KOTOMONO.CO – Jika kamu pernah memainkan paling enggak satu dari lima permainan ini, maka masa kecil mu terselamatkan!
Anak 90-an atau yang kelahiran rentang tahun 1990 sampai 1999 sudah tak bisa lagi disebut sebagai anak-anak. Sebab, usia mereka kini telah menginjak ke angka 20-an tahun. Teman-temen seangkatan saya sudah banyak yang menikah, dan bahkan sudah banyak yang mempunyai anak.
Bicara anak 90-an, maka bicara pula tentang masa lalu. Masa anak-anak 90-an bisa dikatakan sangatlah membahagiakan, meskipun di luar sana mungkin ada yang merasa tidak bahagia terhadap masa kecilnya. Namun begitu, jika menengok ke belakang, yah sekitar 15 sampai 20 tahunan yang lalu, anak kelahiran 90-an rata-rata pernah merasakan kebahagiaan.
Lah bagaimana tidak bahagia? Wong hampir tiap hari selalu bertemu dengan teman-teman sebayanya. Mereka asyik bermain tanpa memandang mau anak orang kaya, miskin, jelek, ganteng, dan sebagainya. Mereka, anak 90-an punya cara tersendiri untuk bersenang-senang.
Misalnya soal permainan, permainan anak jaman sekarang sangat berbeda dengan permainan anak 90-an. Jika anak jaman sekarang mengandalkan permainan berbasis teknologi, maka dahulu anak-anak bermain permainan tradisional.
BACA JUGA: Nggak Selamanya Lagu Dangdut itu Antimoral, Nih Buktinya!
Zaman sekarang permainan tradisional sudah sangat jarang dijumpai. Anak-anak jaman sekarang lebih menyukai bermain game lewat gadget atau PlayStation. Yah, memang peradaban manusia sudah berubah. Apa-apa serba online, termasuk urusan permainan.
Hal itu sangat berbeda di zaman dahulu. Anak-anak kelahiran 90-an ketika bermain bukan mengandalkan teknologi, melainkan dengan bermain bersama teman sebaya. Karena memang waktu itu belum ada yang namanya internet atau apalah. Berikut ini permainan tradisional yang dulu boleh jadi sering kalian mainkan wahai anak 90-an.
1. Petak Umpet
Di tempat saya menyebutnya petak umpet, kalau di daerah lain mungkin punya penyebutan yang berbeda. Petak umpet menjadi favorit anak-anak saat bermain bersama, terlebih jika anak-anak yang bermain ada lebih dari 3 orang.
Biasanya, permainan ini dimainkan pada sore atau malam hari. Permainan dimulai dengan hompimpa untuk menentukan siapa yang menjadi kucing, atau orang yang berperan sebagai pencari teman-temanya yang bersembunyi. Nah si kucing ini nantinya akan memejamkan mata atau berbalik (biasanya dia menghadap tembok, tiang atau pohon) sambil berhitung sampai 10.
BACA JUGA: Surat Terbuka untuk Perempuan yang Selalu Dituntut ‘Manut’ dengan Pasangannya
Nah setelah hitungan ke-10, si kucing bertugas untuk mencari teman-temannya. Kalau ketemu satu, langsung lari cepat-cepat balapan dengan temannya itu sampai ke gawang (tempat si kucing memejamkan mata tadi) kemudian pegang gawang sambil teriak ‘HONG’ tandanya satu orang sudah ketemu, tinggal cari yang lainnya.
Kalau ada satu anak yang bisa mendahului si kucing untuk menepuk gawang dan berteriak ‘HONG’, artinya anak-anak menang dan si kucing kalah. Si kucing atau pencari harus menutup mata kembali sambil menghadap ke tiang, tembok atau pohon dan permainan diulang dari awal. Tapi kalau tidak ada anak yang bisa melakukan ‘HONG’, maka si kucing menang. Anak yang ditemukan pertama kali gantian menjadi si kucing.
2. Sangkut Lawang
Namanya mungkin terdengar asing. Tapi dulu saya dan teman-teman sering memainkan permainan ini. Sangkut Lawang bukan berarti menyangkut-menyangkutkan sesuatu dengan lawang/pintu. Tapi ini sebutan namanya saja.
Sangkut Lawang merupakan permainan yang bisa dimainkan oleh 2 orang atau lebih. Alat dalam permainan ini adalah benang jahit. Untuk dapat memainkannya, benang jahit yang sudah digulung di kaleng bekas, lalu di kasih bandul di ujungnya. Biasanya bandulnya terbuat dari lempung yang dimasukan ke plastik es atau bisa berupa batangan kayu kecil.
BACA JUGA: Lagu “Jagad Anyar Kang Dumadi”-nya Soimah itu Lagu Religi Apa Bukan Sih?
Setelah bandul sudah menyatu dengan benang, maka selanjutnya permainan bisa dimulai, yakni setiap pemain mengulurkan benangnya tersebut, kemudian pemain lain harus mengaitkan (menyangkut) benang tersebut dengan benang miliknya. Permainannya adalah dengan cara tarik menarik, siapa yang putus duluan maka kalah. Sesimple itu.
3. Bentengan
Bentengan menjadi permainan yang seru pada masanya. Pada permainan ini kita tidak hanya bermain namun juga berolahraga. Karena permainan ini membutuhkan kecepatan berlari dan ketangkasan dalam proses bermainnya. Saya dulu memainkan permainan ini baik di sore ataupun malam hari.
Permainan ini dibagi ke dalam dua kubu, dan setiap kubu yang berisi 4-8 orang harus memilih pilar (Benteng) sebagai markas penjagaannya dari musuh. Pilar yang digunakan biasanya adalah pohon kelapa atau pohon lainnya yang batangnya cukup besar. Dan pilar itu harus dijaga oleh anggota timnya masing-masing. Apabila pilar kita disentuh lawan, maka dinyatakan kalah.
4. Ular Naga atau Sepur-sepuran
Ular Naga atau sepur-sepuran menjadi permainan tradisional yang sudah sangat jarang kita temukan di era modern ini. Dahulu permainan ini sangat menyenangkan. Sebab kita merasakan kebahagiaan karena seolah-olah kita sedang naik kereta api beneran.
Permainannya cukup sederhana, anak-anak berbaris sambil bergandeng pegang ‘buntut’, mereka lalu bergerak kesana-kemari sambil menyanyikan sebuah lagu. Mereka lalu akan melewati gerbang yang dibentuk oleh dua anak. Dua orang yang bertugas sebagai gerbang penjaga yang nantinya akan menangkap pemain yang kebetulan tepat berhenti di gerbang tersebut saat lagunya telah usai.
5. Lompat Lali
Pada masanya permainan ini merupakan salah satu yang banyak digandrungi anak-anak, baik cewek maupun cowok. Bahkan bisa disebut sebagai primadonanya permainan anak-anak. Terdapat 3 orang atau lebih untuk bermain lompat tali. Dua orang bertugas sebagai yang jaga dan yang lainnya bertugas melompati tali yang terbuat dari karet yang disambung menjadi panjang.
Cara bermainnya, terdapat dua opsi. Opsi pertama, tali diayun-ayunkan dan opsi kedua tali ditarik lurus kemudian dilompati. Orang yang gagal melewati tali tersebut, maka dia yang akan bertugas menjaga menggantikan temannya.