KOTOMONO.CO – Perilaku phubbing yang sering kali dilakukan oleh generasi Z dalam pandangan Islam.
Gadget saat ini menjadi salah satu kebutuhan primer bagi masyarakat, apalagi bagi generasi muda atau yang biasa disebut dengan generasi Z. Orang-orang saat ini seakan-akan lebih membutuhkan gadget dari pada hal lainnya. Hal tersebut dapat kita ketahui dengan melihat seseorang ketika berada didepan gadget mereka seakan abai terhadap kondisi di sekitarnya. Perilaku yang demikian ini disebut dengan istilah phubbing.
Phubbing merupakan singkatan dari phone dan snubbing. Menurut Inta Elok Youarti dan Nur Hidayah, phubbing dapat diartikan sebagai perilaku seseorang yang lebih memerhatikan gadget dari pada lawan bicaranya ketika sedang berkomunikasi. Kebiasaan tersebut sering tidak disadari oleh pengguna gadget, apalagi saat ini banyak diantara kita yang sudah menggunakan gadget.
Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Kemkominfo, pengguna gadget di Indonesia mencapai 89% dari jumlah penduduk di Indonesia. Pengguna gadget yang paling dini dimulai dari rentang usia 12-20 tahun yang termasuk ke dalam generasi z. Generasi z tentunya menjadi generasi yang paling dekat dengan gadget, sebab generasi ini sedari kecil sudah disuguhkan dengan teknologi. Ditambah dengan adanya pandemi corona membuat mereka mau tidak mau harus menggunakan gadget di segala aktivitas, misalnya seperti kegiatan sekolah ataupun kuliah. Keadaan tersebut membuat mereka semakin intens dalam berhubungan dengan gadget.
Kemajuan teknologi ini memang dapat membuat segala hal menjadi mudah. Segala sesuatu dapat kita peroleh hanya dengan satu kali klik saja. Kemudahan ini dapat membuat kita menjadi lebih efektif dan efisien dalam melakukan kegiatan apapun. Kita menjadi lebih hemat waktu dan tenaga karena semua aktifitas dapat dilakukan dengan bantuan teknologi. Bahkan dengan berbaring di atas tempat tidur pun kita dapat mengetahui keadaan dunia melalui gadget. Maka dari itu, semakin banyak masyarakat yang terbuai dengan kemudahan ini, terutama generasi Z.
BACA JUGA: Agar Gen-Z Nggak Terkena Toxic Productivity yang Merugikan Diri
Romantisme diantara gadget dan generasi z ini sering kali membuat mereka lupa bahwa segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Terlebih jika kita sampai mengabaikan lawan bicara kita dan lebih memilih fokus terhadap hal lain yang ada di depan kita. Perilaku phubbing ini tentunya dapat membuat orang yang ingin berbicara dengan kita menjadi tidak nyaman. Apalagi jika dilakukan secara terus menerus akan membuat mereka menjadi tersinggung terhadap sikap kita karena merasa diabaikan dan tidak dihargai.
Seorang phubber atau orang yang sering melakukan phubbing akan menyebabkan pelaku tersebut menjadi kecanduan gadget. Orang yang kecanduan gadget akan merasa bahwa hal yang ada di dalam dunia maya lebih penting dari pada kehidupan nyatanya. Dampaknya adalah seorang phubber akan sulit untuk melakukan aktivitasnya sehari-hari karena lebih fokus pada gadget-nya. Bahkan, kemungkinan terburuk dari perilaku phubbing adalah akan kehilangan kemampuan bersosialisasinya karena merasa bahwa kebutuhan sosialnya sudah terpenuhi melalui sosial media yang ada di dalam gadget. Kurangnya kemampuan bersosial tersebut berpotensi menjadi penyebab seseorang mempunyai sifat anti sosial dan kemudian akan menghindari interaksi secara langsung dengan lingkungan sosialnya. Sifat anti sosial ini akan menyebabkan hilangnya kemampuan berkomunikasi seseorang.
