• Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Term of Service
  • FAQ
Kotomono.co
  • Login
  • Register
  • ARTIKEL POPULER
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • K-Popers
  • PLESIRAN
  • PUSTAKA
  • NYASTRA
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • RELEASE
    • OTOMONO
    • FIGUR
    • OH JEBULE
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • UMKM
No Result
View All Result
  • ARTIKEL POPULER
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • K-Popers
  • PLESIRAN
  • PUSTAKA
  • NYASTRA
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • RELEASE
    • OTOMONO
    • FIGUR
    • OH JEBULE
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • UMKM
No Result
View All Result
Kotomono.co
No Result
View All Result
  • ARTIKEL POPULER
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • K-Popers
  • PLESIRAN
  • PUSTAKA
  • NYASTRA
  • LAINNYA
Penyanyi Kasidah Legendaris Rofiqoh Dharto Wahab

Peneroka Musik Kasidah Modern Pertama Di Indonesia Ternyata Orang Pekalongan

Perjalanan Karir Rofiqoh Dharto Wahab

Angga Panji W by Angga Panji W
November 2, 2021
in FIGUR
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

KOTOMONO.CO – Jauh sebelum generasi awal grup Nasida Ria lahir, Santriwati asal Pekalongan bernama Rofiqoh Dharto Wahab ini menjadi pelopor musik Qasidah modern pertama di Indonesia.

Musik kasidah, barangkali bagi sebagian anak-anak milenial sudah jadi istilah yang asing. Apalagi sekarang sudah agak susah menemukan pemusik kasidah. Khususnya, di beberapa daerah tertentu.

Cara termudah untuk mengenal musik kasidah sih ada. Kita tinggal kunjungi youtube, lalu ketikkan pada kolom pencarian kata “kasidah”. Pasti akan terjawab, seperti apa bentuk musik kasidah itu.

Dulu, kira-kira di era 80 hingga 90-an, musik kasidah modern pernah jaya. Salah satu grup musik kasidah yang terkenal adalah Nasida Ria. Dalam satu tahun, grup musik asal kota wingko ini bisa merilis dua album yang berisi 20 lagu. Hebatnya lagi, personel grup ini terdiri atas sembilan orang perempuan.

Tapi, siapa sih sebenarnya yang mengawali musik kasidah modern? Ternyata bukan grup Nasida Ria. Ada tokoh lain yang menjadi peneroka musik kasidah modern. Tokoh yang satu ini asli putri daerah Pekalongan.

Dilahirkan di Desa Kranji, Pekalongan, tepat pada tanggal 18 April 1945, putri dari K.H. Munawir ini menjadi penyanyi kasidah modern pertama di Indonesia. Awalnya, ia melakoni perannya sebagai seorang qari (pelantun Alquran). Peran itu tidak lepas dari pengaruh lingkungan keluarga. Ayahnya, selain seorang ulama yang disegani, juga pengasuh pondok pesantren Munawwirul.

BACA JUGA: Usmar Ismail, Bapak Film Indonesia yang Multidimensi dan Idealis

Memasuki usia 19 tahun, alumni pondok pesantren Lasem ini mulai muncul di atas mimbar-mimbar acara keagamaan di Pekalongan. Tentu, yang dilakukannya tidak jauh dari kemampuannya sebagai seorang qari. Setahun kemudian, setelah namanya dikenal sebagai qari, ia meninggalkan tanah yang menguburkan ari-arinya. Ia merantau ke kota ondel-ondel.

Seakan menemukan gelondongan emas intan permata, santri putri K.H. Munawir ini dipertemukan dengan berbagai keberuntungan. Di kota ondel-ondel ini, ia menemukan tambatan hatinya yang seorang juru warta, Dharto Wahab namanya.

Rofiqoh Dharto Wahab
Foto Rofiqoh Dharto Wahab by Violeta edisi 29 Juli 1975

Di tahun yang sama, 1965, sebelum pecah peristiwa G30S PKI, suara merdu santri lulusan pondok pesantren Buntet (Cirebon) dalam melantunkan ayat-ayat suci Alquran sempat membuat ruangan Istana Negara menghening. Di hadapan Presiden Pertama RI, Soekarno dan tokoh-tokoh penting lainnya ia tampil memukau. Kala itu, Istana Negara tengah menghelat peringatan Maulid Nabi Muhammad saw.

BACA JUGA: Gubernur Kalteng Pertama itu Ternyata Wong Kalongan

Tidak hanya itu, dalam kesempatan itu, ia juga didaulat untuk melantunkan kasidah. Judulnya “Habibi Ya Rasulullah”. Tampil dengan mengenakan kebaya, kerudung, dan jarik bermotif batik khas Jawa di era itu, ia mampu membuat seluruh hadirin terpukau hingga mengharu biru.

Kontan, keterpukauan itu membuatnya semakin disegani. Sampai-sampai, Rustam—seorang karyawan RRI (Radio Republik Indonesia)—memberinya “panggung”. Suara pelantun kasidah ini pun direkam dalam piringan hitam. Kemudian dipersilakan pula mengisi program siaran kasidah di RRI. Saat itu, lantunan kasidah tidak diiringi bebunyian alat musik.

