif Hudayana

Elif Hudayana

KOTOMONO WRITER
Punya satu mulut dua telinga

Sapa Tahu, Tulisan ini menarik

TPA Degayu Kota Pekalongan

Solusi Jitu Ketika TPA Kota Pekalongan Over Kapasitas

Januari 27, 2023
168
Alasan Kenapa Orang Tidak Memasang Foto Profil WhatsApp

Alasan Kenapa Orang Tidak Memasang Foto Profil WhatsApp

Januari 25, 2023
171
Pernikahan Dini Pelajar Hamil Di Luar Nikah

Saran Kepada Bupati Daerah dan Gubernur untuk Mengatasi Banyaknya Pelajar yang Hamil di Luar Nikah

Januari 24, 2023
207
Literasi di Pekalongan

Job Seeker Pekalongan Minim Literasi, Komentar Postingan Medsos Buktinya

Januari 23, 2023
185
Kontroversi Lato-Lato

Lato-Lato Dengan Segala Kontroversinya, Saya Rasa Begini Simpulannya

Januari 23, 2023
173
Biaya Haji 2023

Menag Betul, Biaya Haji 2023 Memang Perlu Naik

Januari 21, 2023
165
Load More

Komentarnya gan


Ada Informasi yang Salah ?

Silakan informasikan kepada kami untuk segera diperbaiki. Pliss "Beritahu kami" Terima kasih!


TERBARU

Gembira Loka Zoo, Taman Rekreasi Satwa Terbesar Di Jogja

Surat Cinta Untuk Starla The Series: Yakin Bikin Penasaran

Kripala Dekso Coffee and Resto, Spot Kuliner Ciamik di Jogja Bagian Barat

Menikmati Tanggal Tua Dengan Sate Kere Khas Solo

Solusi Jitu Ketika TPA Kota Pekalongan Over Kapasitas

Berkat Budaya Wong Batang Ini, Uang Receh Masih Dibutuhkan

5 Macam Love Language Menurut Dr. Grey Chapman, Yuk Kenali!

LAGI RAME HARI INI

Sinopsis Dorama Silent (2020)

Dorama Silent (2022): Drama Bagus dengan Premis Menarik, Tapi Nanggung

November 17, 2022
1.5k
Wisata hits Purwokerto - Menggala Ranch

Menggala Ranch Banyumas, Wisata Ala View New Zealand di Jawa Tengah

Mei 25, 2022
5k
Shuntaro Chishiya dalam serial Alice in Borderland

Membedah Karakter Shuntaro Chishiya di Serial Alice in Borderland

Januari 11, 2023
443
Florawisata D’Castello Ciater, Wisata Hits Subang Bak di Negeri Dongeng

Florawisata D’Castello Ciater, Wisata Hits Subang Bak di Negeri Dongeng

Juni 11, 2022
2.6k
Sate Winong Mustofa Purworejo

10 Rekomendasi Kuliner Enak di Purworejo Tahun 2023

November 9, 2021
5.1k
Apem Kesesi Pekalongan

Apem Kesesi Jajanan Tradisional Khas Pekalongan

Maret 25, 2016
2.8k
Landmark Dieng

Wisata ke Dieng Lewat Jalur Pekalongan

September 7, 2018
15.4k
Resensi Buku Loneliness is My Best Friend karya Alvi Syahrin

Kamu Tidak Sendirian, Karena Kamu Punya Kamu

November 1, 2022
762
Review Surat Cinta untuk Starla the Series

Surat Cinta Untuk Starla The Series: Yakin Bikin Penasaran

Januari 28, 2023
149
Jenis Ketawa yang Sering Dipakai Orang Saat Chat

Arti Jenis Ketawa yang Sering Dipakai Orang Saat Chattingan

Januari 3, 2023
228
header-kotomono

RINGAN-RINGAN SEDAP

 

TENTANG  /  DISCLAIMER  /  KERJA SAMA  /  KRU  /  PEDOMAN MEDIA SIBER  /  KIRIM ARTIKEL

© 2023 KOTOMONO.CO - ALL RIGHTS RESERVED.
DMCA.com Protection Status
No Result
View All Result
  • ARTIKEL POPULER
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • OTOMONO
  • K-POPers
  • PLESIRAN
  • PUSTAKA
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • RELEASE
    • NYASTRA
    • OH JEBULE
    • FIGUR
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • UMKM
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Login
  • Sign Up

Kerjasama, Iklan & Promosi, Contact : 085326607696 | Email : advertise@kotomono.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In