BACA JUGA: Remaja, Media Sosial, dan Budaya Oversharing
Sebagai makhluk sosial, penting rasanya generasi Z ini mengetahui bagaimana caranya berkomunikasi dengan baik. Menurut G. Herbert Mead dalam Mulyana, dengan komunikasi yang baik kita dapat mengembangkan konsep diri kita masing-masing melalui interaksi dengan orang lain di dalam masyarakat. Artinya kita dapat mengungkapkan keinginan satu sama lain dengan berkomunikasi sehingga dapat tercapai sebuah kesepahaman antara satu sama lain di antara kita saling membutuhkan. Untuk memperoleh kesepahaman antara satu sama lain ini diperlukan sebuah cara yang tepat ketika sedang menjalin komunikasi. Maka dari itu, perlu kita ketahui bagaimana caranya berkomunikasi dengan baik.
Berkomunikasi yang baik perlu memperhatikan beberapa hal, salah satunya adalah adab. Adab merupakan tata bicara maupun perilaku seseorang tarhadap orang lain. Dalam agama Islam, kita mempunyai seorang yang menjadi suri tauladan kita dalam setiap tindakannya yaitu Rasulullah saw. Setiap hal yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW, tentu sudah sesuai dengan syariat agama islam yang berpegang pada dapat menjadi referensi bagi kita dalam melakukan berbagai hal, baik itu makan, tidur maupun dalam berbicara. Rasulullah SAW. telah memberikan kita contoh bagaimana adab yang benar ketika kita sedang berkomunikasi dengan seseorang.
Sebagaimana Hakis Usman menjelaskan ketika berkomunikasi dengan seseorang kita perlu menerapkan adab dalam berbicara, antara lain kita harus jujur dalam berbicara, berbicara yang baik atau diam, tidak berghibah, melihat wajah lawan bicara, antusias ketika diajak berbicara, tidak memotong pembicaraan dan tidak berdebat.
BACA JUGA: Tren Fenomena Quiet Quitting di Dunia Kerja
Jika kita menerapkan adab dalam berbicara seperti yang diajarkan oleh Rasulullah saw. tentunya kita terhindar dari perilaku phubbing. Hal tersebut dikarenakan kita tidak melihat lawan berbicara kita sebab kita sibuk memerhatikan gadget. Ketika kita mengabaikan lawan bicara kita, tentu kita sudah dapat dikatakan sebagai seorang phubber. Rasulullah sendiri sudah mencontohkan kepada kita, jika kita berbicara secara langsung, maka pandanglah wajah orang yang berbicara tersebut. Hal ini akan membuat mereka merasa lebih dihargai.
Dari Ibnu Abbas, beliau berkata, “Rasulullah SAW. mempunyai sebuah cincin dan memakainya, beliau bersabda, “Cincin ini telah menyibukkanku dari (memperhatikan) kalian sejak hari ini (aku memakainya), sesaat aku memandangnya dan sesaat aku melihat kalian”. Kemudian beliau pun melempar cincin tersebut.” (Shahih An Nasa‟i: 5304).
Kemudian, ketika kita melakukan phubbing, kita tentunya tidak akan antusias terhadap lawan bicara kita karena kita akan terlalu fokus dengan gadget yang kita genggam. Jika kita terlalu fokus dengan gadget, kita tentunya tidak mengaplikasikan salah satu adab dalam berbicara, yaitu antusias. Rasulullah menganjurkan kita untuk mendengarkan orang lain yang berbicara dengan sangat antusias. Bahkan meskipun kita pernah mendengar hal tersebut sebelumnya, hendaklah kita tetap mendengarkan dengan baik.
BACA JUGA: Ngomongin Soal Wanita Karir Dalam Pandangan Islam
Ataa’ bin Abi Rabah berkata, “Ada seseorang laki-laki menceritakan kepadaku suatu cerita, maka aku diam untuk benar-benar mendengarnya, seolah-olah aku tidak pernah mendengar cerita itu, padahal sungguh aku pernah mendengar cerita itu sebelum ia dilahirkan.” (Siyar A’laam An-Nubala 5/86).
Kemajuan teknologi memang dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk membantu kegiatan sehari-harinya. Akan tetapi, jika kita terlalu fokus terhadap hasil dari kemajuan teknologi, dalam hal ini adalah gadget dan kemudian melupakan kehidupan nyata kita karena terbuai dengan hal yang terdapat dalam gadget itu juga dapat merugikan bagi diri kita sendiri. Jangan sampai kita mengabaikan hubungan kita dengan lingkungan sosial karena pada dasarnya interaksi sosial itu merupakan hal yang terpenting bagi kita dalam kehidupan nyata. Gunakanlah gadget dengan sebaik-baiknya agar kita dapat terhindar dari perilaku phubbing.
Komentarnya gan