Pada masa yang sama, tokoh perempuan ini memimpin grup kasidah, Djam’iatul Bannat. Namun, saat merekam suaranya ke dalam piringan hitam untuk kali pertama, ia diiringi orkes gambus Al Fatah, grup yang diasuh oleh A. Rachmat.

Dari rekaman ini, beberapa lagu seperti “Hamwawi Ya Mismis” dan “Ya Nabi Salam” dirilis saat setelah peristiwa G30S PKI meletus. Saat itu pula, syiar Islam sedang gencar-gencarnya ditumbuhkembangkan. Tak heran pula jika pada saat itu banyak album yang dihasilkan, seperti Libarokallah, Hamawi Ya Mismis, Baladi, Habib Qalbi, Semoga di Surga, dan Lagu-lagu Gambus. Keenam album itu memuat 30 lagu kasidah gambus berbahasa Arab dan Indonesia.

BACA JUGA: Syu’bah Asa: Sastrawan Pekalongan yang Justru Terkenal di Jakarta

Lima tahun kemudian, ia dan kawan-kawannya membidani kelahiran kasidah modern. Ia mulai dengan menjalani proses rekaman bersama orkes Bintang-Bintang Ilahi pimpinan Agus Sunaryo. Hasil rekaman itu disambut meriah di blantika musik religi Indonesia. Tak ayal pula dua judul lagunya, yakni “Di waktu Muda” dan “Sholatullah” menjadi tenar dan tak jarang diperdengarkan pula lewat corong-corong radio amatir.

Penyanyi Kasidah Modern Rofiqoh Dharto Wahab
Cover piringan hitam

Meski begitu, perjuangan untuk mengenalkan musik kasidah modern kepada khalayak tak semudah meniup butiran debu. Sebaliknya, upaya itu bahkan sempat dinyinyiri oleh beberapa pihak. Termasuk kalangan ulama sendiri.

BACA JUGA: Profesor Linguistik Dunia Asal Pekalongan

Teguran keras ia terima dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun dilayangkan lewat surat. Paling banyak, teguran itu menyasar jenis musik yang dibawakannya. Sementara lirik atau syair-syair yang didendangkan, tidak dipersoalkan. Apalagi syair-syair itu bernapaskan dakwah dan ketuhanan.

Kendati demikian, kritik itu tak membuatnya patah langkah. Berbekal restu tertulis pimpinan NU, Idham Chalid, ia terus menapaki jalan terjal berperih duri itu. Dan rupanya, di tengah upayanya yang keras itu, ia mendapati sebuah pemandangan indah. Salah seorang pengkritik kerasnya justru berbalik arah mengikuti jejaknya dan turut meramaikan kasidah modern. Konon, pengkritik itu seorang ustaz. Hanya, ia tak punya pengaruh besar di masyarakat.

Kini, jejak revolusi musik kasidah modern meninggalkan kesan mendalam. Musik itu masih tetap hidup dan berjaya. Kesuksesan tokoh perempuan asal kota megono ini telah memberi ruang yang longgar bagi para pendatang baru seperti Nasida Ria, Al-Manar, Hadad Alwi dan Sulis, hingga Nida Ria.

Dalam kenangnya, perjuangan yang dilakukan tokoh perempuan yang multitalenta ini telah menghadirkan kesegaran dari rasa manisnya buah perjuangan. Di masa senjanya, peneroka musik kasidah modern ini aktif bergiat dalam urusan keagamaan. Ia memimpin kelompok pengajian Ittihadul Ummahat, kelompok pengajian Romuna, dan Yayasan Gadi Fi Muna, yang membawahi majelis taklim dan TK Islam. Namanya, lebih dikenal sebagai Hj. Rofiqoh Dharto Wahab, sang mubalig perempuan.

BACA JUGA: Pak Hoegeng, Sang Jenderal Sejati

Pada April 2013 lalu, bersama lima orang lainnya, ia dianugerahi penghargaan Hadiah Asrul Sani, atas keterlibatannya yang konsisten dalam kegiatan kesenian di lingkungan keluarga NU. Lebih-lebih dalam dua dekade awal karirnya, hampir setiap dua bulan ia mengeluarkan album rekaman terbarunya, baik berupa pembacaan Alquran maupun lagu-lagu kasidah dan gambus.

Artikel Terkait

Professor Iyad Qunaibi, Sang Akademisi Inspiratif dengan Jutaan Follower

El Candra: Sang Inspirator Hijrah

Ani Idrus: Gagasan tentang Pendidikan yang Melampaui Zaman

Tak ada catatan pasti berapa album yang telah ia telurkan hingga kini. Yang jelas, sampai tahun 1990-an ia masih mengeluarkan album baru, meski sebagian besar daur ulang lagu-lagu lamanya yang sukses.

Sosok Perempuan Inspiratif Rofiqoh Dharto Wahab
FOTO: NU Online

Sumber : Historia ID

Tags: FigurMusikMusik IslamiMusik Kasidah ModernMusik ReligiRofiqoh Dharto WahabTokoh Pekalongan
Dapatkan berita terupdate dari Kotomono di:
Angga Panji W

Angga Panji W

Kadang netizen, kadang content writer, kadang ngopini | Pendiri Media Alternatif Kotomono.co

Sapa Tahu, Tulisan ini menarik

Professor Iyad Qunaibi

Professor Iyad Qunaibi, Sang Akademisi Inspiratif dengan Jutaan Follower

Desember 21, 2022
181
El Candra pendiri komunitas XBank Indonesia

El Candra: Sang Inspirator Hijrah

Desember 15, 2022
228
Ani Idrus Wartawan Perempuan Lintas Zaman

Ani Idrus: Gagasan tentang Pendidikan yang Melampaui Zaman

Desember 9, 2022
164
Bapak Psikologi Modern - Wilhelm Wundt

Wilhelm Wundt dan Kontribusinya dalam Psikologi Modern

Oktober 26, 2022
306
Fatima Al-Fihri, Sang Pendiri Universitas Pertama di Dunia

Fatima Al-Fihri, Sang Pendiri Universitas Pertama di Dunia

Oktober 18, 2022
190
Oma Maria dan Opa Hendrikus Pelaku Ecotourism di Sano Nggoang Manggarai

Sosok Oma Maria dan Opa Hendrikus, Sepasang Pelaku Ecotourism dari Sano Nggoang

September 7, 2022
177
Load More
Next Post
Kolam Renang Bandar Eco Park

14 Daftar Kolam Renang di Pekalongan dan Batang Beserta Harga Tiket Masuknya

Olahraga Pemersatu Bangsa

Benarkah Olahraga Menyatukan Kita?

Sebab Libur Hari Jumat

Libur Hari Jumat: Antara Tradisi Kaum Santri dan Manajemen Jam Kerja di Pekalongan

komentarnya gan

Ada Informasi yang Salah ?

Silakan informasikan kepada kami untuk segera diperbaiki. Pliss "Beritahu kami" Terima kasih!

TERBARU

Banda Neira: Serpihan Surga Bagian Timur Indonesia

Cerpen: Burung Kakaut

Penyebab Terdakwa Tragedi Kanjuruhan Bebas, Begini Tanggapan Angin

Rekomendasi Hotel Staycation Jogja, Under 500 Ribu!

AESPA Comeback Bulan Mei: Sang Leader K-Pop Gen 4 Telah Kembali

Jajanan Khas Bulan Puasa Wong Batang #2

Ikan Kembung: Khasiat, Nutrisi, dan Resep Olahannya yang Lezat

LAGI RAME HARI INI

Penyebab Terdakwa Tragedi Kanjuruhan Bebas, Begini Tanggapan Angin

Penyebab Terdakwa Tragedi Kanjuruhan Bebas, Begini Tanggapan Angin

Maret 18, 2023
188
Resensi Buku Loneliness is My Best Friend karya Alvi Syahrin

Kamu Tidak Sendirian, Karena Kamu Punya Kamu

November 1, 2022
1.2k
Senopati dan ratu kidul

Kisah Misteri Bahurekso, Rantamsari Dan Serabi Kalibeluk Batang

Maret 14, 2018
10k
Review Film Unlocked (2023) Netflix Korea

Review Film Unlocked (2023): Bikin Parno!

Februari 26, 2023
268
Wisata Hits Bandung - Talaga Pineus Riverside Camp Pangelangan

Talaga Pineus Riverside Camp Itu Tempat Camping Asyik Tanpa Ribet

Agustus 13, 2022
2.7k
Dewi-Rantamsari-Dewi-Lanjar

Kisah Misteri Dewi Rantamsari Yang Melegenda

Oktober 16, 2018
18.1k
Review Buku Novel Ezaquel

Resensi Novel Ezaquel Karya Siti Habibah

April 12, 2022
2.3k
Kelemahan Sistem Tilang Elektronik ETLE

Berkat Pengalaman Kena Tilang Elektronik, Saya Jadi Tahu Kelemahannya

Maret 4, 2022
2.1k
Jenis Ketawa yang Sering Dipakai Orang Saat Chat

Arti Jenis Ketawa yang Sering Dipakai Orang Saat Chattingan

Januari 3, 2023
566
11 Daftar Temuan Arkeologi dan Benda Purbakala di Pekalongan

11 Daftar Temuan Arkeologi dan Benda Purbakala di Pekalongan

Mei 16, 2020
3.2k
header-kotomono

RINGAN-RINGAN SEDAP

 

TENTANG  /  DISCLAIMER  /  KERJA SAMA  /  KRU  /  PEDOMAN MEDIA SIBER  /  KIRIM ARTIKEL

© 2023 KOTOMONO.CO - ALL RIGHTS RESERVED.
DMCA.com Protection Status
No Result
View All Result
  • ARTIKEL POPULER
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • K-POPers
  • PLESIRAN
  • PUSTAKA
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • RELEASE
    • NYASTRA
    • OH JEBULE
    • OTOMONO
    • FIGUR
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • UMKM
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Login
  • Sign Up

Kerjasama, Iklan & Promosi, Contact : 085326607696 | Email : advertise@kotomono.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In